Anda di halaman 1dari 7

Siyasah Dauliyah:

Suatu Bentuk
Kepemimpinan Politik
pengertian
Syiasah dauliyah adalah istilah dalam bahasa Arab yang mengacu
pada pemerintahan atau kebijakan politik dalam konteks kerajaan
atau negara. Istilah ini sering digunakan dalam konteks sejarah Islam
untuk merujuk pada tata kelola pemerintahan, kepemimpinan, dan
urusan politik dalam kerajaan-kerajaan Islam pada masa lalu. Syiasah
dauliyah mencakup berbagai aspek, seperti strategi militer, diplomasi,
hukum, dan administrasi, yang berkaitan dengan pemerintahan
negara atau kerajaan. Istilah ini dapat menjadi subjek diskusi yang
mendalam dalam konteks sejarah dan politik Islam.
Dasar-dasar siyasah dauliyah
Dasar-dasar syiasah dauliyah:

1. Kepemimpinan: Pemilihan atau penunjukan seorang pemimpin atau penguasa yang


memegang kendali pemerintahan. Dalam sejarah Islam, ini bisa berupa khalifah, sultan, atau
rajah, tergantung pada kerajaan atau negara tertentu.
2. Keadilan: Prinsip-prinsip keadilan dalam hukum dan pemerintahan menjadi inti dalam syiasah
dauliyah. Pemerintah diharapkan untuk memberlakukan hukum secara adil dan melindungi hak-
hak warga negara.

3. Diplomasi: Hubungan dengan negara-negara lain dan upaya diplomasi dalam menangani
perjanjian, perdagangan, dan konflik internasional.
4. Keamanan dan Pertahanan: Mempertahankan keamanan internal dan eksternal negara melalui
strategi militer dan kebijakan keamanan.
5. Administrasi dan Birokrasi: Menyusun sistem administrasi yang efisien untuk menjalankan
berbagai urusan pemerintahan, termasuk pajak, pendidikan, dan infrastruktur.
6. Kesejahteraan Sosial: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program
sosial, bantuan kepada yang membutuhkan, dan pengembangan ekonomi.
7. Agama: Kaitan antara agama (terutama Islam dalam konteks sejarah Islam) dengan
pemerintahan sering menjadi bagian penting dari syiasah dauliyah. Prinsip-prinsip agama dapat
mempengaruhi hukum, etika, dan kebijakan sosial.
8. Warisan Budaya: Mempertahankan dan mempromosikan warisan budaya dan tradisi
masyarakat dalam kerangka politik.
Sejarah Siyasah Dauliyah
Pada awalnya, negara-negara Islam dibagi menjadi beberapa wilayah yang meliputi Kekhalifahan
Abbasiyah, Umayyah, dan Dinasti Ottoman. Jumlah penduduk di setiap wilayah berbeda-beda.

Sejarah syiasah dauliyah

1. Kekhilafahan Rasyidin: Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, para
sahabatnya memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama. Ini merupakan awal dari kekhalifahan
Rasyidin yang juga mencakup khalifah Umar, Utsman, dan Ali. Masa ini dikenal karena
kepemimpinan shalih dan berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang kuat.
2. Dinasti-dinasti Awal: Setelah masa Kekhalifahan Rasyidin, muncul dinasti-dinasti seperti
Umayyah dan Abbasiyah, yang memerintah wilayah-wilayah besar di dunia Islam. Dinasti-
dinasti ini memainkan peran penting dalam mengembangkan administrasi dan syiasah dauliyah
yang lebih kompleks.
3. Kekhilafahan dan Kesultanan: Berbagai kerajaan Islam seperti Kesultanan Utsmaniyah,
Kesultanan Mamluk, dan Kesultanan Safawiyah muncul di berbagai wilayah, membentuk
struktur pemerintahan yang unik.
4. Perang Salib dan Penaklukan: Selama Abad Pertengahan, dunia Islam terlibat dalam
serangkaian perang salib dengan Eropa yang memengaruhi dinamika politik dan militer di
wilayah tersebut.
5. Kolonialisme Eropa: Penaklukan dan kolonialisasi oleh negara-negara Eropa selama abad ke-
19 dan ke-20 mengubah secara signifikan tata kelola politik di dunia Islam.

6. Pergerakan Kemerdekaan: Setelah Perang Dunia II, banyak negara Islam mencapai
kemerdekaan dari penjajahan dan memproklamirkan negara-negara baru. Ini menandai periode
penting dalam sejarah modern syiasah dauliyah di dunia Islam.
7. Kontemporer: Saat ini, dunia Islam melibatkan berbagai tantangan dan perubahan politik,
termasuk isu-isu demokrasi, hak asasi manusia, dan konflik regional yang memengaruhi
dinamika politik di berbagai negara Islam.
Pembagian negara islam
Pembagian negara islam diantaranya:

1. Pembagian Administratif: Negara-negara Islam umumnya terbagi menjadi provinsi, wilayah, atau
distrik yang memiliki pemerintahan lokal. Contohnya adalah pembagian administratif di Arab
Saudi, Pakistan, atau Indonesia.

2. Pembagian Berdasarkan Madzhab: Dalam Islam, terdapat berbagai aliran atau madzhab,
seperti Sunni dan Syiah, yang memiliki perbedaan dalam interpretasi agama. Beberapa negara
memiliki mayoritas penduduk dari satu aliran tertentu dan mungkin menerapkan hukum dan
kebijakan yang sesuai dengan madzhab mayoritas.

3. Pembagian Berdasarkan Negara-Negara: Negara-negara Islam memiliki perbatasan nasional


yang memisahkan satu negara dari yang lain. Contohnya, perbatasan antara Mesir dan Sudan
atau antara Iran dan Irak.
4. Organisasi Negara Islam: Beberapa negara Islam tergabung dalam organisasi regional atau
internasional, seperti Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), atau Dewan Kerja Sama
Teluk (GCC), yang menciptakan kerja sama politik, ekonomi, atau pertahanan di antara negara-
negara anggotanya.
5. Pembagian Berdasarkan Sistem Hukum: Beberapa negara Islam menerapkan sistem hukum
berdasarkan hukum syariah, sedangkan yang lain mungkin memiliki sistem hukum yang lebih
sekuler.

6. Pembagian Berdasarkan Kelompok Etnis atau Suku: Beberapa negara Islam memiliki beragam
kelompok etnis atau suku, dan ini dapat memengaruhi dinamika politik, ekonomi, dan sosial di
dalam negara tersebut.
Pembagian penduduk
Pembagian penduduk diantaranya:

1. Usia: Penduduk dapat dibagi berdasarkan kelompok usia, seperti anak-anak, remaja, dewasa
muda, dewasa, dan lanjut usia. Ini membantu dalam perencanaan sosial dan ekonomi.
2. Jenis Kelamin: Pembagian berdasarkan jenis kelamin mengelompokkan penduduk menjadi
laki-laki dan perempuan. Ini penting untuk analisis gender dan perencanaan kebijakan.
3. Agama: Dalam beberapa negara, penduduk dapat dibagi berdasarkan agama. Misalnya,
pembagian antara Muslim, Kristen, Hindu, Buddha, dan sebagainya.

4. Etnis atau Suku: Pembagian berdasarkan kelompok etnis atau suku membantu dalam
memahami keragaman budaya dan sosial di suatu wilayah.

5. Status Sosial-Ekonomi: Penduduk dapat dibagi berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan,


pendapatan, atau status sosial-ekonomi lainnya.
6. Wilayah Geografis: Pembagian penduduk berdasarkan wilayah geografis seperti kota, desa,
provinsi, atau negara bagian membantu dalam perencanaan perkotaan dan pedesaan, serta
alokasi sumber daya.
7. Status Kewarganegaraan: Penduduk dapat dibagi berdasarkan status kewarganegaraan,
termasuk penduduk asli dan imigran.

8. Tingkat Urbanisasi: Pembagian antara penduduk urban (di kota) dan penduduk pedesaan (di
desa) adalah kategori yang relevan dalam perencanaan perkotaan dan pedesaan.
9. Kelas Sosial: Pembagian penduduk berdasarkan kelas sosial atau tingkat kekayaan membantu
dalam pemahaman ketidaksetaraan ekonomi.
10. Status Perkawinan: Penduduk dapat dibagi berdasarkan status perkawinan, seperti lajang,
menikah, duda, atau janda.
Kesimpulan
Siyasah dauliyah adalah konsep kepemimpinan politik yang penting
dalam Islam. Prinsip-prinsip dan implementasinya dapat memberikan
arah dan keberhasilan bagi negara-negara Muslim di dunia saat ini.

Anda mungkin juga menyukai