Anda di halaman 1dari 8

JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2

FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X

GAMBARAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA


PRIMIGRAVIDA DENGAN POSISI MERANGKAK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA

Dede Gantini1, Lilik Herawati2


1
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya
2
Puskesmas Tamansari
Email: ddgianti@gmail.com

ABSTRAK

Posisi merangkak dapat membantu meringankan rasa sakit, posisi ini juga dapat
membantu memutar janin dari posisi oksiput posterior untuk berputar menjadi posisi oksiput
anterior. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran lama persalinan kala I fase aktif pada
primigravida dengan posisi merangkak di wilayah Kerja Puskesmas Tamansari. Metode
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Sampel penelitian adalah seluruh ibu
hamil primigravida di wilayah Kerja Puskesmas Tamansari, dengan taksiran persalinan bulan
Oktober sampai November 2017 berjumlah 18 orang. Hasil penelitian menunjukkan rata rata
lama persalinan kala 1 fase aktif pada primigravida dengan posisi merangkak adalah 251 menit
(4.11) jam, sebanyak 10 orang (55.56%) melalui kala I fase aktif dalam waktu >251 menit,
dan sebanyak 8 orang (44.44%) melalui kala I fase aktif selama <251 menit. Saran untuk
tenaga kesehatan atau penolong persalinan dapat menerapkan teknik posisi merangkak saat
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I fase aktif sehingga akan mempercepat
proses persalinan.
.
Kata kunci : Posisi merangkak, kemajuan persalinan kala 1, primigravida

ABSTRACT

Hand knee position can help relieve pain, this position can also help rotate the fetus
from the posterior occiput position to rotate into the anterior occiput position. The purpose of
this study was to determine the description length of the first stage of labor in the active phase
of primigravida with a hand knee position in the work area of Tamansari Health Center. The
research method used is quasi-experimental. The study sample was all primigravida pregnant
women in the Tamansari Community Health Center working area, with an estimated delivery
from October to November 2017 totaling 18 people. The results showed that the average length
of labor in the active phase of primigravida with hand knee position was 251 minutes (4.11)
hours, 10 people (55.56%) through the first phase of active phase> 251 minutes, and 8 people
(44.44%) through the first phase of the active phase for <251 minutes. Suggestions for health
workers or childbirth helpers can apply hand and knee position technique when providing
midwifery care for first-time mothers in the active phase so that it will speed up the delivery
process

Keywords: Hand knee position, length of the first stage of labor, primigravida

PENDAHULUAN dari tanda–tanda persalinan. Persalinan lama


Persalinan lama merupakan salah dapat menyebabkan infeksi, kehabisan
satu penyebab kematian ibu dan janin. tenaga, dehidrasi, dan perdarahan post
Persalinan lama adalah persalinan yang partum yang dapat menyebabkan kematian
berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera

36
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
dan asfiksia yang dapat meningkatkan janin selama proses persalinan terutama di
kematian bayi (Ardhiyanti, Susanti 2016). kala I fase aktif maka kita harus mampu
Angka kejadian persalinan lama di menilai kemajuan persalinan dengan acuan
Jawa Barat sebesar 6,4%, di Tasikmalaya dari penurunan bagian terbawah janin dan
sebanyak 5% dan di Puskesmas Tamansari kemajuan dari pembukaan servik yang
sebanyak 21 kasus (Dinkes Jabar, Dinkes sangat dipengaruhi oleh kontraksi yang
Kota Tasikmalaya, 2016). sempurna. Kontraksi yang terjadi bersifat
Proses persalinan dibagi dalam 4 unik mengingat kontraksi uterus merupakan
kala yaitu kala I atau kala Pembukaan, kala kontraksi otot fisiologis yang menimbulkan
II pengeluaran bayi, kala III pengeluaran nyeri (Syaflindawati, Herman, Ilyas, 2015).
plasenta dan kala IV pengawasan Dalam setiap persalinan hendaknya
(Sulistyowati, 2010). Perpanjangan pada setiap perempuan diupayakan untuk memilih
Kala I merupakan salah satu masalah yang posisi yang membuat mereka nyaman,
sering terjadi dalam proses persalinan terkendali dan memberikan manfaat yang
terutama pada primigravida. Pada besar selama persalinan kala I (Lawrence A,
primigravida secara fisiologis proses at al, 2013).
persalinan lebih lama dibandingkan dengan Persalinan dengan posisi merangkak
multipara, hal ini disebabkan pada dapat membantu meringankan rasa sakit,
primigravida terjadi penipisan serviks posisi ini juga dapat membantu memutar
terlebih dahulu sebelum terjadi pembukaan, janin dari posisi oksiput posterior untuk
sedangkan pada multipara serviks telah berputar menjadi posisi oksiput anterior.
lunak akibat persalinan sebelumnya, Posisi merangkak membuat ibu lebih
sehingga periode kala I pada primigravida nyaman dan memudahkan ibu beristirahat
lebih lama dibandingkan multigravida. Kala diantara kontraksi jika ia mengalami
I fase aktif pada primigravida normalnya kelelahan dan juga mengurangi resiko
berjalan selama 6 jam, apabila dalam 6 jam terjadinya laserasi perineum (JNPK-KR,
pembukaan belum lengkap maka hal ini 2014).
dapat dikatakan bahwa proses persalinan Selama tahap awal persalinan,
mengalami perlambatan (Rohani, 2011). pemilihan posisi selain posisi terlentang dan
Kala I fase aktif adalah fase yang litotomi, memberikan manfaat ibu merasa
sangat penting dari kemajuan persalinan lebih nyaman, ukuran rongga panggul lebih
oleh karena itu setiap penolong persalinan luas, serta meningkatkan aliran darah dan
harus mampu mengontrol dan mengawasi kontraksi uterus (Gaffka, 2016).
proses persalinan agar tidak masuk ke dalam Hasil penelitian Rahmawati (2014)
situasi yang patologis. Untuk menghindari dengan judul Pengaruh Posisi Merangkak
hal yang membahayakan kondisi ibu dan Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase

37
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
Aktif Pada Primigravida di BPS Ny. Endang Kriteria sampel penelitian terdiri dari:
Sumaningdyah Kota Kediri menunjukkan Kriteria Inklusi 1) Ibu primigravida fase
bahwa ada pengaruh posisi merangkak aktif pembukaan 4 di wilayah kerja
terhadap kemajuan persalinan kala I fase puskesmas Tamansari, 2) Dalam kondisi
aktif pada primigravida. sadar, 3) Persalinan normal (Presentasi
Hasil studi pendahuluan di salah satu Belakang Kepala), 4) Usia kehamilan 37- 42
Bidan Praktek Mandiri di wilayah kerja minggu, 5) Bersedia melakukan posisi
Puskesmas Tamansari terdapat 35 ibu merangkak dalam kala 1 fase aktif. Kriteria
bersalin pada bulan Agustus-September Eksklusi 1) Merangkak kurang dari 30
2017, dan 12 orang mengalami masalah menit.
pada kala I Fase Aktif yaitu kelelahan dan Instrumen penelitian menggunakan
kelainan his, sehingga 5 orang dirujuk lembar observasi pelaksanaan posisi
karena mengalami perpanjangan fase aktif, merangkak (ibu bersalin merangkak minimal
dan 7 orang mengalami perbaikan setelah 30 menit selama kala I fase aktif), lembar
dilakukan perubahan posisi. partograf untuk memantau kemajuan
Berdasarkan latar belakang tersebut persalinan kala I fase aktif, dan pengukur
maka tujuan penelitian ini untuk waktu (jam) untuk mengukur
mengetahui gambaran kemajuan persalinan waktu/lamanya kala I fase aktif.
kala I fase aktif pada primigravida dengan Pengambilan data dilakukan dengan
posisi merangkak di wilayah Kerja mengobservasi pelaksanaan posisi
Puskesmas Tamansari. merangkak dalam persalinan kala I fase aktif
serta mengukur lamanya waktu persalinan
BAHAN DAN METODE kala 1 fase aktif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Analisa data menggunakan analisa

kuantitatif dengan metode penelitian univariat. Pengolahan data dengan

deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada menghitung persentase tiap kategori. Peneliti

bulan Oktober–Desember 2017 di wilayah menggunakan mean sebagai Cut of Point

kerja puskesmas Tamansari Kota (CoP) penilaian lama kala I fase aktif.

Tasikmalaya. Populasi dalam penelitian ini


adalah seluruh ibu hamil primigravida di
wilayah Kerja Puskesmas Tamansari,
dengan taksiran persalinan bulan Oktober
sampai November 2017. Teknik
pengambilan menggunakan purposive
sampling.

38
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
HASIL PENELITIAN Tabel 2 menjelaskan sebagian besar
Hasil penelitian dijelaskan dalam tabel responden primigravida dengan posisi
berikut : merangkak melalui kala I fase aktif dalam
Tabel 1. Gambaran lama persalinan kala I waktu >251 menit.
fase aktif pada primigravida dengan posisi
merangkak di wilayah Puskesmas
Tamansari Kota Tasikmalaya PEMBAHASAN
No Mulai Fase Akhir Lamanya Hasil penelitian yang telah
Resp Aktif Fase (Menit) dideskripsikan diperoleh bahwa gambaran
(Jam) Aktif
(Jam) lama persalinan Kala I fase aktif pada
1 06.30 11.06 276
primigravida dengan posisi merangkak di
2 04.25 08.40 255
3 13.00 17.19 259 wilayah Kerja Puskesmas Tamansari
4 07.10 11.00 230
5 04.21 08.29 248 sebagian besar adalah >251 menit yaitu
6 17.32 21.38 246 sebanyak 10 orang (55.56%) dan <251
7 21.50 02.03 253
8 03.20 08.34 254 menit sebanyak 8 orang (44.44%), dengan
9 10.15 14.27 252
rata-rata kemajuan persalinan 4 jam 11
10 13.07 17.20 253
11 08.32 11.32 180 menit. Paling lama 320 menit (5 jam 20
12 02.15 07.20 305
13 11.10 15.12 242 menit) dan paling cepat 180 menit (3 jam).
14 16.21 19.36 195 Pada primigravida, fase aktif yang
15 05.12 09.16 244
16 03.23 07.44 261 lebih panjang dari 12 jam merupakan
17 19.50 23.55 245 keadaan abnormal. Yang lebih penting
18 02.55 08.15 320
Jumlah Total 4518 menit daripada fase ini adalah kecepatan dilatasi
Rata-Rata 251 menit (4 jam 11 menit)
serviks. Laju yang kurang dari 1,2 cm per
jam membuktikan adanya abnormalitas.
Tabel 1 menjelaskan rata rata lama kala 1
Pemanjangan fase aktif menyertai: (1)
fase aktif pada primigravida dengan posisi
malposisi janin; (2) disproporsi
merangkak adalah 251 menit atau 4 jam 11
cephalopelvik; (3) penggunaan sedatif dan
menit. Sehingga cut of point hasil penelitian
analgesik berlebihan; (4) ketuban pecah
adalah 251 menit. Paling lama 320 menit (5
sebelum dimulainya persalinan (Larosa,
jam 20 menit) dan paling cepat 180 menit
2009).
(3 jam).
Pada dasarnya posisi ibu selama
Tabel 2. Gambaran kemajuan persalinan
kala I fase aktif pada primigravida dengan persalinan bisa dimodifikasi sesuai dengan
posisi merangkak di wilayah Puskesmas
keinginan dan kenyamanan yang dirasakan
Tamansari Kota Tasikmalaya
ibu bersalin. Akan tetapi asumsi sebagian
No Kategori F %
besar ibu bersalin menganggap bahwa
1 <251 menit 8 44,44
2 >251 menit 10 55,56 posisi telentang sebagai posisi standar
Jumlah 18 100
karena dengan posisi tersebut

39
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
memudahkan pemantauan kesejahteraan dominan posisi alternatif termasuk posisi
janin, pemberian terapi dan kinerja merangkak adalah 192,1 menit.
prosedur medis, sehingga membatasi ibu Kemungkinan untuk mengubah posisi
bersalin untuk memilih posisi alternatif dalam persalinan secara positif
lain selama persalinan . Salah satu posisi mempengaruhi pengalaman melahirkan
alternatif selama persalinan adalah posisi dan hasil persalinan yang baik. Beberapa
merangkak (on all fours) yaitu posisi penelitian melaporkan ibu bersalin yang
dimana ibu hamil/bersalin berlutut dan diperbolehkan memilih posisi yang
membungkuk ke depan untuk menopang nyaman berefek pada waktu persalinan
berat badan dengan tangan (Gizzo, 2014). yang lebih pendek, menghindari induksi
Posisi merangkak merupakan posisi dan mengurangi nyeri persalinan.
persalinan yang dapat membantu ibu Posisi merangkak (Hands and
mengurangi rasa nyeri punggung saat knees) direkomendasikan dilakukan dalam
persalinan, posisi ini lebih nyaman dan persalinan karena berdasarkan teori bahwa
efektif bagi ibu terutama jika ada masalah pengaruh gravitasi dan daya apung dapat
bagi bayi yang akan berputar ke posisi mendorong rotasi kepala janin ke posisi
oksiput anterior. Posisi ini akan anterior dan mengurangi nyeri punggung
meningkatkan oksigenasi bagi bayi dan persisten. Dalam suatu penelitian
bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi Randomized Control Trial menemukan
ibu. Posisi merangkak juga dapat hasil bahwa ada hubungan signifikan
membantu penurunan kepala janin lebih posisi merangkak dengan pengurangan
dalam ke panggul (Maternal and Child nyeri punggung, dan perbandingan waktu
Survival Program, 2016). janin mencapai posisi oksiput anterior
Posisi merangkak merupakan posisi lebih cepat 1 jam pada posisi merangkak
yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri dibandingkan dengan posisi lain/tidak
punggung saat persalinan dan merangkak. Sehingga kesimpulan dari
memudahkan ibu untuk beristirahat penelitian ini adalah bahwa posisi tangan
diantara kontraksi jika mengalami dan lutut (merangkak) lebih efektif
kelelahan dan juga dapat mengurangi daripada posisi lain dalam mengurangi
resiko laserasi perineum (Rohani, 2011). nyeri punggung persisten dan mendukung
Hasil penelitian Gizzo dkk pada rotasi oksiput posterior (OP) ke oksiput
tahun 2014 menemukan hasil bahwa first anterior (OA) (Stremler et al, 2005).
stage labour length (minutes) pada Posisi lateral dan posterior kepala
kelompok ibu dengan dominan posisi bayi (bagian belakang kepala bayi
telentang adalah selama 336,1 menit menghadap ke sisi atau belakang ibu)
sedangkan pada kelompok ibu dengan dapat dikaitkan dengan persalinan yang

40
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
lebih menyakitkan, berkepanjangan dan persalinan harus memastikan bahwa
persalinan yang sulit. Posisi terbaik untuk kesejahteraan janin dimonitor secara
bayi selama kelahiran adalah kepala di memadai pada posisi yang dipilih ibu
bawah, dengan bagian belakang kepala bersalin (WHO Reproductive Health,
menghadap ke depan (Hunter S, 2009). 2018).
Tiga studi menganalisis penggunaan Tinjauan sistematis dari studi
posisi merangkak selama persalinan kualitatif yang mengeksplorasi
(Dahlen et al 2013, Elvaner et al 2015, pengalaman ibu bersalin dalam persalinan
Suto el al 2015). Dua studi menganalisis menemukan bahwa wanita menginginkan
pengaruh posisi merangkak terhadap ibu kebebasan untuk mengadopsi berbagai
dan satu studi menganalisis pengaruh posisi. Dalam kebanyakan kasus, posisi
merangkak terhadap ibu dan bayi. non terlentang dianggap lebih
Penelitian Suto melaporkan terdapat memberdayakan dan kurang menyakitkan
peningkatan risiko laserasi perineum pada serta dapat memfasilitasi kelahiran yang
posisi merangkak selama persalinan kala lebih mudah, meskipun posisi telentang
II. Penelitian Dahlen melaporkan tidak ada masih dipandang sebagai pendekatan yang
hasil yang signifikan antara posisi lebih tradisional untuk melahirkan.
merangkak dengan kejadian perdarahan Tinjauan ini juga melaporkan temuan
postpartum dan trauma perineum. tentang pengalaman dari penolong
Penelitian Elvander menilai keadaan persalinan yang berusaha untuk responsif
sphincter ani pada persalinan dengan posisi terhadap kebutuhan perempuan tetapi
merangkak, melaporkan hasil bahwa tidak cenderung tetap memilih posisi terlentang
terdapat hubungan yang signifikan untuk karena membuat pemantauan, intervensi
hal tersebut jika dibandingkan dengan medis dan proses persalinan lebih mudah
posisi duduk, litotomi, lateral, berdiri, bagi mereka. Pertimbangan tambahan data
terlentang, jongkok dan menggunakan dari survei cross sectional yang dilakukan
kursi persalinan. (WHO Reproductive di Afrika (Malawi dan Nigeria)
Health, 2018). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 90% wanita
ini maka peneliti menerapkan posisi sadar akan posisi terlentang atau setengah
merangkak selama persalinan kala I fase duduk untuk persalinan, tetapi kurang dari
aktif bukan pada kala II persalinan. 5% yang mengetahui posisi alternatif
WHO merekomendasikan bahwa (jongkok, berlutut, dan merangkak). Data
merupakan bagian penting untuk dari penelitian di Nigeria juga
mendorong dan mendukung setiap wanita menunjukkan bahwa hanya 18,9% wanita
untuk memilih posisi apapun yang akan siap untuk mengadopsi posisi
menurutnya paling nyaman. Penolong alternatif jika telah disarankan oleh tenaga

41
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
kesehatan sebelumnya (Maternal and Child besar dan mempengaruhi penurunan kepala
Survival Program, 2016). janin. Dengan demikian dengan posisi
Dalam suatu studi observasional merangkak pada kala I fase aktif dapat
menjelaskan bahwa jika wanita berbaring mempengaruhi kemajuan persalinan
terlentang selama persalinan ini mungkin karena memperbaiki posisi kepala janin,
memiliki efek buruk pada kontraksi rahim kontraksi uterus lebih baik, penurunan
dan menghambat kemajuan persalinan, dan kepala lebih cepat dengan bantuan gaya
pada beberapa wanita mengurangi aliran gravitasi sehingga akan membantu proses
darah plasenta (Lawrence, 2013). Suatu pembukaan serviks (Rahmawati, Titisari,
penelitian dengan menggunakan X Ray Pratamaningtyas, 2014).
menunjukkan adanya perluasan ruang
panggul pada posisi jongkok dan KESIMPULAN DAN SARAN
merangkak (Gupta et al, 2012). Kesimpulan penelitian diperoleh
Dalam penelitian Rahmawati, bahwa rata rata waktu/lama kala I fase aktif
Titisari dan Pratamaningtyas tahun 2014 pada primigravida dengan posisi
menemukan bahwa ada pengaruh posisi merangkak yang didapat dari 18 responden
merangkak terhadap kemajuan persalinan adalah 251 menit (4 jam 11 menit). Paling
kala I fase aktif. Secara lebih rinci terdapat lama 320 menit (5 jam 20 menit) dan paling
85,71% primigravida melalui kala I fase cepat 180 menit (3 jam)
aktif selama kurang dari 6 jam, dan Saran dari hasil penelitian ini
sebanyak 14,29% melalui kala I fase aktif adalah: 1) Fasilitas pelayanan kesehatan
selama lebih dari 6 jam. hendaknya menyiapkan sarana prasarana
Faktor penting saat seorang wanita yang mendukung wanita untuk memilih
berada dalam persalinan adalah bukan saat berbagai posisi persalinan yang nyaman
ia akhirnya melahirkan tetapi tetap mampu termasuk pilihan untuk posisi merangkak
bergerak selama persalinan karena dengan selama kala I fase aktif, sehingga tidak
begitu banyak wanita merasa lebih mudah hanya dalam posisi terlentang; 2) Bantu
menghadapi rasa nyeri dan mampu setiap ibu bersalin untuk menggunakan
mengguncang/memutar panggul dengan berbagai alternatif posisi persalinan
baik serta dapat menggunakan gravitasi termasuk posisi merangkak; 3) Bidan dan
yang membantu penurunan janin. siswa bidan diharapkan memiliki
Berdasarkan analisa hukum I Newton pengalaman membimbing ibu bersalin
posisi merangkak mempengaruhi dalam menggunakan posisi alternatif
kemajuan persalinan adalah pada posisi ini selama persalinan termasuk posisi
sebanding dengan gaya gravitasi sehingga merangkak sehingga diharapkan membantu
kekuatan gaya tarik bumi menjadi lebih mempercepat proses persalinan.

42
JURNAL BIMTAS Volume: 3, Nomor 2
FIKes-Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya E-ISSN: 2622-075X
DAFTAR PUSTAKA Maternal and Child Survival Program,
2016. Supporting Birth in Alternative
Ardhiyanti, Susanti, 2016. Faktor Ibu Yang
Positions, USAID
Berhubungan dengan Kejadian
Persalinan Lama di RSUD Arifin
Rahmawati, Titisari, Pratamaningtyas,
Achmad Pekanbaru, Jurnal Kesehatan
2014, Pengaruh Posisi Merangkak
Komunitas, Vol 3, No 2, Mei 2016.
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I
Fase Aktif Pada Primigravida di BPS
Dinkes Jabar, 2016. Profil Kesehatan Jawa
Ny. Endang Sumaningdyah Kota
Barat
Kediri, Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.3
Dinkes Kota Tasikmalaya, 2016. Profil
Rohani.dkk.2011. Asuhan Pada Masa
Kesehatan Kota Tasikmalaya
Persalinan. Jakarta : Salemba Medika.
Gafka K, 2016, The Effect of Alternative
Stremler R, Hodnett E, Petrushen P et al.
Labor Positions Versus the Lithotomy
2005. Randomized Controlled Trial of
Position on Birthing Outcomes: An
Hands and knees positioning for
Integrative Literature Review,
occipitoposterior position in labor.
University of Central Florida, STARS
Birth Issues and Perinatal
Care.Volume 32 Issue 4, Wiley Online
Gizzo S, Gangi S D, Noventa M et al.
Library, dari
2014. Women’s Choice of Positions
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf
during Labour: Return to the Past or a
/10.1111/j.0730-7659.2005.00382.x
Modern Way to Give Birth A Cohort
Study in Italy, Hindawi Publishing
Sulistyowati, Ari, 2010. Buku Ajar Asuhan
Corporation BioMed Research
Kebidanan. Yogyakarta: ANDI
International Volume 2014, Article ID
638093,7pageshttp://dx.doi.org/10.115
Syaflindawati, Herman, Ilyas, 2015.
5/2014/638093
Pengaruh Upright Position Terhadap
Lama Kala I Fase Aktif pada
Hunter S, Hofmeyr GJ, Kulier R, 2009.
Primigravida, Jurnal Kesehatan
Hands and knees posture in late
Andalas, FK Unand.
pregnancy or labour for fetal
malposition (lateral or posterior)
WHO Reproductive Health Library, 2018.
(Review), Cochrane Database of
WHO recomendation on birth position.
Systematic Reviews 2007, Issue 4. Art.
The WHO Reproductive Health;
No.:CD001063.DOI:10.1002/1465185
Geneva; World Health Organization
8.CD001063.pub3.

JNPK-KR. 2014. Buku Acuan Persalinan


Normal, Jakarta : JNPK-KR

Larosa, 2019. Perbedaan Lama Persalinan


Antara Primipara dengan Multipara di
RSUD Moewardi Surakarta, Skripsi,
FK Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Lawrence A, Lewis L, Hofmeyr GJ,


Styles C. 2013. Maternal positions and
mobility during first stage labour.
Cochrane Database of Systematic
Reviews 2013, Issue 10. Art. No.:
CD003934. DOI:
10.1002/14651858.CD003934.pub4.
43

Anda mungkin juga menyukai