Anda di halaman 1dari 21

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Klasifikasi Zingg, 1935

A. Konglomerat

Perhitungan untuk klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)

Hasil ploting klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)


B. Breksi

Perhitungan untuk klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)

Hasil ploting klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)


3.1.2 Klasifikasi Folk, 1968

A. Konglomerat

Perhitungan untuk klasifikasi sphericity menurut Folk (1968)

Hasil ploting klasifikasi sphericity menurut Folk (1968)


B. Breksi

Perhitungan untuk klasifikasi sphericity menurut Folk (1968)

Hasil ploting klasifikasi sphericity menurut Folk (1968)


3.2 Pembahasan
3.2.1 Klasifikasi Zing
Dari hasil perhitungan matematis melalui pendekatan yang
dikemukakan oleh Zingg. Diperoleh bentuk butir yang sangat bervariasi,
yakni mulai dari oblate hingga prolate. Pendekatan yang dikembangkan
oleh Zingg ini dengan cara membandingkan panjang sumbu b/a dan panjang
sumbu c/b dimana sumbu a adalah sumbu terpanjang, sumbu b adalah
sumbu menengah dan sumbu c adalah sumbu terpendek. Berikut hasil dari
perhitungan menggunakan Klasifikasi Zingg.

A. Konglomerat

Pada sampel 1 didapati nilai Di/Dl 0,69 dan nilai Ds/Di 0,59 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 2 didapati nilai Di/Dl 0,64 dan nilai Ds/Di 0,78 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk prolate adalah bentuk butir
yang memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil
pada sumbu ekwatorial. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti elips
atau silinder panjang dengan ujung yang meruncing.

Pada sampel 3 didapati nilai Di/Dl 0,60 dan nilai Ds/Di 0,80 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk prolate adalah bentuk butir
yang memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil
pada sumbu ekwatorial. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti elips
atau silinder panjang dengan ujung yang meruncing.

Pada sampel 4 didapati nilai Di/Dl 0,80 dan nilai Ds/Di 0,59 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 5 didapati nilai Di/Dl 0,88 dan nilai Ds/Di 0,52 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 6 didapati nilai Di/Dl 0,73 dan nilai Ds/Di 0,70 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu equant. bentuk equant adalah bentuk butir
mineral yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan
polar sama. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang
berbentuk bulat sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan
pada salah satu sumbunya.

Pada sampel 7 didapati nilai Di/Dl 0,63 dan nilai Ds/Di 0,64 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk bladed adalah bentuk butir
mineral yang memanjang seperti bilah pisau atau jarum, dengan rasio
panjang terhadap lebar yang besar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat
seperti seutas rambut atau serat dengan ujung tajam.

Pada sampel 8 didapati nilai Di/Dl 0,60 dan nilai Ds/Di 0,50 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk bladed adalah bentuk butir
mineral yang memanjang seperti bilah pisau atau jarum, dengan rasio
panjang terhadap lebar yang besar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat
seperti seutas rambut atau serat dengan ujung tajam.

Pada sampel 9 didapati nilai Di/Dl 0,69 dan nilai Ds/Di 0,56 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 10 didapati nilai Di/Dl 0,55 dan nilai Ds/Di 0,88 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk prolate adalah bentuk butir
yang memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil
pada sumbu ekwatorial. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti elips
atau silinder panjang dengan ujung yang meruncing.

Pada sampel 11 didapati nilai Di/Dl 0,69 dan nilai Ds/Di 0,82 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu equant. Bentuk equant adalah bentuk butir
mineral yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan
polar sama. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang
berbentuk bulat sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan
pada salah satu sumbunya.

Pada sampel 12 didapati nilai Di/Dl 0,69 dan nilai Ds/Di 0,60 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 13 didapati nilai Di/Dl 0,89 dan nilai Ds/Di 0,79 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu equant. Bentuk equant adalah bentuk butir
mineral yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan
polar sama. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang
berbentuk bulat sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan
pada salah satu sumbunya.

Pada sampel 14 didapati nilai Di/Dl 0,68 dan nilai Ds/Di 0,89 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu equant. Bentuk equant adalah bentuk butir
mineral yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan
polar sama. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang
berbentuk bulat sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan
pada salah satu sumbunya.

Pada sampel 15 didapati nilai Di/Dl 0,67 dan nilai Ds/Di 0,50 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

B. Breksi

Pada sampel 1 didapati nilai Di/Dl 0,60 dan Ds/Di 0,85 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk prolate adalah bentuk butir yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti elips atau
silinder panjang dengan ujung yang meruncing.

Pada sampel 2 didapati nilai Di/Dl 0,68 dan Ds/Di 0,65 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk mineral oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 3 didapati nilai Di/Dl 0,71 dan Ds/Di 0,81 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu equant. Bentuk equant adalah bentuk butir mineral
yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan polar sama.
Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang berbentuk bulat
sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan pada salah satu
sumbunya.

Pada sampel 4 didapati nilai Di/Dl 0,67 dan nilai Ds/Di 0,81 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu equant. Bentuk equant adalah bentuk butir
mineral yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan
polar sama. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang
berbentuk bulat sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan
pada salah satu sumbunya.

Pada sampel 5 didapati nilai Di/Dl 0,63 dan Ds/Di 0,60 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk bladed adalah bentuk butir mineral
yang memanjang seperti bilah pisau atau jarum, dengan rasio panjang
terhadap lebar yang besar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
seutas rambut atau serat dengan ujung tajam.

Pada sampel 6 didapati nilai Di/Dl 0,83 dan nilai Ds/Di 0,47 dapat
diketahui bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir
mineral yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu
ekwatorial lebih besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir
mineral terlihat seperti bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi,
sehingga tampak seperti cakram atau baji.

Pada sampel 7 didapati nilai Di/Dl 0,63 dan Ds/Di 0,42 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk bladed adalah bentuk butir mineral
yang memanjang seperti bilah pisau atau jarum, dengan rasio panjang
terhadap lebar yang besar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
seutas rambut atau serat dengan ujung tajam.

Pada sampel 8 didapati nilai Di/Dl 0,46 dan Ds/Di 0,58 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk bladed adalah bentuk butir mineral
yang memanjang seperti bilah pisau atau jarum, dengan rasio panjang
terhadap lebar yang besar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
seutas rambut atau serat dengan ujung tajam.

Pada sampel 9 didapati nilai Di/Dl 0,37 dan Ds/Di 0,71 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk prolate adalah bentuk butir yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti elips atau
silinder panjang dengan ujung yang meruncing.
Pada sampel 10 didapati nilai Di/Dl 0,68 dan Ds/Di 0,53 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu oblate. Bentuk oblate adalah bentuk butir mineral
yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu ekwatorial lebih
besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi, sehingga tampak seperti
cakram atau baji.

Pada sampel 11 didapati nilai Di/Dl 0,56 dan Ds/Di 0,74 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk prolate adalah bentuk butir yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti elips atau
silinder panjang dengan ujung yang meruncing.

Pada sampel 12 didapati nilai Di/Dl 0,54 dan Ds/Di 0,57 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk bladed adalah bentuk butir mineral
yang memanjang seperti bilah pisau atau jarum, dengan rasio panjang
terhadap lebar yang besar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
seutas rambut atau serat dengan ujung tajam.

Pada sampel 13 didapati nilai Di/Dl 0,72 dan Ds/Di 0,56 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu bladed. Bentuk oblate adalah bentuk butir mineral
yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu ekwatorial lebih
besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi, sehingga tampak seperti
cakram atau baji.

Pada sampel 14 didapati nilai Di/Dl 0,83 dan Ds/Di 0,69 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu equant. Bentuk equant adalah bentuk butir mineral
yang menyerupai bola dengan lebar pada sumbu ekwatorial dan polar sama.
Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti bola yang berbentuk bulat
sempurna tanpa adanya perubahan dimensi yang signifikan pada salah satu
sumbunya.
Pada sampel 15 didapati nilai Di/Dl 0,62 dan Ds/Di 0,63 dapat diketahui
bentuk butirnya yaitu prolate. Bentuk oblate adalah bentuk butir mineral
yang pipih seperti bola aplanat, dengan lebar pada sumbu ekwatorial lebih
besar dari pada sumbu polar. Dalam bentuk ini, butir mineral terlihat seperti
bola yang sedikit dipipihkan di salah satu sisi, sehingga tampak seperti
cakram atau baji.

3.2.2 Klasifikasi Folk

Dari hasil perhitungan matematis melalui pendekatan yang dikemukakan


oleh Folk. Diperoleh bentuk butir yang sangat bervariasi, yakni mulai dari
very elongate hingga very equant. Pendekatan yang dikembangkan oleh
Folk ini dengan cara mengetahui nilai wp nya

A. Konglomerat

Pada Sampel 1 diketahui nilainya ΨP 0,62 dan masuk kedalam kelas


elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam menggambarkan
bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan lebar butir
tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memanjang pada
sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada sumbu ekwatorial.
Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir biasanya berkisar
antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 2 diketahui nilainya ΨP 0,73 dan masuk kedalam kelas


equant. Equant adalah salah satu kategori dalam menggambarkan bentuk
butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan lebar butir tersebut.
Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki bentuk yang hampir
sama panjang dan lebarnya, sehingga rasio panjang terhadap lebar butir
sekitar 1:1

Pada Sampel 3 diketahui nilainya ΨP 0,72 dan masuk kedalam kelas


sub-equant. Sub-equant adalah salah satu kategori dalam menggambarkan
bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan lebar butir
tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang relatif bulat atau
hampir bulat, dengan rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,5:1.

Pada Sampel 4 diketahui nilainya ΨP 0,66 dan masuk kedalam kelas


sub-elongate. Sub-elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang relatif
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sedikit lebih besar
pada sumbu ekwatorial dibandingkan dengan butir yang masuk ke dalam
kategori very elongate atau elongate. Dalam kategori ini, rasio panjang
terhadap lebar butir berkisar antara 2:1 hingga 3:1.

Pada Sampel 5 diketahui nilainya ΨP 0,62 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 6 diketahui nilainya ΨP 0,71 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas sub-equant. Sub-equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang relatif
bulat atau hampir bulat, dengan rasio panjang terhadap lebar butir kurang
dari 1,5:1.

Pada Sampel 7 diketahui nilainya ΨP 0,63 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 8 diketahui nilainya ΨP 0,53 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.

Pada Sampel 9 diketahui nilainya ΨP 0,60 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 10 diketahui nilainya ΨP 0,75 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas equant. Equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk yang hampir sama panjang dan lebarnya, sehingga rasio panjang
terhadap lebar butir sekitar 1:1

Pada Sampel 11 diketahui nilainya ΨP 0,77 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very equant. Very equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk sangat simetris, dengan panjang dan lebar butir hampir sama dan
rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,2:1.
Pada Sampel 12 diketahui nilainya ΨP 0,63 diketahui bahwa masuk
kedalam kelas elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 13 diketahui nilainya ΨP 0,82 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very equant. Very equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk sangat simetris, dengan panjang dan lebar butir hampir sama dan
rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,2:1.

Pada Sampel 14 diketahui nilainya ΨP 0,82 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very equant. Very equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk sangat simetris, dengan panjang dan lebar butir hampir sama dan
rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,2:1.

Pada Sampel 15 diketahui nilainya ΨP 0,55 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.
B. Breksi

Pada Sampel 1 diketahui nilainya ΨP 0,76 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very equant. Very equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk sangat simetris, dengan panjang dan lebar butir hampir sama dan
rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,2:1.

Pada Sampel 2 diketahui nilainya ΨP 0,66 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas sub-elongate. Sub-elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang relatif
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sedikit lebih besar
pada sumbu ekwatorial dibandingkan dengan butir yang masuk ke dalam
kategori very elongate atau elongate. Dalam kategori ini, rasio panjang
terhadap lebar butir berkisar antara 2:1 hingga 3:1.

Pada Sampel 3 diketahui nilainya ΨP 0,78 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very equantequant. Very equant adalah salah satu kategori
dalam menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara
panjang dan lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral
yang memiliki bentuk sangat simetris, dengan panjang dan lebar butir
hampir sama dan rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,2:1.

Pada Sampel 4 diketahui nilainya ΨP 0,76 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very equant. Very equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk sangat simetris, dengan panjang dan lebar butir hampir sama dan
rasio panjang terhadap lebar butir kurang dari 1,2:1.

Pada Sampel 5 diketahui nilainya ΨP 0,61 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas Elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 6 diketahui nilainya ΨP 0,57 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.

Pada Sampel 7 diketahui nilainya ΨP 0,48 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.

Pada Sampel 8 diketahui nilainya ΨP 0,54 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.
Pada Sampel 9 diketahui nilainya ΨP 0,57 diketahui bahwa masuk
kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.

Pada Sampel 10 diketahui nilainya ΨP 0,58 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas very elongate. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.

Pada Sampel 11 diketahui nilainya ΨP 0,67 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas Intermediate Shape. Intermediate Shape adalah bentuk
partikel sedimen yang memiliki dimensi yang relatif sama di semua
dimensinya (panjang, lebar, dan tebal), sehingga tidak terlihat jelas sebagai
elongate atau platy.

Pada Sampel 12 diketahui nilainya ΨP 0,56 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas equant. Very elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang sangat
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang sangat kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
dapat mencapai lebih dari 10:1, sehingga butir terlihat sangat tipis dan
ramping seperti jarum atau serat.
Pada Sampel 13 diketahui nilainya ΨP 0,61 diketahui bahwa masuk
kedalam kelas elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.

Pada Sampel 14 diketahui nilainya ΨP 0,73 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas equant. Equant adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang memiliki
bentuk yang hampir sama panjang dan lebarnya, sehingga rasio panjang
terhadap lebar butir sekitar 1:1.

Pada Sampel 15 diketahui nilainya ΨP 0,62 diketahui bahwa masuk


kedalam kelas Elongate. Elongate adalah salah satu kategori dalam
menggambarkan bentuk butir mineral berdasarkan rasio antara panjang dan
lebar butir tersebut. Kategori ini merujuk pada butir mineral yang
memanjang pada sumbu polar dan memiliki lebar yang lebih kecil pada
sumbu ekwatorial. Dalam kategori ini, rasio panjang terhadap lebar butir
biasanya berkisar antara 3:1 hingga 10:1.
3.2.3 Klasifikasi hubungan roundness dan sphericity

A. Konglomerat

Transportasi batuan sedimen sub-rounded adalah proses di mana batuan sedimen


yang telah terkelupas atau tergerus oleh erosi dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain oleh air, angin, atau glasial. Proses ini terjadi ketika batuan sedimen
telah hilang sebagian besar sudut dan kebanyakan sisi tajamnya, tetapi belum
sepenuhnya bulat seperti batuan sedimen bundar.

Lingkungan pengendapan batuan sedimen sub-rounded dapat bervariasi dan


tergantung pada jenis transportasi yang terlibat dalam proses pengendapan.
Beberapa lingkungan pengendapan yang umum untuk batuan sedimen sub-rounded
meliputi sungai, pantai, dan glasial.

Transportasi batuan sedimen rounded adalah proses pengangkutan batuan


sedimen yang telah mengalami gerusan dan menghasilkan batuan dengan bentuk
yang lebih bulat dan halus. Proses transportasi ini dapat terjadi melalui beberapa
mekanisme, seperti air, angin, atau glasial.
B. Breksi

Proses transportasi batuan sedimen discoidal melibatkan pergerakan material


sedimen yang dibawa oleh media seperti air atau es, kemudian deposisi dan
pengendapan material sedimen untuk membentuk lapisan batuan sedimen discoidal
yang pipih. Material sedimen ini dapat terbawa oleh aliran air atau arus sungai yang
kuat, aliran glasial atau es, atau deposisi di dekat pantai atau rawa pasang surut.
Material sedimen kemudian membentuk lapisan batuan sedimen discoidal ketika
mengalami pengendapan dan deposisi di permukaan dasar laut atau sungai.

Lingkungan pengendapan batuan sedimen discoidal dapat bervariasi, namun


biasanya terjadi di lingkungan yang tenang seperti delta atau rawa pasang surut, di
mana material sedimen mengalami deposisi di permukaan dasar laut atau sungai
yang tenang. Proses transportasi material sedimen menuju lokasi deposisi dapat
melalui arus sungai yang kuat, aliran glasial atau es, atau angin. Material sedimen
tersebut kemudian mengalami pengendapan dan terakumulasi di permukaan dasar
laut atau sungai, membentuk lapisan batuan sedimen discoidal. Dalam beberapa
kasus, batuan sedimen discoidal juga dapat terbentuk melalui deposisi di
lingkungan akuatik atau air payau seperti danau atau kolam yang tenang.

Proses transportasi batuan sedimen sub-angular dapat terjadi dalam lingkungan


yang sama dengan transportasi batuan sedimen sub-rounded, seperti di sungai,
pantai, atau glasial. Namun, dalam lingkungan sungai, batuan sedimen sub-angular
biasanya terdapat di tempat-tempat di mana kecepatan air lebih tinggi dan daya
pengikisannya lebih besar, seperti di tepi sungai atau di sekitar batu besar.

Lingkungan pengendapan batuan sedimen sub-angular seringkali adalah di


tempat-tempat di mana kecepatan air berkurang atau di tempat-tempat di mana
batuan sedimen sub-angular terperangkap dalam sedimen yang lebih halus.
Contohnya adalah delta sungai, kolam, atau rawa-rawa.

Anda mungkin juga menyukai