Anda di halaman 1dari 4

Jum’at, 4 Juni 2021

23 Syawal 1442 H

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini…khatib mengajak, marilah kita senantiasa


berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, taqwa
dengan arti sebenar-benar bertaqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan segala
apa yang diperintahkan dan diwajibkan atas diri kita selaku hambanya, dan
berusaha sekuat tenaga meninggalkan semua yang dilarang dan diharamkan atas
diri kita selaku hambanya.

Sholawat dan Salam tetap kita curahkan kepada baginda nabi kita nabi
Muhammad SAW.

Sebagai muslim yang beriman, tentu kita merasa bersedih karena telah
ditinggalkan Bulan Ramadhan yakni bulan yang lebih baik dari seribu bulan, bulan
yang penuh dengan kemuliaan, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang
penuh dengan rahmat Allah SWT. Tetapi itulah siklus dari kehidupan. Walaupun
Ramadhan telah berlalu, hendaknya kita tetap menjaga spirit yang diajarkan
selama bulan Ramadhan. Semoga setelah bulan ramadhan yang kita lalui bersama
sebagai umat muslim yang beriman, kita mendapatkan hikmah maupun tujuan
selama kita menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini khatib mencoba mengambil judul khutbah kita
pada jum’at kali ini dibulan syawal ini, yaitu : tiga hikmah dan tujuan setelah
menjalankan atau menunaikan ibadah puasa selama bulan ramadhan.

Adapun hal yang pertama, sebagaimana tujuan Allah SWT memerintahkan kita
selaku umat muslim…yang beriman pada khususnya, untuk dapat menjalankan
rukun Islam kita yang keempat. Agar kita menjadi hamba-hamba yang bertaqwa.
Hamba yang senantiasa mengabdikan dirinya kepada sang Pencipta langit dan
bumi, yaitu Allah SWT.

Sebagaimana didalam firman-Nya :

‫َآٰيَهُّيااِذَّل ْيَن ٰا َم ُنْو اُكِتَب َعَلْي ُمُك الِّص َياُم اَمَك ُكِتَب َعىَل اِذَّل ْيَن ِم ْن َقْبِلْمُك َلَع َّلْمُك َتَّتُقْو َن‬
Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS:Al-
Baqarah:183).

Takwa di sini bukan hanya sebagai sekedar ucapan saja, melainkan kita
diperintahkan untuk benar-benar mengamalkannya.
Yang mana, kurang lebih satu bulan yang lalu kita telah menunaikan, yang
namanya ibadah puasa di bulan ramadhan,…Makan dan minum yang menjadi
barang mubah, di dalam Ramadhan kita diperintahkan untuk menahan diri dari
terbit fajar hingga matahari terbenam. Tidak hanya itu, syahwat yang secara sah
dapat kita lampiaskan kepada pasangan kita, akan tetapi disaat melaksanakan
ibadah puasa Ramadhan kita diperintahkan untuk membendungnya (menahannya),
dan masih banyak lagi larangan-larangan yang kita ketahui yang dapat
membatalkan ibadah puasa kita.

Semua itu tidak lain tidak bukan merupakan ujiuan bagi diri kita sendiri, apakah
kita akan mentaati ketetapan dari Allah SWT ataukah justru sebaliknya, kita malah
mengabaikan ketetapan dari Allah SWT.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Hal yang kedua yang meski kita dapatkan setelah menjalani ibadah bulan
Ramadhan, kita dapat merasakan bagaimana rasa kelaparan juga kehausan
sebagaimana yang dirasakan sebagian saudara muslim kita yang merupakan orang-
orang yang ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi orang-orang yang kurang
beruntung secara finansial.

Dengan merasakan hal yang sama dengan dirasakan kaum fakir miskin. Maka kita
diajar dari dalam diri kita sendiri untuk dapat merasakan penderitaan saudara kita,
sehingga memnculkan dari dalam diri kita menjadi pribadi yang peduli karena kita
juga merasakan penderitaan yang sedang mereka alami.

Lapar, haus yang kita rasakan selama menjalankan ibadah puasa pada bulan
ramadhan yang lalu, setidaknya itu akan berakhir tatkala azan maghrib
berkumandang,

‫اْلُج ْو ُع اِذَّل ي َيُمُّر ِبِه الَّص اُمِئ َو ْقُتُه َمْع ُلْو ٌم‬
“Lapar yang dirasakan oleh orang puasa itu waktunya diketahui,

namun bagaimana dengan mereka ? yang benar-benar tidak memiliki sesuatu yang
dapat mengganjal perut mereka saat kelaparan, yang tidak dapat memberi anak-
anak mereka makan disaat perut anak mereka terasa melilit akibat kosong, karena
tidak ada satupun makanan yang dapat mereka cerna.

‫َأَّم ا اْلُج ْو ُع اِذَّل ي َيُمُّر ِبِه اْلَفِقُرْي َفَو ْقُتُه َمْج ُهْو ٌل‬
Sedangkan lapar yang dirasakan oleh orang fakir itu waktunya tak terbatas”.

Untuk itu, islam tidak hanya mengajak kita untuk turut sekedar merasakan, akan
tetapi juga kita dapat memberikan solusi untuk memperbaiki keadaan saudara
muslim kita yang sedang dalam kesusahan, setidaknya kita dapat mengurangi
beban mereka para fakir-miskin. Yaitu dengan cara memberi sedikit bantuan sesuai
dengan kemampuan pribadi kita masing-masing.

Maka kita harus benar-benar mengingat, ketika Allah SWT memberikan kelebihan
harta kepada kita, disanalah ada hak-hak fakir-miskin yang harus kita tunaikan.
Sehingga kita bisa menjadi pribadi yang sholeh secara sosial.

Ma’asyiral Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Pada situasi yang kita rasakan pada saat ini tentu sangat jauh berbeda jika kita
bandingkan dengan situasi dua tahun yang lalu, karena adanya wabah covid 19,
kita dianjurkan untuk berhati-hati dalam beraktifitas, terutama adanya
pembatasan sosial diantara kita.

Kita sempat merasakan bersama-sama, meskipun adanya pembatasan diantara


kita, namun ditahun yang kedua ini kita meski harus banyak-banyak bersyukur
kepada Allah SWT. Karena dikampung kita ini, kita masih dapat melakukan ibadah
fardhu secara berjamaah dimasjid, khususnya ibadah shalat jum’at berjama’ah
yang sedang berlangsung pada saat ini di masjid yang kita cintai ini dan juga
beberapa ibadah yang lain yang dapat kita lakukan dimasjid kita ini pada
kesempatan waktu yang berbeda.

Akan tetapi yang perlu khatib ingatkan baik itu untuk diri khatib sendiri maupun
untuk hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT. bukan berarti kita bebas sebebas-
bebasnya tanpa memperhatikan protokoler kesehatan yang ada.

Rasa syukur juga patut senantiasa kita ucapkan. Di negeri kita tercinta Indonesia
ini, kita bebas untuk menjelankan ritual peribadatan. Ketika kita menengok
saudara-saurada muslim kita di belahan dunia lainnya, contohnya yang terjadi di
bumi Palestina sana, kita sama-sama melihat di beberapa media yang ada, mereka
dibatasi, bahkan dipukul dan dipaksa tidak boleh beribadah walaupun di masjid
mereka sendiri, yaitu di Masjidil Aqsha.

Kita doakan agar suadara-saudara kita yang berada di Palestina, segera


mendapatkan kebebasan sebagaimana kita muslim yang ada di Indonesia. Dari
sana kita dapat belajar bahwa kedamaian sebuah negara merupakan hal pokok
yang harus kita jaga. Karena adanya kedamaian ini kita dapat merasakan
keamanan dan kenyamanan. Aman saat kita bekerja, nyaman saat anak-anak kita
belajar, aman dan nyaman saat kita melaksanakan ibadah.

Jadi hal yang ketiga khatib mengajak kepada hadirin yang dimuliakan oleh Allah
SWT untuk memperbanyak bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang telah kita
peroleh baik itu berupa rezeki material maupun nonmaterial, kesehatan rohani dan
jasmani dan kesempatan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Akhirnya, dari sekian banyaknya isi khutbah yang khatib sampaikan kepada semua
hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT, bukan maksud khatib untuk mengajar
para hadirin para tamunya Allah SWT, akan tetapi khatib hanya mengingatkan
kepada kita semua tentang hikmah dibalik kita menunaikan ibadah puasa
Ramadhan, pelajaran apa yang dapat kita petik dari nilai ibadah kita selama bulan
Ramadhan yang telah kita lalui bersama-sama selaku orang muslim yang beriman.

Sebagai penutup dari khutbah kita yang singkat ini, dapat kita simpulkan, semoga
Allah SWT senantiasa menjadikan kita sebagai pribadi yang bermanfaat, pribadi
yang beriman dan selalu bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa, pribadi yang
selalu peduli kepada sesama, dan juga pribadi yang banyak bersyukur kepada Allah
SWT.

Semoga nanti Allah SWT akan mengumpulkan kita bersama nabi Allah, para
sahabat, para wali, para orang-orang shaleh, terutama dengan para keluarga
maupun saudara-saudara kita di surga Nya Allah SWT yang dijanjikan. Aamiin Yaa
Rabbal 'Aalamin.

Wallahu A'lam.

‫ َو َتَقَّب َل اُهّٰلل ِم َّن اَو ِم ْنْمُك ِتَالَو َت ُه َو ِاَّن ُه‬، ‫ َو َنَفَع يِن َو اَّي ْمُك ِبَم اِف ْي ِه ِم ْن آَي ِة َو ِذْك ِر اْلَح ِكِمْي‬،‫اَب َر َك اُهّٰلل يِل َو َلْمُك ىِف ْالُق ْر آِن ْالَع ِظ ِمْي‬
‫ِإ‬
، ‫ َو ْاُملْٔو ِمِنَنْي َو ْا ُملْٔو ِم َن اِت‬، ‫ ْىِل َو َلْمُك َو ِلَس ا ِر ْاُملْس ِلِم َنْي َو ْاُملْس ِلَم اِت‬، ‫ُه َو الَّس ِم ْي ُع اْلَع ِلُمْي َو َأُق ْو ُل َق ْو يِل َه َذ اَفاْس َتْغِفُر اَهّٰلل ْالَع ِظ مْي‬
‫ِٕى‬
. ‫َفاْس َتْغِفُر ْو ُه ِاَّنُه ُه َو ْالَغُفْو ُر ْالَغُفُر اَّر ِح مْي‬

Anda mungkin juga menyukai