Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada 34 ibu bersalin primigravida di klinik Ibu

Alam Salatiga yang memenuhi kriteria penelitian dimana di bagi menjadi 2

kelompok penelitian masing-masing 17 ibu bersalin dimana kelompok

eksperimen dilakukan metode optimalisasi posisi janin sedangkan kelompok

kontrol dilakukan asuhan persalinan normal. Setelah dilakukan penelitian

didapatkan hasil sebagai berikut :

Hasil uji normalitas data menggunakan uji shapiro wilk didapatkan

data p=0,771 dan 0,251 > (α=0,05) sehingga data kedua kelompok dikatakan

normal sehingga menggunakan uji parametrik independent t test.

1. Lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di klinik Ibu Alam

Salatiga yang dilakukan metode optimalisasi posisi janin

Tabel 4.1. Lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di


klinik Ibu Alam Salatiga yang dilakukan metode
optimalisasi posisi janin
Kelompok Mean SD Minimum Maksimum
eksperimen
Lama kala 1 4,18 0,73 3,05 5,43

Tabel 4.1. menunjukkan lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin

primigravida yang dilakukan metode optimalisasi posisi janin rata-rata 4

jam 18 menit, standar deviasi 0,73, waktu tercepat 3 jam 5 menit dan

waktu terlama 5 jam 43 menit.

71
2. Lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di klinik Ibu Alam

Salatiga yang tidak dilakukan metode optimalisasi posisi janin

Tabel 4.2. Lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di


klinik Ibu Alam Salatiga yang tidak dilakukan metode
optimalisasi posisi janin
Kelompok kontrol Mean SD Minimum Maksimum
Lama kala 1 10,15 1,87 6,30 13,07

Tabel 4.2. menunjukkan lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin

primigravida yang tidak dilakukan metode optimalisasi posisi janin rata-

rata 10 jam 15 menit, standar deviasi 1,87, waktu tercepat 6 jam 30

menit dan waktu terlama 13 jam 7 menit.

3. Pengaruh metode optimalisasi posisi janin terhadap lama kala 1 persalinan

pada ibu bersalin primigravida di klinik Ibu Alam Salatiga.

Tabel 4.3. Pengaruh metode optimalisasi posisi janin terhadap lama


kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di klinik
Ibu Alam Salatiga
Variabel Kelompok Mean p
Lama kala Eksperimen 4,18 0,000
I Kontrol 10,15

Tabel 4.3. menunjukkan hasil uji independent t test didapatkan

p=0,000 < (α=0,05) yang artinya Ha diterima yang berarti ada perbedaan

yang signifikan metode optimalisasi posisi janin terhadap lama kala 1

persalinan pada ibu bersalin primigravida di Klinik Ibu Alam Salatiga.


B. Pembahasan

1. Lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di klinik Ibu Alam

Salatiga yang dilakukan metode optimalisasi posisi janin

Hasil penelitian menunjukkan lama kala 1 persalinan pada ibu

bersalin primigravida yang dilakukan metode optimalisasi posisi janin

rata-rata 4 jam 18 menit, standar deviasi 0,73, waktu tercepat 3 jam 5

menit dan waktu terlama 5 jam 43 menit. Kala 1 persalinan adalah

permulaan kontraksi persalinan yang ditandai dengan perubahan servik

yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (pembukaan 1-10

cm). Proses ini berlangsung kurang lebih 18 – 24 jam. Berdasarkan kurva

Friedman pada kala 1 persalinan diperhitungkan pembukaan primigravida

1 cm per jam dan pada multigravida 2 cm per jam. Pada primipara lama

persalinan pada kala 1 mempunyai durasi yang lebih lama dibanding

dengan multipara, dimana lama persalinan kala 1 persalinan pada

primipara sekitar 13-14 jam sedangkan pada multipara selama 7 jam.

Persalinan yang nyaman dan lancar serta minim trauma dapat dicapai

jika terjadi keselarasan antara tubuh dan psikologis ibu. Persiapan

persalinan yang matang dapat meminimalkan resiko terjadinya partus

lama. Hal hal yang dapat dipersiapkam selama hamil bahkan saat proses

persalinan berlangsung diantaranya senam hamil, yoga atau optimalisasi

posisi janin untuk mengoptimalkan fisik ibu , posisi janin dalam rahim

serta sebagai salah satu comfort technique untuk mengurangi skala nyeri

yang dialami saat proses persalinan.


Kala I fase aktif adalah fase yang sangat penting dari kemajuan

persalinan oleh karena itu setiap penolong persalinan harus mampu

mengontrol dan mengawasi proses persalinan agar tidak masuk kedalam

situasi yang patologis. Untuk menghindari hal yang membahayakan

kondisi ibu dan janin selama proses persalinan terutama di kala I fase aktif

maka kita harus mampu menilai kemajuan persalinan dengan acuan dari

penurunan bagian terbawah janin dan kemajuan dari pembukaan servik

yang sangat dipengaruhi oleh kontraksi yang sempurna.

Kontraksi yang terjadi bersifat unik mengingat kontraksi uterus

merupakan kontraksi otot fisiologis yang menimbulkan rasa nyeri.

Kontraksi yang efektif dibutuhkan untuk mendorong kepala bayi turun dan

masuk ke pintu atas panggul. Proses ini juga memicu mekanisme umpan

balik yang positif karena adanya segmen uteri bagian atas memendek dan

menebal dan bayi ditekan untuk turun. Tekanan pada serviks memicu

refleks pelepasan oksitosin secara otomatis. Semakin besar tekanan,

semakin banyak oksitosin yang dilepaskan, dimana untuk selanjutnya akan

membantu kontraksi uterus lebih adekuat.

Berbagai studi intervensi terhadap posisi ibu bersalin sudah

dilakukan guna mengetahui efektifitas dan efisiensi dari berbagai posisi

ibu yang diharapkan dapat direkomendasikan dalam proses persalinan

pada kala I fase aktif. Berbagai posisi dalam optimalisasi posisi janin

selama persalinan kala I fase aktif memberikan keuntungan yang lebih

dibandingkan posisi lainnya termasuk pada posisi ibu yang berbaring di


tempat tidur, karena posisi berbaring dapat menekan vena cava sehingga

dapat menurunkan aliran darah ke plasenta yang menyebabkan janin

hipoksia dan menekan diafragma yang membuat ibu sulit untuk bernafas.

Optimalisasi posisi janin merupakan salah satu teknik yang dapat

digunakan untuk mengurangi nyeri saat kontraksi persalinan dan

mengoptimalkan posisi bayi dalam proses persalinan, terutama pada kala 1

persalinan. Dengan memberikan teknik Optimalisasi posisi janin pada

pasien yang sedang menjalani proses kala 1 persalinan diharapkan dapat

menurunkan skala nyeri pada proses persalinan, memberikan rasa nyaman

pada ibu dan dapat mengoptimalkan posisi janin menjadi lebih maksimal

sehingga proses persalinan menjadi lebih nyaman dan lebih cepat.

2. Lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin primigravida di klinik Ibu Alam

Salatiga yang tidak dilakukan metode optimalisasi posisi janin

Hasil penelitian menunjukkan lama kala 1 persalinan pada ibu

bersalin primigravida yang tidak dilakukan metode optimalisasi posisi

janin rata-rata 10 jam 15 menit, standar deviasi 1,87, waktu tercepat 6

jam 30 menit dan waktu terlama 13 jam 7 menit. Persalinan lama atau

dengan kata lain Persalinan Tak Maju atau dalam istilah bahasa inggris,

sering disebut Failure to Progress (FTP). Failure to Progress (FTP) atau

Partus tak maju di tegakkan ketika proses persalinan berlangsung sekitar

20 jam atau lebih setelah kontraksi teratur dimulai (pada ibu yang baru

pertama kali melahirkan), dan sekitar 14 jam atau lebih (pada ibu yang

pernah melahirkan sebelumnya). Teori Ini juga digunakan saat


penambahan pembukaannya kurang dari 1-2 cm per jam (selama

persalinan fase aktif, yaitu pembukaan di atas 4 cm).

Banyak faktor yang bisa memengaruhi panjang dan pendeknya

proses persalinan yaitu: penggunaan epidural (membuat ibu tidak bisa

bergerak dengan bebas), obesitas, usia, paritas, posisi bayi yang posterior,

posisi kepala bayi yang miring (yaitu asynclitic), ibu kurang mobilisasi.

Persalinan lama dan kelelahan ibu biasanya menjadi faktor utama pemicu

terjadinya persalinan SC. Insiden ini terjadi pada 5 % persalinan. pada

primigravida insidensinya 2 kali lebih besar daripada multigravida

(Syaefudin 2009).

Mal posisi dan mal presentasi, dimana terjadi kelainan posisi janin

membuat proses persalinan lebih sulit bahkan janin tidak dapat bergerak

melewati panggul sehingga mau tidak mau keputusannya adalah SC.

Beberapa ibu bahkan didiagnosa DKP (Disporposi Kepala Panggul)

dimana terjadi ketidaksesuaian proporsi antara kepala janin dan besar serta

luas panggul, hal ini disebabkan karena janin yang terlalu besar atau

panggul yang terlalu kecil, juga sering disebabkan karena janin dalam

posisi posterior atau mal posisi. Karena sebenarnya kejadian DKP yang

sejati cukup rendah. Memengaruhi cara janin bergerak dan mengatur posisi

teroptimalnya bisa membantu untuk membuat kelahiran lebih mudah bagi

ibu dan bayi.

Persalinan sendiri dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu passage

(jalan lahir) jalan lahir merupakan komponen yang sangat penting dalam
proses persalinan, yang terjadi dari jalan lahir, tulang, dan jalan lahir

lunak. Proses persalinan merupakan proses mekanisme yang melibatkan 3

faktor yaitu jalan lahir, kekuatan ibu meneran dan janin yang dilahirkan

dalam satu mekanisme terpadu. Jalan lahir lunak pada keadaan tertentu

tidak akan membahayakan janin dan sangat menentukan proses persalinan

(Manuaba, 2010), Passanger (janin) meliputi keadaan janin (letak ,

presentasi, ukuran, berat janin, ada atau tidaknya kelainan anatomi atau

posisi janin.), Power (kekuatan ibu untuk meneran) kekuatan ibu untuk

meneran untuk melahirkan bayi dan placenta dari jalan lahir, peran petugas

kesehatan atau penolong persalinan adalah memantau dengan seksama dan

memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu, baik segi emosi

maupun fisik (Saifudin 2008). Pada kasus yang ditangani oleh dukun atau

tenaga para medis yang tidak kompeten , sering kali ibu dianjurkan untuk

mengejan walaupun kondisi pembukaan jalan lahir belum sempurna

akibatnya cervik menjadi edema dan menghambat pembukaan lebih lanjut,

sehingga ibu menjadi kelelahan yang membuat durasi persalinan menjadi

lebih lama. Pada kala 2 ibu sudah tidak dapat mengejan yang

menyebabkan kala 2 tidak maju atau partus macet, psikologis ibu

kecemasan, kelelahan, kehabisan tenaga, kekhawatiran ibu, dapat

memperberat nyeri fisik yang sudah ada. Kecemasan ibu meningkat

semakin berat, sehingga terjadi siklus nyeri kemudian stres kembali lagi ke

nyeri dan seterusnya berputar secara terus menerus, sehingga ibu yang
bersalin tidak mampu untuk bertahan. Kejadian seperti ini menyebabkan

makin lamanya proses persalinan sehingga janin mengalami fetal disstress

3. Perbedaan metode optimalisasi posisi janin terhadap lama kala 1

persalinan pada ibu bersalin primigravida di klinik Ibu Alam Salatiga

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan metode

optimalisasi posisi janin terhadap lama kala 1 persalinan pada ibu bersalin

primigravida di Klinik Ibu Alam Salatiga. Adanya pengaruh dapat dilihat

dari selisih waktu antara kelompok yang dilakukan optimalisasi posisi

janin dengan kelompok kontrol dimana didapatkan perbedaan mean 6 jam

3 menit dimana dapat dikatakan ibu yang dilakukan metode optimalisasi

posisi janin lebil cepat kala I nya dibandingkan kelompok yang tidak

dilakukan metode optimalisasi posisi janin . Optimalisasi posisi janin

adalah suatu metode yang digunakan untuk mengoptimalkan posisi janin

yang dapat dilakukan sebelum dan saat proses persalinan berlangsung

agar proses persalinan dapat berlangsung dengan nyaman, aman, cepat,

mudah, dan minim trauma.

Optimalisasi posisi janin adalah sebuah pendekatan untuk

mengoptimalkan hubungan fisik antara tubuh ibu dan bayi untuk

meringankan persalinan. Optimalisasi posisi janin adalah paradigma baru

yang mengambil petunjuk dari posisi bayi untuk solusi fisiologis alami.

Hasil penelitian optimalisasi posisi janin yang dilakukan adalah

dengan metode rebozo sifting (Rebozo manteada) dengan menggunakan

kain selendang yang bermanfaat menenangkan ligamen – ligamen pada


uterus dan otot perut yang kaku, membantu perputaran bayi dalam rahim

sehingga mempermudah proses persalinan dan membantu memberikan

rasa nyaman pada ibu disaat proses persalinan. Gerakan lain adalah shake

the apple three yang dilakukan serangkaian dengan teknik rebozo

manteada. Biasanya teknik ini digunakan setelah dilakukan teknik rebozo

atau dilakukan selang seling dengan teknik rebozo untuk mengoptimalkan

posisi janin dan dapat membantu mempercepat proses persalinan,

kemudian gerakan forward lening inversion merupakan teknik peregangan

otot yang lembut dan relaks. Ketika posisi tegak kembali akan membuat

ligamen menjadi relaks. Mengulangi peregangan berkali-kali membuat

untuk melepaskan ketegangan yang mungkin ada atau mengurangi kondisi

asimetri pada ligamen ibu dan memungkinkan kepala bayi agar optimal

dengan lebih mudah selama proses persalinan.

Gerakan selanjutnya yang dilakukan adalah teknik side lying release

(SLR) dapat digunakan saat kondisi ibu tidak memungkinkan untuk

banyak melakukan pergerakan. Posisi ibu berada pada posisi tidur miring

kiri dengan salah satu kaki lurus dan satu kaki yang lain menggantung.

side lying release menggunakan prinsip "peregangan statis" untuk

sementara, dengan sedikit memperbesar dan melunakkan panggul.

Peregangan otot spindel di otot panggul ini dapat memperpanjang otot

panggul kurang lebih selama 1-4 jam. SLR kemudian dapat diulang jika

diperlukan. Pelvic rocking exercise merupakan program latihan untuk otot

yang menunjang uterus, kandung kemih dan organ panggul yang lain.
Latihan ini akan membantu presentasi janin sehingga dapat mempercepat

proses persalinan.

teknik yang terakhir adalah dengan pendampingan doula. Doula akan

mendampingi, membimbing dan memberikan pelatihan kepada ibu hamil

dalam menghadapi proses persalinan normal. Fokus utama adalah ibu

hamil bisa melewati persalinan dengan aman, nyaman, dan singkat dengan

ragam teknik untuk mengoptimalisasikan posisi janin, membantu

membuka tulang panggul , serta melakukan berbagai teknik agar posisi

bayi lebih optimal dan mempercepat kepala bayi turun ke pintu bawah

panggul. Selain menyiapkan kondisi mental calon ibu, doula juga

mengedukasi calon ayah untuk dapat menjadi pendamping utama istrinya

saat melahirkan. Suami tetap menjadi pendamping persalinan dan pemberi

semangat utama untuk istrinya dalam menghadapi proses persalinan.

Hasil penelitian ini didukung penelitian yang dilakukan oleh

Syaflindawati (2015) yang hasilnya rata-rata lama persalinan kala I fase

aktif dengan upright position adalah 161,05 ± 40,26 menit dan untuk posisi

berbaring adalah 263,68 ± 39,47 menit. Hasil uji statistik didapatkan

perbedaan yang signifikan dengan nilai p< 0,05. Kesimpulan studi ini

ialah upright position dapat mempercepat proses persalinan kala I fase

aktif pada primigravida. penelitian oleh Devi (2018) yang hasilnya

terdapat pengaruh antara yoga prenatal dengan proses persalinan kala I

nilai (p-value = 0,000) dan terdapat pengaruh antara hypnobirthing dengan

proses persalinan kala I nilai (p-value = 0,000).

Anda mungkin juga menyukai