Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENJAKORA

Volume 5 No 1, Edisi April 2018

PENGARUH LATIHAN LARI MENGGUNAKAN ROMPI


TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN
Marta Dinata

Jurusan Penjaskes, Universitas Lampung


Bandar Lampung, Indonesia

e-mail: dr.martadinata@yahoo.co.id

Abstrak
Kelebihan berat badan dan timbunan lemak di perut selalu menjadi masalah yang
dihadapi banyak orang sehingga mereka menggunakan cara-cara yang cepat untuk
menghilangkannya. Lemak perut ada disekitar organ tubuh dan terdiri dari lemak
subkutan, atau yang berada di bawah kulit. Kalau kita cubit ukurannya lebih dari 1 inchi
dan juga lemak disekitar organ tubuh seperti hati, pankreas, dan usus. Karena untuk
menghilangkan lemak tubuh harus melalui latihan yaitu dengan cara membakar lemak
menjadi energi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan eksperimen dengan melakukan
latihan lari intensitas tinggi dan latihan lari intensitas rendah dengan memakai alat bantu
rompi untuk mempercepat penurunan berat badan yaitu dengan cara membagi subjek
menjadi empat kelompok. Kelompok satu melakukan latihan lari dengan intensitas
tinggi memakai rompi. Kelompok dua melakukan latihan lari dengan intensitas rendah
memakai rompi. Kelompok tiga melakukan latihan lari dengan intensitas tinggi tanpa
memakai rompi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan lari dengan
intensitas tinggi dan rendah dengan memakai rompi dan tidak memakai rompi terhadap
penurunan berat badan. Lokasi penelitian ini di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen. Pengambilan sampel menggunakan teknik random
sampling. Teknik analisis data menggunakan ANAVA 2 arah dan dilanjutkan dengan
uji Tukey. Hasil penelitian adalah: (1) Secara keseluruhan metode latihan intensitas
rendah lebih baik dari pada latihan intensitas tinggi terhadap penurunan berat badan; (2)
Mahasiswa yang memakai rompi latihan intensitas rendah lebih baik dari pada metode
latihan intensitas tinggi terhadap penurunan berat badan; (3) Mahasiswa yang tidak
memakai rompi latihan intensitas rendah tidak lebih baik dari pada metode latihan
intensitas tinggi terhadap penurunan berat badan; (4) Terdapat interaksi antara metode
latihan dengan rompi terhadap penurunan berat badan.

Kata-kata kunci: pengaruh, latihan lari, rompi, penurunan berat badan

Abstract
Being overweight and fatty deposits in the stomach is always a problem that many
people face; so they use various quick ways to eliminate it. Abdominal fat is around the
body organs and consists of subcutaneous fat, or under the skin. If we pinch, the size is
more than 1 inch and also the fat around the organs such as the liver, pancreas, and
intestines. Eleminating body fat must be through exercise that is by burning fat into
energy. In this study, researchers conducted experiments by performing high intensity
running exercise and low intensity running exercise by using the vest aids to accelerate
weight loss by dividing the subject into four groups. Group one performs a high

28
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

intensity running exercise with a vest. Group two did a low-intensity running exercise in
a vest. Group three performed a high intensity running exercise without wearing a vest.
Group four did a low intensity running exercise without wearing a vest. This study aims
to determine the effect of high-intensity and low-intensity exercise by wearing a vest and
not wearing a vest for weight loss. The location of this research is in Bandar Lampung
City. This research was using experimental method; random sampling technique. The
data analysis technique used 2 way ANOVA and continued with Tukey test. The results
of the study are: (1) Overall the method of low pulse exercise is better than a high pulse
exercise on weight loss; (2) Students who wear low-intensity exercise vests are better
than the method of high intensity exercise on weight loss; (3) Students who do not wear
low-intensity exercise vests are no better than the method of high pulse exercise on
weight loss; (4) There is an interaction between exercise methods and vests on weight
loss.

Keywords: Influence, exercise run, vest, weight loss

PENDAHULUAN menjadi empat kelompok. Kelompok


Kelebihan berat badan, perut satu melakukan latihan lari dengan
buncit atau timbunan lemak di perut intensitas tinggi dengan memakai
selalu menjadi masalah yang dihadapi rompi. Kelompok dua melakukan
banyak banyak orang sehingga mereka latihan lari intensitas rendah dengan
menggunakan dengan cara-cara yang memakai rompi. Kelompok ketiga
cepat untuk menghilangkannya. Lemak melakukan latihan lari dengan intensitas
perut ada disekitar organ tubuh dan tinggi tanpa memakai rompi.
terdiri dari lemak, subkutan, atau yang Kelompok keempat melakukan lari
berada di bawah kulit. Kalau kita cubit dengan intensitas rendah tanpa memakai
ukurannya lebih dari 1 inchi dan juga rompi. Dari keempat kelompok
lemak disekitar organ tubuh seperti hati, eksperimen itu mana yang lebih efektif
pankreas, dan usus. Lemak disekitar untuk penurunan berat badan.
organ tubuh diperkirakan lebih aktif Penilaian yang paling akurat dari
dibandingkan lemak subkutan yang berat badan ideal adalah
terletak tepat di bawah kulit. memperhitungkan komposisi tubuh.
Lemak di perut ini sangat susah Komposisi tubuh terdiri dari otot, tulang
untuk dihilangkan walaupun ada janji- dan lemak di tubuh. Untuk menjaga
janji dari obat pelangsing bahwa lemak kesehatan yang optimum, lemak di
ini bisa dihilangkan secara instan. tubuh sebaiknya tidak boleh lebih dari
Tetapi, itu adalah janji-janji palsu yang 20% dari total berat badan untuk pria
tidak dapat dibuktikan. Karena untuk dan 30% untuk wanita. Lemak
menghilangkan lemak tubuh harus diproduksi oleh tubuh ketika asupan
melalui latihan yaitu dengan cara kalori dalam tubuh berlebih yang masuk
membakar lemak menjadi energi. melalui makanan dan minuman.
Dalam penelitian ini, peneliti Kelebihan kalori dalam tubuh ini
melakukan eksperimen dengan disimpan dalam bentuk lemak. Wanita
melakukan latihan lari intensitas tinggi cenderung menumpuk lemak dibagian
dan latihan lari intensitas rendah dengan paha dan pinggul, sedangkan pria
memakai alat bantu rompi untuk menumpuk lemak disekitar perut.
mempercepat penurunan berat badan Melakukan olahraga secara teratur
yaitu dengan cara membagi subjek membantu meningkatkan pembakaran

29
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

kalori. Aktivitas fisik yang dilakukan daripada dua kategori lainnya.


akan meningkatkan pengeluaran kalori, Misalnya, binaragawan mengutamakan
oleh karena itu jika meningkatkan penampilan per-otot-an, atlet sepakbola
aktivitas fisik tanpa menambah tampil lebih ramping, sedangkan atlet
masukan makanan maka akan menarik sumo tampil gemuk dan gendut. Tetapi
simpanan lemak tubuh sebagai sumber konsep yang berkembang pada saat
energi. sekarang dan selalu dipergunakan oleh
Lemak disimpan terutama di para ilmuwan adalah massa lemak dan
bawah kulit dan juga di otot. Pada awal massa bebas lemak. Massa lemak sering
latihan akan meningkatkan liposis yaitu dipakai dengan istilah lemak tubuh
pemecahan lemak menjadi asam lemak relatif sedangkan massa bebas lemak
dan gliseral di jaringan adiposa dan adalah semua jaringan yang bukan
otot. Kalikolamin seperti adrenalin dan lemak atau berat tanpa lemak.
noraadrenalin dapat meningkatkan dan Lemak perut tidak hanya
memberikan konstribusi pada stimulasi membuat kita terlihat kurang menarik.
lipolisis. Latihan olahraga sebagaimana Perut yang penuh lemak sehingga
kita ketahui bersama mempunyai terlihat bengkak, seringkali sangat
pengaruh yang jelas pada penurunan mengganggu sehingga kita kehilangan
kadar lemak dan kolesterol pada tubuh rasa kurang percaya diri. Penumpukan
kita. (Nancy : 2014). Begitu latihan lemak di perut dapat berdampak pada
dimulai, asam lemak dimobilisasi. kesehatan kita. Adanya lemak diantara
Adiposa asam lemak diangkut dari sel organ-organ dalam kita akan membuat
lemak ke otot, diangkut melintasi beberapa masalah kesehatan yang
membran otot dan kemudian diangkut serius. Banyak penelitian menunjukkan
melintasi membran mitokondria untuk kelebihan lemak dapat menyebabkan
oksidasi triglikserida yang disimpan berat badan kita naik dan dapat
dalam otot menjalani sejenis menyebabkan tekanan darah tinggi dan
glikolisis(rusaknya penguraian lemak) penyakit diabetes tipe 2. Bahkan
dan zat lemak ini diangkut ke dalam hormon stres seperti hormon kortisol
mitokondria. juga bisa diproduksi oleh tubuh secara
Tingkat oksidasi lemak paling berlebihan, sehingga mempengaruhi
tinggi adalah selama latihan dengan produk insulin. Ujung-ujungnya,
intensitas rendah sampai sedang 65%- masalah tersebut akan menyebabkan
75% dari denyut nadi maksimal. Wanita penyakit jantung.
mengoksidasi lemak lebih efisien
dibanding pria (Siti : 2014). Istilah pada KAJIAN TEORI
tubuh manusia menurut Wilmore dan Latihan
Costill (1944 : 382) ada tiga jenis yang Latihan menurut kamus besar
berbeda, yaitu: a) bentuk tubuh, b) Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
ukuran tubuh, c) komposisi tubuh. latih dan dapat diartikan belajar untuk
Bentuk tubuh berhubungan dengan memperoleh suatu kemampuan atau
morfologi, atau bangun tubuh dan kecakapan (1989 : 219). Belajar dan
struktur tubuh yang biasanya membiasakan diri agar mampu
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, melakukan sesuatu untuk menjadi biasa
yaitu : 1)ber-otot, 2) ramping dan, 3) disebut latihan.
gemuk. Atlet pada cabang olahraga Latihan harus dilakukan secara
tertentu biasanya masuk ke dalam salah sistematis dan terencana . Seperti yang
satu kategori yang lebih menonjol dikatakan Harsono” Proses yang

30
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

sistematis dari pada berlatih atau Max nya akan meningkat lebih pesat,
bekerja secara berulang – ulang dengan sehingga isapan oksigen relatif lebih
kian menambah jumlah beban atau banyak daripada curah jantung
pekerjaannya (1986 : 27). (Nieman, 1986 : 182). Selanjutnya
Menurut Tudor O Bompa (1991 : Jansen (1987 : 19 ) menyatakan bahwa
10), prinsip – prinsip yang harus batasan denyut nadi latihan adalah
diperhatikan dalam pembuatan program antara 140 – 180 denyut permenit.
latihan adalah sebagai berikut :1). Maksudnya ada orang yang berlatih
Prinsip aktif dan seksama dalam daya tahan dengan kapasitas daya tahan
partisipasi latihan, 2). Pengembangan terbaiknya pada 140 denyut nadi/menit
secara multilateral. 3). Prinsip latihan dan yang lainnya bisa mencapai 180
teratur. 4). Prinsip kontiniu. 5). Prinsip denyut nadi/menit. Untuk meningkatkan
penambahan beban latihan (over load). kapasitas daya tahannya.
6). Prinsip progresif. 7). Prinsip titik Semua pelari tahu bahwa lemak
balik. 8). Prinsip tekanan. 9). Prinsip merupakan beban pada tubuh,
variasi dalam latihan. 10). Prinsip sebaiknya pelari jarak jauh memiliki
pemulihan. 11). Prinsip pentahapan dan berat tubuh yang ringan dan kadar
periodisasi. 12). Prinsip spesifik. 13). lemak yang rendah. Buku teks memberi
Prinsip individualisasi. 14). Prinsip tahu kita bahwa lemak tubuh normal
spesialisasi. laki-laki 15-18% dan wanita 25-30%.
Latihan pada wanita terlatih Kelebihan lemak tubuh tidak berguna
dengan intensitas 85% dari VO2 Max untuk pelari jarak jauh bahkan menjadi
ternyata dapat meningkatkan oksidasi beban. Tetapi lemak tubuh tidak boleh
karbohidrat (Siti : 2014). Jadi latihan terlalu rendah (Journal of Sports
itu harus berdasarkan prinsip – prinsip Science : 2004).
tersebut yaitu aktif dan sungguh – Untuk atlet wanita terlampau
sungguh dalam latihan, pengembangan rendahnya lemak tubuh bisa
secara menyeluruh, spesialisasi, menyebabkan berkurangnya massa
individualisasi, variasi, model proses tulang, patah tulang, dan keropos pada
latihan, dan peningkatan beban secara tulang (Journal of Sports Science :
progresif. 2006). Sebuah studi diteliti antara lemak
tubuh dan waktu terbaik lari jarak jauh
Latihan Lari Intensitas Tinggi (Journal of Sports Medicine : 1986).
Menurut DeVries dan Housh Meskipun penelitian menunjukkan
(1994 : 106), Intensitas merupakan pelari yang ramping tampil lebih baik
variabel yang paling penting di dalam daripada pelari yang lebih gemuk pada
memberikan respon terhadap tuntutan pelari jarak jauh (Proceedings of the
latihan, karena intensitas latihan Nutrition Society : 1990). Penelitian
proporsional dengan denyut nadi yang dilakukan pada pelari di
latihan, di samping itu proporsional Olimpiade tahun 1968 rata-rata lemak
dengan konsumsi oksigen selama pelari 7,5% dari berat badan (Journal of
latihan. Pernyataan ini senada dengan Medicine and Science in Sports : 1970).
apa yang dinyatakan oleh Astrand (1986 Penurunan lemak tubuh mungkin dapat
: 188) bahwa pada beberapa tipe latihan meningkatkan prestasi pelari tetapi
peningkatan denyut nadi linear dengan mengurangi asupan makanan secara
meningkatnya beban latihan. Apabila dratis bisa mengurangi kualitas latihan,
seseorang mencoba latihan dengan resiko penyakit dan cedera.
beban yang sangat berat maka VO2

31
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

Latihan Lari Intensitas Rendah eksperimen. Eksperimen adalah


Untuk mendapatkan peningkatan kegiatan yang direncanakan dan
yang maksimal pada konsumsi oksigen dilaksanakan oleh peneliti untuk
maksimal, penekanan latihan harus mengumpulkan data yang ada
ditujukan pada mekanisme sistem per- hubungannya dengan hipotesis. Peneliti
otot-an dan kardiovaskuler serta tidak dengan sengaja dan secara sistematis
perlu berlatih pada intensitas maksimal, memasukkan perlakuan secara alamiah
tapi cukup berlatih pada beberapa dan kemudian mengamati akibat dari
persen dari fungsi maksimalnya seperti perlakuan tersebut dalam bentuk yang
VO2 Max, denyut nadi maksimal atau sederhana. Sampel penelitian ini adalah
kapasitas kerja maksimal. Karena itu mahasiswa Penjaskes Universitas
menurut Fardy ( 1980 : 33) bagi Lampung angkatan 2016.
mereka yang tidak terlatih intensitas Rancangan penelitian ini
latihan antara 60%-70% dari denyut menggunakan rancangan Faktorial 2 x
nadi maksimal sudah memadai dan 2. Rancangan Faktorial adalah unit–unit
keadaan ini sama dengan 45%-57% dari eksperimen dikelompokkan ke dalam
VO2 Max nya. sel sedemikian rupa secara acak,
sehingga unit–unit eksperimen dalam
METODE PENELITIAN setiap sel relatif bersifat homogen.
Metode yang digunakan dalam Sampel dimasukkan secara acak kepada
penelitian ini adalah metode unit – unit eksperimen dalam setiap sel.
Tabel 1. Matrik Rancangan Penelitian Disain Faktorial 2 x 2
Model Latihan (A)
Latihan Lari Intensitas Latihan Lari Intensitas
Rompi (B) Rendah (A1) Tinggi(A2)

Memakai Rompi (B1) A1 B1 A2 B1

Tidak Memakai Rompi (B2) A1 B2 A2 B2


Keterangan :
A1B1 = kelompok latihan lari intensitas rendah, dengan model latihan memakai rompi.
A2B1 = kelompok latihan lari intensitas tinggi, dengan model latihan memakai rompi.
A1B2 = kelompok latihan lari intensitas rendah, dengan model latihan tidak memakai
rompi.
A2B2 = kelompok latihan lari intensitas tinggi, dengan model latihan tidak memakai
rompi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Hasil Latihan Lari Kelompok yang


Hasil Dilatih dengan Metode Latihan
1. Hasil Latihan Lari Kelompok yang Intensitas Tinggi Secara Keseluruhan
Dilatih dengan Metode Latihan
Intensitas Rendah Secara Data hasil latihan lari kelompok
Keseluruhan yang dilatih dengan metode latihan
Data hasil latihan lari kelompok intensitas tinggi secara keseluruhan,
yang dilatih dengan metode latihan diperoleh rentang antara 50 sampai 56,
intensitas rendah secara keseluruhan,
diperoleh rentang antara 49 sampai 57, di dapatkan X = 52,55 dan SD =
1,9324.
di dapatkan X = 53,95, SD = 2,2118.

32
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

3. Hasil Latihan Lari Kelompok yang memakai rompi diperoleh rentang


Dilatih dengan Metode Latihan antara 51 sampai 56, didapatkan X =
Intensitas Rendah Bagi Yang 53,1 dan SD = 1,6633.
Memakai Rompi
Data hasil latihan lari kelompok 6. Hasil Latihan Lari Kelompok yang
yang dilatih dengan metode latihan Dilatih dengan Metode Latihan
intensitas rendah bagi yang memakai Intensitas Tinggi Bagi Yang Tidak
rompi diperoleh rentang antara 51 Memakai Rompi
Data hasil latihan lari kelompok
sampai 57 di dapatkan X = 53,8 dan yang dilatih dengan metode latihan
SD = 2,2509. intensitas tinggi bagi yang tidak
4. Hasil Latihan Lari Kelompok yang memakai rompi diperoleh rentang
Dilatih dengan Metode Latihan antara 50 sampai 56, di dapatkan X =
Intensitas Tinggi Bagi Yang 52 dan SD = 2,1081.
Memakai Rompi
Data hasil latihan lari kelompok 7. Interaksi Antara Metode Latihan
yang dilatih dengan metode latihan dengan Rompi terhadap Penurunan
intensitas tinggi bagi yang memakai Berat Badan
rompi diperoleh rentang antara 49 Terdapat interaksi kelompok
sampai 57, di dapatkan X = 54,1 dan mahasiswa setelah dilatih dengan
SD = 2,2828. menggunakan metode latihan intensitas
tinggi dan latihan dengan intensitas
5. Hasil Latihan Lari Kelompok yang rendah, baik mahasiswa yang
Dilatih dengan Metode Latihan menggunakan metode memakai rompi
Intensitas Rendah Bagi Yang Tidak maupun tidak memakai rompi. Data
Memakai Rompi yang diperoleh dapat di lihat pada tabel
Data hasil latihan lari kelompok 4.8 yang menggambarkan harga rata-
yang dilatih dengan metode latihan ratanya.
intensitas rendah bagi yang tidak
Tabel 2. Rata-Rata Berat Badan Keempat Kelompok
Metode Latihan
Intensitas Rendah Intensitas Tinggi
(A1) (A2)
Rompi
Memakai Rompi (B1) X = 53,8 X = 54,1
Tidak Memakai Rompi (B2) X X
= 53,1 = 52

Pembahasan latihan intensitas tinggi ( X = 54,1).


Berdasarkan dari data pada tabel Sedangkan sebaliknya hasil penurunan
di atas, dapat diambil kesimpulan berat badan mahasiswa yang kelompok
bahwa hasil penurunan berat badan tidak memakai rompi yang dilatih
mahasiswa kelompok memakai rompi dengan metode latihan intensitas rendah
yang dilatih dengan metode latihan ( X = 53,1) lebih rendah jika
intensitas rendah ( X = 53,8) lebih baik dibandingkan dengan kelompok
jika dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang dilatih dengan metode
mahasiswa yang dilatih dengan metode latihan intensitas tinggi ( X = 52).

33
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

Intensitas merupakan variabel intensitas tinggi terhadap penurunan


yang paling penting di dalam berat badan.
memberikan respon terhadap tuntutan 3. Bagi mahasiswa yang tidak memakai
latihan, karena intensitas latihan rompi latihan intensitas rendah tidak
proporsional dengan denyut nadi lebih baik dari pada metode latihan
latihan, di samping itu proporsional intensitas tinggi terhadap penurunan
dengan konsumsi oksigen selama berat badan.
latihan. Pernyataan ini senada dengan 4. Terdapat interaksi antara metode
apa yang dinyatakan oleh Astrand (1986 latihan dengan rompi terhadap
: 188) bahwa pada beberapa tipe latihan penurunan berat badan.
peningkatan denyut nadi linear dengan
meningkatnya beban latihan. Apabila Saran
seseorang mencoba latihan dengan Berdasarkan pada kesimpulan
beban yang sangat berat maka VO2 yang diperoleh maka terdapat beberapa
Max nya akan meningkat lebih pesat, saran yang ditujukan kepada pelatih,
sehingga isapan oksigen relatif lebih guru penjas, mahasiswa penjas,
banyak daripada curah jantung masyarakat olahraga dan peneliti
(Nieman, 1986 : 182). Semua pelari olahraga, antara lain: (1) dalam melatih
tahu bahwa lemak merupakan beban untuk penurunan berat badan hendaknya
pada tubuh, sebaiknya pelari jarak jauh memberikan program latihan dengan
memiliki berat tubuh yang ringan dan intensitas tinggi dari latihan dengan
kadar lemak yang rendah, intensitas rendah, (2) latihan interval
Penurunan berat badan dapat dikombinasikan dengan latihan
disebabkan oleh meningkatnya aktifitas lain seperti latihan metode latihan
sampel. Meningkatnya aktivitas fisik fartlek, metode repetisi, joging dan lain-
menyebabkan terbakarnya cadangan lain, dan (3) kepada peneliti yang
lemak tubuh untuk memenuhi berminat mengadakan penelitian lebih
kebutuhan kalori tubuh saat latihan. lanjut, sebaiknya mencoba mengambil
Semakin tinggi intensitas latihan yang sampel wanita. Bagi mahasiswa yang
dilakukan maka cadangan lemak tubuh mempunyai berat badan lebih
yang dibakar juga semakin banyak. disarankan untuk lebih banyak
Sebaliknya semakin rendah tingkat menggunakan latihan memakai rompi
intensitas latihan, maka semakin sedikit untuk penurunan berat badan.
pula cadangan lemak yang dibakar.
Pembakaran cadangan lemak secara DAFTAR PUSTAKA
langsung menurunkan berat badan Astrand, Per O dan Rohdahl, K. 1986.
seseorang. “Textbook of Work Physiology.
Physiology Bases of Exercise,
SIMPULAN DAN SARAN New York : McGraw-Hill Book
Simpulan Company
1. Secara keseluruhan metode latihan Bompa, Tudor O. 1990. Theory and
intensitas rendah lebih baik dari pada Methodology of Training. The Key
latihan intensitas tinggi terhadap to Athletics Performance.
penurunan berat badan. Dubbuque: Kendal/Jhunt
2. Bagi mahasiswa yang memakai Publishing Company
rompi latihan intensitas rendah lebih
baik dari pada metode latihan DeVries, Herbert A., dan Housch, Terry
J. 1994. Physiology of Exercise

34
JURNAL PENJAKORA
Volume 5 No 1, Edisi April 2018

for Physical Education, Athletics Nieman, David C. 1986. The Sports


and Exercise Science. Dubuque : Medicine Fitness Course. Palo
WCB Brown & Bench Mark Alto : Bull Publishing Company
Publisher O Bompa Tudor. 1991. Teori dan
Fardy Paul, S. 1980. Training for Metodologi Latihan. Jakarta:
Aerobic Power. Itacha : FPOK IKIP Jakarta.
Mouvment Publications Siti BM, Said J, Soegiyanto KS, dan
Harsono. 1986. Ilmu Coaching. Jakarta: Sugiarto. 2014. Pencegahan
PIO KONI Pusat. Displidima dan Peningkatan
Kebugaran Tubuh pada Remaja
Janssen, Peter G.J.M. 1987. Training
Puteri dan Ibu Rumah Tangga
Lactate Pulse Rate. Finland :
melalui Senam Aerobik di Kota
Polar Electro
Semarang. Jurnal Penerapan
Nancy SB, Nyoman A, dan Ketut T. Teknologi dan Pembelajaran.
2014. Pelatihan Senam Aerobik Semarang (ID) : UNS Press.
Ayo Bergerak, Senam Bugar
Wilmore, Jack H, dan Costill, David L.
Indonesia Lebih Meningkatkan
1994. Physiology of Sport and
Kebugaran Fisik daripada Senam
Exercise. Champaign : Human
Ayo Bersatu pada Wanita
Kinetics.
Anggota Klub Senam Lala Studio
Denpasar. Journal of Sport and
Fitness. Vol 2(1): 150-161.

35

Anda mungkin juga menyukai