Anda di halaman 1dari 35

PEMBERIAN AMPAS TAHU PADA PEMBUATAN BAGLOG

DI CV. MENARA DUA MALANG

PRAKTEK KERJA PROFESI

Diajukan kepada Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi


Universitas Panca Marga Probolinggo
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Mata Kuliah Semester VI

Oleh :

AFFAN NUR RAHMAT


NIM : 20.141.0024

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO
2023
LEMBAR PENGAJUAN

PEMBERIAN AMPAS TAHU PADA PEMBUATAN BAGLOG


DI CV. MENARA DUA MALANG

Diajukan Oleh :

Affan Nur Rahmat


NIM : 20.141.0024

Telah Disetujui Oleh :


Dosen Pembimbing

Ida Sugeng Suyani, SP., MP


NIDN : 0703017801

Mengetahui:
Dekan

Retno Sulistiyowati,. SP ., MP
NIDN : 0726047505
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBERIAN AMPAS TAHU PADA PEMBUATAN BAGLOG


DI CV. MENARA DUA MALANG

Diajukan Oleh :

Affan Nur Rahmat


NIM : 20.141.0024

Telah dipertahankan, dihadapan


dan diterima oleh Tim Penguji Praktek Kerja Profesi
Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi
Universitas Panca Marga Probolinggo
Pada tanggal ……………..

Dosen Pembimbing, Dosen Penguji

Ida Sugeng Suyani, SP., MP


NIDN : 0703017801

Mengetahui,
Dekan

Retno Sulistiyowati,. SP ., MP
NIDN : 0726047505

LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Praktek Kerja dengan judul ““Pemberian Ampas Tahu pada
Pembuatan Baglog di CV. Menara Dua Malang”. Disusun berdasarkan
Praktek Kerja Profesi yang telah dilaksanakan di “di CV. Menara Dua
Malang”, pada tanggal 01 Februari 2023 s./d. 03 Maret 2023, oleh :

Nama : Affan Nur Rahmat


NIM : 20.141.0024

Kota Batu, 03 Maret 2023

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapang

Ida Sugeng Suyani, SP., MP


NIDN : 0703017801

Mengetahui,
Dekan

Retno Sulistiyowati,. SP ., MP
NIDN : 0726047505
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu penulis hanturkan kehadirat Allah SWT atas segala

nikmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan laporan magang dengan judul

“Pemberian Ampas Tahu pada Pembuatan Baglog di CV. Menara Dua

Malang”. Terselesaikannya Laporan Praktek Kerja Profesi ini tidak lepas

dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Retno Sulistiyowati, SP., MP Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Panca Marga Probolinggo

2. Ibu Ida Sugeng Suyani, SP., MP Selaku dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu kepada penulis dalam menyelesaikan laporan.

3. Selaku dosen Penguji Praktek Kerja Profesi

4. Bapak Azhar Alam Islamy. ST dan Bapak selaku pemilik usaha di

Jamur CV. Menara Dua dan juga pembimbing selama Praktek Kerja

Profesi.

5. Semua pekerja di Jamur CV. Menara Dua, orang tua dan teman-teman

yang saya banggakan, yang ikut membantu dalam penyusunan laporan

magang ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Magang ini

masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga penulis berharap agar

pembaca memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun,

sehingga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri sendiri dan

umumnya para pembaca.


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGAJUAN .....................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................

DAFTAR TABEL .................................................................................

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................

Latar Belakang Praktek Kerja Profesi ....................................................

Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Profesi ............................................

Manfaat Praktek Kerja Profesi ...............................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................

Hasil Laporan Praktek Kerja Profesi ......................................................

Landasan Teori........................................................................................

BAB III. METODOLOGI PRAKTEK KERJA PROFESI ............

Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................

Alat dan Bahan yang Digunakan ............................................................

Prosedur Pengambilan Data ...................................................................

BAB IV. PEMBAHASAN ..................................................................

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................


DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

Jamur merupakan organisme eukariotik (sel-selnya mempunyai inti

sejati) yang digolongkan ke dalam kelompok cendawan sejati dengan

dinding sel jamur terdiri atas zat kitin. Tubuh atau soma jamur disebut hifa

yang berasal dari spora dan sel jamur tidak mengandung klorofil. Jamur

memperoleh makanan secara heterotrof dari bahan organik yang ada di

sekitar dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh hifa kemudian diserap.

Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan

nutrisi tinggi antara lain protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin.

Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh

tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Jenis asam amino yang

terkandung dalam jamur tiram adalah isoleusin, lisin, methionin, sistein,

penilalanin, tirosin, treonin, triptopan, valin, arginin, histidin, alanin, asam

aspartat, asam glutamat, glisin, prolin, dan serin.

Kandungan gizi dan khasiat jamur tiram memiliki kadar protein

yang tinggi dengan asam amino yang lengkap, termasuk asam amino

esensial yang dibutuhkan manusia.Selain itu jamur tiram mengandung

vitamin B1, B2 dan beberapa garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na

dan K. Kandungan serat jamur mulai 7,4% sampai 27,6% sangat baik bagi

pencernaan menurut (Anonim, 2013).

Jamur mempunyai ragam jenis, salah satunya adalah jamur tiram

putih (Pleurotos ostreatus). Nama jamur tiram (Pleurotus ostreatus)

diberikan karena bentuk tudung jamur ini agak membulat, lonjong, dan
melengkung menyerupai cangkang tiram. Permukaan tudung jamur tiram

licin, agak berminyak jika lembab, dan tepinya bergelombang. Jamur tiram

(Pleurotus ostreatus) merupakan jamur yang banyak dibudidayakan oleh

masyarakat karena merupakan salah satu produk yang dapat dikembangkan

dengan teknik yang sederhana.

Bibit merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses

budidaya jamur. Pembibitan merupakan tahapan budidaya yang

memerlukan ketelitian tinggi karena harus dilakukan dengan keadaan steril

dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus. Berdasarkan hasil

penelitian Khusnul (2014), tahapan pembuatan bibit jamur pada umumnya

dikenal dengan pembuatan biakan mumi (F0), yaitu hasil isolasi tubuh buah

jamur yang diinokulasikan pada medium padat (agar) dengan nutrisi sintetis

maupun semi-sintetis.Miselium tersebut kemudian dikembangkan ke tahap

selanjutnya yaitu menjadi (Fl) dengan memindahan miselium jamur dari

medium padat ke medium alami (umumnya serealia) yang kaya nutrisi dan

digunakan sebagai bibit induk. Piryadi (2013) menjelaskan pembibitan

jamur tiram terdiri dari tiga tahapan yang berurutan, biakan murni (F0), bibit

induk atau bibit starter (F1), dan bibit semai (F2).


A. Tujuan

Adapun dilaksanakannya kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP) ini

adalah untuk:

1. Meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah

yang terjadi di lapangan tentang Pemberian Ampas Tahu pada

Pembuatan Baglog

2. Menambah pengetahuan dan pemahaman kepada Mahasiswa tentang

aplikasi teori di lapangan tentang, tehnik Pemberian Ampas Tahu pada

Pembuatan Baglog

B. Manfaat

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Panca Marga

Probolinggo.

2. Memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa

secara teknis tentang berbagai inovasi dalam pembuatan dan

meningkatkan kualitas baglog dengan pemberian ampas tahu.

3. Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan

mahasiswa tentang Budidaya jamur tiram putih.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hasil Laporan Praktek Kerja Profesi

CV. Menara Dua merupakan perusahaan pribadi milik bapak Azhar

Alam Islamy. CV. Menara Dua berlokasi New Vila Bukit Sengkaling

Malang - Jawa Timur. Perusahaan milik Bapak Azhar Alam Islamy

bergerak dibidang pertanian khususnya pada pembudidayaan jamur tiram.

CV.Menara Dua menyediakan beraneka macam produk yang berkaitan

dengan jamur mulai dari baglog jamur tiram, benih F2 jagung jamur tiram

segar.

Kegiatan Praktek Kerja Profesi (PKP) dilaksanakan di CV. Menara

Dua di Jl. Raya Karangan No 1, Jakaan, Donowarih, Karang Ploso, Malang

Jawa Timur Dan di ikuti oleh 5 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Panca Marga. Kegiatan pada minggu ke-1 dilaksanakan di Menara Dua

Malang, melakukan pembelajaran tentang pembuatan baglog. Minggu ke 2

kegiatan pembuatan bibit F2 bibit jagung, pembibitan F2 dan pengisian bibit

F2 pada baglog. Minggu ke-3 kegiatan pembuatan bibit F0, pembibitan F1

dan F2, dan pembuatan media campuran bibit, kemudian minggu ke-4 dan

minggu ke-5 kegiatannya mengulang seperti minggu-1 dan mingu ke-2

A. Landasan Teori

1. Klasifikasi Tanaman Jamur Tiram

Klasifikasi jamur tiram menurut (Yulisnawati, 2011) adalah sebagai

berikut:
Tabel 2.1Klasifikasi Jamur Tiram

Kerajaan : Fungsi

Filum : Basidiomycota

Kelas : Homobasidiomycetes

Ordo : Agaricales

Familia : Pleurotaceae

Genus : Pleurotus

Spesies : Pleurotus ostreatus

2. Morfologi Jamur Tiram

Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh menyamping pada

batang kayu lapuk. Kehidupan jamur mengambil makanan yang sudah

dibuat oleh organism lain yang telah mati (saprofit), karena tidak

memiliki klorofil.semua jenis saprofit khususnya yang tumbuh pada

kayu dapat dengan mudah dibudidayakan, meskipun dari beberapa hal

jamur sulit dipasarkan dalam jumlah besar karena sifatnya mudah

lunak sehingga mudah rusak (Djarijah dan Abbas, 2001).

Menurut Gunawan (2004), ciri-ciri jamur tiram adalah daging

tebal. Berwarna putih, kokoh, tetapi lunak pada bagian yang

berdekatan dengan tangkai, bau dan rasa tidak merangsang. Tangkai

tidak ada atau jika ada biasanya pendek, kokoh dan tidak dipusat atau

lateral (tetapi kadang-kadang dipusat), panjang 0,5-4,0 cm, gemuk,

padat, kuat kering, umumnyta berambut atau berbulu kapas paling

sedikit di dasar.
Jamur ini memiliki tubuh buah yang tumbuh mekar membentuk

corong dangkal seperti kulit karang (tiram). Tubuh buah jamur

memiliki tudung (pilues) dan tangkai (stipes atau stalk). Pileus

berbentuk mirip cangkang tiram berukuran 5-15 cm dan permukaan

bagian bawah berlapis-lapis seperti insang berwana putih dan lunak.

Sedangkan pertumbuhan tangkainya dapat pendek atau panjang (2-6

cm). Tangkai ini menyangga tudung lateral (dibagian tepi) atau

eksentris (agak ke tengah) Jamur tiram bersih (Pleurotus florida dan

Pleurotus ostreatus) memiliki tudung berwarna putih susu atau putih

kekuning-kuningan dengan garis tengah 3-14 cm (Djarijah dan Abbas,

2001).

Permukaan jamur tiram licin dan agak berminyak ketika lembab

sedangkan bagian tepinya mulus agak bergelombang. Daging jamur

cukup tebal, kokoh tapi lunak pada bagian yang berdekatan dengan

tangkai. Jika sudah terlalu tua, daging buah menjadi alot dan keras.

Spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4µm. Miselium berwarna

putih dan bisa tumbuh dengan cepat (Gunawan, 2001).

Jamur tiram ini berdaging tebal, mempunyai warna putih serta

lunak pada bagian tangkai. Tangkai jamur ini terkadang ada serta juga

tidak tergantung pada pertumbuhan. Tumbuh pendek, koko serta tidak

di pusat ataupun lateral, panjang sekitar 0,5-4,0 cm , gemuk, padat,

kuat dan kering. Pada umumnya berambut ataupun berbulu kapas

paling sedikit berada di dasar.

3. Syarat Tumbuh Bibit Jamur Tiram


a. Intensitas Tanaman

Secara alami, jamur tiram tumbuh di hutan di bawah

pohon atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram, tidak

memerlukan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellia

akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap atau tanpa sinar

sekalipun tetapi pada masa pertumbuhan badan buah jamur

tiram memerlukan rangsangan sinar. Pada tempat yang sama

sekali tidak ada cahaya, badan buah tidak akan tumbuh, oleh

karena pada masa pembentukan badan buah harus mulai

mendapatkan sinar. Penyinaran dapat menggunakan lampu 40

watt ataupun penyinaran dengan sinar matahari secara tidak

langsung dengan membuka jendela atau pintu kumbung menurut

(Yulisnawati, 2011).

b. Suhu

Suhu sangat berpengaruh penting terhadap pertumbuhan

jamur agar optimal.Menurut (Yulisnawati 2011). Suhu yang

optimal untuk pertumbuhan jamur tiram dibedakan dalam dua

fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar

antara 22–28oC dengan kelembaban 60–70% dan fase

pembentukan badan buah, memerlukan suhu udara antara 16–

22oC.
c. Ketinggian Tempat

Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah

dataran tinggi sekitar 700–800 m dpl. Kemungkinan budidaya

jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang

penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan

jamur (Gunawan,A.W,2000).

4. Budidaya Bibit Jamur Tiram

a. Menyiapkan Kumbung

Budidaya jamur tiram yang harus disiapkan adalah

Kumbung atau rumah jamur. Kumbung sendiri merupakan rak-

rak untuk menyusun media tumbuh jamur atau baglog. Perlu

diperhatikan supaya kumbung dapat menjaga suhu dan

kelembaban. Kumbung jamur bisa dibuat dari kayu atau bambu,

tergantung ketersediaannya, untuk dinding kumbung sendiri bisa

terbuat dari gedek atau papan serta atapnya terbuat dari genteng

atau sirap. Atap harus menjadi perhatian, karena jangan sampia

anda menggunakan atap seng atau asbes karena dapat

mengakibatkan suhu udara menjadi panas. Sedangkan lantainya

biarkan dari tanah saja, karena membantu penyerapan air pada

saat menyiram jamurnya. Untuk dimensi atau ukurannya tempat

kumbung jamur, buat berjengjang 40 cm dan panjang setiap rus

rak 1 meter. Pada setiap ruas rak sebesar ini dapat menampung
70-80 baglog. Sesuaikan jumlah rak dengan target produksi

(Anonim, 2018).

b. Menyiapkan Media Tumbuh

Dalam budidaya jamur, media tumbuh jamur adalah

salah satu faktor penentu terhadap pertumbuhan jamur. Oleh

karena itu, jamur membutuhkan nutrisi tambahan untuk

mendukung pertumbuhannya selain yang terdapat dalam serbuk

gergaji. Salah satunya dengan penambahan mineral yang

terkandung dalam kapur dan dolomit, unsur mineral tersebut

yaitu berupa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Unsur Ca dan

Mg merupakan unsur mineral yang dibutuhkan oleh jamur.

Selain itu, menurut Djarijah dan Djarijah (2001), unsur Ca

berfungsi untuk menetralkan asam oksalat yang dikeluarkan

oleh miselium jamur

Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai tempat

tumbuh jamur rmengandung karbohidrat, serat, lignin, selulosa,

dan hemiselulosa. Zat yang terkandung dalam kayu tersebut ada

yang berguna dan membantu pertumbuhan jamur, tetapi adapula

yang menghambat. Kandungan yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan jamur tiram adalah karbohidrat, lignin dan serat,

sedangkan faktor yang menghambat adalah getah dan zat

ekstraktif (zat pengawet alami yang terdapat pada kayu). Oleh

karena itu, pada budidaya jamur sebaiknya menggunakan serbuk


gergaji yang berasal dari jenis kayu yang tidak banyak

mengandung zat pengawet alami ( Steviani, 2011).

Bahan baku untuk medium tempat bertanam jamur

tidak harus selalu menggunakan serbuk kayu. Beberapa bahan

untuk medium pertumbuhan jamur yakni merang (tangkai padi),

sekam (kulit gabah), arang sekam, jerami, dan bahan lain seperti

daun pisang, kertas bekas, kapas bekas, ampas tebu, ampas aren,

ampas sagu dan sebagainya (Suriawiria, 1993).

c. Cara Penanaman Bibit

Berikut ini panduan cara menanam bibit jamur: Harus

dilakukan dengan cepat, namun tetap teliti. Baglog yang sudah

di berikan bibit tersebut ditutup kembali menggunakan kapas.

Pada setiap gerakan sendok yang digunakan, dipanaskan

menggunakan api dari lampu spirtus. Berikan 3 sendok makan

bibit kedalam setiap satu log media. Buka karet pada log, kertas

penutup, dan juga kapas penutup Log. Agar lebih mudah dalam

penanaman bibit, Log yang akan diinokulasi di letakan di depan

dekat tangan kiri. Pakailah sarung sarung tangan dalam

menyemprotkan ruangan Semprot isi ruangan secara merata

menggunakan alcohol 95%. Penanaman bibit harus di lakukan

pada tempat/ruangan yang tertutup.

Baglog yang sudah di Tanami dengan bibit letakan

pada Rak. Diamkan saja sampai seluruh Log tersebut tumbuh

dengan sendirinya. Jika seluruh log media ditumbuhi jamur,


tutup kapas dan cincin di bagian atas log tersebut dibuka. Agar

kelembaban terjaga, semprotkan dengan mnggunakan sprayer

pada setiap Log. Jika jamur tumbuh dengan mekar dan lebar,

berarti sudah siap di panen (Anonim, 2018).

d. Pengendalian Hama

Dalam budidaya jamur sebaiknya juga memperhatikan

apakah ada hama yang menyerang atau tidak, karea serangan

hama dan penyakit bisa membuat panen gagal. Tempat budidaya

harus dibersihkan dengan penyemprotan formalin pada area

sekitar kumbung, secara berkala (Anonim, 2018).

e. Panen Budidaya Jamur Tiram

Baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup

sempurna dengan miselium, biasanya dalam 2 minggu sejak

pembukaan baglog, jamur sudah mulai tumbuhh dan sudah

dapat dipanen. Baglog jamur dapat dipanen sebanyak 5-8 kali,

jika perawatannya baik. Baglog yang memiliki berat sekitar 1

kg akan menghasilkan jamur kurang lebih 0,7-0,8 kg

(Anonim, 2018).
5. Jenis-Jenis Jamur Tiram

Tabel 2.2 Jenis-jenis Jamur Tiram

Nama
Nama Jenis Warna Tubuh Buah
Umum/Setempat
Pleurotus II-mak,golden oyster Kuning terang

citrinopileatus Abalone,maple oyster Kuning keemasan

P.cystidious Tabang ngungut Putih, kemerahan

P.djamor Takira hiratake Ungu,Kemerahan

P.eryngii Pink oyster Kebiruan

P.euosmus Flamingo mushroom Kecoklatan

P.flabellatus King oyster Merah Jambu

P.floridae Tarragon oyster Putih bersih

P.ostreatus Red oyster Putih,putih

P.pulmonarius White oyster kekuningan-kuningan,

P.sajor-caju Tree oyster putih keabu-abuan

Tamogitake Putih keabu-

Hiratake abuan,abu-abu

Straw mushroom Kelabu

Supa liat

Indian oyster

Dhingri

Phoenix mushroom

Kulat Pohon

Jamur tiram

Sumber:Budidaya Jamur Tiram (Suriawiria 2002)


6. Pembuatan baglog

a. Pembuatan baglog secara umum

Para petani jamur tiram di Indonesia masing – masing

mempunyai tips dalam penggunaan bahan dan perbandingan

dalam penggunaan bahan yang berbeda satu dengan lainnya.

Tentunya hal ini terjadi karena pengalaman yang para petani

jamur dari tiap waktunya. Dari berbagai macam sumber

informasi dan berbagai percobaan yang dilakukan ,ada

beberapa perbandingan komposisi bahan pembuatan baglog.

Adapun bahan untuk cara membuat baglog adalah sebagai

berikut:

Bahan utama cara membuat baglog adalah serbuk

gergaji dengan dosis 100 kg, bekatul 20 kg, tepung jagung 2

kg, kapur bangunan 2 kg, dan air sebagai campuran sebanyak

60 – 70 %.

Penggunaan jenis serbuk gergaji bisa dari jenis kayu

apa saja untuk digunakan. Namun, ada beberapa hal yang

perlu perhatikanya itu serbuk gergaji yang baik adalah dari

jenis kayu yang mudah lapuk, tidak banyak mengandung

getah, tidak mengandung minyak dan tidak terdapat

campuran oli atau minyak bekas penggergajian.

Penggunaan kayu yang mudah lapuk sebagai media

tanam mempunyai fungsi agar perambatan miselium bisa

berlangsung dengan mudah. Jika menggunakan kayu dengan


tekstur keras maka perambatan miselium akan memakan

waktu yang lebih lama. Penggunaan jenis kayu yang

berminyak dan bergetah juga perlu hindari dalam cara

membuat baglog, hal ini karena serbuk kayu dari jenis kayu

tersebut akan menghambat pertumbuhan miselium jamur.

Hindarilah juga untuk menggunakan serbuk gergaji dari jenis

kayu yang tercampur dengan oli atau minyak dalam proses

penggergajiannya. Karena dikhawatirkan oli dari bekas

penggergajian tersebut akan memperkecil persentase

keberhasilan dalam proses sterilisasi nantinya. Sehingga pada

proses inkubasi dapat menyebabkan pertumbuhan jenis jamur

liar yang membuat baglog menjadi gagal atau kurang

maksimal.

b. Pembuatan baglog dengan kandungan nutrisi yang berbeda

Jamur tiram putih dengan nama latin Pleurotus

ostreatus merupakan jamur kayu yaitu jamur yang tumbuh di

kayu. Jamur ini memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat

dimakan dan memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh.

Akhir-akhir ini komoditi jamur konsumsi semakin

dilirik untuk dikembangkan. Dengan memodifikasi

lingkungan tumbuh dan medianya jenis-jenis jamur ini dapat

hidup dengan baik dan mendatangkan keuntungan.

Secara budidaya, tidak mungkin menanam jamur

tiram pada batang kayu karena akan sangat merepotkan. Oleh


karena itu media jamur tiram dibuat untuk mempermudah,

memaksimalkan kualitas dan kuantitas produksi. Media itu

kemudian dibuat dalam kantung-kantung plastik berisi serbuk

kayu yang telah dilengkapi komposisi tambahan (baglog).

BAG = kantung dan LOG = kayu berbentuk log atau silinder,

Kegiatan pembuatan baglog di CV Menara dua Malang,

selain membuat baglog secara umum, juga dilaksanakan

pembuatan baglog dengan nutrisi tetes tebu (molase) yang

berasal dari limbah pabrik gula. Molase memiliki kandungan

K, Ca, CI yang berfungsi dalam pertumbuhan jamur.

7. Inokulasi

Inokulasi merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme

baik berupa bakteri maupun jamur dari tempat ke medium baru yang

telah dibuat dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan

aseptis.Dengan demikian pembiakan mikroorganisme murni dapat

dimanfaatkan untuk pembelajaran maupun untuk kepentingan lainya

seperti kepentingan industry, pertanian dan kesehatan. Inokulasi yang

baik ditentukan sterilisasi ruangan, alat, dan tenaga pelaksanaan baik

kebersihan maupun teknik inokulasinya (Anonim, 2019 )

a. Metode Pembibitan Jamur

Bibit berdasarkan pengertiannya adalah bahan tanam

yang diambil dari bagian tanaman (akar, batang, dan daun)

yang digunakan untuk fungsi budidaya tanaman berikutnya.

Batasan tersebut digunakan juga dalam dunia jamur tetapi


dalam dunia perjamuran tidak dikenal istilah benih jamur,

meskipun penumbuhannya melalui spora hasil

perkembangbiakan generatif (Suriawiria, 2002)

Metode pembuatan bibit jamur tiram di Indonesia dapat

dibedakan menjadi dua sistem. Sistem yang pertama dilakukan

melalui cetakan spora dan yang kedua dilakukan melalui

kultur jaringan.

Metode kultur spora jarang dilakukan karena produksi

yang dihasilkan banyak mengalami penyimpangan dari

induknya. Metode yang banyak dilakukan adalah metode

kultur jaringan sepenuhnya mengacu pada dasar – dasar

mikrobiologi. Metode kultur jaringan tersebut

menggunakaneksplan untuk mendapatkan biakan murni.

Biakan murni adalah bibit awal dari jamur tiram. Bibit inilah

yang kemudian diperbanyak untuk bibit induk dan bibit tanam.

(Suriawiria, 2002).

Pembibitan jamur pada suatu media biakan dan

pembuatan bibit induk harus murni dan tidak boleh

terkontaminasi oleh jasad mikro lain,. Pembibitan jamur

sebaiknya dilakukan di tempat yang bersih dan tidak banyak

angin, sehingga tujuan untuk mendapatkan biakan jamur yang

murni seperti yang diinginkan dapat tercapai. Pekerjaan ini

biasanya dilakukan didalam kotak inokulasi atau (laminar air

flow) berlapis (Gunawan, 2001).


BAB III
METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu Praktek

Praktek Kerja Profesi (PKP) dilaksanakan pada tanggal 01 Februari

2023 s./d. 03 Maret 2023 di CV.Menara Dua beralamat di Jl. Raya

Karangan No 1, Jakaan, Donowarih, Karang Ploso, Malang Jawa Timur.

Ketinggian tempat 650 mdpl.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan bibit baglog antara lain :

a. Ember

b. Sekop plastik

c. Autoeklaf sterilisasi

d. Dandang

e. Elpiji 3kg

f. Tisu

g. Spatula,

h. lampu spirtus

i. Sprayer

j. Kapas

k. Botol bekas saos berat 200 gram

l. Plastik ukuran 18 x 35 cm

m. Alkohol

n. Bakul nasi / rantang


2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan bibit F2 antara lain :

a. Serbuk Kayu

b. Bekatul

c. Menir

d. Kapur

e. Air

C. Prosedur Pengambilan Data

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Profesi ini, metode yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Praktek secara langsung

Melalui kegiatan praktek secara langsung dapat melakukan

pengamatan dan pengambilan data berdasarkan praktek yang telah

dilakukan. Setiap kegiatan yang dilakukan, diamati dan dicatat

berdasarkan fakta yang ada di lapang. Kegiatan praktek ini meliputi

semua kegiatan produksi jamur tiram yang ada di CV Menara Dua

Malang.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan karena tidak semua materi yang

dibutuhkan dapat diperoleh melaluli praktek secara langsung, akan

tetapi sebagian diperoleh melalui wawancara mengenai proses dan

pemberian nutrisi jamur tiram di Menara Dua Malang karang ploso

dengan pemiliknya.
3. Kajian Pustaka

Untuk menambah kajian ilmu tentang budidaya jamur tiram,

maka sangat diperlukan rujukan dari berbagai sumber baik dari

jurnal, penelitian, buku skripsi maupun dari internet.

D. Cara kerja

Secara umum, membuat baglog untuk jamur tiram tidak ada bedanya

dengan membuat baglog untuk jamur jenis lain. Namun dalam budidaya

baglog untuk jamur tiram, ada sedikit variasi dalam komposisi dan

proporsi bahan, di mana setiap petani pembuatnya tidak sama persis dalam

penentuan proporsi setiap bahan. Ini lebih karena faktor pengalaman

bahwa satu sama lainnya merasa racikannya lebih bagus ketimbang

lainnya.

1. Serbuk Kayu 16 Kg

2. Bekatul 4 Kg

3. Menir 0,7 Kg

4. Kapur 0,9 Kg

5. Air 19 Kg

1. Setiap bahan yang ada diayak dengan ayakan ukuran ½ – 1 cm meter

untuk menghasilkan bahan yang lembut dan ukuran merata. Buang yang

kasar atau gumpalan besar.

2. Semua bahan tadi diaduk dan dicampur dengar air hingga menjadi bahan

adukan yang bila dikepal tidak buyar. Itu tandanya campuran air dan

bahan sudah sesuai.


3. Kemudian pengomposan selama 1- 2 hari dengan cara menutup media

tadi menggunakan plastik.

4. Setelah pengomposan selama 1 hari atau lebih, adonan media tersebut kita

masukkan dalam kantong plastik PP yang sudah kita siapkan sebelumnya.

5. Media dipadatkan dengan alat bantu botol atau alat pengepres lainnya.

Semakin padat, semakin bagus. Sisakan sekitar 5 cm untuk sarana

mengikat dengan cincin paralon nantinya.

6. Setelah diikat, maka baglog siap untuk disterilisasi. Susunlah baglog itu

secara rapi di tempat yang bersih untuk menghindari adanya kontaminasi

dari zat-zat tertentu yang merugikan.


BAB IV
PEMBAHASAN

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur yang

tubuh buahnya jarang diserang oleh penyakit dan hama. Selain itu, waktu

pertumbuhannya lebih pendek dibandingkan dengan jamur lainnya

sehingga sangat cocok bagi para petani terampil dalam pembuatan bibit

jamur sebagai kontribusi ketahanan pangan (Tesfaw et al. 2015)

Di Indonesia sendiri, produksi jamur tiram baru mencapai 33 ribu

ton per tahun dan masih kurang untuk memenuhi permintaan domestik.

Salah satu penyebabnya adalah masih minimnya pengetahuan mengenai

cara budidaya jamur tiram khususnya pembuatan media tanamnya

(Handoko, 2020)

Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya

jamur tiram harus sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung baglog, rak

baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya.Usahakan budidaya

jamur tiram menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani

lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya jamur tiram cukup

sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur

(Ruswan, 2021) .

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di

dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media

dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-

tiap bahan dari standar umumnya. Dalam usaha skala kecil, eksperimen

dalam menentukan takaran bahan media merupakan hal yang sangat


penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal ini mengingat jamur yang

dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu membutuhkan nutrisi

dan media yang berbeda pula tergantung pada kondisi lingkungan

setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk

budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi

media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-

masing.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi

sebagai penyedia nutrisi bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu

keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam

meningkatkan hasil panen jamur tiram. Hal ini karena kayu keras banyak

mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-jenis kayu keras

yang bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram antara lain sengon,

kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu

pembudidaya harus memperolehnya ditempat penggergajian kayu.

Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu harus

dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih

sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan

serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau

terpal selama 1-2 hari. Pengomposan berlangsung dengan baik jika terjadi

kenaikan suhu sekitar 50 derajat C.

Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk mengganti serbuk kayu

adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas, ampas

tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram
di dataran rendah, media yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji

kayu.

Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai

substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum membeli

dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut

masih baru. Jika memakai bahan yang sudah lama dikhawatirkan sudah

terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang

tidak dikehendaki. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak

maupun teung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena

kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak

dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung

mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur

(CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan

Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur

yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi rendah.

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah

kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm.

Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung

jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur

(CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang harus diperhatikan

sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu sterilisasi bahan dan

sterilisasi baglog.

1. Sterilisasi Bahan
Sebelum dicampur dengan media lain, serbu kayu dan dedak

disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6-8 jam pada suhu

100 derajat C. Dengan sterilisasi tersebut selain mengurangi

mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga menguranngi kadar air pada

serbuk gergaji kayu. Dengan demikian, media menjadi lebih kering. Kedua

bahan tersebut kemmudian dicampur dan diberi air sekitar 50—60%

hingga adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam

penyerapan nutrisi oleh miselium. Air yang digunakan harus air bersih

untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media. Dalam

memasukkan media ke dalam plastik, media harus benar-benar padar agar

jamur yang dihasilkan bisa banyak. Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah

cukup padat di dalam plastik dengan cara menekan—nekan adonan hingga

benar-benar padat, kemudian bagian atas kantong dipasang cincin paralon

dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat

dengan karet.

2. Sterilisasi Baglog

Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke

dallam autoclave atau pemanas/steamer dengan suhu 121 derajat C selama

15 menit. Untuk mengganti penggunaan autoclave atau streamer, dapat

menggunakan drum dengan kapasitas besar atau mampu menampung

sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas kompor minyak atau dapat juga

menggunakan oven. Memang, sterilisasi baglog menggunakan drum

memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam, tetapi dianggap lebih

menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai, baglog kemudian didinginkan,

yakni dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun

sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan, baru kemudian dilakukan

penanaman bibit jamur.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan hasil pembahasan bibit F2 bahwa:

1. Jamur tiram merupakan tanaman heterotropik yang hidupnya

tergantung pada kondisi lingkungan tempat tumbuh. Faktor

lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah,

keasaman (pH =6-7), substrat (jagung) , kelembaban (70%), suhu

(25-35 C) dan ketersediaan nutrisi.

2. Kegiatan di CV. Menara Dua antara lain pembuatan media tanam,

inokulasi, inkubasi, dan memproduksi bibitnya sendiri.

3. Pembuatan bibit jamur tiram putih di CV. Menara Dua ialah

pembuatan bibit F0, F1 dan F2 jamur tiram (pleurotusostreatus).

B. Saran

Untuk mempercepat pertumbuhan teknik bibit F2 jamur tiram

disarankan kepada para petani jamur untuk selalu menggunakan kemasan

plastik, karena kebutuhan oksigen untuk pertumbuhan miseliumnya lebih

banyak sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya lebih cepat

di bandingkan menggunakan kemasan botol, begitupun sebaliknya kemasan

botol bisa bertahan lama dalam penyimpanannya dikarenakan pertumbuhan

miseliumnya lambat

Anda mungkin juga menyukai