Bab Iii
Bab Iii
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
Populasi adalah semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun
hasil pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dan karakteristik tertentu mengenai
sekumpulan objek yang lengkap dan jelas untuk dipelajari sifat-sifatnya, menurut
Sugiyono dalam Haryono dan Wardoyo (2012). Populasi dalam penelitian ini
adalah pengguna Smartphone yang tinggal di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok
Tangerang, Bekasi)
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi menurut Sugiyono dalam Haryono dan Wardoyo (2012). Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling artinya teknik sampling tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini pengguna Smartphone, tinggal di
Jabodetabek, dan ketika membeli Smartphone keputusan sendiri. Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 responden.
22
23
Dalam penelitian ini terdapat 5 konstruk dengan total 32 parameter. Untuk itu,
jumlah minimum sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 5 x 32
= 160 (Ghazali, 2008) juga menyebutkan bahwa sampel 100-200 adalah efektif
untuk SEM. Berdasarkan uraian tersebut maka sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 200 sampel.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang terbentuk apa saja yang
ditettapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya menurut Sudaryono (2017). Dalam
penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu:
1. Variabel Eksogen
24
Variabel eksogen adalah variabel yang tidak diprediksi oleh variabel lain
dalam model. Variabel ini dikenal juga sebagi variabel independen. Variabel
idependen adalah variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen. Variabel idependen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain menurut Sudaryono (2017). Yang menjadi
variabel idependen dalam penelitian ini adalah:
2. Variabel Endogen
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
(Ghozali, 2016) Dalam uji validitas, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 200 responden, namun untuk melihat apakah sebuah
penelitian baik dilanjutkan atau tidak maka perlu dilakukan sampel terkecil lebih
dahulu dengan sampel 40 responden, maka besarnya df dapat dihitung 40-2 =38.
Dengan df = 38 dan alpha = 0,05, didapat nilai r tabel = 0,312. Hasil uji validitas
dihitung menggunakan software SPSS 22.0, hasilnya dapat dilihat dari tabel 3.3
berikut ini:
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan dalam
penelitian ini memiliki nilai r hitung > r tabel. Dengan demikian hal ini
menunjukan bahwa semua pernyataan dapat dinyatakan valid.
30
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, dapat dilihat variabel citra merek (X1)
menghasilkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,760, kualitas produk (X2)
menghasilkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,882, harga (X3) menghasilkan
Cronbach’s Alpha sebesar 0,836, variabel kepuasan (Y1) menghasilkan
Cronbach’s Alpha sebesar 0,932 dan variabel loyalitas menghasilkan Cronbach’s
Alpha (Y2) 0,908. Dapat disimpulkan bahwa seluruh Cronbach’s Alpha> 0,70 .
sehingga seluruh variabel citra merek, kualitas produk, harga, kepuasan dan
loyalitas dinyatakan reliabel.
Langkah kedua dalam SEM, model teoritis yang telah dibangun pada
langkah pertama akan digambarkan pada path diagram. Path diagram digunakan
untuk mempermudah dalam melihat hubungan-hubungan kausalitas atau sebab
akibat. Berdasarkan kajian teri dan kerangka teoritis yang ada kemudain dibuat
gambar diagram jalur hubungan kausalitas antar konstruk beserta indikatornya.
a. Nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien
b. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya
disajikan
c. Nilai estimasi yang tidak mungkin, mesalnya error variance yang negative
d. Nilai korelasi yang tinggi (>0,90) antar koefisien estimasi
34
a. Ukuran sampel
c. Outlier
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim, yang
muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimiliki dan terlihat
sangat jauh berbeda dengan observasi lainnya.
valuenya yang digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima
atau tidak adalah sebagai berikut:
e. TLI
Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index (NNFI),
ukuran ini menggabungkan ukuran persimoni ke dalam indeks
komperasi antara proposed model dan null model. Nilai TLI berkisar
dari 0-1,0 dengan nilai yang direkomendasikan adalah sama atau >
0,90
f. AGFI (Adjusted Goodness-of-fit)
AGFI merupakan pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan
degree of freedom untuk proporsi model dengan degree of reedom
untuk null model. Tingkat derajat penerimaan adalah sama dengan atau
lebih besar dari 0,90.
g. NFI
Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara proposed
model dengan null model. Nilai NFI yang direkomendasikan adalah >
0,90
g. Interpretasi dan modifikasi model