Anda di halaman 1dari 12

NIAT PUASA RAMADLAN

‫ اشهد ان آل اله اال هللا‬، ‫الحمدهلل الذى امرنا بنعمة االيمان و االسالم‬
‫ اللهمّ صلى و‬، ‫وحده ال شرييك له و اشهد انّ محمدا عبده و رسوله‬
‫ قال هللا‬،‫ اما بعد‬، ‫سلم على محمد و على اله و صحبه اجمعين‬
‫ بسم هللا‬، ‫تعالى فى كتابه الكريم اعوذ باهللا من الشيطان الرجيم‬
‫الصيا ُّم كما‬ ِ ‫ ياأيُّها ا َّ ِلذيْنّ ءامنُوا كُ ِِتبّ عل ْي ُك ُّم‬، ‫الرحمن الرحيم‬
‫ّكُ ِِتبّ على ا َّ ِلذيْنِّّ ْمنّق ْب ِل ُك ّْم لعلَّ ُك ّْمّتتَّقُ ْون‬
Kaum muslimin jamaah Jum’ah yang berbahagia,
Sebentar lagi kita sudah memasuki bulan suci
Ramadlan 1440 H. Allah telah mensyari’atkan
kepada kaum muslimin untuk menjadikan bulan
Ramadlan ini sebagai bulan yang harus ditunggu-
tunggu, karena Allah telah menjadikannya sebagai
bulan yang penuh barakah, maghfirah dan
ampunan, untuk menuju terbebasnya kaum
muslimin dari api neraka pada besuk di akhirat.
Firman Allah SWT:
‫الصيا ُّم كما ِكتبّ على‬ ِ ‫ياأيُّها ا َّ ِلذيْنّ ءامنُوا ِكتبّ عل ْي ُك ُّم‬
‫ّا َّ ِلذيْنِّّ ْمنّق ْب ِل ُك ّْم لعلَّ ُك ّْمّتتَّقُ ْون‬
“Hai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan
kepada kalian berpuasa, sebagaimana telah
diwajibkan kepada ummat-ummat sebelum kalian,
supaya kalian menjadi orang-orang yang
bertakwa”. (Al-Baqarah: 183).
Kaum muslimin….
Ayat tersebut merupakan berita gembira dari Allah
agar menjadikan bulan Ramadlan sebagai bulan
yang untuk membersihkan diri dari sifat-sifat tercela
sebagai akibat dari kuatnya godaan hawa nafsu.
Oleh karena itu perlunya memanfaatkan bulan
Ramadlan ini untuk selalu diisi dengan program-
program yang penuh makna, program-program
yang postitif, yang membawa dampak bagi kita
untuk semakin dekat dengan Allah SWT. Baik
program yang menyangkut kehidupan pribadi,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.
Termasuk upaya kita untuk mengadakan perubahan
cara berfikir kita, dari cara berfikir yang semula
tidak mempedulikan mana yang salah dan mana
yang benar, menuju ke arah cara berfikir yang
membuat kita semakin tunduk pada kebenaran. Di
sinilah pentingnya, bahwa kita ummat Islam
memang harus betul-betul mempunyai niat yang
utuh untuk melaksanakan ibadah puasa dengan
sebaik-baiknya.
Niat dalam pengertian luas adalah kesiapan kita
lahir batin untuk melaksanakan puasa Ramadlan
dengan benar sesuai dengan ketentuan syari’at
Islam. Karena itulah maka niat untuk melaksanakan
puasa Ramadlan harus dilaksanakan setidaknya
sebelum memasuki bulan Ramadlan itu sendiri,
bahkan akan lebih baik apabila jauh-jauh
sebelumnya kita sudah berniat hendak berpuasa
karena Allah, bukan untuk dipuji orang, bukan
berniat untuk menguruskan badan, bukan sekedar
untuk guyup antar sesama, bukan karena malu
terhadap anak-anak, juga bukan diniati untuk
mengharapkan rezki duniawi, tetapi memang betul-
betul semata-mata karena melaksanakan ketentuan
Allah SWT.
Kaum Muslimin…
Puasa Ramadlan adalah puasa wajib yang harus
dilaksanakan oleh ummat Islam selama satu bulan
penuh secara berturut-turut. Karenanya jika
memang tidak ada halangan yang dibenarkan oleh
hukum syari’at, puasa kita tidak diterima oleh Allah
sebagai puasa Ramadlan, jikalau hanya dilakukan
secara sepotong-potong (tidak genap satu bulan
sesuai dengan ketentuan). Jadi jika memang kita
berniat untuk melaksanakan puasa Ramadlan,
berarti kita dengan sepenuh hati merencanakan
untuk melaksanakan puasa sebulan penuh. Dan jika
ternyata belum sempat kita selesaikan satu bulan,
kita telah dipanggil oleh Allah, harapan kita, bahwa
Allah telah mencatat terhadap apa yang telah kita
niatkan.
Tetapi sebaliknya, jika ternyata suatu ketika kita
merasa malas berpuasa dan dengan sengaja
beristirahat sehari saja dengan tidak ada sebab-
sebab yang dibenarkan oleh syari’at Islam, maka
gagallah puasa Ramadkon kita, hanya karena sehari
saja kita malas berpuasa. Dalam hal ini Nabi Kita
bersabda:
ُّ ‫ْر ُر ْحصةّ ر َّخصها‬
ّ‫هللا ل ّهُ ل ْم‬ ِّ ‫ فِى غي‬، ّ‫ن رمضان‬ ّْ ‫ن ا ْفطرّ ي ْو ًما ِم‬
ّْ ‫م‬
‫ و إن صامه رواه أبو داود و‬، ‫صيا ُّم الدَّ ْه ِّر ُك ِل ِّه‬ِ ُ‫ض عّْن ّه‬ّ ِ ‫ي ْق‬
‫ابن ماجه‬
“Barangsiapa yang berbuka satu hari saja di bulan
Ramadlan tanpa ada keringanan yang diberikan
Allah padanya, maka tidak akan bisa dibayar oleh
puasa sepanjang masa , sekaliapun dia
melakukannya”.
Jadi yang namanya puasa Ramadlan itu adalah
paket satu bulan. Maka tidak dibenarkan kita hanya
mengambilnya setengah bulan atau dua pertiga
bulan saja jika memang tidak karena adanya
halangan yang dibenarkan. Apalagi hanya berniat
untuk mencoba berpuasa sehari dua hari saja. Jika
memang kita ingin mencoba berpuasa sehari atau
dua hari saja, untuk mengukur apakah kita kuat
berpuasa atau tidak, mengingat pekerjaan kita
mungkin terlalu berat, maka waktu yang tepat
adalah pada bulan Sya’ban (yakni bulan sebelum
bulan Ramadlan) dan Insya Allah akan dicatat oleh
Allah untuk mendapatkan pahala puasa2 Sunnah
pada bulan Sya’ban. Karena itulah maka Rasulullah
menyarankan kepada kaum muslimin, selagi masih
berada pada bulan Sya’ban, supaya memperbanyak
melakukan puasa sunnah, ini dimaksudkan sebagai
suatu persiapan mental, sekaligus uji kemampuan
diri untuk memasuki datangnya bulan Ramadlan.
Inilah yang harus kita fahami, bahwa niat untuk
berpuasa Ramadlan memang harus betul-betul
bersungguh-bersungguh, dengan meniatkan puasa
Ramadlan satu bulan penuh sesuai dengan
ketentuan, sehingga jika misalnya di tengah-tengah
bulan kita tidak kuat lagi, ini adalah persoalan lain
yang ketentuannya telah ada dalam ajaran Islam.
Jika memang kita telah betul-betul berniat secara
utuh dalam hati untuk melaksanakan puasa
Ramadlan, maka suatu ketika kita ditanya orang :
“Apakah anda nanti pada bulan Ramadlan
melaksanakan puasa satu bulan?”, Pastilah paling
tidak kita akan menjawabnya “Insya Allah” , tetapi
jika kita menjawab : “Lihat situasi, jika temannya
berpuasa saya juga berpuasa, dan jika banyak
teman yang tidak puasa saya mungkin juga tidak
berpuasa, jika pekerjaan saya berat maka saya tidak
puasa, dan jika pekerjaan saya ringan, maka saya
puasa”. Jika jawaban yang ada dalam hati kita juga
demikian, maka berarti kita belum benar-benar
berniat untuk puasa Ramadlan, sehingga sekalipun
kita telah melakukannya satu bulan penuh, belum
tercatat sebagai puasa Ramadlan karena niat yang
salah. Dan menurut petunjuk Nabi bahwa niat
puasa itu adalah memang “lillahi ta’ala” (untuk
Allah). Jadi bukan hanya karena ingin sehat, bukan
hanya karena ingin memperoleh nikmatnya
berbuka, apalagi supaya Allah melimpahkan
kekayaan, dan sebagainya”. Niat-niat puasa seperti
itulah sebenarnya menyalahi konsep.yang
sebenarnya.
Persoalan niat kelihatannya memang sepele, tetapi
sebenarnya berat. Maka bagi kita ummat Islam,
yang sangat penting adalah bukannya terletak pada
rumusan-rumusan lafadz niat yang biasa dilakukan
sebagian ummat Islam itu, tetapi terletak pada
sejauh mana kesengajaan kita untuk melaksanakan
puasa Ramadlan itu betul-betul menjadi lurus
terlepas dari apakah niat tersebut kita lafadzkan
atau tidak. Dengan kata lain bahwa puasa kita
bukan hanya sekedar untuk merasakan lapar guna
untuk menikmati waktu-waktu berbuka, tetapi
memang betul-betul kita pergunakan untuk sebisa
mungkin membersihkan diri dari segala bentuk
kesalahan yang telah kita perbuat serta bermaksud
untuk tidak mengulanginya lagi. Ini semua kita
maksudkan agar dicatat oleh Allah sebagai puasa
Ramadlan yang dikehendaki Allah SWT. Karena itu
jika memang puasa kita telah betul-betul sesuai
dengan yang dimaksud kan, Insya Allah akan
sesuailah dengan apa yang disabdakan Rasulullah :
ّ‫ وّ تّحفظِّّمماّ كانّ ي ْنب ِغى أ ْن‬، ُ‫ن صامّ رمضانّ وّ عرفّ ُحد ُْودّه‬ّْ ‫م‬
‫يتحفَّظّ ِم ْن ّهُ ُكف ِّرّما قبْل ّهُ رواه األحمد و البيهققى بسند جيد‬
“Barang siapa berpuasa padaBulan Ramadlan dan
mengetahui batas-batasnya, dan ia menjaga diri
dari segala yang memang harus dijaganya, maka
dihapuskanlah dosanya yang sebelumnya”.
Kaum muslimin Jamaah Jum’ah
Inilah pentingnya bahwa niat puasa Ramadlan itu
memang harus dilakukan sebelum pelaksanaan
puasa itu sendiri, mengingat waktu Ramadlan
adalah sebulan penuh. Karenanya sekali lagi, jika
kita dengan sengaja menguranginya tanpa sebab
yang dibenarkan, maka belumlah tercatat sebagai
puasa Ramadlan dan tidak bisa diganti sekalipun
dengan berpuasa sepanjang masa.
‫‪Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang‬‬
‫‪telah betul-betul berniat untuk melaksanakan puasa‬‬
‫‪Ramadhan dengan sebaik-baiknya.‬‬
‫هللاُ وّ ِّايا ُك ّْم ِمنّ اْلفا ِئ ِزيْنّ اْ ِآل ِمنيْنّ وّ ا ْدخ ْلنا وّ اِيا ُك ّْم ِّبماّ ِف ْي ِهّ‬
‫جعلنا ّ‬
‫ت وّ ِذ ْك ِّر اْلح ِكيْم‬ ‫ِمنّ اْآليا ِّ‬
‫ِِ‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫الحمد هلل نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ باهللا من سرور انفسنا‬
‫و من سيأت اعمالنا من يهد هللا فال مضلله و من يضلله فال هادي له‬
‫أشهد ان ال اله اال هللا وحده ال شريك له و أشهد أنّ محمدا عبده و ‪،‬‬
‫رسوله ‪ ،‬اللهمّ صلّ و سلم و بارك على محمد و على اله و صحبه‬
‫اجمعين ‪ ،‬اما بعد‪ ،‬قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‪ ،‬اعوذ باهلل من‬
‫الصيا ُّم كما ُكتِبّ‬ ‫الشيطان الرجيم ‪ ،‬ياأيُّها الَّذِينّ ءامنُوا ُكتِبّ عل ْي ُك ُّم ِ‬
‫ن كانّ ِم ْن ُك ّْم‬ ‫ن ق ْب ِل ُك ّْم لعلَّ ُك ّْم تتَّقُونّ ‪ ،‬أيَّا ًما م ْعد ُوداتّ فم ّْ‬
‫على الَّذِينّ ِم ّْ‬
‫ن أيَّامّ أُخرّ وعلى الَّ ِّذينّ يُ ِطيقُون ّهُ‬ ‫ضا أ ّْو على سفرّ ف ِعدَّةّ ِم ّْ‬ ‫م ِري ً‬
‫صو ُموا‬ ‫نت ُ‬ ‫ن تط َّوعّ خي ًْرا ف ُهوّ خيْرّ ل ّهُ وأ ّْ‬ ‫فِ ْديةّ طعا ُّم ِم ْس ِكينّ فم ّْ‬
‫ن ُك ْنت ُّْم ت ْعل ُمونّ‬
‫‪ .‬خيْرّ ل ُك ّْم ِإ ّْ‬
‫‪Kaum muslimin Jamaah Jum’ah yang berbahagia,‬‬
Pada khutbah yang kedua ini, marilah kita selalu
berusaha, untuk berbenah diri, senyampang masih
ada kesempatan, setidaknya kita bertanya pada hati
nurani kita msaing-masing, sudahkan niat kita sudah
betul atau belum. Jika mungkin niat kita masih
setengah-setengah, in sya Allah masih ada
kesempatan untuk memperbaiki niat secara utuh.
Pada akhirnya, marilah kita selalu berusaha, agar
kita semakin mendapat petunjuk Allah, hati kita
semakin terbuka untuk menerima kebenaran, dan
mau melaksanakan kebenaran itu sendiri.
Khususnya kebenaran yang menyangkut pelaksnaan
ibadah Puasa Ramadlan. Amiin ya rabbal ‘alamin.
‫ و ارض‬، ‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
‫ ربَّنا ا ْغ ِف ّْر لنا ذُنُوبنا‬،‫عنا معهم برحمتك يا ارحم الرحمين‬
ِّ ‫ ر‬،‫ص ْرنا على ْالق ْو ِّم ْالكافِ ِرين‬
‫ب‬ ُ ‫ت أ ْقدامنا وا ْن‬ ّْ ‫و ِإسْرافنا فِي أ ْم ِرنا وث ِب‬
َِّّ ‫ن ءامنّ ِم ْن ُه ّْم ِب‬
‫اّلل‬ ّْ ‫ت م‬ ِّ ‫ق أ ْهل ّهُ ِمنّ الثَّمرا‬ ّْ ‫ار ُز‬
ْ ‫ل هذا بلدًا ء ِامنًا و‬ ّْ ‫اجع‬ ْ
ّ‫ن ذ ُ ِريَّتِنا أ ُ َّم ّةً ُم ْس ِلم ّةً لك‬ ّْ ‫ْن لكّ و ِم‬ ِّ ‫اجع ْلنا ُم ْس ِلمي‬ْ ‫و ْالي ْو ِّم ْاآل ِخ ِّر ربَّنا و‬
ّْ ‫الر ِحي ُّم ربَّنا الّ ت ُ ِز‬
‫غ‬ َّ ‫اب‬ ُّ ‫وأ ِرنا منا ِسكّنا وتُبّْ عليْنا ِإنَّكّ أ ْنتّ التَّ َّو‬
ُّ ‫ن لد ُ ْنكّ ر ْحم ّةً ِإنَّكّ أ ْنتّ ْالو َّه‬
‫اب‬ ّْ ‫قُلُوبنا ب ْعدّ ِإ ّْذ هديْتنا وهبّْ لنا ِم‬،
‫ ربَّنا إِنَّنا س ِم ْعنا‬،‫ار‬ ِّ َّ‫ربَّنا إِنَّنا ءامنَّا فا ْغ ِف ّْر لنا ذُنُوبنا وقِنا عذابّ الن‬
‫ن ء ِامنُوا بِربِ ُك ّْم فآمنَّا ربَّنا فا ْغ ِف ّْر لنا ذُنُوبنا‬
‫ان أ ّْ‬ ‫ُمنا ِديًا يُنادِي ِل ْ ِ‬
‫ْليم ِّ‬
‫وك ِف ّْر عنَّا س ِيئا ِتنا وتوفَّنا معّ ْاألبْر ِار‪ ،‬ربَّنا ءاتِنا فِي الدُّ ْنيا حسن ّةً‬
‫ار‪ ،‬سبحانك ربك ربّ العزة عما‬ ‫و ِفي ْاآل ِخرِّّة حسن ّةً و ِقنا عذابّ النَّ ِ‬
‫‪.‬يصفون و سالم على المرسلين‪ ،‬و الحمدهلل ربّ العالمين‬

Anda mungkin juga menyukai