Anda di halaman 1dari 6

1.

Contoh masalah isu yang timbul akibat trend globalisasi adalah


 Krisis energi, baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa,
organisaai negara penghasil minyak dunia (OPEC) masalah harga maupun
penelitian tentang sumber energi pengganti
 Jurang antara negara kaya dan miskin, yang melatar belakangi lahirnya
beberapa organisasi kerja sama bilateral ( antara 2 negara indonesia dan
jepang) regional (ASEAN) Yang beranggotakan lebih dari satu negara dan
kerjasama internasional (biasanya melalui lembaga perserikatan bangsa-
bangsa)
 Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta berjangkitnya
penyakit-penyakit yang di akibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan
( termasuk kemiskinan pengetahuan) sebagai contoh, terjadinya bencana
kelaparan di berbagai negara yang belum berkembang.
 Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan,
pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan ozon
yang semakin menepis
 Perang nuklir, berkaitan dengan akibat-akibat yang akan dihadapi oleh umat
manusia jika perang tersebut benar-benar terjadi..
 Perdagangan internasional, meningkanya hubungan saling ketergantungan
diantara bangsa-bangsa mendorong lahirnya gagasan untuk menata
perdagangan internasional dengan tujuan memperkecil resiko saling
merugikan yang diakibatkan oleh ketidakjujuran dan ketidakterbukaan.
 Komunikasi, perkembangan media komunikasi dewasa ini, mampu
menghilangkan batas-batas negara. Media televisi sangat besar pengaruhnya
dalam era globalisasi,betapa tidak kejadian yang sama di suatu negara, bisa
diterima pada saat sama hanya dengan hitungan detik kita bisa mendapatkan
informasi yang sama
 Perdagangan obat terlarang. Dihadapkan pada kenyataan akibat penggunaan
obat-obat terlarang, terutama dikalangan generasi muda, semua sadar betapa
bahayanya akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan obat terlarang di
generasi muda, menunjukkan setiap dekade kecendrungan naiknya jumlah
remaja, bahkan anak-anak sekolah menengah yang menggunakan obat
terlarang.

Pengaruhnya terhadap pembelajaran IPS di SD adalah

 Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi


 Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
 Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang
rendah terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas
2. Analisis Masalah-masalah hukum adalah berbagai permasalahan yang muncul sebagai
akibat dari interaksi atau pergaulan manusia sebagai makhluk sosial.
Analisis ketertiban hukum adalah suatu keadaaan yang menunjukkan adanya patokan,
aturan atau pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu di
dalam pergaulan antara pribadi atau golongan (masyarakat)
Analisis kesadaran hukum adalah suatu sikap individu untuk menerima dengan rela
dan tanggung jawab terhadap konsekuensi dan peristiwa hukum terjadi.
Hubungan masalah hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum dengan pendidikan IPS,
Sebagai ilmu pengetahuan yang menelaah antara hubungan manusia (human
relationships) yang mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, serta kelompok dengan alam maka IPS akan potensial didalam
mengkaji permasalahan yang dapat muncul dari sebab yang ditimbulkan dalam
berbagai hubungan antarmanusia tersebut.
Sebab dari hubunga antarmanusia (human relationship) tersebut akan bermunculan
peristiwa hukum dan akibat hukum, seperti yang telah dijelaskan, pada gilirannya
akan memiliki keterhubungan di alam menanamkan nilai –nilai tentang kesadaran
hukum dari peserta didik. Disamping itu, melalui pendidikan IPS kita dapat
membentuk siswa sebagai warga negara yang mendukung ketertiban sesuai kaidah-
kaidah hukum yaang berlaku. Misalnya berikut ini
 Upaya dalam mensosialisasikan perlunya memelihara lingkungan alam yang sehat
sehingga pendirian pabrik yang tidak memenuhi persyaratan (Menimbulkan polusi
dan merusak lingkungan) akan mendapat sanksi hukumm
 Menanamkan kesadaran hukum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak (pajak
kendaraan,tanah,rumah,pendapatan dan sebagainya)
 Menanamkan saling pengerian antar individu peserta didik dalam menghormati hak
dan kewajiban masing-masing dan sebagainya.
3. Macam-macam ranah didalam RPP IPS dikelas Rendah adalah
Ranah kognitif ketika guru mengidentifikasi ranah kognitif, dia harus
menggunakan rencana pembelajaran untuk menjembatani tujuan yang akan
dicapainya. Bloom dan kawan-kawan (1956) telah mengembangkan taksonomi tujuan
pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan intelektual siswa. Enam tingkatan
kemampuan kognitif dari BLOOM mukai dari pengetahuan (knolodge) sampai
evaluasi, dari perolehan pengetahuan (mengingat) yang paling rendah sampai
tingkatan kemampuan berpikir produktif yang tinggi. Keenam kemampuan kognitif
tersebut adalah sebagai berikut.
 Mengingat (recall) menekankan kepada kemampuan mengingat informasi dengan
ditandainya prilaku siswa, seperti: menjelaskan, menyatakan, menyebutkan,
mengingat, dan mengenali contohnya: siswa dapat menjelaskan pengertian uang.
 Pemahaman, menekankan pada mengerti dan mengorganisasikan bahan-bahan yang
telah dipelajari, di tandai dengan contoh prilaku seperti: menghubungkan,
menjelaskan, membandingkan,menyimpulkan,menafsirkan, dan menerjemahkan
 Aplikasi menekankan kepada penggunaan informasi pada situasi tertentu, hal ini di
tandai dengan prilaku seperti: memberikan contoh, menerapkan,memecahkan,
mendemonstrasikan, menghitung, menyiapkan, mengklasifikasikan dan
menggunakan.
 Analisa menekankan kemampuan berpikir yang kritis, kemampuan analisa adalah
kemampuan komunikasi untuk menguraikan atau memecah suatu persoalan atau
materi menjadi bagian-bagian dan menemukan hubungan antar bagian tersebut, dan
bagaimana bagian-bagian tersebut diorganisasikan contoh karakteristik: memberikan
alasan, menganalisis, menjelaskan, sebab dan akibat dan membuktikan
 Sintesa menekankan kepada kemampuan berpikir original (original thinking) dengan
mengambil bagian-bagian yang telah dipelajari menjadi kesatuan yang utuh. Hal ini
ditandai dengan contoh karakteristik seperti: mengembankan, menciptakan,
mensintesa, menyusun, merencanakan, dan memecahkan.
 Evaluasi menekankan pada kemampuan untuk membuat pertimbangan didasarkan
pada standart tertentu. Hal ini ditandai dengan contoh karakteristik seperti:
memutuskan,menafsir, mengukur/menilai, menyeleksi, dan menyetujui atau tidak
menyetujui.
Ranah afektif, Di samping mengembangkan ranah kognitif, Bloom dan kawan-
kawan juga mengembangkan skema yang berhubungan dengan nilai (value) dan
sikap (attitude) siswa. Menurut struktur dikembangkannya. Ranah efektif terdiri atas
lima tingkatan.
Kelima tingkatan ranah afektif tersebut ialah:
 Penerimaan menekankan pada kesadaran akan penomena lingkungan, hal ini ditandai
dengan contoh karakteristik seperti: mendengarkan, menjelaskan, dan menghadiri.
 Respon, menekankan pada reaksi terhadap komunikasi atau fenomena, hal ini ditandai
dengan karakteristik seperti dicontohkan berikut: membaca, menulis, mengatakan dan
berlatih.
 Penilaian, menekankan pada kepantasan sesuatu dari lingkungannya, hal ini ditandai
dengan contoh karakteristik seperti: menghargai, mengikuti, memilih dan menilai.
 Pengorganisasian menekankan pada melakukan pemilihan yang tepat atau pantas
berdasarkan nilai-nilai yang mereka pegang.. hal ini ditandai dengan contoh prilaku
seperti: menyeleksi, membandingkan, menegaskan, memprioritaskan, dan mengatur.
 Karakteristik, menekankan pada prilaku siswa yang konsisten yang sesuai dengan
nilai- nilai yang berlaku. Hal ini di tandai dengan contoh prilaku sebagai berikut:
menentukan, mendemontrasikan, dan mempribdikan.
Ranah psikomotor, perkembangan keterampilan psikomotor cendrung menjadi
sebuah proses yang di praktekkan dan diperhalus atau diperbaiki terus –menerus
dalam jangka waktu yang lama sampai tingkatan tertentu dikuasai dengan baik. Ranah
psikomotor terutama berkaitan dengan tujuan yang berkaitan dengan keterampilan
fisik atau motorik pada anak usia sekolah dasar Harrow (1969)mengidentifikasi
keterampilan psikomotorik ini dalam lima tingkatan yaitu: imitasi, manipulasi,presisi,
artikulasi, dan maturasi aatau kedewasaan.
Berikut adalah ranah dan tingkatan setiap siswa dalam perencanaan kegiatan belajar
mengajar (RPP) IPS SD kelas rendah!
Tingkatan setiap siswa dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar (RPP) IPS SD
kelas rendahadalah siswa kelas I, II dan III di Sekolah Dasar dan ranahnya
menggunakan pembelajaran tematik.
Pembelajaran Tematik adalah pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada
siswa kelas rendah (siswa kelas I, II dan III) di Sekolah Dasar. Dengan cara ini
pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III dapat menjadi lebih bermakna, lebih utuh
dan sangat kontekstual dengan dunia anak-anak.

4 Penerapan model RPP yang tepat dikelas remdah adalah

 MODEL ROPES,
Hunts (dalam abdul majid, 2007:99-102) menyebut rencana prosedur pembelajaran
sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, overview,
presentation, exercise, summary) yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
 Review kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba
mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlakukan sebagai prerequisite
untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu.
 Overview sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara
2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada hari itu dengan menyiapkan isi konten secara singkat dan strategi yang akan
digunakan pada proses pembelajaran.
 Presentation tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena
disini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan yang singkat, akan
tetapi sudah masuk pada proses telling,showing dan doing.
 Exercise yakni suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mempraktekkan apa yang telah mereka pahami, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih
bermakna.
 Summary dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam
proses pembelajaran. Hal ini sering sering ditinggal oleh guru karena mereka
disibukkan presentase, dan bahkan guru tidak pernah membuat summary
(kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.

adapun penerapan RPP pada pembelajaran IPS di kelas rendah dapat


menggunakan rancangan pembelajaran sederhana, pada kelas rendah, anak masih
belum bisa berpikir secara abstrak, maka dari itu dalam merancang RPP guru dapat
menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam
memvisualisasikan pemahamannya (media power point). Selain itu juga guru dapat
menggunakan metode pembelajaran yang interaktif.
Dalam melakukan proses pembelajaran, guru perlu menentukan sebuah strategi apa
yang akan guru gunakan dalam pembelajaran. Adapun strategi merupakan komponen
pembelajaran yang memungkinkan dilakukannya metode terpilih untuk menampilkan
bahan ajar selama kegiatan. Setelah strategi pembelajaran ditentukan, guru dapat
lanjut menentukan pendekatan apa yang akan digunakan, setelah itu guru
menentukan model pembelajaran seperti apa yang akan digunakan dalam merancang
pembelajaran, beserta teknik pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya guru
melakukan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang dipilih. Adapun
contoh dari model pembelajaran yaitu inkuiri, inkuiri terbimbing, discovery
learning, atau problem based learning dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai