PERTEMUAN KE III
“ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF
FRAKTUR FEMUR 1/3 MEDIAL DEKSTRA”
Dosen Pembimbing
FAKULTAS KESEHATAN
2023/2024
A. Asuhan Keperawatan Perioperatif
1. Definisi Asuhan Keperawatan Perioperatif
Keperawatan perioperatif merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan
pasien. Istilah perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencakup tiga fase
pengalaman pembedahan, yaitu preoperative phase, intraoperative phase dan post
operative phase. Masing-masing fase di mulai pada waktu tertentu dan berakhir pada
waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang membentuk pengalaman bedah dan
masing- masing mencakup rentang perilaku dan aktivitas keperawatan yang luas yan
dilakukan oleh perawat dengan menggunakan proses keperawatan dan standar praktik
keperawatan.
Askep perioperatif adalah serangkaian tindakan perawatan yang dilakukan sebelum,
selama, dan setelah suatu prosedur operasi atau tindakan medis invasif. Tujuannya
adalah untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan pemulihan pasien sepanjang
proses perioperatif. Ini melibatkan berbagai aspek perawatan kesehatan, termasuk
persiapan pasien sebelum operasi, perawatan selama operasi, dan pemantauan
pascaoperasi. Berikut adalah beberapa komponen penting dari askep perioperatif:
2. Persiapan Fisik: Menjaga pasien dalam kondisi fisik yang optimal sebelum operasi,
termasuk pengaturan nutrisi, hidrasi, dan perawatan kulit yang baik.
4. Persiapan Peralatan dan Ruang Operasi: Memastikan semua peralatan medis dan
instrumen yang diperlukan siap digunakan dalam ruang operasi yang bersih dan steril.
5. Pemantauan Selama Operasi: Mengawasi tanda vital pasien, anestesi, dan
pemantauan lainnya selama operasi untuk mengidentifikasi komplikasi potensial dan
menjaga pasien dalam kondisi stabil.
9. Koordinasi Tim: Kerja sama antara berbagai anggota tim perawatan kesehatan,
termasuk dokter, perawat, anestesiolog, dan personel lainnya untuk memastikan
perawatan yang terkoordinasi dan efektif.
Askep perioperatif sangat penting untuk mengoptimalkan hasil operasi dan menjaga
keselamatan pasien. Ini melibatkan peran penting dari seluruh tim perawatan
kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien perioperatif.
B. Fraktur Femur
Fraktur femur merupakan rusaknya jaringan atau rusaknya kontinuitas pada tulang paha.
Kondisi dari fraktur femur bisa mengakibatkan fraktur tertutup maupun fraktur terbuka
yang disertai dengan rusaknya jaringan lunak (otot, pembuluh darah, kulit, jaringan saraf)
disebabkan adanya oleh trauma langsung pada bagian paha. Nyeri fraktur merupakan
nyeri akut dan nyeri tersebut dapat menimbulkan perubahan tonus otot, respon autonom
seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah dan nadi, dilatasi pupil, penurunan atau
peningkatan frekuensi nafas. Pengelolaan nyeri fraktur bukan saja merupakan upaya
mengurangi penderitaan klien, tetapi juga meningkatkan kualitas hidupnya. Rasa nyeri
bisa timbul hampir pada setiap area fraktur. Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek
yang membahayakan yang akan mengganggu proses penyembuhan dan dapat
meningkatkan angka.
GAMBARAN KASUS
Pasien Nn. S, 25 tahun datang ke instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad, Pekanbaru datang dalam keadaan sadar dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan dan
tidak dapat digerakkan pasca kecelakaan bermotor sejak 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/90 mmHg,
frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi pernafasan 24x/menit, suhu 36,7 °C, glasgow coma scale (GCS) 15.
Pada pemeriksaan lokalis pada regio femur dextra didapatkan pada pemeriksaan Look: kulit utuh (tidak
ada luka robek), udem (+) di bagian tengah paha, memar (-), deformitas (+) angulasi, rotasi external dan
pemendekan. Pada pemeriksaan Feel: didapatkan nyeri tekan di bagian tengah. paha, pulsasi arteri
dorsalis pedis teraba, capillary refill time (CRT) kurang dari 2 detik dan sensibilitas normal. Pemerikaan
Listen: terdengar Krepitasi. Pada pemeriksaan Movement: didapatkan nyeri gerak aktif, nyeri gerak pasif,
range of motion (ROM) sulit dinilai. Dari pemeriksaan foto rontgen regio femur dextra AP lateral
didapatkan fraktur os femur dekstra 1/3 Tengah.
1.1 Pengkajian
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada tungkai kanan dan tidak dapat digerakkan pasca
kecelakaan bermotor sejak 1 jam yang lalu.
Tidak Ada
KEADAAN UMUM:
Look: kulit utuh (tidak ada luka robek), udem (+) di bagian tengah paha, memar (-), deformitas
(+) angulasi, rotasi external dan pemendekan.
Foot: didapatkan nyeri tekan di bagian tengah. paha, pulsasi arteri dorsalis pedis teraba, capillary
refill time (CRT) kurang dari 2 detik dan sensibilitas normal.
Movement: didapatkan nyeri gerak aktif, nyeri gerak pasif, range of motion (ROM) sulit dinilai.
Foto rontgen regio femur dextra AP lateral didapatkan fraktur os femur dekstra 1/3 Tengah.
Pasien mengatakan semenjak musibah ini pasien akan lebih berhati-hati dan lebih meningkatkan
ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.