Anda di halaman 1dari 7

Artikel:

Diterima: Agustus 21, 2023


AL QAIS Direvisi: Agustus 23, 2023
Diterbitkan: Agustus 24, 2023
JURNAL PRODUKSI TEKSTIL

Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

PENGARUH JUMLAH MORDAN TAWAS DENGAN EKSTRAK


DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP
PEWARNAAN KAIN KATUN

Muhammad Nija Fariqi1


1
Produksi Tekstil
1
Akademi Komunitas Darussalam Blokagung
1
Jl. PP Darussalam Blokagung, Karangdoro, Tegalsari, Banyuwangi
E-mail: 1nija.fariqi@yahoo.com

ABSTRAK

Kandungan daun jambu biji yaitu pigmen gugus kromofor karbonil


dan hidroksil dengan senyawa organik tak jenuh, sehingga zat tersebut mudah
sekali lepas pada bahan kain karena pigmen ini. Pada penelitian ini
menggunakan zat warna alami yaitu Daun jambu biji yang diterapkan
terhadap pewarnaan kain katun. Adapun jenis mordan yang dipakai yaitu
mordan tawas dengan jumlah yang berbeda, mordan tawas 100 gram, 150
gram, dan 200 gram. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh
jumlah tawas bersama konsentrasi 100 gram, 150 gram dan 200 gram
terhadap ketajaman warna hasil pewarnaan bersama memakai zat warna daun
jambu biji. (2) pengaruh jumlah tawas bersama konsentrasi 100 gram, 150
gram dan 200 gram terhadap kerataan warna hasil pewarnaan bersama
memakai zat warna daun jambu biji. Teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu observasi yang diolah memakai uji anova
tunggal (one way anova) dengan SPSS 23 dengan level signifikan α ≤ 0.05.
Terdapat hasil dari analisis anova tunggal yaitu bahwa adanya pengaruh
Jumlah Mordan Tawas Dengan Ekstrak daun jambu biji (Psidium Guajava)
Terhadap Pewarnaan kain katun ditinjau dari aspek kerataan warna dan
ketajaman warna. Dengan jumlah mordan tawas yang berbeda 100 gram, 150
gram, dan 200 gram dari aspek ketajaman warna mordan dengan jumlah 200
gram menghasilkan warna dengan kategori ketajaman yang baik, untuk
mordan 150 gram tergolong kategori kurang baik, dan untuk mordan 100
gram tergolong kategori ketajaman tidak baik. Sedangkan dari aspek kerataan
warna mordan tawas dengan jumlah mordan 200 gram lebih terlihat merata
dengan baik dibandingkan mordan tawas dengan jumlah 150 gram, dan 100
gram.

Keywords: Daun Jambu Biji, Mordan Tawas, Pewarnaan kain

23
Jurnal Produksi Tekstil Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

PENDAHULUAN

Pewarnaan untuk tekstil sekarang ini lebih sering menggunakan zat


warna sintetis daripada menggunakan zat warna alam. Zat warna sintetis
lebih mudah diperoleh dan terjamin macam macam warnanya sehingga
menjadi pilihan banyak orang untuk pewarnaan tekstil. Padahal ada beberapa
dampak buruk yang ditimbulkan bila menggunakan zat warna sintetis.
Walaupun penggunaan zat warna alam mulai digantikan dengan zat
warna sintetis ternyata penggunaan zat warna alam lebih ramah lingkungan
dan mempunyai nilai jual dan nilai ekonomi yang sangat tinngi karena
terdapat nilai seni dan khas yang berbeda daripada zat warna sintetis
sehingga menghasilkan karya yang ekslusif. Sedangkan penggunakan zat
warna sintetis bisa menimbulka beberapa masalah antara lain tidak bisa
tahan lama warna yang dihasilkan dan terdapat kadungan yang
membahayakan bagi kesehatan. Dampak penggunakan zat warna sintetis
sangat berbahaya pada lingkungan dan manusia. bahaya zat warna sintetis
yaitu bersifat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker kulit pada
manusia dan dapat pencemaran lingkungan (Winarno dan Laksmi, 1989).
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengangkat kembali
penggunaan zat warna alam terhadap tekstil khususnya kain katun.
Pengembangan zat warna alam sangat dibutuhkan untuk eksplorasi sumber-
sumber zat warna alam dari kekayaan indonesia yang melimpah. Eksplorasi
ini bertujuan untuk mengetahui secara kualitatif warna yang dihasilkan oleh
berbagai tanaman di sekitar kita untuk pencelupan kain katun. Dengan hasil
ini dapat memperkaya jenis–jenis tanaman sebagai sumber pewarna alam
sehingga banyak variasi warna uangdihasilkan serta menjaga ketersediaan
zat warna alam.
Pada dasarnya semua bahan alami mengandung zat pewarna yang
dapat dipakai sebagai pewarna alami. Salah satunya adalah daun jambu biji
(Psidium Guajava) merupakan alternatif sebagai zat warna alami.
Kandungan daun jambu biji yaitu pigmen gugus kromofor karbonil dan
hidroksil bersama senyawa organik tak jenuh. Sehingga bisa digunakan
sebagai bahan pewarnaan pada bahan tekstil. Terdapat bau aromatik dan
rasanya sepat di daun jambu biji (Psidium guajava L.). Daunnya tergolong
daun tunggal yang berwarna hijau keabuan.
Penggunaan bahan alami lokal seperti daun Jambu Biji (Psidium
guajava) sebagai bahan pewarnaan kain katun, hasil bumi local dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, selain itu bisa mempermudah
para pengerajin kain daerah lokal maupun yang lainnya untuk mendapatkan
zat pewarna alami. Selain ekstrak pewarna yang akan digunakan hal lain
yang harus diperhatikan dalam pewarnaan tekstil dengan zat warna alami
adalah jenis bahan. Menurut Fitrihana (2007:18), bahwa bahan-bahan yang

24
Fariqi, M.N: Pengaruh jumlah mordan tawas dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava) terhadap pewarnaan kain katun
Jurnal Produksi Tekstil Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

berasal dari serat alam merupakan bahan tekstil yang dapat diwarnai dengan
zat warna alam, bahan-bahan ini baik digunakan karena memiliki afinitas
atau daya serap lebih bagus terhadap zat warna alam, akan tetapi dalam
penelitian ini, bahan yang digunakan adalah bahan kain katun. Kain katun
merupakan bahan alami yang paling murah dari bahan serat alami lainnya
dan juga Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan seperti kuat dalam
keadaan basah bertambah 25%, air dapat terserap (higroskopis), setrika
tinggi, dan tahan obat-obat yang lain.
Penyerapan zat warna dalam pewarnaan memerlukan zat
pembantu/mordan. Peneliti memakai mordan tawas sebagai mordan lanjutan
dalam penelitian dengan jumlah mordan yang berbeda yaitu 100 gram, 150
gram, dan 200 gram sebagai pembanding, dan mewujudkan hasil pewarnaan
berbahan kain katun. Berdasarkan uraian diatas maka penulis melakukan
sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Mordan Tawas Dengan
Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava) Terhadap Pewarnaan Kain
Katun”.
.
METODOLOGI

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis eksperimen.


Menurut Arikunto (1998) eksperimen adalah dua faktor dari sebab akibat
yang sengaja dibuat oleh peneliti dengan cara mengurangi atau
menghilangkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu atau
mempengaruhi. Tujuan Eksperimen dilakukan untuk meneliti sebab
akibat dengan memanipulasi satu atau dua variabel pada kelompok kontrol
yang tidak mengalami manipulasi.
Tujuan dalam penelitian ini yakni mengetahui pengaruh jumlah
mordan tawas dengan perbandingan 100 gram, 150 gram, dan 200 gram
terhadap hasil jadi pewarnaan kain katun dengan ekstrak daun jambu biji
serta untuk mengetahui hasil jadi pewarnaan terbaik dari perbandingan
jumlah mordan tawas yang berbeda pada pewarnaan alami menggunakan
ekstrak daun jambu biji terhadap kain katun.
Rancangan Penelitian
Penelitian merupakan eksperimen pencelupan kain katun
menggunakan mordan tawas. Desain eksperimen merupakan suatu
rancangan percobaan dengan langkah langkah yang sesuai dan
terdefinisikan sedemikian rupa, sehingga informasi yang berhubungan atau
permasalahan yang sedang diteliti bisa dikumpulkan.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium tekstil Akademi
Komunitas Darussalam. Waktu pelaksanaan penelitian selama 2 bulan mulai
bulan agustus 2021 sampai dengan bulan November 2021.

25
Fariqi, M.N: Pengaruh jumlah mordan tawas dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava) terhadap pewarnaan kain katun
Jurnal Produksi Tekstil Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

Subyek dan Obyek Penelitian


Obyek penelitian ini meliputi: (1) Daun jambu biji, (2) Tawas.
Sedangkan Subyek penelitian ini adalah hasil berupa ketuaan warna dan
ketahan luntur kain
Teknik Pengumpulan Data
Eksperimen ini terhadap pewarnaan kain yang memakai mordan
tawas dengan konsentrasi yang berbeda, peneliti menggunakan uji mutu
yang meliputi penilaian ketuaan warna dan tingkat kesukaan panelis. Mutu
hedonik yang dipakai oleh Peneliti, yaitu panelis diminta tanggapan
terhadap kesukaan produk hasil dari eksperimen.
Panelis yang diminta tanggapanya dalam penelitian ini adalah
sebanyak 25 orang panelis, yang terdiri dari panelis Dosen Akademi
Komunitas Darussalam sebanyak 25 orang.
Teknik Analisis Data
Analisis deskriptif dan uji statistik merupakan metode yang
digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengetahui gambaran tentang data
yang diperoleh yaitu ketuaan warna menggunakan analisis deskriptif.
Sedangkan uji statistik digunakan untuk menguji hipotesis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pewarnaan dengan Menggunakan Daun Jambu Biji ditinjau dari


Ketajaman Warna

Dihasilkan warna hijau kecoklatan Pada pewarnaan kain


menggunakan zat warna daun jambu biji tanpa proses mordating.
Penggunaan mordan tawas konsentrasi 100 gram pada pewarnaan kain
menggunakan zat warna daun jambu biji terjadi perubahan warna dari hijau
menjadi kuning. Penggunaan mordan tawas konsentrasi 150 gram terjadi
perubahan warna dari hijau kecoklatan menjadi hijau muda.Dan dalam
pencelupan menggunakan mordan tawas konsentrasi 200 gram terjadi
perubahan warna dari hijau kecoklatan menjadi hijau tua.
Kualitas ketuaan warna yang didapatkan dari para panelis bahwa
penggunaan warna dari daun jambu biji menggunakan mordan tawas
dengan konsentrasi 100 gram menghasilkan war kuning yang lebih muda
dibandingkan menggunakan mordan tawas 150 gram dan mordan tawas
200 gram. Kualitas ketuaan warna yang menggunakan mordan tawas 100
gram menghasilkan warna hijau muda, dan kualitas ketuaan warna
menggunakan mordan tawas 200 gram mendapatkan warna hijau tua dan
lebih gelap dibandingkan yang lainnya.

26
Fariqi, M.N: Pengaruh jumlah mordan tawas dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava) terhadap pewarnaan kain katun
Jurnal Produksi Tekstil Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

Tabel 1 Kualitas Ketuaan Warna


Kualitas Ketuaan Warna
Tawas 100 gram Tawas150 gram Tawas 200 gram
83 85 89

Kesimpulanya dari Tabel 1 bahwa kualitas hasil pewarnaan


menggunakan daun jambu biji dengan mordan tawas konsentrasi 100 gram,
150 gram, 200 gram, dari segi ketuaan warna, kerataan warna dan tidak
adanya noda hasil pewarnaan dengan menggunakan mordan tawas
konsentrasi 100 gram mendapatkan nila 83 dengan kategori baik,
sedangkan pewarnaan yang menggunakan mordan tawas 150 gram
mendapatkan 85 dengan kategori lumayan baik, dan hasil pewarnaan yang
menggunakan mordan Tawas 200 gram dengan nilai 89 dengan kategori
sangat baik.Semakin banyak konsentrasi tawas yang digunakan kualitas
ketuaan warnanya bertambah baik.

Hasil Pewarnaan dengan Menggunakan Zat Warna Kulit daun jambu biji
Dengan Jumlah Tawas 100 gram, 150 gram dan 200 gram Ditinjau Dari
Kelunturan Warna

Penggunakan zat warna daun jambu biji Pada pewarnaan kain


memakai mordan tawas konsentrasi 100 gram, 150 gram, 200 gram. Dalam
pencelupan menggunakan mordan tawas konsentrasi 100 gram terdapat
kelunturan warna dari warna kuning tua menjadi agak coklat muda dan
warnanya tidak merata. Dalam pencelupan menggunakan mordan tawas
konsentrasi 150 gram terjadi kelunturan warna dari warna kuning tua
menjadi agak coklat tua dan warna tidak merata. Dalam pencelupan
menggunakan mordan tawas konsentrasi 200 gram terjadi kelunturan warna
dari warna kuning tua menjadi agak coklat tua dan warna tidak merata.
Dari para panelis mendapatkan kualitas kelunturan warna bahwa
pemakaian warna dari daun jambu biji menggunakan mordan tawas dengan
konsentrasi 100 gram menghasilkan kelunturan warna yang lebih banyak
dibandingkan menggunakan mordan tawas 150 gram dan mordan tawas 200
gram. Kualitas kelunturan warna yang menggunakan mordan tawas 150
gram menghasilkan kelunturan warna yang sedang dan kualitas kelunturan
warna menggunakan mordan tawas 200 gram mendapatkan kelunturan
warna yang lebih sedikit dibandingkan yang lainnya.

27
Fariqi, M.N: Pengaruh jumlah mordan tawas dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava) terhadap pewarnaan kain katun
Jurnal Produksi Tekstil Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

Tabel 2. Kualitas Kelunturan Warna


Kualitas Kelunturan Warna
Tawas 50gr Tawas 100 gram Tawas 150 gram
75 85 90

Kesimpulan dari Tabel 2 bahwa kualitas hasil pewarnaan


menggunakan daun jambu biji dengan mordan tawas konsentrasi 100 gram,
150 gram, 200 gram, dari segi kelunturan warna dan kerataan warna
dengan menggunakan mordan tawas konsentrasi 200 gram memperoleh
nila 90 dengan kategori baik, sedangkan pewarnaan yang menggunakan
mordan tawas 150 gram memperoleh 85 dengan kategori cukup baik dan
hasil pewarnaan yang menggunakan mordan rawas 100 gram dengan nilai
75 dengan kategori sangat baik. Sehingga semakin baik dari segi
kelunturan warna dan kerataan warna jika semakin banyak konsentrasi
tawas yang dipakai.
Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa warna coklat yang
dihasilkan dari daun jambu biji sebagai zat pewarna tekstil dari proses
pewarnaan. Hal ini disebabkan karena daun jambu biji berwarna
kecokelatan dan daun jambu biji mengandung pigmen gugus kromofor
karbonil dan hidroksil dengan senyawa organik tak jenuh. Zat warna ini
dapat diekstraksi dengan cara ekstraksi panas, dan larutan zat warna
alam yang dihasilkan dapat dibuat menjadi zat warna untuk proses
pewarnaan pada bahan tekstil.
Zat pembangkit warna yang digunakan adalah Mordan pada
pewarna alami. Bahan kimia yang digunakan adalah tawas (Al2(SO4)3. Zat
mordan ini memiliki fungsi untuk membentuk jembatan kimia antara zat
warna alam dengan serat sehingga afinitas zat warna meningkat terhadap
serat.
Hasil penelitian yaitu pewarnaan menggunakan daun jambu biji
yang menggunakan mordan tawas 200 gram menghasilkan ketuaan warna
yang lebih tua dari dibandingkan dengan modan tawas 150 gram, dan 100
gram. Sedangkan kelunturan warna dengan menggunakan mordan tawas
200 gram lebihb tahan luntur dibandingkan dengan mengunakan mordan
tawas konsentrasi 150 gram dan mordan tawas 100 gram. Penyebabnya
karena tawas yang masih berbentuk kristal putih gelap, tembus cahaya,
rasanya agak asam, sifatnya menguatkan warna tetapi juga bisa digunakan
sebagai penjernih air yang keruh. Selain berguna untuk mencegah
lunturnya warna pada saat pencucian, mordan juga berfungsi sebagai
pengarah warna, dimana kain mordan yang telah diwarnai alam, akan
menghasilkan warna yang berbeda. Jika semakin besar konsentrasi tawas
yang digunakan ketuaan warna maka semakin tua dan kelunturan warna
semakin tahan luntur.

28
Fariqi, M.N: Pengaruh jumlah mordan tawas dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava) terhadap pewarnaan kain katun
Jurnal Produksi Tekstil Vol. 1 No. 1, Agustus 2023

KESIMPULAN

1. Kualitas ketuaan warna pada hasil pencelupan menggunakan


menggunakan daun jambu biji dengan menggunakan mordan tawas
konsentrasi 100 gram, 150 gram, dan 200 gram, diperoleh ketuaan
warna pada penggunaan mordan tawas 200 gram dan yang paling
muda pada pemakaian mordan tawas konsentrasi 100 gram.
2. Kualitas kelunturan warna pada hasil pencelupan menggunakan
menggunakan daun jambu biji dengan menggunakan mordan tawas
konsentrasi 100 gram, 150 gram, dan 200 gram, diperoleh ketuaan
warna pada penggunaan mordan tawas 200 gram dan yang paling
muda pada pemakaian mordan tawas konsentrasi 100 gram.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Rineka Cipta.
Fitrihana, Noor. 2007. Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam Dan Tanaman Di
Sekitar Kita Untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Yogyakarta: LPPM
UNY
Winarno, F.G. dan Laksmi, S. 1989. Pigmen Dalam Pengolahan Pangan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

29
Fariqi, M.N: Pengaruh jumlah mordan tawas dengan ekstrak daun jambu biji (Psidium
Guajava) terhadap pewarnaan kain katun

Anda mungkin juga menyukai