MINI SKRIPSI
Disusun Oleh :
PARDOMUAN SITUMORANG
NPM :
214301130
Dosen Pengampu :
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................6
PENDAHULUAN.....................................................................................................................6
A. Latar Belakang......................................................................................................................6
B. Identifikasi Masalah..........................................................................................................7
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................8
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................8
E Kerangka Pemikiran...........................................................................................................8
F. Metode Penelitian..............................................................................................................9
G. Sistematika Penulisan......................................................................................................10
BAB II......................................................................................................................................11
TINJAUAN UMUM DAN PENGATURAN HUKUM, TRANSAKASI UMUM DAN
LAYANAN ANGKUTAN UMUM........................................................................................11
A. Sejarah Awal dan perkembangan Alat Transportasi Ojek/Ojeg Di Indonesia................11
1. Sejarah istilah kata Ojek/Ojeg......................................................................................11
2. Latar belakang enyediaan jasa Ojek/ojeg di Indonesia................................................11
3. Alat kendaraan Tranportasi pertama kali yang digunakan Oleh tukang Ojek dan Ojeg
..........................................................................................................................................11
4. Teknologi yang Menembus Ojek.................................................................................12
B. Pengaturan Alat Transportasi Di Indonsia......................................................................12
1. Pengertian alat transportasi angkutan umum...........................................................12
2. Fungsi dan Manfaat alat transportasi angkutan umum............................................12
3. Jenis-jenis alat transportasi angkatan umum............................................................13
4. Klasifikasi alat transportasi angkatan umum...........................................................14
BAB III....................................................................................................................................15
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENYEDIA DAN PENGGUNA JASA ALAT
TRANSPORTASI UMUM DARAT, LAUT DAN UDARA..................................................15
A. Kepastian Hukum Terhadap Alat Transportasi Angkutan Umum Pada Saat Ini............15
B. Perlindungan Hukum Penyedia Layanan Alat Transportasi Angkutan Umum
Berdasarkan Peraturan Perundang – undangan Di Indonesia..............................................16
1. Perlindungan Hukum Pengangkut Berdasarkan Kitab Undang Undang Hukum
Dagang.............................................................................................................................16
2. Perlindungan Hukum Pengangkut Berdasarkan Kitab Undang – undang Hukum
Perdata..............................................................................................................................17
3. Perlindungan Hukum Pengangkut Berdasrkan Undang – Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Selanjutnya Disingkat UU LLAJ).......17
C. Perlindungan Hukum Dan Persamaan Perlindungan Hukum Pengguna Jasa Sebagai
Konsumen Terhadap Alat Transportasi Umum Angkatan Darat, Laut Dan Udara.............17
BAB IV....................................................................................................................................19
PEMBAHASAN DAN ANALISA..........................................................................................19
A. Pengaturan Hukum Atas Transaksi Layanan GO-JEK...................................................19
1. Permasalahan dalam Transaksi Layanan GO-JEK..................................................19
2. Pengaturan Kendaraan Berupa Sepeda Motor Sebagai Angkutan Umum...............20
3. Perlunya Pengaturan Hukum Legalitas GO-JEK.....................................................20
B. Perlindungan hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jasa GO – JEK Di Indonesia...21
1. Perlindungan Hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jas GO – JEK di tinjau dari
peraturan perundang-undangan di indonesia...................................................................21
BAB V......................................................................................................................................24
PENUTUP................................................................................................................................24
A. Kesimpulan.....................................................................................................................24
B. Saran................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................26
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan mini skripsi yang berjudul :
“PROSPEK PENGATURAN HUKUM ATAS TRANSAKASI PELAYANAN
GO-JEK DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
PENYEDIA LAYANAN GO-JEK BEERDASARKAN KETENTUAN
PERUNDANG – UNDANGAN DI INDONESIA.’’
Skripsi ini berkaitan dengan alat transportasi roda dua yang saat ini sudah menjadi
alternatif alat transportasi umum oleh sebagaian orang karena alat transportasi umum yang
ada pada saat ini dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. PT. GO-JEK
INDONESIA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri transportasi
ojek, akan tetapi keberadaan GO-JEK saat ini memiliki masalah dalam hal legalitas Secara
normatif belum terdapat aturan hukum yang mengatur tentang keberadaan GO-JEK maupun
Ojek tersebut. Skripsi ini membahas mengenai prospek hukum pengaturan hukum atas
transaksi layanan GO- JEK dan perlindungan hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jasa
GO-JEK di Indonesia.
Terwujudnya penulisan seminar usulan penelitian ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang mendukung:
1. Yang Terhormat Bapa Dr. A. Widiada Gunakaya SA., S.H., M.H. selaku Dekan
Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Hukum Bandung dan selaku Dosen Pembimbing
kesatu yang telah memberikan bimbingan, nasehat, petunjuk, dan sarana, sehingga
penulisan ini dapat penulis selesaikan.
2. Yang Terhormat Bapa Adwi Mulyana Hadi, S.H., M.H.selaku pembimbing kedua,
yang telah membantu penulis dalam pembuatan Usulan Penelitian ini yang telah
banyak memberikan pengetahuan dan berbagai ilmu serta wawasan selama penulis
melakukan bimbingan sekaligus dosen wali yang selalu mengajarkan dan
membimbing serta memberikan arahan selama penulis berada di fakultas hukum
Sekolah Tinggi Hukum Bandung.
3. Keluarga penulis ayahanda dan ibunda tercinta, serta kakak dan adik yang telah
memberikan doa dan dukungan bagi penulis hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan usulan Penelitian ini :
4. Teman-teman penulis: Gerhana, Susilo Adi, Alessandro, Binsar Dastin, Reynaldi dan
lainnya, yang telah memberikan dukungan moral hingga penulis menyelesaikan
Usulan Penelitian ini;
Akhimya penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
telah membantu penulis pada Usulan Penelitian ini, Semoga kebaikan yang telah diberikan
dibalas setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga Usulan Penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga Usulan
Penelitian ini dapat berguna dimasa yang akan datang.
Pardomuan Situmorang
PROSPEK PENGATURAN HUKUM ATAS TRANSAKSI PELAYANAN GO- JEK
DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENYEDIA
LAYANAN GO-JEK DAN PENGGUNA JASA GO-JEK BERDASARKAN
KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
ABSTRAK
Angkutan umum merupakan hak sosial masyarakat dan bentuk pelayanan serta
fasilitas yang diberikan oleh negara untuk mendukung mobilitas masyarakat bagi pemerintah
Keterbatasan sarana angkutan umum bagi sebagian besar masyarakat menjadi salah satu
permasalahan utama pada bidang transportasi Sepeda motor (Ojek) hadir sebagai salah satu
alternatif angkutan umum yang bisa digunakan oleh masyarakat terlebih pada saat ini
masyarakat lebih dimudahkan untuk dapat melakukan segala aktivitas dan kegiatannya
dengan kehadiran GO-JEK (Ojek Online) yang dapat diakses melalui aplikasi telepon
genggam, namun keberadaan Ojek atau GO-JEK tidak diatur oleh Undang-Undang sebagai
angkutan umum sehingga transaksi pelayanan Ojek atau GO-JEK masih dipertanyakan
keabsahannya, oleh sebab itu keberadaannya perlu diatur secara tertulis dalam bentuk
Perundang- Undangan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2 Pertukaran/penyampaian informasi
3. Perjalanan rekreatif
5. Pemendekan jarak, baik antara rumah dengan pusat kegiatan yang lainnya Perluasan
kawasan pusat kota ke daerah pinggiran untuk pemencaran pemukiman yang penduduknya
masih sedikit.2
Ojek sudah menjadi alat transportasi favorit bagi sebagian masyarakat dibanding
dengan alat transportasi angkutan umum kendaraan roda empat lainnya karena ojek mampu
melewati kawasan-kawasan yang tidak bisa dilalui oleh angkutan umum kendaraan roda
empat lain nya seperti gang-gang dan jalan-jalan kecil terlebih ojek dianggap lebih cepat
karena dapat terhindar dari kemacetan
Dalam arus era globalisasi dan kecanggihan teknologi pada saat im harus dapat
dimanfaatkan keberadaannya karena sangat membantu dalam meringankan setiap pekerjaan
1
Muhammad Bakri,Pengantar Hukum Indonesia,Penerbit IKIP Malang, 1995, hlm,13
2
Joetata Hadihardja,dkk,Sistem Trabsportasi,Penerbit,Gunadarma,1997,hlm, 10
maupun kebutuhan masyarakat yang dibuat menjadi lebih praktis. Manfaat kecanggihan
teknolog pada saat ini bukan hanya membantu meringankan pekerjaan saja akan tetapi
kemanfaatan kecanggihan teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai peluang bisnis oleh
perusahaan Keberadaan ojek pada saat dijadikan peluang bisnis oleh pengusaha untuk
mendirikan suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan ojek dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membuat suatu aplikasi pada smartphone (Hand
Phone) yang diberi nama aplikasi GO- JEK.
Ojek sudah menjadi alat transportasi favorit bagi sebagian masyarakat dibanding
dengan alat transportasi angkutan umum kendaraan roda empat lainnya karena ojek mampu
melewati kawasan-kawasan yang tidak bisa dilalui oleh angkutan umum kendaraan roda
empat lain nya seperti gang-gang dan jalan-jalan kecil terlebih ojek dianggap lebih cepat
karena dapat terhindar dari kemacetan
Dalam arus era globalisasi dan kecanggihan teknologi pada saat im harus dapat
dimanfaatkan keberadaannya karena sangat membantu dalam meringankan setiap pekerjaan
maupun kebutuhan masyarakat yang dibuat menjadi lebih praktis. Manfaat kecanggihan
teknolog pada saat ini bukan hanya membantu meringankan pekerjaan saja akan tetapi
kemanfaatan kecanggihan teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai peluang bisnis oleh
perusahaan Keberadaan ojek pada saat dijadikan peluang bisnis oleh pengusaha untuk
mendirikan suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan ojek dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membuat suatu aplikasi pada smartphone (Hand
Phone) yang diberi nama aplikasi GO- JEK.
Keberadaan GO-JEK itu sendiri pada saat ini masih mengundang kontroversi. Bagi
sebagian orang GO-JEK dinilai sangat membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari
ditengah kemacetan lalu lintas dan kurangnya ketersediaan angkutan umum, namun bagi
sebagaian orang keberadaan GO- JEK dinilai merugikan karena dapat mengurangi
penghasilan sehari-harinya bagi masyarakat yang berprofesi didalam bidang angkutan umum
darat lainnya seperti mobil angkutan umum, bus, dan taksi. Disisi lain juga keberadaan GO-
JEK maupun Ojek memiliki masalah dalam hal legalitas. Secara normatif belum terdapat
aturan hukum yang mengatur tentang keberadaan GO-JEK maupun Ojek tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan tinjauan
secara normatif dan menguraikan pembahasan mengenai "PROSPEK PENGATURAN
HUKUM ATAS TRANSAKSI PELAYANAN GO-JEK DIHUBUNGKAN DENGAN
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENYEDIA LAYANAN GO-JEK DAN
PENGGUNA JASA GO-JEK BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN DI INDONESIA"
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana seharusnya pengaturan hukum atas transaksi layanan GO- JEK?
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jasa GO-JEK di
Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui dan memahami perlindungan hukum bagi penyedia jasa dan
pengguna jasa GO-JEK di Indonesia
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E Kerangka Pemikiran
Berangkat dari dasar filosofi penelitian ini dapat di dalam Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 1 ayat (3) bahwa: "Negara
Indonesia adalah Negars Hukum dengan kata lain segala sesuatu nya harus
didasarkan kepada anaran hukum yang berlaku di negara in Pada masa yunani kuno
pemikiran tentang negara hukum dikembangkan oth filsuf yanan kuno seperti Plato
das Aristoteles manguraikan bentuk-bentuk pemerintahan yang dapat
diselenggarakan, pemerintahan yang dibentuk melalui jalur kum, dan pemerintahan
yang terbentuk tidak melalui jalur hukum
Adaupun Asas Hukum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang perlu
diperhatikan adalah:
1. Asas Legalitas
2. Asas Transparan
3. Asas Akuntabel
4. Asas Berkelanjutan
5. Asas Partisifatif
6. Asas Bermanfaat
7. Asas Efisien
8. Asas Seimbang
9. Asas Terpadu
10. Asas Mandiri
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
4. Analisis Data
3
Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum,, Jakarta; Pernada Media Group,2005,hlm,178
Untuk analisis bahan hukum, setiap bahan-bahan hukum yang diperoleh akan
saling dihubungkan dengan pokok masalah, kemudian diuraikan dan kemudian
disajikan kedalam bentuk tulisan ilmiah yang disusun secara sistematis mengikuti
alur sistematika pembahasan yang selanjutnya dapat memberikan jawaban atas
permasalahan terkait GO-JEK.4
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini terbagi dalam lima bab, dan secara garis besar
dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB 1 : Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang relevan dengan
penelitian yang diangkat penulis.
BAB III : Perlindungan hukum penyedia dan pengguna jasa alat transportasi unum
darat roda dua.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai pengaturan transaksi pelayanan GO-
JEK dihubungkan dengan perlindungan hukum bagi penyedia layanan GO-
JEK
BAB V : Penutup
Pada bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dimana kesimpulan dan saran
merupakan jawaban atas Identifikasi masalah, sedangkan saran merupakan
usulan yang operasional, konkrit, dan praktis serta merupakan
kesinambungan atas identifikasi masalah.
4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan
ke-11. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009. hlm. 18
BAB II
Sejak awal kemunculannya, ojek belum bernama ojek, ojeg, atau pun nama
yang lain. Mereka hanya orang yang menawarkan jasa mengantar dari pasar atau
pelabuhan ke rumah penumpang. Banyak yang bilang jika ojek berasal dari kata
objek. Menurut KBBI objek memiliki arti benda atau objek yang dibicarakan. Kala
itu, jasa angkut ini memang jadi buah bibir hingga populasinya kian meroket.
Kata objek lambat laun bertransformasi menjadi ngobjek. Kata ngobjek ini
diartikan mencari penghasilan. Sebagai contoh kita katakan: "Saya sedang ngobjek
dengan jualan baju" Artinya saya sedang cari uang dengan jual baju. Dari sinilah kata
ojek atau ngojek mulai digunakan secara luas.5
Ojek sepeda muncul pada 1970 di Pelabuhan Tanjung Priok Adanya larangan
terhadap bemo, becak, dan lain-lain masuk ke Pelabuhan Priok menyebabkan orang-
orang yang mempunyai sepeda mendapat kesempatan untuk menawarkan jasa-
jasanya
Ojek sepeda lalu menyebar ke Ancol, Kota, dan Harmoni. Jumlah pengojek
sepeda hampir 500 orang. Warga kota mengandalkan ojek sepeda untuk jarak tempuh
dekat dalam waktu cepat dengan ongkos lebihmurah ketimbang transportasi lain. Saat
ini ojek sepeda masih eksis, terutama di Kota.
3. Alat kendaraan Tranportasi pertama kali yang digunakan Oleh tukang Ojek dan
Ojeg
Awalnya ojek dilarang karena bukan dianggap sebagai transportasi umum. Sebuah
mode transportasi umum harusnya mampu mengangkut banyak sekali orang. Contohnya bus,
bemo, atau kereta api. Di Jakarta, ojek pernah dilarang hingga polisi kerap melakukan razia.
Narman nyatanya kekuatan ojek tak bisa dijangkau oleh peraturan mana pun.
Apalagi di era serba digital ini ojek sudah mulai bertranformasi. Muncul sistem
pengelolaan ojek yang lebih modern. Kita bisa menggunakan ojek hanya dengan menekan
tombol di ponsel. Keberadaan ojek yang tidak akan bisa dilindas zaman dimanfaatkan oleh
sebagian orang untuk mencari untung. Akhirnya kita mengenal banyak sekali nama-nama
merk ojek yang jangkauannya nasional hingga daerah.7
Pasal 47 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan pada dijelaskan bahwa jenis dan fungsi kendaraan yaitu;
1) Kendaraan bermotor
1) Sepeda motor,
2) Mobil penumpang,
3) Mobil bus;
5) Kendaraan khusus.
c. Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, huruf c, dan huruf d
dikelompokkan berdasarkan fungsi:
kendaraan
10
Suwardjoko Warpani, Pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan, Penerbit ITB Bandung, 2002, hlm.
13
4. Klasifikasi alat transportasi angkatan umum
Sampai saat ini alat transportasi umum terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu :
a. Transportasi Darat
Terminologi yang digunakan dalam penyajian data angkutan darat adalah sebagai
berikut : Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor
dan kendaraan tidak bermotor
1. Kendaraan Bermotor
2. Mobil Penumpang
3. Mobil Bus
4. Mobil barang
5. Sepeda Motor
6. Kereta Api
b. Transportasi Laut
c. Transportasi Udara
A. Kepastian Hukum Terhadap Alat Transportasi Angkutan Umum Pada Saat Ini.
Salah satu tujuan dari pada perlindungan hukum tidak lain adalah mencapai kepastian
hukum. Selain kepastian hukum tentunya terdapat hal lain yang ingin dicapai yaitu keadilan
dan kemanfaatan. Terkait masalah kepastian hukum akan alat transportasi pada saat ini guna
mencapai beberapa hal tersebut diatas, maka baik angkutan darat, laut dan udara sudah diatur
dalam Undang-Undang yang mengatur secara khusus maupun saling berkaitan satu sama
lain.
1) Buku 1 Bab V bagian 2 dan 3, mulai dari Pasal 90 sampai dengan Pasal 98 Tentang
Pengangkutan darat Dan Pengangkutan Perairan Darat;
11
Ibid
2) Buku II Bab V Pasal 453 sampai dengan Pasal 465 Tentang Pencarteran Kapal, Buku II
Bab V A Pasal 466 sampai dengan Pasal 520 Tentang Pengangkutan Barang, dan Buku IIBab
VB Pasal 521 sampai Pasal 544a Tentang Pengangkutan Orang,
3) Buku I Bab V Bagian II Pasal 86 sampai dengan Pasal 90 mengenai Kedudukan Para
Ekspeditur sebagai Pengusaha Perantara;
4) Buku 1 Bab XIII Pasal 748 sampai dengan Pasal 754 mengenai kapal-kapal yang melalui
perairan darat.12
Pengangkut wajib mengganti kerugian, yang disebabkan oleh cedera yang menimpa
penumpang berkenaan dengan pengangkutan, kecuali ia dapat membuktikan, bahwa cedera
itu adalah akibat dari suatu peristiwa yang layaknya tidak dapat dicegah atau dihindari, atau
akibat kesalahan penumpang sendiri.
12
Ibid
kerugian yang karenanya diderita oleh suami atau istri yang ditinggalkan, anak-anak dan
orang tua penumpang itu.
Tanggungjawab pengangkut dibatasi dengan ketentuan Pasal 1247 dan Pasal 1248
Kitab Undang-Undang Perdata, kerugian penerimaan dan pengiriman barang menjadi beban
pengangkut yang dibatasi dengan syarat sebagai berikut:
b. Kerugian itu harus merupakan akibat langsung dari tidak terlaksananya perjanjian
pengangkutan.
Pengurangan dan peniadaan tanggung jawab boleh diberikan asal saja mendapat
persetujuan dari pihak-pihak pengirim maupun penerima barang karena sifatnya dwingen
recht (Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Perdata). Klausul pengurangan tanggung jawab
pengangkutan diadakan seimbang dengan biaya pengurangan angkutan, tetapi imbangan
tersebut diperkirakan sedemikian rupa barang yang diangkut tetap terjamin keselamatannya
dan tidak akan merugikan pihak pengirim barang, oleh karena itu dalam hal ini pengirim
perlu mendapat perlindungan dari pembentukan Undang-Undang
Dilihat dari aspek perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan, keadaan
13
E. Suherman, Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan. Bandung, 2000, Mandar maju, Hlm. 167-168.
demikian sangat tidak ideal dan dalam praktek merugikan bagi konsumen, karena pada tiap
kecelakaan alat angkutan darat tidak penah terdengar dipermasalahkannya tanggung jawab
pengusaha kendaraan angkutan umum."
Perlindungan hukum penumpang baik angkutan darat, laut dan udara pada saat ini,
sebagiannya memiliki kesamaan dalam pengaturan hukum nya. Secara tidak langsung maka
faktor keselamatan yang harus diutamakan baik oleh penyedia jasa maupun pengguna jasa
sebagai konsumen14
14
Suherman,Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan. Bandung. Mandar maju.2000, hlm 163
BAB IV
Baik Ojek maupun GO-JEK keduanya belum memiliki aturan tertulis dan
alat transportasi yang dapat dikatakan ilegal dibandingkan dengan alat
transportasi umum kendaraan roda empat lain nya. Transaksi pelayanan melalui
aplikasi GO-JEK termasuk ke dalam kegiatan transaksi elektronik, maka dalam
hal ini aplikasi tersebut dapat dikatakan sebagai dokumen elektronik yang
memuat seluruh informasi baik mulai dari pemesanan, cek saldo apabila
melakukan deposit dan pernyataan sepihak (Term of Service).
Berdasarkan pemaparan diatas bahwa penyedia jasa tidak dapat lepas dari
tanggungjawabnya baik terhadap pengemudi atau konsumen karena berdasarkan
Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen dijelaskan bahwa jika pelaku usaha dalam dokumen atau perjanjian
melepaskan tanggungjawabnya maka perjanjian tersebut dinyatakan batal demi
hukum.
15
Dillah Joedi WR, Indra Surya Mochtar, & Wahyu Herjianto, "ANALISIS LEGALITAS DAN
KELAYAKAN FINANSIAL OPERASIONAL ANGKUTAN OJEK DI KABUPATEN SIDOARJO
dalam Seminar Nasional Aplikast Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW) Surabaya, 11 Jul 2012, Hlm
28
2. Pengaturan Kendaraan Berupa Sepeda Motor Sebagai Angkutan Umum
Seiring dengan diaturnya Ojek Tradisional atau GO-JEK yang secara jelas
mengenai kewajiban pengendara, diberikan pelatihan terhadap kelengkapan
berlalu lintas dan peraturan lalu lintas maka, hal tersebut dianggap dapat menjadi
acuan bagi pengguna jalan lainnya yang mengoperasikan kendaraan sepeda
motornya agar mematuhi peraturan tersebut, sehingga tujuan dari pada tertib
berlalu lintaspun dianggap dapat tercapai.
Tercapainya tertib lalu lintas akan berpotensi pada tercapainya keamanan dan
keselamatan lalu lintas di jalan. hal-hal yang dianggap dapat menjadi penyebab
kecelakaan seperti ketidak lengkapan kendaraan yang digunakan sebagai
angkutan, pemeliharaan rutin kendaraan yang digunakan sebagai angkutan dan
kelengkapan pengguna jasa dan pengemudi. Terkait ketertiban seperti melanggar
lampu rambu, tidak mengenakan pelindung kepala (helm), tidak mematuhi batas
kecepatan, dan peraturan mengenai ketertiban lalu lintas lainnya, oleh karena itu
maka dengan dibuatkan aturan dan sanksi tegas terhadap sepeda motor sebagai
angkutan umum maka diharapkan dapat tercapainya tertib berlalu lintas yang
dianggap dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas.
Kemacetan yang terjadi pada saat ini salah satunya adalah disebabkan karena
bertambah nya tingkat volume kendaraan pertahun, kenaikan tingkat volume
kendaraan tersebut disebabkan karena transportasi yang ada dinilai sudah tidak
memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan adanya Ojek Tradisonal atau GO-JEK
yang dinilai tepat guna menjawab kebutuhan masyarakat maka hal tersebut
dianggap dapat dijadikan solusi kemacetan pada saat ini sehingga sebagaian
masyarakat dapat memanfaatkan keberadaannya tanpa harus beraktivitas
dijalanan secara langsung.
B. Perlindungan hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jasa GO – JEK Di Indonesia
1. Perlindungan Hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jas GO – JEK di tinjau
dari peraturan perundang-undangan di indonesia.
Perlindungan hukum bagi penyedia jasa dan pengguna jasa GO- JEK pada
saat ini dapat mengacu kepada KUHPerdata, KUHDagang dan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adapun pemaparan yang
akan penulis jelaskan terkait masalah perlindungan hukum terhadap beberapa
Undang-Undang tersebut adalah sebagai berikut;
1) Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau ganti rugi (Pasal 1234
KUHPerdata);
3) Peralihan resiko kepada debitur sejak saat terjadinya wanprestasi (Pasal 1237 ayat
(2) KUHPerdata);
4) Membayar biaya perkara, apabila sampai diperkarakan di muka hakim (Pasal 181
ayat (1) HIR).
16
Muchsan, Materi Kuliah Penemuan Hukum pada Program Pasca Sarjana Magister Hukum
Universitas Janabadra Yogyakarta Tahun Akademi 2011-2012. hlm. 39.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penulis, jawaban atas identifikasi masalah pada Bab 1 skripsi
ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
merupakan suatu aturan tertulis yang mengatur segala hal tentang bentuk kegiatan
lalu lintas dan angkutan jalan yang dinilai sudah tidak sesuai atau relevan untuk
diterapkan saat ini sehingga perlu diperbaharui atau dibuatkan Undang- Undang yang
lebih khusus mengatur tentang keberadaan sepeda motor sebagai kendaraan angkutan
umum.
2. Bentuk perlindungan hukum terhadap penyedia jasa sepeda motor sebagai angkutan
umum belum dapat ditemukan dalam ketentuan perundang- undangan di Indonesia
khususnya dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, adapun bentuk perlindungan hukum yang seharusnya diberikan
yaitu dengan dibuatkannya Suatu Undang-Undang guna sebagai perlindungan hukum
terhadap kegiatan transaksinya.
B. Saran
2. Penyedia jasa dalam hal melakukan transaksi pelayanan diharapkan tidak lepas dari
tanggung jawabnya. Terlebih dalam hal pembuatan perjanjian pihak penyedia jasa
dilarang untuk menerapkan klausula baku.
3. Terhadap pengemudi kendaraan yang merupakan bagian yang tidak dapat terlepas
dari penyedia jasa, seharusnya dapat memintakan pertanggung jawaban terkait
masalah kerugian yang mungkin timbul pada saat melakukan transaksi pelayanan
salah satu nya dapat dimuat dalam bentuk asuransi.
4. Terhadap konsumen yang mengalami kerugian yang timbul pada saat melakukan
transaksi juga berhak mendapatkan perlindungan hukum berupa ganti rugi,
kompensasi, atau denda. Selama dapat dibuktikan kebenarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku – buku
Abdul Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori Dan Contoh Kasus,
Jakarta: Kencana, 2011.
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis).
Gunung Agung, Jakarta, 2002.
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, Raja
Grafindo, 2004.
C.S.T. Kansil, Modul Hukum Perdata Termasuk Asas-Asas Hukum Perdata, Pradnya
Paramita, Jakarta, 2006.
Djanius Djamin, Syamsul Arifin, Bahan Dasar Hukum Perdata, Akademi Keuangan
dan Perbankan (Perbanas), Medan, 1993.
J. Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yahng Lahir Dari Perjanjian, Bandung, Citra
Aditya Bakti, 1995.