Disusun oleh:
NIM : 117210047
Plug : 01
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Planologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), planologi merupakan
pengetahuan mengenai rancangan (pembangunan kota dan sebagainya). Planologi
atau perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu yang mempelajari
wilayah/kota beserta unsur yang ada di dalamnya. Planologi sendiri termasuk ke
dalam ilmu yang sangat kompleks karena mempelajari berbagai macam disiplin
ilmu seperti Geografi, Geologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan masih
banyak lagi. Selain itu, planologi juga harus mempertimbangkan berbagai macam
aspek yang dapat mempengaruhi wilayah/kota tersebut.
2.2. Batas Wilayah
Blaire (1991) mengemukakan konsep mengenai batas wilayah yang tidak
terlepas dari konsep tentang wilayah itu sendiri, istilah wilayah mengacu pada unit
geografis dengan batas-batas tertentu di mana komponen di dalamnya memiliki
keterkaitan dan hubungan fungsional satu dengan lainnya. Batas wilayah sendiri
merupakan garis khayal yang menggambarkan batas wilayah antar
kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan negara (Riadi, 2015).
Batas wilayah menjadi acuan dalam memisahkan dua atau lebih wilayah
administrasi yang dipaparkan pada peta dasar dalam bentuk koordinat sebagai
acuan dalam penarikan garis batas di lapangan (Simanjutak, 2016).
Menurut Permendagri No. 76 Tahun 2012, batas wilayah memiliki peran
penting dalam tata Kelola pemerintahan daerah di Indonesia yaitu: memberikan
kejelasan dan kepastian hukum terhadap batas wilayah suatu daerah yang
memenuhi aspek teknis dan yuridis, menciptakan tertib administrasi
pemerintahan, serta menjamin kejelasan batasan hak atas tanah, hak ulayat, dan
hak adat pada masyarakat.
2.3. Peta Administrasi
Peta administrasi merupakan suatu peta yang menginformasikan mengenai
batas-batas administratif terkecil sampai terbesar suatu wilayah misalnya
kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Peta administrasi
juga memuat sarana seperti jalan, sungai, batas-batas wilayah, dan lain-lain.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Klik Add data → Connect to folder → pilih folder yang berisi SHP
wilayah yang sudah diekstrak → klik OK.
ramp, pilih warna yang akan digunakan → add all values → apply →
OK.
Pilih Editor kemudian klik start editing → merge → OK. Maka secara
otomatis warna-warna tersebut akan tergabung berdasarkan
kecamatannya.
Untuk menghitung luas area dapat dilakukan dengan cara klik kanan
pada layer → open attribute table → table options → add fields → isi
kolom name dengan “Luas_Area” dan kolom type diubah ke “double”
→ OK.
Untuk dapat mengisi luas area, ubah system coordinate terlebih dahulu
dengan cara klik kanan pada layer → properties → coordinate system
→ WGS 1984 UTM Zone 49S → OK.
Klik kanan pada layer → open attribute table → klik kanan pada luas
area → calculate geometry → property (area) → units (hectares) →
OK.
Edit layout peta tersebut dengan menambahkan garis tepi, muka peta,
etiket, dan grid sehingga seperti gambar di bawah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Gambar 4.1 Peta Administrasi Kab. Gunung Kidul dengan Label Features
4.2. Pembahasan
Dalam praktikum peta batas administrasi pada kali ini didapatkan 4
hasil, di antaranya adalah:
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum Planology for ArcGIS yang telah dilaksanakan ini, maka dapat
dibuat suatu kesimpulan, yaitu:
Planologi atau perencanaan wilayah dan kota merupakan suatu ilmu
kompleks yang mempelajari wilayah/kota beserta unsur yang ada di
dalamnya; disebut ilmu yang kompleks karena planologi tidak hanya
mempelajari satu bidang keilmuan saja, melainkan beberapa bidang ilmu
lainnya.
Batas wilayah sendiri merupakan garis khayal yang menggambarkan batas
wilayah antar kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan
negara yang menjadi acuan dalam memisahkan dua atau lebih wilayah
administrasi.
Peta administrasi merupakan suatu peta yang menginformasikan mengenai
batas-batas administratif terkecil sampai terbesar suatu wilayah misalnya
kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara yang juga
memuat sarana seperti jalan, sungai, batas-batas wilayah, dan lain-lain.
Output yang dihasilkan dari pembuatan peta administrasi kabupaten Gunung
Kidul dengan menggunakan software ArcGIS adalah layout peta administrasi,
nama dan jumlah kecamatan, batas wilayah, dan jumlah desa yang terdapat di
kabupaten Gunung kidul.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (n.d.). Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Kedudukan Kabupaten
Gunungkidul. Diakses pada tanggal 09 November 2022, dari
https://gunungkidulkab.go.id/
Aristian, F. (2018). Sejarah Perancanaan Kota (Planologi) Di Dunia. FEBRY
ARISTIAN. Diakses pada tanggal 08 November 2022 dari
https://febryaristian.wordpress.com/2018/08/05/sejarah-perancanaan-kota-
planologi-di-dunia/.
Riadi, B. (2015). Implementasi Permendagri Nomor 76 Tahun 2012 Dalam
Penetapan Dan Penegasan Batas Desa Secara Kartometris. SOSIO-
DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, 2(1), 92-100.
Sukma, A. I., Sudarsono, B., & Amarrohman, F. J. (2017). Verifikasi Penarikan
Garis Batas Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Timur Sesuai dengan Permendagri No. 76 Tahun 2012
Menggunakan Metode Kartometrik. Jurnal Geodesi Undip, 6(3), 67-76.
LAMPIRAN