Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS TERBUKA NEGERI POKJAR KALIDERES

NAMA :
NIM :
KODE MK : PDGK4106
MASA REG :

JAWABAN
1. 1. Krisis Energi, baik persedian kandungan minyak bumi yang tersisa, organisasi negara
penghasil minyak dunia (OPEC) masalah harga maupun penelitian tentang sumber
energi pengganti.
2. Jurang antara negara kaya dan miskin, yang melatar belakangi lahirnya beberapa
organisasi Kerjasama dibilateral (antara 2 negara indonesia dan jepang), regional
(ASEAN) yang beranggotakan lebih dari 1 negara dan Kerjasama internasional
(biasanya melalui Lembaga PBB).
3. Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta berjangkitya penyakit-penyakit
yang diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan (termasuk kemiskinan pengetahuan).
Sebagai contoh, terjadinya bencana kelaparan di berbagai negara yang belum
berkembang.
4. Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan, pencemaran
akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan Ozon yang semakin menipis.
5. Perang nuklir, berkaitan dengan akibat-akibat yang akan dihadapi oleh umat
manusia jika perang tersebut benar-benar terjadi. Berdasarkan pengalaman yang
diakibatkan oleh jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang, kita tidak
bisa membayangkan jika yang dijatuhkan tersebut adalah bom nuklir, yang memiliki
kekuatan jauh lebih dahsyat.
6. Perdagangan internasional, meningkatnya hubungan saling ketergantungan di antara
bangsa-bangsa mendorong lahirnya gagasan untuk menata perdagangan internasional
dengan tujuan memperkecil risiko saling merugikan yang diakibatkan oleh
ketidakjujuran dan ketidakterbukaan. Pembentukan pasar bebas memaksa setiap
negara untuk membuka dirinya terhadap masuknya barang-barang dari luar negeri.
Dengan demikian, setiap negara harus siap dengan persaingan harga dan kualitas dari
barang yang sama. Sekalipun pasar bebas ditentukan oleh hukum pasar, di mana
persaingan sangat terbuka, namun dengan diterapkannya sistem quota (jatah)
persaingan menjadi kekurangan maknanya. Misalnya, Indonesia tidak bisa
mengekspor tekstil dengan bebas ke Amerika Serikat sehubungan diterapkannya
sistem kuota. Pasar tekstil di Amerika dibagi-bagi kepada beberapa negara. Jadi,
sekalipun kita berhasil bersaing dari segi harga dan kualitas, tetapi tidak bisa
memasukkannya secara bebas. Pengaturan tata perdagangan internasional dirumuskan
dalam organisasi GATT (General Agreement on Tarif and Trade)
7. Komunikasi. Perkembangan media komunikasi dewasa ini, mampumenghilangkan
batas-batas negara. Media televisi sangat besar pengaruhnya dalam era globalisasi,
betapa tidak kejadian yang sama di suatu negara, bisa diterima pada saat sama hanya
dengan hitungan detik kita bisa mendapatkan informasi yang sama. Misalnya, berita
tentang peperangan, bencana alam, olahraga, dengan cepat diketahui oleh seluruh
pemirsa televisi di seluruh dunia. Belum lagi dampak teknologi komunikasi yang lebih
mutakhir, yakni penggunaan Internet dalam komunikasi antarbangsa. Melalui jaringan
internet-jaringan komputer yang dihubungkan ke seluruh dunia setiap orang bisa
memperoleh informasi dari yang lainnya tampa ada batasan.
8. Perdagangan obat terlarang. Dihadapkan pada kenyataan akibat penggunaan obat-obat
terlarang, terutama di kalangan generasi muda, semua sadar betapa bahayanya akibat
yang ditimbulkan oleh penggunaan obat terlarang di kalangan generasi muda,
menunjukkan setiap dekade kecenderungan naiknya jumlah remaja, bahkan anak-anak
sekolah menengah yang menggunakan obat terlarang. Sekalipun tidak mengetahui
tujuan mereka menggunakan obat terlarang tersebut. Fakta di Amerika Serikat karena
memang negara ini yang telah memiliki data tentang perkembangan penggunaan obat
terlarang entah untuk kesenangan, ketagihan, menghindari masalah yang sedang
dihadapi atau hanya ingin tahu bahkan alasan lainnya, namun kenyataannya
penggunaan obat terlarang di kalangan anak muda sungguh merugikan baik bagi
dirinya maupun keluarganya. Perdagangan atau lebih tepat dikatakan penyelundupan
bat terlarang bukan lagi masalah bangs Amerika, tetapi sudah menjadi masalah dunia.
Dalam mengatasi penyelundupan tersebut perlu kerja sama antarnegara, bahkan dalam
kasus tertentu ditangani ole polisi internasional (Interpol).
2 Sebagai ilmu pengetahuan yang menelaah antara hubungan manusia (human
relationships) yang mencakup hubungan individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok, serta kelompok dengan alam maka IPS akan potensial di dalam
mengkaji permasalahan yang dapat muncul dari sebab yang ditimbulkan dalam
berbagai hubungan antarmanusia tersebut.
Mengapa potensial? Sebab dari hubungan antarmanusia (human relationships) tersebut
akan bermunculan peristiwa hukum dan akibat hukum, seperti yang telah dijelaskan,
pada gilirannya akan memiliki keterhubungan di alam menanamkan nilai- milai
tentang kesadaran hukum dalam diri peserta didik. Di samping itu, melalui pendidikan
IPS kita dapat membentuk siswa sebagai warga negara yang mendukung ketertiban
sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Misalnya, berikut ini.
1. Upaya dalam mensosialisasikan perlunya memelihara lingkungan alam yang sehat
sehingga pendirian pabrik yang tidak memenuhi persyaratan (menimbulkan polusi dan
merusak lingkungan) akan mendapat sanksi hukum.
2. Menanamkan kesadaran hukum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak (pajak
kendaraan, tanah, rumah, pendapatan, dan sebagainya).
3. Menanamkan saling pengertian antarindividu peserta didik dalam menghormati hak
dan kewaiiban masing-masing, dan sebagainya.

Demikian pentingnya mengintegrasikan atau menghubungkan antara kajian aspek-


aspek hukum dengan pendidikan sosial, antara lain dapat dilihat dari tujuan atau
fungsi dihubungkannya kedua bidang tersebut, seperti diungkapkan Cerlach and
Lamprecht's.
1. Untuk menanamkan pemahaman peserta didik terhadap aspek-aspek sosial dan
sistem hukum yang dikandungnya, serta bagaimana peserta didik dapat berpartisipasi
secara aktif di dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum.
2. Menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai, dan pemahaman mereka terhadap hukum dan
sistem yang berlaku.
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan keterampilan dalam
memecahkan permasalahan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian aspek-aspek hukum melalui pendidikan


IPS akan berkontribusi besar terhadap upaya penanaman pemahaman peserta didik di
Calam permasalahan hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum.

3. 1. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadiny
a suatu proses yang sifatnya mash sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, Bank (1977) menyebutkan
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
Sementara menurut Ruseffendi (1980), Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau
arah yang ditempuh ole guru atau peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu
prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.

2. Strategi Pembelajaran
Istilah "*strategi" awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait
dengan perang, atau dunia olah raga, namun demikian mana tersebut meluas tidak
hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi merambah kebidang
ekonomi, sosial, pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1998 : 203), pengertian strategi (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam dan perang damai, (2)
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.

3. Metode Pembelajaran
Menurut Ruseffendi (1980), Metode Pembelajaran adalah cara mengajar guru
secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya
mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan
sebagainya.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran
yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan
media pembelajaran serta kesiapan peserta didik. (Ruseffendi, 1980).

5. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah suatu disain yang menggambarkan proses rincian dan
penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didik berinteraksi
schingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri peserta didik (Didang :
2005). Istilah "model pembelajaran" berbeda dengan strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu
model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir
dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen
yang dilakukan. Konse model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan
oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992).

4. Anda sebagai guru, tentunya membuat perencanaan pembelajaran yang akan


dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar IPS dikelas. Goals dan objectives
yang akan dicapai biasanya dikelompokan dalam area, atau ranah (domain).
Dengan kata lain Anda harus menentukan ranah (domain) dan tingkatanya (level)
mana yang harus dicapai siswa. Setiap ranah merefleksikan seperangkat
kepercayaan dan asumsi mengenai bagaimana siswa belajar dan berperilaku. Setiap
ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai tingkatan yang sederhana
sampai yang lebih kompleks. Menurut Oliva (1992), ada tiga kategori dasar, yaitu
ranah kognitif (knowledge elements), ranah psikomotor (skill elements), dan ranah
afektif (value elements).

Ranah Kognitif. Ketika guru mengidentifikasi ranah kognitif, dia harus


menggunakan rencana pembelajaran untuk menjembatani tujuan yang akan
dicapainya. Bloom dan kawan-kawan (1956) telah mengembangkan taksonomi
tujuan pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan intelektual siswa.
Enam tingkatan kemampuan kognitif dari Blomm mulai dari pengetahuan
(knoledge) sampai evaluasi, dari perolehan pengetahuan (mengingat) yang paling
rendah sampai tingkatan kemampuan berpikir produktif yang tinggi. Keenam
kemampuan kognitif tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengingat (recall) menekankan kepada kemampuan mengingat informasi dengan
ditandai perilaku siswa, seperti: menjelaskan, menyatakan, menyebutkan,
2. mengingat, dan mengenali. Contohnya: siswa dapat menjelaskan pengertian uang.
Pemahaman, menekankan pada mengerti dan mengorganisasikan bahan-bahan yang telah
dipelajarai, ditandai dengan contoh perilaku seperti: menghubungkan, menjelaskan,
membandingkan, menyimpulkan, menapsirkan, dan menerjemahkan.

3. Aplikasi menekankan kepada penggunaan informasi pada situasi tertentu, hal ini
ditandai dengan perilaku seperti: memberikan contoh, menerapkan, memecahkan,
mendemonstrasikan, menghitung, menyiapkan, menggunakan. mengklasifikasikan, dan
menggunakan
4. Analisa menekankan kemampuan berpikir kritis, kemampuan analisa adalah
kemampuan komunikasi untuk menguraikan atau memecah suatu persoalan atau materi
menjadi bagian-bagian, dan menemukan hubungan antar bagian tersebut, dan bagaimana
bagian-bagian tersebut diorganisisikan. Hal ini ditandai dengan contoh karakteristik:
memberikan alasan, menganalisis, mejelaskan sebab dan akibat, dan membuktikan.
5. Sintesa menekanan kepada kemampuan berpikir original (original thinking) dengan
mengambil bagian-bagian yang telah dipelajari menjadi kesatuan yang utuh. Hal ini
ditandai dengan contoh karakteristik seperti: mengembankan, menciptakan, mensintesa,
menyusun, merencanakan, dan memecahkan.
6. Evaluasi menekankan pada kemampuan untuk membuat pertimbangan didasarkan pada
standar tertentu. Hal ini ditandai dengan contoh karakteristik seperti: memutuskan,
menaksir, mengukur/menilai, menyeleksi, dan menyetujui atau tidak menyetujui.

Ranah Afektif. Disamping mengembangkan ranah kognitif, Bloom dan kawan-


Lawan juga mengembangkan skema yang berhubunngan dengan nilai (value) dan sikap (atitude)
siswa. Menurut struktur dikembangkannya, ranah afektif terdiri atas lima ingkatan. Kelima
tingkatan tersebut mulai dari mulai yang sederhana, kesadaran atau mempersepsi sesuatu sampai
internalisasi suatu menjadi bagian dari hidupnya.
Kelima tingkatan ranah afektif tersebut ialah:
1. Penerimaan, menekankan pada kesadaran akan penomena lingkungan, hal ini ditandai
dengan contoh karakteristik seperti: mendengarkan, menjelaskan, dan menghadiri.
2. Respon, menekankan pada reaksi terhadap komunikasi atau fenomena, hal ini ditandai
dengan karaktersitik seperti dicontohkan berikut: membaca, menulis, mengatakan, dan
berlatih.
3. Penilaian, menekankan pada kepantasan sesuatu dari lingkungannya, hal ini ditandai
dengan contoh karakteristik seperti: menghargai, mengikuti, memilih, dan menilai.
4. Pengorganisasian, menekankan pada melakukan pemilihan yang tepat atau pantas
berdasarkan nilai-nilai yang mereka pegang. Hal ini ditandai dengan contoh perilaku
seperti: menyeleksi, membandingkan, menegaskan, memprioritaskan, dan mengatur.
5. Karaktersitik, menekankan pada perilaku siswa yang konsisten yang sesuai dengan nilai-
nilai yang berlaku. Hal ini ditandai dengan contoh perilaku sebagai berikut: menentukan,
mendemonstrasikan, dan mempribadikan.

Ranah Psikomotor. Perkembangan ketrampilan psikomotor cenderung menjadi Bal proses yang
dipraktekan dan diperhalus atau diperbaiki terus-menerus dalam Ala waktu yang lama sampai
tingkatan tertentu dikuasai dengan baik. Ranah psikomotor terutama berkaitan dengan tujuan yang
berkaitan dengan ketrampilan fisik atau motorik pada anak usia sekolah dasar.
Harrow (1969) mengidentifikasi ketrampilan psikomor ini dalam lima tingkatan, yaitu: imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi, dan maturasi atau kedewasaan.
5.

Anda mungkin juga menyukai