Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling
Latar Belakang Perlunya Bimbingan Dan Konseling
Bimbingan
dan
Konseling
1. Aspek Sosio-Kultural
2. Aspek Psikologis
3. Aspek Pedagogis
Aspek Sosio-Kultural
– Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu
dengan lainnya sehingga akan menimbulkan permasalahan secara psikologis.
– Masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan dan
konseling di sekolah yaitu :
1. Masalah perkembangan individu (dipengaruhi oleh faktor dari dalam seperti
pembawaan dan kematangan, dan dipengaruhi oleh faktor luar yaitu lingkungan).
2. Masalah perbedaan individu (kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat, pola-pola dan
tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan latar belakang lingkungan).
Aspek Psikologis
– Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling dilihat dari segi pendidikan
yaitu : a). Hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam
mengembangkan kepribadian; b). Para siswa sebagai subyek didik memerlukan
bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan; c). Sebagai
pendidik, seyogyanya dapat menggunakan pendekatan-pendekatan pribadi
dalam mendidik para siswanya.
– Layanan bimbingan dirasakan sangat berperan dalam membantu proses dan
pencapaian tujuan pendidikan yaitu :
1. Perkembangan pendidikan
2. Peran guru
3. Guru sebagai direktur belajar
1. Perkembangan Pendidikan
– Guru harus mempunyai informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan dengan
peranannya, pekerjaannya, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya, dan
tingkat kecakapan yang harus dimilikinya.
– Peran guru dalam pengajaran dan administratif yaitu : a). Pengambil inisiatif; b).
Wakil masyarakat; c). Orang yang ahli dalam mata pelajaran; d). Penegak disiplin; e).
Pelaksana administrasi pendidikan; f). Pemimpin generasi muda; g). Penerjemah
kepada masyarakat.
– Guru harus berperan dari segi diri sendiri : a). Petugas sosial; b). Pelajar dan ilmuan;
c). Orang tua; d). Pencari teladan; e). Pencari dan pemberi keamanan.
– Secara psikologis guru dipandang sebagai : a). Ahli psikologi pendidikan; b). Seniman
dalam hubungan antar manusia; c). Pembentuk kelompok; d). Catalytic agent =
motivator; e). Petugas kesehatan mental.
3. Guru sebagai Direktur Belajar