Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 3

Anggota Kelompok 3
Darrel Muharram Firdaus Khresna Habibi Azka

Ivana Gavrila Jazhira Alviera Kayra Tanisha


Are you
ready?!
Pendahuluan
Perkembangan dan sejarah dangdut di Indonesia
Tokoh penemu dan pengembang dangdut
Ciri khas dari dangdut
Contoh video dari lagu dangdut
Grafik Peminat Dangdut di Indonesia
Dangdut 58,1

Pop 31,3

Daerah 3,9

,1 Keroncong 2,6

Kasidah(religi)
Kasidah(religi)
1,2

0 10 20 30
Perkembangan dan
Sejarah Dangdut
di Indonesia
LatarBelakang
Musik dangdut berakar dari musik Melayu yang kala itu
berkembang pada tahun 1950 hingga 1960-an, dengan rata-rata
lirik lagunya bertema akan percintaan. Musik dangdut banyak
dipengaruhi oleh unsur musik Hindustan (India Utara), Melayu,
dan Arab. Kata dangdut berasal dari bunyi alat musik tabla yang
kala itu sering menjadi alat musik pengiring, berupa “tak, tung,
dang, dan dut”. Nah, kata “dang” dan “dut” kemudian menjadi
terminologi baru untuk menyebut Orkes Melayu.
Era 1950 hingga 1960-an
Pada tahun tersebut, film Bollywood yang berasal dari negara India sangat populer di
kalangan masyarakat Indonesia. Apalagi, kala itu juga berkembang orkes Melayu di
beberapa daerah Jakarta yang sering memainkan lagu-lagu Melayu Deli khas Sumatera.

Pada era 1950-an…


Ada seorang penyanyi yang bergabung dalam sebuah Orkes Melayu Kelana Ria, bernama
Ellya Khadam. Tak disangka-sangka, Ellya Khadam berhasil mempopulerkan lagu-lagu
dangdut yang bahkan masih digemari oleh para ibu-ibu kota pada kala itu. Sebut saja
lagu-lagunya adalah Boneka Dari India, Pergi Tanpa Pesan, Termenung, dan Djanji.
Kemunculan Ellya Khadam ini digadang-gadang sebagai awal dari kehadiran musik
dangdut di Indonesia.
Era 1970 hingga 1990-an
Pada awal tahun 1970, musik dangdut semakin berkembang secara pesat di masyarakat Indonesia. Hal tersebut
dapat dilihat dari adanya konser-konser, penjualan kaset, hingga meningkatkan para penggemar musik dangdut di
Indonesia ini. Bahkan, tak jarang pula para penyanyi dangdut asal Indonesia yang mengadakan konser dangdut
mereka di luar negeri. Misalnya, Rita Sugiarto bersama Rhoma Irama yang berhasil mengadakan konser dangdut di
Manila, Tokyo, hingga Melbourn.

Pada tahun 1979, majalah Tempo menyebutkan bahwa tahun tersebut sebagai tahun dangdut karena musik
dangdut berhasil menguasai pasaran kaset dan industri musik Indonesia. Pada era ini, musik dangdut yang
didominasi oleh suara Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih, terdengar di berbagai tempat, baik itu di stasiun televisi
hingga diskotik dan club malam.

Pada tahun ini pula, Rhoma Irama bersama grup musiknya, Soneta, kerap membawakan lagu-lagu dangdut pada
undangan acara Festival Lagu Populer ASEAN yang kala itu musik dangdut diwacanakan sebagai musik negara
ASEAN. Pada tahun 1990-an, popularitas musik dangdut bahkan telah mencapai negara Turki, Jepang, Australia,
hingga Amerika. Pada tahun tersebut juga, seorang pengusaha Jepang pernah merilis sekitar 200 lagu milik Rhoma
Irama yang kemudian diedarkan di Jepang.
Era 2000-an
Pada era ini, musik dangdut mengalami banyak perubahan, terutama pada bagian aransemennya. Hal tersebut
karena seiring dengan adanya kejenuhan akan musik dangdut yang original, maka para musisi dangdut di wilayah
Jawa Timur mulai mengembangkan jenis musik dangdut baru yang disebut dengan dangdut koplo.
Dangdut koplo ini seolah menjadi genre tersendiri dan yang paling membedakan dengan dangdut original adalah
irama gendangnya. Selain itu, ciri pementasan dari musik dangdut koplo ini adalah adanya model penyanyi
berpakaian terbuka dan bergoyang erotis, misalnya Inul Daratista yang terkenal akan goyang ngebor-nya.

Dangdut koplo menggunakan permainan irama gendang 4/4 sehingga musik yang dihasilkan seolah lebih padat
dan cepat. Hal tersebut membuat pendengarnya seolah “hanyut” dalam irama dan ikut bergoyang. Dangdut koplo
ini diyakini mulai berkembang di daerah pesisir pantai utara Pulau Jawa.

Pada era ini pula, musik dangdut masih tetap digandrungi oleh berbagai kalangan dengan banyaknya acara televisi
yang menampilkan ajang pencarian bakat khusus untuk para penyanyi dangdut. Sebut saja acara Kontes Dangdut
Indonesia, Rising Star Dangdut Indonesia, Dangdut Academy, hingga yang masih eksis sampai saat ini yakni Liga
Dangdut Indonesia.

Melalui keberadaan dangdut koplo dan acara pencarian bakat khusus tersebut, lahir pula para bibit-bibit penyanyi
dangdut baru, sebut saja Ayu Ting Ting, Siti Badriah, Via Vallen, Nella Kharisma, hingga Nassar.
Pengembang
Musik Dangdut
R.H Oma Irama lahir 11 Desember
1946 adalah seorang penyanyi,
musikus, penulis lagu, produser dan
aktor Indonesia. Mulai akhir 1960-an,
ia memulai karir musiknya sebagai
Rhoma Irama sebagai bagian dari
band pop Orkes Melayu Purnama,
merintis beberapa elemen musik
dangdut. Salah satu musik
dangdutnya berjudul “Tung Keripit”
Mansyur S adalah seorang penyanyi
dangdut asal Indonesia. Lahir pada 27
November 1947 di Kota Payakumbuh,
Sumatera Barat. Mansyur dikenal sebagai
"Raja Dangdut" karena kontribusinya yang
besar dalam musik dangdut. Ia meraih
popularitas besar pada tahun 1970-1980
dengan lagu seperti "Rembulan Bersinar
Lagi" dan "Buta Karna Cinta". Karyanya
dalam musik dangdut tetap dikenang oleh
penggemar musik Indonesia.
Ciri Khas Dangdut
Banyak menggunakan alat musik akustik, seperti gendang, dan lain-lain
Menggunakan alat musik organ mekanik serta biola.
Lirik lagunya sangat mudah dicerna dan dipahami oleh masyarakat sehingga tidak susah
untuk diterima masyarakat.
Memiliki tiga jenis irama, yakni senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak
cepat) dan makinang (lebih cepat).
Mempunyai irama musik yang sangat melankolis
Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.
Makna lagunya banyak bertemakan kisah dalam kehidupan sehari-hari
Pada umumnya tidak memiliki refrain, tetapi memiliki bagian kedua dengan bangunan
melodi yang berbeda dengan bagian pertama.
ideo Dangdu
V t
Contoh Lagu Dangdut

Air Mata Perkawinan - Mansyur S

Adu Domba - Rhoma Irama

Anda mungkin juga menyukai