Anda di halaman 1dari 11

Latar Belakang

Bimbingan
dan
Konseling

Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd


Aspek Bimbingan dan Konseling

1. Aspek Sosio-Kultural
2. Aspek Psikologis
3. Aspek Pedagogis
Aspek Sosio-Kultural

– Permasalahan yang sering ditimbulkan karena perubahan kemajuan dari aspek


sosial, politik, ekonomi, industri yaitu kurangnya lapangan pekerjaan, masalah
hubungan sosial, masalah tenaga ahli, masalah pengangguran, dan sebagainya.
– Individu dituntut untuk lebih mampu menghadapi berbagai permasalahan seperti
penyesuain diri, masalah pemilihan pekerjaan, masalah perencanaan dan pemilihan
pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan, dan
masalah pribadi.
– Sekolah hendaknya memberikan bantuan secara pribadi kepada siswa agar mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya. Siswa hendaknya dibantu agar apa yang
mereka terima di sekolah dapat menjadi bekal sebagai anggota masyarakat yang
mandiri dan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Aspek Psikologis

– Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu
dengan lainnya sehingga akan menimbulkan permasalahan secara psikologis.
– Masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan
konseling di sekolah yaitu :
1. Masalah perkembangan individu (dipengaruhi oleh faktor dari dalam seperti
pembawaan dan kematangan, dan dipengaruhi oleh faktor luar yaitu lingkungan).
2. Masalah perbedaan individu (kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-pola dan
tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan latar belakang lingkungan).
Aspek Psikologis

3. Masalah kebutuhan (memperoleh kasih sayang, harga diri, pengharapan yang


sama, ingin dikenal, memperoleh prestasi dan posisi, dibutuhkan oleh orang lain,
merasa bagian dalam kelompok, rasa aman dan perlindungan diri, memperoleh
kemerdekaan diri).
4. Masalah penyesuaian diri (perilaku agresif, rasa rendah diri, bersifat bandel,
menarik diri, mencuri, dan sebagainya).
5. Masalah belajar (bagaimana cara menciptakan kondisi yang baik agarkegiatan
belajar berhasil, memilih metode, alat-alat yang tepat sesuai dengan jenis dan
situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar
dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar,
pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku
pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata kuliah yang
cocok, dan sebagainya).
Aspek Pedagogis

– Kegiatan pendidikan ditandai denagn pelaksanaan menejemen dan administrasi


yang baik, kurikulum beserta proses pembelajaran yang memadai, dan layanan
pribadi kepada peserta didik melalui bimbingan dan konseling (membantu
individu agar berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang
dimilikinya).
– Permasalahan yang dihadapi seperti : tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi
rendah, kekurangpercayaan masyarakat pada pendidikan, perkembangan
kepribadian yang kurang matang, gejala salah usai, kurang percaya diri, cemas,
putus asa, kurang responsif, tergantung pada orang lain, pribadi yang tidak
seimbang, dan sebagainya.
Aspek Pedagogis

– Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling dilihat dari segi pendidikan
yaitu : a). Hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam
mengembangkan kepribadian; b). Para siswa sebagai subyek didik memerlukan
bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan; c). Sebagai
pendidik, seyogyanya dapat menggunakan pendekatan-pendekatan pribadi
dalam mendidik para siswanya.
– Layanan bimbingan dirasakan sangat berperan dalam membantu proses dan
pencapaian tujuan pendidikan yaitu :
1. Perkembangan pendidikan
2. Peran guru
3. Guru sebagai direktur belajar
1. Perkembangan Pendidikan

– Adanya perubahan dalam berbagai komponen


sistem pendidikan seperti kurikulum, strategi
belajar-mengajar, alat bantu belajar, sumber
belajar, dan sebagainya.
2. Peran Guru

– Guru harus mempunyai informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan dengan
peranannya, pekerjaannya, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya, dan
tingkat kecakapan yang harus dimilikinya.
– Peran guru dalam pengajaran dan administratif yaitu : a). Pengambil inisiatif; b).
Wakil masyarakat; c). Orang yang ahli dalam mata pelajaran; d). Penegak disiplin; e).
Pelaksana administrasi pendidikan; f). Pemimpin generasi muda; g). Penerjemah
kepada masyarakat.
– Guru harus berperan dari segi diri sendiri : a). Petugas sosial; b). Pelajar dan ilmuan;
c). Orang tua; d). Pencari teladan; e). Pencari dan pemberi keamanan.
– Secara psikologis guru dipandang sebagai : a). Ahli psikologi pendidikan; b). Seniman
dalam hubungan antar manusia; c). Pembentuk kelompok; d). Catalytic agent =
motivator; e). Petugas kesehatan mental.
3. Guru sebagai Direktur Belajar

1. Mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun


kelompok.
2. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
3. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat
belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
4. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi
yang dihadapinya.
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Terima Kasih

Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

Anda mungkin juga menyukai