Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH JUMAT :

MENJAUHI SIFAT IRI DENGKI

َ‫سبحان َهُ وتعالىَ يدعُو اِلى‬ ُ ُ‫احم ُدَه‬. ‫ان واالِسالم‬ َِ ‫ِل الّذِى انعمَ على ال ُمس ِل ِمينَ ِب ِنعم َِة االِيم‬ َِّ ِ ‫الح ْم َُد‬
َِ ‫نجى قائِلها ِمن عذا‬
‫ب‬ ِ ُ ‫يك له شهادةَ ت‬ َ ‫للاُ وحدَهُ الَ ش ِر‬ َ ‫الا‬
َ ِ‫الا اِلهَ ا‬
َ ‫واشه َُد ان‬. ‫ار السّالم‬ َِ ‫د‬
‫ك‬ ِ ‫ل وس ِلّم وب‬
َ ‫ار‬ َِّ ‫اللّ ُه اَم ص‬. ‫ن ُمح امدا عب ُدَهُ ورسُولُ َهُ وحبِيبُ َهُ وخ ِليلُ َهُ سيِّ َُد االنام‬ َ‫واشه ُد ا ا‬. ‫جهنام‬
‫ل والكرام‬ َِ ‫اع النِّع َِم والفض‬َِ ‫وز ِب ِهما ِباَنو‬َُ ُ‫على ُمح امدَ وعلى ا ِل َِه واصحا ِب َِه صالةَ وسالما اف‬.
َ‫ن تُقابل‬ َُ ‫ق تُقاتِ َِه واشكُ ُروَهُ على نِع ِم َِه الاتِى ي ِج‬
َ‫با‬ َ‫ اِتاقُوا للاَ ح ا‬،‫فيا معا ِشرَ ال ُمس ِل ِمين‬: ‫اما بعد‬
‫ ِنعم َةُ ا ِلهداي َةُ االِسالم‬. ‫كر الع ِظيم‬ ُّ ‫ ِبال‬.
َِ ‫ش‬
Kaum muslimin rahimakumullah

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya terutama dalam menjauhi hal-hal yang
menyebabkan diri kita terjerumus kedalam siksa neraka akibat akhlaq terxela yang sangat
dimurkai oleh Allah

Dengan bertaqwa inilah akan dapat menumbuhkan sifat-sifat yang mulia dan utama. Juga
dengan taqwa ini pula akan dapat menumbuhkan amal-amal shaleh sebagai cermin dari
keimanan kita kepada Allah SWT. Karena dengan ini pula akan menimbulkan akhlaq yang
utama. Sebaliknya bila iman kita kurang sempurna tentu akan mengakibatkan akhlaq yang
kurang baik.

Untuk itu, maka sebagai jalan utama untuk menghindarkan diri dari sifat-sifat yang tercela itu
tak ada jalan lain, kecuali dengan memperkuat iman.

Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah...

Diantara sekian banyak akhlaq tercela yang sangat berbahaya sehingga dapat menghabiskan
amal kebaikan seseorang adalah sifat iri, dengki dan dilanjut dengan dendam. Sifat-sifat inilah
yang paling menonjol dalam menolak segala kebaikan yang datang dari orang lain, lebih-lebih
dari orang yang didengki dan ada rasa dendam kepada orang tersebut.

Dengki atau hasud, adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap orang lain yang
menerima nikmat dari Allah dan berkeinginan agar nikmat tersebut lepas dari penerimanya itu.
Sedangkan dendam atau hiqid adalah memendam rasa permusuhan dengan orang lain dan
menanti waktu yang tepat untuk melampiaskannya, membalas sakit hatinya dengan
mencelakakan orang yang didendami tersebut.

Kedua sifat berbahaya ini wajib dijauhi oleh setiap orang Islam, karena sifat dengki dan hasud
ini bisa menutup segala kebaikan yang datang dari orang lain. Bahkan bukan hanya itu, sifat
dengki bisa juga mengarah pada pembunuhan sebagaimana yang terjadi pada Qabil terhadap
Habil yang diceritakan oleh Rasulullah Saw

َ‫ص‬ ِ ْ‫ِن ادمَ حمل َهُ ا‬


ُ ‫لح ْر‬ ِ ْ‫واِيااكُ َْم وا‬. ‫ن الي ْس ُجدَ الد َم‬
َ‫لح ْرصَ فا ا‬ َْ ‫ِن اِ ْب ِليْسَ حمل َهُ اْل ِكب َُْر ا‬
َ‫اِيااكُ َْم وال ِكبْرَ فا ا‬
َُ ‫ص‬
‫ل‬ ْ ‫نا‬ ِ ‫ى ادمَ اِناما قتلَ اح ُدهُما ص‬
َ‫ف ُه ا‬. ‫احب َهُ حسدا‬ َ‫واِيااكُ َْم واَْلحسدَ فا ا‬. َِ‫شجرة‬
َْ ‫ِن ابْن‬ ‫ل ال ا‬ َِ ‫على ا ْك‬
َ‫ل خ ِطيْئة‬ َِّ ُ‫ك‬.
Jauhilah sifat sombong, sesungguhnya iblis menolak sujud/hormat kepada Adam, karena
didorong oleh kesombongan. Jauhilah sifat serakah, sebab Adam sampai makan buah Khuldi
karena keserakahannya. Jauhilah sifat dengki karena dua putra Adam (Qabil dan Habil) sampai
hati yang satu membunuh yang lainnya karena kedengkian. Kesemuanya itu merupakan
sumber segala dosa”. (HR. Qusyairy dan Ibnu Asakir dari Ibnu Mas’ud.

Kaum muslimin rahimakumullah

Perasaan iri hati dan dendam apabila sudah tumbuh dengan suburnya sampai berkarat, dapat
mengakibatkan hilangnya rasa kasih sayang dan akan mengakibatkan rusaknya perdamaian.
Dan jika sudah sampai demikian, maka yang mulanya hanya dosa-dosa kecil, maka bisa menjadi
dosa-dosa besar yang mengakibatkan turunnya murka Allah.

Lebih berbahaya lagi, apabila sifat iri dan dengki ini yang bersemayam dalam hati seseorang,
sudah sangat sulit rasanya disembuhkan dengan cara apapun selain dengan melampiaskan
dendamnya sebagaimana yang telah terjadi pada kisah Qabil dan Habil di atas.

Begitu sulitnya untuk menyembuhkan sifat2 itu. Oleh karena itulah dijelaskan oleh Rasulullah
Saw bersabda :

َ‫ار اْلحطب‬ َُ ُ‫ت كما يأْك‬


َُ ‫ل النا‬ َُ ُ‫ِن اْلحسدَ يأْك‬
َِ ‫ل اْلحسنا‬ َ‫ فا ا‬،‫اِيااكُ َْم واْلحسد‬.
“Jauhilah sifat dengki, sesungguhnya sifat dengki memakan kebaikan sebagaimana api
memakan kayu bakar”.

Untuk mengantisipasi timbulnya sifat dengki dan dendam pada diri kita masing-masing, marilah
kita perkokoh keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah dengan berusaha untuk memiliki sifat
qana’ah, menerima segala apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Disamping tidak
kalah pentingnya adalah beeusaha menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesama, lebih2
sesama muslim. Berusaha untuk merasa senasib, seperjuangan, sependeritaan dan
sepenanggungan dalam keadaan apa saja dan berada dimana saja.

Tiada sesuatu yang membahagiakan bagi umat Islam yang berjiwa sehat, kecuali hidup dengan
rasa kasih sayang dengan dilandasi hati yang bersih dan sehat, bebas dari rasa curiga, iri hati,
dendam dan segala sesuatu yang mengganggu ketentraman batin manusia. Karena pada
dasarnya Islam sangat memperhatikan hal-hal yang dapat merusak segala sesuatu yang
mengakibatkan rusaknya keimanan dan akhlaqul karimah.

Karena ajaran Islam memang menghendaki afar umatnya selalu memiliki hati yang bersih,
penuh kasih sayang dan saling mencintai, lepas dari sifat egoisme dan keangkuhan.
Sebagaimana diisyaratkan dalam Al-Qur’an :

َِ ‫والا ِذيْنَ جآئُ ْوا ِمن ب ْع ِد ِه َْم يقُ ْولُ ْونَ ربانَا ا ْغ ِف ْرلنا وال ِْخوانِنا اال ِذيْنَ سبقُ ْونا ِباْ ِاليْم‬
َ‫ان والتجْ ع ْل‬
‫الا ِلّلا ِذيْنَ امنُ ْوا ربانا اِناكَ رؤ ْوفَ ر ِحي َْم‬ َ ‫فِى قُلُ ْوبِنا ِغ‬
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a: “Ya
Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari
kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian dalam hati terhadap orang-orang beriman; Ya
Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hasyr: 10)

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa betapa pentingnya agar ummat muslim ini benar-benar
menjauhkan diri dari sifat iri hati dan dengki terhadap orang, lebih-lebih terhadap sesama
muslim. Maga mencegah munculnya sifat-sifat tercela semacam ini dalam pandangan Islam
dikategorikan sebagai ibadah besar yang nilainya lebih tinggi dari puasa dan shadaqah,
sebagaimana yang diterangkan oleh Rasulullah Saw. :

َ‫ت‬
ِ ‫ح ذا‬ ْ ِ‫ا‬: َ‫قال‬. ‫بلى‬: ‫صدق ِة؟ قالُ ْوا‬
َُ ‫صال‬ ‫صالةَِ وال ا‬ ‫ام وال ا‬ َِ ‫صي‬
ّ ِ ‫ن درج َِة ال‬ َِ ‫اآل اُ ْخبِ ُركُ َْم بِا ْفض‬
َْ ‫ل ِم‬
َُ ُ‫ن تحْ ل‬
َ‫ق ال ِ ّديْن‬ َْ ‫ش ْعرَ ول ِك‬
‫ق ال ا‬ َُ ‫ الَ اقُ ْو‬،ُ‫ْن هُوَ اْلحا ِلقة‬
َُ ‫ل تحْ ِل‬ َِ ‫ت اْلبي‬
َِ ‫ِن فسادَ ذا‬ َ‫ فا ا‬،‫اْلبي ِْن‬..
“Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, shalat dan
sedekah?” Jawab sahabat: “Tentu mau”, sabda Nabi: “Yaitu mendamaikan diantara kamu,
karena rusaknya perdamaian diantara kamu adalah menjadi pencukur yakni perusak agama”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadirin kaum muslimin yang berbahagia

Di zaman ini umat Islam tidak dapat dihancurkan dengan peperangan oleh musuh-musuh
Islam, namun jika tidak waspada maka hancurnya Islam bisa tumbuh dari dalam umat Islam
sendiri melalui retaknya persatuan Islam. Karena itu Rasulullah Saw. melarang adanya sifat-sifat
jahat tersebut pada diri umat Islam. Mengingat bercokolnya rasa iri dan dengki dalam hati umat
Islam sangat membahayakan, bahkan bisa lebih ganas dari bahaya penyakit kanker dan aids.
Karena itu dengan tegas Rasulullah Saw. melarangnya dengan sabda beliau:

‫ض ْوا والتحاسد ُْوا و ُك ْونُ ْوا ِعبادَ للاَِ ا ِْخوانا والي ِح َُّل‬
ُ ‫التقاطعُ ْوا والتداب ُر ْوا والتباغ‬
َْ ‫لمُُ ْس ِلمَ ا‬.
َ‫ن ي ْه ُجرَ اخاَهُ ف ْوقَ ثالث‬ ِ
“Janganlah kamu saling putus-memutuskan, belakang-membelakangi, benci-membenci, hasut-
menghasut. Hendaknya kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama lain (yang
muslim) dan tidaklah halal bagi setiap muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Demikian penjelasan mengenai iri dan dengki, yang bisa memunculkan dendam yang sungguh
amat berbahaya.

Semoga sifat-sifat tercela ini dapat kita kendalikan dan dapat kita hilangkan, lebih-lebih
terhadap sesama muslim yang sama2 melaksanakan rukun Islam. Dengan demikian semoga
tercipta suasana kerukunan, ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat muslim. Amiin.

‫واسْت ْغف ُِر ْوَهُ اِناه ه َُو‬. َ‫اجحِ يْن‬ َ ‫ن اْل ُمؤْ مِ نِيْنَ اْلكامِ ِلي‬
ِ ‫ْن وادْخلنا واِيااكُ َْم فِى ز ْمرةَِ النا‬ َ ِ‫للاُ واِيااكُ َْم م‬
َ ‫جعلنا‬
‫اْلغفُ ْو َُر ا‬.
‫الرحِ ْي َُم‬
KHUTBAH KEDUA

َُ‫وا ْشه َُد اَناَ ُمح امدا ع ْب ُده‬. ‫للا وحْ دهَُ الَ ش ِريْكَ ل َُه‬
َُ َ‫ال‬‫ا ْشه َُد ان الَ اِلهَ ِا ا‬. َ‫يءَ ق ِديْر‬ ْ ‫لش‬ َِّ ‫ِل االذِى لهُ ْال ُم ْلكَُ ولهُ ْالح ْم َُد وهُوَ على ُك‬ َِّ ِ ‫ا ْلح ْم َُد‬
َ‫اركَْ على ع ْبدِكَ ورس ُْولِكَ ُمح امد‬ ِ ‫ل وس ِلّ َْم وب‬ َِّ ‫اللّ ُه اَم ص‬. ‫ج ال ُمنِي َُْر‬
َُ ‫ورس ُْولُهُ وحبِ ْيبُهُ وص ِفيُّهُ وخ ِل ْيلُهُ اْلبشِ ي َُْر النا ِذي َُْر وال ّسِرا‬
َ‫وعلى آ ِل َِه واصْحابِ َِه اجْ م ِعيْن‬.

َ‫ق تُقا ِت َِه والت ُم ْوتُناَ اِالاَ وا ْنت َُْم ُم ْس ِل ُم ْون‬


َ‫فيَا عِبادَ للاَ اِتاقُوا للاَ ح ا‬: ‫اما بعد‬.

Jamaah Jum'ah rahimakumullah...

Godaan cukup berat di kalangan ummat muslim khususnya di negara kita ini adalah
tatkala ummat Islam berada dalam permainan politik. Kebenaran bisa terkesan
kebatilan, begitu pula sebaliknya kebatilan pun bisa nampak sebagai kebenaran.
Teman bisa menjadi lawan, sebaliknya yang sebenarnya lawan pun bisa mendadak
menjadi teman. Persaingan tidak sehat pun menjadi merebak yang menjurus upaya
untuk saling jegal, saling fitnah, saling gembos, saling menjelekkan dan saling
menjatuhkan antara kelompok yang satu dengan yang lain.
‫‪Oleh karena itu marilah kita kuatkan kembali keimanan kita, untuk kembali ke prinsip‬‬
‫‪paling mendasar, bahwa setiap muslim adalah saudara. Dan marilah kita selalu‬‬
‫‪memohon petunjuk dari Allah untuk tetap berada dalam keteguhan iman.‬‬

‫ي ِ ياايُّها اال ِذيْنَ آمنُ ْوا صلُّ ْوا عل ْي َِه وس ِلّ ُم ْوا ت ْس ِليْما ‪.‬اللّ ُه امَ‬ ‫ِن للاَ ومالئِكت َهُ يُصلُّ ْونَ على النابِ َّ‬ ‫ا اَ‬
‫ل اِبْرا ِهيْمَ و بار َ‬
‫ك‬ ‫ل ُمح امدَ كما صلايْتَ على اِبْرا ِهي َْم وعل َ‬
‫ى آ َِ‬ ‫ل على ُمح امدَ وعلى آ َِ‬ ‫ص َِّ‬
‫ل اِبْرا ِهيْمَ فِى اْلعال ِميْنَ اِنا َ‬
‫ك‬ ‫ى اِبْرا ِهيْمَ وعلى آ َِ‬ ‫ل ُمح امدَ كما باركت عل َ‬ ‫على ُمح امدَ وعلى آ َِ‬
‫ت اْالحْياءَِ ِم ْن ُه َْم واْال ْموا َِ‬
‫ت‬ ‫ت واْل ُمؤْ ِمنِيْنَ واْل ُمؤْ ِمنا َِ‬ ‫‪.‬ح ِميْدَ م ِجيْدَ ‪.‬اللّ ُه اَم ا ْغ ِف َْر ِل ْل ُم ْس ِل ِميْنَ واْل ُم ْس ِلما َِ‬
‫ك ا ْنتَ الس ِام ْي َُع اْلع ِل ْي َُم ‪.‬اللّ ُه اَم ا ْفت َْ‬
‫ح‬ ‫ك اْلع ْفوَ واْلعافِيةَ فِى ِد ْينِنا و ُد ْنيانا وا ْه ِلنَا وما ِلنا اِنا َ‬ ‫اللّ ُه اَم اِناا نسْئلُ َ‬
‫ى ما‬ ‫اك عل َ‬ ‫اح ِميْنَ ‪.‬اللّ ُه اَم اِناا اِسْت ْودعْن َ‬ ‫الر ِ‬
‫ك يا ا ْرحمَ ا‬ ‫اب اْل ِع ْل َِم ِبرحْ متِ َ‬ ‫لنا ابْوابَ اْلف ْه َِم وابْو َ‬
‫ِخوا ِننَا اال ِذيْنَ سبقُ ْونا ِبا ْ ِاليْم َِ‬
‫ان‬ ‫ار ُد ْدَهُ ِع ْندَ اْلحاج َِة ‪.‬ربانا ا ْغ ِف َْر لنا ِوال ْ‬ ‫قرئْنا ِمنَ اْل ِع ْل َِم ف ْ‬
‫ى ال ُّد ْنيا حسن َة‬ ‫ف ر ِحيْمَ ‪.‬ربانا آتِنا فِ َ‬ ‫ك رؤ ُْو َ‬ ‫الا ِلّلا ِذيْنَ آمنُ ْوا ربانا اِنا َ‬ ‫ل فِى قُلُ ْوبِنا ِغ َ‬ ‫والتجْ ع َْ‬
‫ن وسالمَ على‬ ‫صفُ ْو َ‬ ‫َك ربَِّ اْل ِع ازةَِ ع اما ي ِ‬ ‫ار ‪.‬سُبْحانَ ربِّ َ‬ ‫اب النا َِ‬ ‫اآلخرةَِ حسنةَ وقِنَا عذ َ‬ ‫وفِى ِ‬
‫ِل ربَِّ اْلعال ِميْنَ‬ ‫‪.‬اْل ُم ْرس ِليْنَ واْلح ْم َُد ِ َِّ‬

‫ن اْلفحْ شاءَِ واْل ُم ْنك ِرَ‬ ‫ان واِيْتاءَِ ذِى اْلقُ ْربى وي ْنهى ع َِ‬ ‫ل واْالِحْ س َِ‬ ‫ِن للاَ يأ ْ ُم َُر بِاْلع ْد َِ‬
‫اد للا‪ ،‬ا اَ‬
‫ِعب َ‬
‫ض ِل َِه يُ ْع ِط ْيكُ َْم‬ ‫واْلب ْغيِ‪ ،‬ي ِعظُكُ َْم لعلاكُ َْم تذ اك ُر ْونَ ‪.‬فا ْذكُ ُروا للاَ اْلع ِظي َِْم ي ْذكُ ْركُ َْم واسْئلُ ْوَهُ ِم َْ‬
‫نف ْ‬
‫‪.‬ول ِذ ْك َُر للاَِ ا ْكبر ‪.‬اسْت ْغ ِف َُر للاَ ِل َ‬
‫ي ولكُ َْم ‪.‬ا ِق َِم ال ا‬
‫صالةَ‬

Anda mungkin juga menyukai