Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MEKANISME PERSALINAN

Dosen Pembimbing:
Dian Hanifah, SST.,M. Keb.

Disusun oleh:
Faiza Afrilia (202205312010053)
Revika Maura Dian (202203152010054)
Yuliana Kehi (202203152010056)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

JL. R. Panji Suroso No. 6, Arjosari, Malang, Jawa Timur, Indonesia

2023
MAKALAH
MEKANISME PERSALINAN

Dosen Pembimbing:
Dian Hanifah, SST.,M. Keb.

Disusun oleh:
Faiza Afrilia (202205312010053)
Revika Maura Dian (202203152010054)
Yuliana Kehi (202203152010056)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

JL. R. Panji Suroso No. 6, Arjosari, Malang, Jawa Timur, Indonesia

2023

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Tentang Mekanisme Persalinan dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang Mekanisme Persalinan bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih utamanya kepada ibu Dian Hanifah,
SST.,M. Keb. selaku dosen pengampu mata kuliah Fisiologi dalam kehamilan, persalinan, nifas
dan BBL.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas jasa-jasa mereka yang telah
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Jika dalam makalah
ini terdapat kekurangan, maka kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini memberikan manfaat dan
tambahan ilmu bagi para pembaca.
Malang,24 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang bersih dan aman, untuk mengurangi
pencegahan komplikasi setelah bayi lahir sehingga mengurangi angka kesakitan dan
kematian ibu serta bayi baru lahir. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kehamilan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik paa ibu maupun pada janin.
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan ( setelah 37 – 42 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
( inpartu ) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan serviks ( membuka dan
menipis ) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Persalinan adalah proses pengeluaran janin pada kehamilan cukup bulan yaitu
sekitar 37-42 minggu dan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung selama 18-24 jam tanpa komplikasi. Persalinan adalah perlakuan oleh rahim
ketika bayi akan dikeluarkan. Bahwa selama persalinan, rahim akan berkontraksi dan
mendorong bayi sampai ke leher rahim. Sehingga dorongan ini menyebabkan leher rahim
mencapai pembukaan lengkap, kontraksi dan dorongan ibu akan menggerakan bayi ke
bawah
Persalinan normal ditandai oleh adanya aktifitas miometrium yang paling lama
dan besar kemudian melemah kearah serviks. Dimana fundus mengalami perubahan
organ yang lunak selama kehamilan menjadi berkontraksi sehingga dapat mendorong
janin keluar melalui jalan lahir
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan
ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul.mekanisme ini
sangat di[erlukan mengingat diameter janin yang lebih besar harus berada pada satu garis
lurus dengan diameter paling besar dari panggul.
Selama persalinan, kontraksi uterus dimulai terutama di puncak fundus uteri
kemudian menyebar ke seluruh korpus uteri. Setiap kontraksi uterus cenderung
mendorong bayi ke arah serviks karena kontraksi intensitasnya kuat pada puncak dan
korpus uteri, namun lemah di segmen bawah uterus kearah serviks. Saat awal persalinan,
kontraksi hanya terjadi sekali tiap 30 menit. Seiring majunya persalinan kontraksi timbul
sekali setiap 1 sampai 3 menit dan intensitasnya terus meningkat dengan periode relaksasi
yang singkat diantara kontraksi. Gabungan kontraksi antara uterus dan otot-otot abdomen
selama persalinan menyebabkan tekanan kebawah sekitar 25 pon pada setiap kontraksi.
Lebih dari 95 persen persalinan, bagian pertama yang dikeluarkan dari bayi adalah
kepala. Kemudian bagian besar sisanya yang dikeluarkan pertama kali adalah bokong.
Jika yang keluar pertama bagian bokong maka dinamakan sungsang. Dimana kepala
bertindak sebagai baji untuk membuka jalan lahir ketika janin didorong ke bawah.
Serviks uteri menjadi hambatan utama ketika pengeluaran janin, namun menjelang akhir
kehamilan serviks menjadi lunak sehingga memungkinkan terjadi peregangan saat uterus
mengalami kontraksi

4
1.2 Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan fetal positioning?
2. Apa yang dimaksud dengan fetal skull?
3. Bagaimanakah fisiologi dan fungsi nyeri persalinan?
1.3 Hipotesis
1. Normalnya, bayi menghadap ke arah tulang punggung agar ibu dapat melahirkan
lebih lancar. Namun, ada kalanya bayi menghadap ke perut ibu. Posisi ini disebut
juga sebagai posisi posterior. Posisi bayi posterior biasanya bisa dilihat dari bentuk
perut ibu yang tidak rata dan bergelombang di depan.
2. Fetal skull adalah tenkorak janin, Tulang tengkorak membungkus dan melindungi
otak, yang sangat halus dan mengalami tekanan saat kepala janin melewati jalan
lahir. Presentasi yang benar dari diameter terkecil tengkorak janin hingga diameter
terbesar tulang panggul ibu sangat penting jika ingin melahirkan secara
normal. Tetapi jika diameter presentasi tengkorak janin lebih besar dari diameter
panggul ibu, maka perlu perhatian yang sangat dekat agar bayi dapat menjalani
persalinan normal pervaginam
3. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan. Sifatnya sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya. Semakin sakit nyerinya maka persalinan akan semakin cepat.
1.4 Tujuan
1. Menambah wawasan mahasiswa dan penulis tentang fetal position
2. Menambah wawasan mahasiswa dan penulis tentang fetal skull
3. Menambah wawasan mahasiswa dan penulis tentang fisiologi dan fungsi nyeri
persalinan

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Fetal Positioning


Letak janin adalah hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu,
dapat longitudinal atau transversa. Kadang-kadang sumbu panjang janin dan ibu
berpotongan dengan sudut 45 derajat membentuk letak oblig yang tidak stabil dan selalu
mendapat longitudinal atau transversa selama proses persalinan. Pada letak longitudinal
terdapat pada lebih dari 99% persalinan aterm (Norman dkk, 2011).
Pada letak janin saat hamil muda tidak memerlukan perhatian karena kedudukannya
belum dapat dipastikan, hal ini dikarenakan banyaknya cairan amnion dalam rahim sehingga
gerak bayi masih dapat berubah-ubah, namun diakhir kehamilan sangat penting untuk
mengetahui letak janin karena berkaitan dengan prognosis persalinan (Manuaba, 2012).
Salah satu kelainan letak yang ditemukanya itu letak bokong yang menempati posisi
tertinggi. Letak bokong atau biasa disebut sungsang merupakan keadaan dimana janin
terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah
kavum uteri (Smeeth, 2009).
Berdasarkan data dari WHO perbandingan kematian bayi lahir sungsang dengan lahir
normal adalah 3:1 tiga meninggal, satu selamat. Berdasarkan data dinas kesehatan pada
tahun 2010 di Indonesia salah satu penyebab tidak langsung dari kematian ibu pada
kehamilan sungsang sebesar 2,6% dari 226 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian di Jawa
Timur sekitar 4,1% dari 90 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes RI, 2010). Dari hasil
penelitian di Surabaya yang dilakukan oleh Faculty of Medical Airlangga University didapat
data bahwa dalam 100 wanita hamil 4–5 diantaranya adalah kehamilan sungsang.
Sedangkan berdasar data pada tahun 2013 yang didapat dari tempat penelitian di
RS.Muhammadiyah Surabaya, dalam waktu 1 tahun terdapat 6 dari 1609 ibu dengan
kejadian letak sungsang
Hubungan-hubungan letak fetopelvik dibedakan menjadi empat pengertian yaitu
(Siswosudarmo dan Ova, 2008):
(1) Presentasi adalah bagian janin yang ada di bawah. Misalnya presentasi kepala,
presentasi bokong dan lain-lain.
(2) Posisi adalah letak denominator pada empat kuadran pelvis. Dikenal delapan posisi.
Misalnya pada letak belakang kepala ubun-ubun kecil kiri depan, ubun-ubun kecil
kanan belakang.
(3) Letak atau situs adalah kedudukan sumbu panjang janin terhadap sumbu panjang
ibu. Misalnya letak lintang dan letak membujur.
(4) Habitus atau sikap adalah hubungan antara kepala janin terhadap sumbu
panjangnya (tubuh), khususnya terhadap kolumna vertebralis. Janin umumnya
dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung dan kaki dalam keadaan fleksi,
lengan bersilang di dada
2.2 Fetal Skull
Tengkorak bayi saat baru lahir tersusun atas tulang rawan atau yang di sebut juga kartilago
terdiri atas sel-sel kartilago dan matriks ekstraseluler. Tulang tengkorak bayi masih terdiri
dari tulang-tulang rawan yang terpisah dan akan menyatu ketika pertumbuhan otak telah
lengkap (Lutz, 2014). Bagian-bagian tengkorang sebagai berikut:
a. Os Frontal (tulang dahi)

6
Os frontal merupakan tulang berbentuk mangkuk tidak berpasangan yang terletak di
daerah dahi, yang berperan dalam pembentukan tempurung kepala. Tulang frontal
terletak di atas tulang hidung dan di anterior tulang parietal (Lutz, 2014).
b. Os Parietal (tulang ubun-ubun) Os Parietal merupakan tulang yang terletak di setiap sisi
tengkorak tepat di belakang tulang frontal. Kedua tulang parietal bersama-sama
membentuk sebagian besar atap tengkorak dan sisi tengkorak. Setiap tulang parietal
memiliki bentuk segiempat yang tidak beraturan dan memiliki empat sudut, empat tepi,
dan dua permukaan (Lutz, 2014).
c. Os Temporal Os temporal merupakan tulang berpasangan yang terletak di sisi lateral
dan dasar tengkorak. Tulang temporal memiliki struktur penting dari peralatan
vestibulocochlear, termasuk meatus akustik eksternal, rongga timpani, dan struktur
telinga bagian dalam (Lutz, 2014).
d. Os Occipitale Os occipital merupakan tulang tunggal dan terdiri dari empat bagian yang
mengelilingi foramen magnum (Lutz, 2014).
Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm antara 37- 42 minggu, Berat
badan 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52 cm, lingkar dada 30- 38 cm, lingkar
kepala 33- 35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm, frekuensi Detak jantung 120- 160 x permenit,
pernafasan ± 40- 60 x permenit, kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, 9 kuku
agak panjang dan lemas, nilai APGAR > 7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat,
refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada area pipi dan area
mulut) sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk
dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik, refleks grasping (menggenggam) sudah baik, genetalia sudah terbentuk sempurna
pada laki- laki testis sudah turun ke skrotum dan penis berlubang, pada perempuan vagina
dan uretra yang berlubang, serta labia mayora sudah menutupi labia minora, eliminasi baik,
mekonium dalam 24 jam pertama, berwarna hitam kecoklatan (Jamil et al., 2017).
2.3 Fisiologi dan Fungsi Nyeri Persalinan
Seorang merasakan nyeri yang sangat hebat ketika terjadi kontraksi pada uterus. Pada
awal persalinan rasa nyeri terjadi karena hipoksia otot-otot uterus akibat kompresi
pembuluh darah uterus. Nyeri tidak terasa jika saraf hipogastrikus telah dipotong dimana
saraf tersebut membawa serat-serat sensorik viseral yang berasal dari uterus. Namun ketika
kala dua persalinan saat janin dikeluarkan melalui jalan lahir akan terasa rasa nyeri yang
lebih hebat regangan serviks, regangan perineum atau bisa dikarenakan robekan pada
struktur-struktur didalam vagina. Rasa nyeri tersebut segera dikirimkan ke medulla spinalis
dan otak ibu oleh saraf somatik (Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014)
Rasa nyeri persalinan merupakan salah satu tanda terjadinya akhir kehamilan. Rasa
nyeri pada persalinan kala I muncul akibat adanya perubahan segmen uterus bawah dan
serviks. Pada akhir kala I dan kala II, rasa nyeri disebabkan oleh distensi dasar panggul,
vagina dan perineum. Nyeri dihantarkan melalui serabut saraf aferen viseral yang menyertai
saraf simpatis menuju medula spinalis pada segmen T10 hingga L1. Nyeri ditransmisikan
oleh serabut saraf somatik menuju medula spinalis pada segmen S2 hingga S4. Secara
fisiologis nyeri dapat terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi agar terjadi pembukaan
serviks serta mendorong kepala bayi turun kearah panggul (Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014)
Pengukuran derajat nyeri sebaiknya dilakukan dengan tepat sebab dipengaruhi oleh
adanya faktor subyektif seperti faktor fisiologis, psikologi, dan lingkungan. Oleh karena itu,
anamnesis berdasarkan pada pelaporan mandiri pasien yang bersifat sensitif dan konsisten
merupakan hal yang penting. Pada kondisi di mana tidak mungkin mendapatkan penilaian

7
mandiri pasien seperti pada konsidi gangguan kesadaran, gangguan kognitif, pasien
pediatrik, kegagalan komunikasi, tidak adanya kerjasama atau ansietas hebat dibutuhkan
cara pengukuran yang lain. Pada saat ini nyeri di tetapkan sebagai tanda vital kelima yang
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian akan rasa nyeri sehingga diharapkan dapat
memperbaiki tatalaksana nyeri akut. Pada persalinan semakin kuat Hisnya maka akan
semakin kuat nyerinya dan bermanfaat karena akan mempercepat persalinannya.(Mardana,
IKRP., 2017).

Anda mungkin juga menyukai