Anda di halaman 1dari 8

AGORA Vol. 3, No.

2, (2015) 373

EVALUASI SISTEM KOMPENSASI KARYAWAN


DI CV. TIMOR MUTISQUA INDONESIA
Ronaldky Anin dan Ratih Indriyani
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jln. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: anin.ronald@gmail.com, ranytaa@petra.ac.id

Abstrak- Perusahaan secara signifikan mengalami penurunan CV. Timor Mutisqua Indonesia adalah perusahaan yang
sumberdaya manusia dalam kurun waktu yang singkat dengan memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK) yang diolah
alasan kompensasi yang diberikan perusahaan tidak sesuai dari sumber mata air Oel Nianin Mutis, Kota Eban, Nusa
dengan UMK yang ditetapkan oleh pemerintahan daerah NTT. Tenggara Timur. Selama ini perusahaan memberdayakan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan sistem
sumberdaya manusia yang merupakan warga asli NTT. Dari
kompensasi yang ada di CV. Timor Mutisqua Indonesia dan
mengevaluasi kesesuaian sistem kompensasi yang sudah mulai proses produksi, pengemasan, dan juga distribusi air
dijalankan berdasarkan asas keadilan dan kelayakan. Jenis kemasan Mutisqua. Pada awal tahun 2014, perusahaan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. mengalami kekurangan sumberdaya manusia. Karyawan satu
Teknik penentuan narasumber, peneliti menggunakan teknik persatu mengundurkan diri dengan alasan kompensasi yang
non-probability sampling, dengan teknik sampling purpossive. diberikan oleh perusahaan tidak sebanding dengan hasil
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem kompensasi yang kinerja mereka. Para karyawan menuntut untuk kenaikan gaji
ada di CV. Timor Mutisqua Indonesia belum dijalankan dengan setara dengan UMK NTT yaitu sebesar Rp. 1.250.000,-.
baik dan belum sesuai dengan asas keadilan dan kelayakan
Dampak dari keinginan karyawan yang tidak disetujui oleh
Kata Kunci - Sistem Kompensasi, Evaluasi Sistem Kompensasi
perusahaan berakibat banyaknya karyawan yang
mengundurkan diri. Pada bulan Januari 2014, perusahaan
I. PENDAHULUAN masih memperkerjakan 58 orang karyawan. Namun hingga
Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini telah bulan Agustus 2014, hanya ada 47 orang karyawan di CV.
memasuki era globalisasi, banyak tantangan yang harus Timor Mustiqua. Berdasarkan keterangan Direktur Utama CV.
dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan Timor Mustiqua, hal tersebut telah berdampak negatif pada
persaingan. Salah satu faktor yang dapat dijadikan pegangan perusahaan, karena terganggunya proses produksi air kemasan
perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing adalah Mutisqua. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
dengan keunggulan produk dan sumber daya manusia yang tHUWDULN XQWXN PHODNXNDQ SHQHOLWLDQ WHQWDQJ ³(YDOXDVL 6LVWHP
berkualitas. Oleh karena itu, sumber daya manusia merupakan .RPSHQVDVL .DU\DZDQ GL &9 7LPRU 0XWLVTXD ,QGRQHVLD ´
aset yang harus diperhatikan oleh perusahaan sebagai salah Dengan adanya evaluasi sistem kompensasi sehingga sesuai
satu bagian yang terlibat dan memegang peranan penting asas keadilan dan kelayakan, perusahaan diharapkan dapat
dalam perkembangan kemajuan perusahaan tersebut. Untuk meningkatkan loyalitas karyawan sehingga dapat mengurangi
mencapai hal tersebut, maka perusahaan harus mampu niat karyawan untuk keluar dari perusahaan.
menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan Evaluasi sebuah sistem adalah proses untuk mengetahui
memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan seberapa jauh perencanaan dapat dilaksanakan dan seberapa
meningkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki jauh tujuan program tersebut dapat tercapai (Sugiyono, 2014).
secara optimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh Evaluasi sistem yang dimaksud pada penelitian ini adalah
perusahaaan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah evaluasi sistem kompensasi, yaitu sistem yang digunakan
dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. perusahaan berupa pendapatan yang berbentuk uang atau
Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan
pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di sebagai imbalan atas jasa yang diberikan perusahaan
organisasi dalam bentuk uang atau lainnya yang dapat berupa (Hasibuan, 2002).
gaji, upah, bonus, insentif, dan tunjangan lainnya seperti Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima
tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di
cuti dan lain-lain (Hariandja, 2007). Adapun yang dimaksud organisasi dalam bentuk uang atau lainnya yang dapat berupa
dengan upah berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia gaji, upah, bonus, insentif, dan tunjangan lainnya seperti
No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah hak tunjangan kesehatan, tunjangan hari raya, uang makan, uang
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk cuti dan lain-lain (Hariandja, 2007). Menurut Bangun (2012)
uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat
kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang- 1. Kompensasi Finansial
undangan, termasuk tunjangan dari pekerja/buruh dan Kompensasi finansial adalah kompensasi yang bersifat
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau material (keuangan). Kompensasi finansial terdiri dari 2
akan dilakukan. bagian, yaitu:
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 374

a.Kompensasi Langsung
b.Kompensasi Tidak Langsung Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem
kompensasi di CV. Timor Mutisqua Indonesia saat ini dan
2. Kompensasi Non-finansial juga mengevaluasi kesesuaian sistem kompensasi di CV.
Kompensasi non-finansial adalah kompensasi yang diberika Timor Mutisqua Indonesia saat ini dengan asas keadilan dan
perusahaan selain dalam bentuk material. Kompensasi non- kelayakan.
finansial juga terdiri dari 2 bagian, yaitu:
a.Kompensasi yang berhubungan dengan pekerjaan II. METODE PENELITIAN
b.Kompensasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Henderson (1979) sistem kompensasi dihasilkan dari penelitian evaluasi. Menurut Sugiyono (2014), metode
mengalokasikan, menukar dan mengirimkan pendapatan penelitian evaluasi adalah penelitian terapan, yang merupakan
organisasi kepada karyawan dalam bentuk moneter dan dalam cara sistematis untuk mengetahui efektivitas suatu program,
bentuk barang dan jasa. Beberapa sistem kompensasi yang tindakan, kebijakan atau obyek lain yang diteliti bila
biasa digunakan oleh perusahaan antara lain: dibandingkan dengan tujuan atau standar yang ditetapkan.
a.Sistem Prestasi Pada penelitian ini akan mendeskripsikan meliputi jenis-jenis
b.Sistem Waktu kompensasi yang diberikan, sistem kompensasi yang
c.Sistem Kontrak/Borongan diterapkan, dasar dalam menentukan nilai kompensasi dan
Menurut Suprianto (2002) besarnya rencana pemberian melakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas sistem
kompensasi yang diberikan dapat ditentukan oleh Harga/Nilai kompensasi yang diterapkan manajemen pada CV. Timor
Pekerjaan. Penilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan Mustiqua Indonesia .
tindakan pertama yang dilakukan dalam menentukan besarnya Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah CV.
kompensasi yang diberikan kepada karyawan. Penilaian harga Timor Mutisqua Indonesia, yaitu perusahaan yang
pekerja dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut : memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK). Sedangkan
a. Analisis Prestasi obyek yang diteliti pada penelitian ini adalah kebijakan
b. Evaluasi Jabatan kompensasi yang diberikan CV. Timor Mutisqua Indonesia
c. 0HODNXNDQ VXUYH\ ³KDUJD´ SHNHUMDDQ VHMHQLV SDGD RUJDQLVDVL kepada karyawan.
lain. Penentuan narasumber dilakukan dengan menggunakan
Menurut Mangkunegara (2004), terdapat dua asas penting teknik adalah non-probability sampling, dengan teknik
yang harus diperhatikan dalam sistem kompensasi, yaitu: sampling purpossive, yaitu teknik penentuan sampel dengan
1. Keadilan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Narasumber yang
Dalam pemberian kompensasi apakah itu berupa upah, gaji, digunakan pada penelitian ini adalah Karel M Anin (Direktur
bonus atau bentuk lainnya, penting sekali diperhatikan masalah Utama), Novan Un (Manajer Produksi), Benediktus Bifel
keadilan terebut. Keadilan bukan berarti sama rasa sama rata (Karyawan Divisi Produksi), Frans Boimau (Karyawan Divisi
tanpa pandang bulu, tetapi harus terkait adanya hubungan pula Produksi) dan Christin Ledo (Karyawan Divisi Produksi).
penghasilan (output) yang diharapkan. Di dalam penelitian ini, tek-nik analisa data yang
Menurut Bangun (2012), terdapat dua bentuk keadilan digunakan adalah model Miles dan Huberman (Sugiyono,
internal yang dikaitkan dengan kompensasi, yaitu: 2014), yang terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data untuk
a. Keadilan prosedural memilih data yang diperlukan, penyajian data dapat dilakukan
b. Keadilan distributif dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori,
flowchart dan sejenisnya dan penarikan simpulan dilakukan
2. Kelayakan oleh peneliti dari sejak pengumpulan data, mulai dari mencari
Menurut Mangkunegara (2004) pemberian kompensasi juga arti atau makna setiap permasalahan yang diperoleh di
perlu memperhatikan masalah kelayakan. Pengertian layak ini lapangan. Pada tahap ini, peneliti akan membuat simpulan dari
berkaitan dengan standar hidup seperti kebutuhan pokok atau data yang telah disajikan dan disesuaikan dengan tujuan
upah minimum sesuai dengan ketentuan pemerintah. penelitian.
Kelayakan juga dilihat dengan cara membandingkan Kredibilitas data dilakukan terhadap keseluruhan proses
pengupahan di perusahaan lain. Bila kelayakan ini sudah penelitian, dengan cara melihat konsistensi dan stabilitas data
tercapai, maka perusahaan sudah mencapai apa yang disebut yang ditemukan selama proses pengumpulan data, dengan
konsistensi eksternal. menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber
Heidjrachman dan Suad (2000) juga memberi batasan dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
kelayakan dalam sistem kompensasi, yaitu: berbeda dengan teknik yang sama. Misalnya data diperoleh
a. Kesesuaian dengan aturan pemerintah, dimana kompensasi melalui wawancara dari narasumber direktur utama, lalu dicek
yang diterima karyawan sesuai dengan standar upah dengan menggunakan narasumber manajer produksi, kemudian
minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. dibandingkan dengan hasil wawancara dari narasumber
b. Kesesuaian dengan perusahaan lain yang sejenis, dimana karyawan divisi produksi.
dalam menentukan kompensasi perusahaan perlu
memperhatikan perusahaan lain untuk menjaga perpindahan III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
atau keluarnya tenaga kerja. Analisis Kompensasi
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 375

Dalam pengumpulan data dan proses mencari sumber data c. Komisi


yang terkait dengan kompensasi yang ada di CV. Timor Berdasarkan hasil wawancara dengan Karel M. Anin selaku
Mutisqua Indonesia, peneliti melakukan wawancara dan direktur, Novan Un selaku manajer produksi dan 3 karyawan
observasi bersama dengan Karel M Anin selaku pemilik CV. bagian produksi yaitu Benediktus Bifel, Frans Boimau dan
Timor Mutisqua Indonesia. Selain itu peneliti juga melakukan Christina Ledo di CV. Timor Mutisqua Indonesia, peneliti
wawancara yang terkait kompensasi di CV Timor Mutisqua memperoleh hasil bahwa perusahaan tidak memberikan
Indonesia dengan bagian manajer produksi yaitu Novan Un, komisi kepada karyawannya sebagai kompensasi finansial
bagian operator yaitu Benediktus Bifel, Frans Boimau dan langsung di perusahaan.
Christina Ledo. Wawancara ini dilakukan untuk mengecek dan d. Bonus
membandingkan hasil wawancara yang sebelumnya bersama Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan Karel M.
Karel M Anin. Anin selaku direktur diketahui bonus yang diberikan CV.
Pada wawancara dengan Karel M Anin, peneliti mengawali Timor Mutisqua Indonesia kepada manajer dan para
pertanyaan wawancara tentang pemahaman beliau mengenai karyawan produksi berdasarkan kehadiran para karyawan.
kompensasi dan tujuan kompensasi sebelum masuk kedalam Bonus akan diberikan jika karyawan selalu hadir dalam 2
bentuk-bentuk kompensasi apa saja yang diberikan kepada bulan secara berturut-turut tanpa ijin, dengan besarnya
karyawan. Menurut pemahaman beliau kompensasi adalah bonus yaitu Rp. 200.000,- yang diberikan kepada karyawan
sesuatu yang wajib diterima seseorang karyawan atas per 2 bulan.
pekerjaan atau jasanya, karena seseorang bekerja untuk
mendapatkan kompensasi sedangkan tujuannya adalah 2. Kompensasi Financial Tidak Langsung
perusahaan memberikan kompensasi yaitu untuk menarik Bentuk kompensasi tidak langsung yang diberikan
minat pekerja dan mempertahankannya. Namun, dimata perusahaan kepada karyawan yaitu berupa:
karyawan kompensasi merupakan upah harian yang mereka a. Program perlindungan
terima setiap bulannya. Hal ini ditunjukan dari pernyataan Program perlindungan merupakan bentuk tanggung jawab
\DQJ GLNDWDNDQ ROHK )UDQV %RLPDX ´ NRPSHQVDVL PHUXSDNDQ perusahaan yang diberikan kepada karyawan dalam
XDQJ \DQJ VD\D GDSDW GDODP EHNHUMD´ 'HQJDQ SHQ\DPDDQ memberikan jaminan keselamatan karyawan saat bekerja.
presepsi ini maka peneliti dapat melanjutkan proses analisa Jaminan keselamatan ini berupa biaya pengobatan yang
lebih lanjut di CV. Timor Mutisqua Indonesia. nantinya akan diterima oleh karyawan jika terjadi
kecelakaan yang tidak diinginkan pada saat jam kerja.
Jenis ± Jenis Kompensasi Semua biaya yang dikenakan kepada karyawan akan diganti
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bersama dan ditanggung oleh perusahaan sepenuhnya.
dengan Karel M. Anin selaku pemilik, Novan Un dan juga b. Liburan
Benediktus Bifel, Frans Boimau dan Christina Ledo yang Perusahaan juga mengadakan liburan bersama yang mana
berkerja sebagai bagian produksi, di CV. Timor Mutisqua diikuti oleh semua karyawan yang dilakukan satu tahun satu
Indonesia terdapat beberapa kompensasi finansial yang kali yaitu pada bulan Juni. Biasanya liburan ini diadakan
diberikan kepada karyawan, yaitu : selama 2 hari, dengan mengunjungi tempat-tempat wisata
seperti pantai dan pegunungan yang berada di sekitar daerah
1. Kompensasi Langsung CV. Timor Mutisqua Indonesia.
Kompensasi lansung yang diberikan kepada karyawan, c. Tunjangan Hari Raya
yaitu: Tunjangan Hari Raya ( THR) juga diberikan oleh
a. Gaji Pokok perusahaan kepada karyawan. THR yang diberikan kurang
CV. Timor Mutisqua Indonesia perusahaan hanya lebih sebesar Rp. 500.000,- untuk setiap karyawan. Di CV.
memberikan gaji pokok hanya untuk karyawan bagian Timor Mutisqua THR diberikan pada saat menjelang hari
manajer, sedangkan untuk karyawan di bagian produksi raya Natal saja. Hal ini dikarenakan semua karyawan
mereka hanya mendapatkan upah harian saja. Dari hasil beragama Kristen.
wawancara dengan direktur yaitu Karel M Anin dan manajer
produksi yaitu Novan Un dapat diketahui bahwa untuk d. Fasilitas Tempat Istirahat
pemberian gaji pada bagian manajer produksi sebesar Rp. Perusahaan juga menyediakan tempat peristirahatan untuk
2.000.000, per bulan. karyawan yang dapat digunakan pada saat jam istirahat yaitu
b. Upah pada pukul : 13.00 ± 14.30. Perusahaan juga menyediakan
Untuk pemberian upah di dalam CV. Timor Mutisqua makan siang pada setiap hari kerja dan juga makan malam
Indonesia diberikan pada karyawan dan pada hal ini jika ada lembur.
khususnya pada karyawan dibagian produksi. Menurut hasil
wawancara bersama dengan Karel M. Anin dan Novan Un Kompensasi non-finansial adalah kompensasi yang
Upah diberikan berdasarkan banyaknya kehadiran para diberikan perusahaan selain dalam bentuk material. Hasil
karyawan produksi dalam 1 bulan. Dari hasil wawancara wawancara mengenai kompensasi non-finansial yaitu:
bersama Benediktus Bifel, Frans Boimau dan Christina Ledo 1. Kompensasi yang berhubungan dengan pekerjaan
yang bekerja di bagian produksi dapat diketahui bahwa upah Dalam hal pemberian kompensasi non-finansial yang
harian karyawan produksi sebesar Rp. 30.000,-. berubungan dengan pekerjaan belum dilakukan oleh CV.
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 376

Timor Mutisqua. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya Keunggulan dari sistem waktu yang lain menurut peneliti
penghargaan yang diberikan jika karyawan bekerja maksimal, dari hasil wawancara dan observasi adalah setiap pekerja bisa
karena perusahaan juga belum menerapkan sistem penilaian mengetahui gaji/ upah yang akan mereka dapatkan setiap
kinerja pada karyawan. bulannya. Jadi kalau mereka memang sedang membutuhkan
Menurut peneliti sebaiknya perusahaan mulai merencanakan biaya lebih mereka harus rajin hadir tetapi jika tidak sesekali
adanya pemberian kompensasi non-finansia yang berhubungan mereka juga boleh memakai hak mereka untuk absen dalam
dengan pekerjaan kepada karyawan. Hal ini ditujukan untuk bekerja.
membuat karyawan tidak merasa bosan dan memberikan hasil Disamping adanya keunggulan juga ada kelemahan dari
kerja yang maksimal. sistem kompensasi berdasarkan sistem waktu peneliti melihat
2. Kompensasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja bahwa dengan memberlakukan sistem waktu ini membuat
Dalam hal kompensasi non-finansial yang berhubungan tanggungjawab saat bekerja berkurang, dan pihak perusahaan
dengan lingkungan kerja sudah cukup baik dilakukan oleh tidak dapat melihat dengan benar kerajinan dan tanggungjawab
CV.Timor Mutiqua Indonesia. Namun baik dari perusahaan yang sudah dilakukan oleh setiap karyawannya. Sehingga
dan karyawan belum menyadari tentang adanya kompensasi karyawan yang berprestasi rendah akan tertutupi begitu saja
non-finansial yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Hal hasil kinerjanya dengan karyawan yang berprestasi tinggi.
ini dapat ditunjukan dari adanya fasilitas tempat istirahat yang Selain itu jika lama kelamaan hal ini terus dibiarkan, hal yang
sudah disediakan oleh perusahaan untuk karyawan, selain itu sangat ditakutkan oleh peneliti adalah karyawan yang sudah
dengan adanya Manager Produksi yang sudah berkompeten memiliki prestasi yang baik akan menurunkan semangat
dan berpengalaman dalam mendampingi setiap proses kerja kerjanya sehingga prestasinya juga akan menurun. Pada
karyawan dan juga tidak adanya tekanan yang diberikan akhirnya jika semua karyawan yang bekerja memiliki prestasi
perusahaan kepada karyawan. Karena setiap ada pesanan yang kerja yang rendah akan menghambat proses produksi di CV.
melebihi kemampuan, perusahaan akan memberlakukan waktu Timor Mutisqua Indonesia.
lembur dan itu tidak diwajibkan bagi karyawan yang tidak Sistem kompensasi berdasarkan kontrak adalah bentuk
berkenan untuk ikut dalam kerja lembur. penetapan besarnya upah yang berdasarkan atas kuantitas,
kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai
Sistem Kompensasi dengan kontrak perjanjian. Biasanya perusahaan
memberlakukan sistem kontrak karena dianggap merugikan
Sebelumnya peneliti sudah menjelaskan bahwa perusahaan perusahaan jika pekerjaan tersebut dilakukan oeh karyawan
biasanya mengatur sistem kompensasi berdasarkan sistem tetap. Sistem kontrak ini juga dilakukan di CV. Timor
prestasi, sistem waktu, dan sistem kontrak/borongan. Mutisqua Indonesia, namun yang membuatnya sedikit berbeda
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti dapat adalah Karel M.Anin memberlakukan sistem kontrak untuk
menentukan bahwa CV. Timor Mutisqua Indonesia mempertahankan para karyawannya untuk tetap bekerja dan
menggunakan sistem waktu dan sitem kontrak. Dimana untuk mengevaluasi apakah ada karyawan yang sangat kurang
besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu dan bertanggung jawab jadi tidak akan dimasukan dalam kontrak
perjanjian yang sudah dilakukan dalam bentuk kontrak kerja. berikutnya. Di CV. Timor Mutisqua Indonesia ini sistem
Sistem kompensasi yang berdasarkan sistem waktu yang di kontrak akan diperbaharui setiap 2 bulan, karena sistem
pakai CV. Timor Mutisqua Indonesia memiliki kelebihan kontrak yang dilakukan dengan pekerja juga dilakukan selama
tersendiri dimata Karel M. Anin yaitu menurut beliau anak 2 bulan.
muda jaman sekarang malas bekerja di dalam perusahan Keunggulan dari sistem kontrak ini menurut Karel M. Anin
karena mereka lebih senang mencoba peruntungan untuk usaha adalah dengan adanya sistem kontrak ini akan dapat menjamin
lebih agar mendapat penghasilan yang jauh lebih besar, dan bahwa karyawan tidak akan keluar dari perusahaan jika
juga anak muda jaman sekarang tidak mau terikat dengan sebelum batas waktu 2 bulan yang ditentukan telah selesai
perusahaan dan mengerjakan pekerjaan yang terlihat monoton dilakukan. Namun kelemahan dari sistem kontrak ini karyawan
setiap harinya. Biasanya mereka tidak dapat bertahan lama pada setiap 2 bulannya dapat mengalami perubahan dan
bekerja diperusahaan karena banyak dari mereka yang cepat menurut peneliti hal ini akan membuat pekerja harus
merasa bosan dengan pekerjaan yang terus menerus diulang- beradaptasi kembali dengan lingkungan kerja yang baru
ulang setiap harinya. Namun bagi para pekerja yang sudah sehingga akan sedikit menghambat proses produksi.
tidak muda lagi, pekerjaan dengan kompensasi berdasarkan
sistem waktu ini dapat memberikan keleluasaan dalam bekerja, Penentuan Kompensasi
karena karyawan yang sudah tidak muda lagi tidak perlu Besarnya rencana pemberian kompensasi yang diberikan
bersaing dengan karyawan yang masih muda dan memiliki dapat ditentukan oleh Harga/Nilai Pekerjaan. Untuk itu CV.
tenaga lebih dalam bekerja. Selain itu beliau juga menjelaskan Timor Mutisqua Indonesia melakukan penilaian harga agar
bahwa sistem waktu yang dipakai juga memudahkan para dapat mengetahui Harga/Nilai suatu Pekerjaan. Penilaian harga
karyawan wanita, mereka juga tidak perlu bekerja lebih keras pekerja dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
untuk bersaing dengan laki-laki. Karena berapa banyak hasil 1. Analisis Prestasi
produksi yang mereka kerjakan akan bernilai sama dengan Prestasi kerja adalah hasil kerja seorang karyawan selama
pekerja laki-laki lakukan, sehingga karyawan wanita bisa periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
bekerja sesuai dengan kesanggupan mereka. misalnya standar target atau sasaran atau kriteria yang
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 377

ditentukan terlebih dahulu. Indikator dari prestasi kerja atau yang memiliki jabatan yang tinggi dan memiliki
penilaian kinerja antara lain mengenai pengetahuan tanggungjawab kerja yang tinggi juga.
ketrampilan, metode kerja, inisiatif dan kesungguhan kerja, 3. Survey Harga
pemanfaatan waktu kerja dan juga hasil kerja. Namun Survey harga pekerjaan pada organisasi atau perusahaan
berdasarkan hasil wawancara bersama dengan Karel M. Anin sejenis dapat dijadikan patokan dalam menentukan harga
beliau mengatakan bahwa beliau senang jika karyawan dapat pekerjaan sekaligus sebagai ukuran dalam kelayakan
bekerja dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Tetapi beliau kompensasi. Dalam hal ini peneliti memiliki pendapat bahwa
masih memberikan kompensasi berdasarkan UMK, belum CV. Timor Mutisqua belum memiliki sistem yang baik dan
berdasarkan prestasi. Karena menurut Karel M. Anin benar dalam penentuan kompensasi melalui survey harga.
perusahaan berkembang jadi lebih mudah menggunakan dasar Karena selama ini Karel M. Anin hanya bergantung pada
UMK. Beliau juga mengatakan bahwa tidak ada perbedaan UMK yang telah ditetapkan oleh pemerintah, tanpa melihat
kompensasi berdasarkan kinerja, semua upah karyawan bagian harga karyawan diperusahaan lain. Sedangkan dengan
produksi sama besar. melakukan survey harga di perusahaan yang sejenis akan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, membuat Karel M. Anin dapat memikirkan kembali apakah
peneliti memiliki pendapat bahwa seharusnya perusahaan CV. kebijakan kompensasi yang beliau buat sudah tepat atau
Timor Mutisqua Indonesia bisa dan harus melakukan proses belum. Dan jika perusahaan mengetahui bahwa memiliki
analisis prestasi dalam penentuan besarnya harga/ nilai harga/nilai pekerjaan sama atau lebih tinggi dari perusahaan
pekerjaan. Dalam artian perusahaan dalam penentuan target lain ,hal ini akan dapat membantu perusahaan dalam
pemberian tugas kerja dalam satu hari tidak dititik beratkan mempertahankan karyawan yang berkualiatas untuk dapat
kepada semua karyawan, namun lebih ditekankan bahwa setiap terus bekerja dan setia pada perusahaan.
karyawan harus memenuhi target harian yang ditentukan oleh
perusahaan. Selain itu hal ini dapat dipakai untuk memantau Evaluasi Sistem Kompensasi
kinerja karyawan, karena dengan adanya ketentuan ini semua Evaluasi sistem kompensasi yang dimaksud pada penelitian
karyawan yang hadir setiap harinya akan bekerja sama ini adalah proses untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan
beratnya. Sehingga akan meminimalisir adanya karyawan yang kompensasi dan seberapa jauh tujuan sistem kompensasi
hanya hadir namun memiliki hasil kinerja yang kurang tersebut dapat tercapai (Sugiyono, 2014). Sistem kompensasi
maksimal. Hal ini bertujuan agar setiap karyawan dapat pada penelitian ini akan dievaluasi menggunakan asas sistem
memaksimalkan hasil kerja mereka masing-masing dan pada kompensasi, yang terdiri dari asas keadilan dan kelayakan
akhirnya perusahaan akan mendapatkan dampak positif yaitu (Mangkunegara, 2004).
dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas kerja yang Berikut ini adalah hasil pembahasan yang dilakukan peneliti
dihasilkan oleh karyawan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
Dalam menganalisa prestasi yang dilakukan oleh seorang bersama 5 orang narasumber dari CV. Timor Mutisqua
karyawan tentu melalui pemantauan dari beberapa pihak yang Indonesia.
bertugas. Untuk itu perusahaan juga harus membuat sistem 1. Keadilan menurut Bangun (2012), terdapat dua bentuk
penilaian yang seobjektif mungkin dengan cara menentukan keadilan internal yang dikaitkan dengan kompensasi, yaitu
skala penilaian untuk karyawan yang melalui berbagai aspek. keadilan prosedural dan keadilan distributif.
Dimana aspek-aspek penilaian harus dibuat sejelas dan sedetail a. Keadilan prosedural merupakan keadilan yang dirasakan
mungkin dan diketahui oleh orang yang bertugas dalam karyawan atas kebijakan, prosedur, dan tindakan supervisor
melakukan penilaian dan karyawan yang akan dinilai. dan manajer yang berkaitan dengan sistem kompensasi yang
2. Evaluasi Jabatan dilakukan. Keadilan prosedural yang dilakukan oleh CV.
Dalam evaluasi jabatan proses yang dilakukan dalam ruang Timor Mutisqua Indonesia adalah dengan memberlakukan
lingkup manajemen sumberdaya manusia yang bertujuan untuk kebijakan yang diambil oleh direktur perusahaan yaitu
menentukan nilai relatif dalam artian berat atau ringannya dalam hal ini adalah kebijakan yang di ambil oleh Karel M.
suatu pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan yang lain Anin sudah diangap adil oleh beliau dan juga Novan Un
didalam suatu organisasi. Menurut Karel M. Anin, beliau selaku manajer produksi. Hal ini dikarenakan menurut
sudah membedakan kompensasi yang diberikan kepada beliau, apa yang diberikan perusahaan kepada karyawan
karyawannya berdasarkan jabatan. Hal ini dipertegas oleh sudah sesuai dengan UMK yang ditetapkan oleh
pernyataan beliau yang mengatakDQ ´ .RPSHQVDVL XQWXN pemerintahan NTT. Menurut Karel M. Anin perusahaan
PDQDMHU EHUEHGD GHQJDQ NDU\DZDQ ELDVD´ 'LVLQL .DUHO 0 sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.300.000,- untuk
Anin mengikuti metode non-analisis yang berupa hirarki dalam setiap karyawan bagian produksi setiap bulannya (jika tidak
skema organisasi, dimana penetapan peringkat jabatan atau ada ijin), baik itu diberikan berupa upah dan juga berupa
dasar bobot/ nilai jabatan itu atas dasar hirarki atau skema tunjangan makan siang. Menurut beliau, kebijakan yang
organisasi. dibuat ini sudah sangat tepat karena sesuai dengan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, kemampuan perusahaan dan juga hasil dari pengamatan
peneliti memiliki pendapat bahwa Evaluasi Jabatan yang beliau terhadap biaya hidup yang ada didaerah NTT.
dilakukan oleh CV. Timor Mutisqua Indonesia sudah baik dan Selain itu menurut Novan Un selaku manajer bagian
perlu untuk dipertahankan. Hal ini dilakukan untuk produsi juga menyatakan bahwa perusahaan juga
memberikan rasa tanggungjawab yang lebih kepada karyawan memberikan bonus, dan juga tunjangan makan dan THR
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 378

yang akan diberikan setiap menjelang Natal. Dalam upaya dilakukan oleh perusahaan CV. Timor Mutisqua Indonesia
untuk alokasi kenaikan gaji bagi karyawan di CV. Timor terhadap karyawannya
Mutisqua Indonesia, semua kebijakan diambil dan
diputuskan oleh Karel M. Anin selaku direktur. Hal ini b. Keadilan distributif yang dilakukan di CV. Timor Mutisqua
dipertegas oleh pernyataan yang dikatakan oleh Novan Un Indonesia dari hasil wawancara dan observasi yang
EDKZD ³ .HQDLNDQ NRPSHQVDVL LWX EHUGDVDUNDQ NHELMDNDQ dilakukan oleh peneliti menyatakan bahwa CV. Timor
GDUL .DUHO 0 $QLQ´ Mutisqua belum menerapkan keadilan distributif yang
Namun di sisi lain karyawan belum merasakan keadilan dinilainya suatu pekerjaan atau jasa berdasarkan kinerja
tersebut, karena menurut karyawan UMK yang diberikan yang telah mereka lakukan. Hal ini dikarenakan di CV.
harus dipotong uang makan siang. Seperti yang Timor Mutisqua Indonesia menurut Karel M. Anin
diungkapkan oleh Benediktus Bifel, menurut beliau memberlakukan sistem waktu dalam memberikan upah
keadilan akan terasa jika perusahaan memberikan kebijakan kepada karyawannya. Sistem waktu yang dimaksud oleh
kenaikan upah, karena upah yang saat ini beliau terima Karel M. Anin adalah karyawan bagian produksi akan
belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan mendapatkan upahnya sebesar Rp.30.000,- setiap harinya
keluarganya. Benekditus Bifel juga berpendapat bahwa jam dengan waktu kerja dari jam 08.00-17.00. Upah harian ini
kerja yang ditetapkan perusahaan terlalu lama yaitu 9 jam akan di berikan kepada karyawan sesuai dengan jumlah
kerja setiap harinya. Selain itu beliau juga mengharapakan kehadirannya selama satu bulan, dan keseluruhan upah ini
kenaikan upah sesuai dengan UMK yang telah di tetapkan akan diberikan pada tanggal 25 setiap bulannya. Selain itu
oleh pemerintah daerah NTT dan juga adanya tunjangan Karel M. Anin juga menyatakan bahwa beliau senang jika
jaminan asuransi di hari tua. karyawannya bekerja dengan rajin atau memiliki hasil
Sedangkan yang di ungkapkan oleh Frans Boimau, kinerja yang baik, namun upah yang diterima oleh karyawan
menurut beliau keadilan adalah dengan memperhitungkan bagian produksi memiliki besaran yang sama yaitu sesuai
pengalaman kerja dan juga adanya kenaikan upah secara dengan UMK. Sehingga besar kecilnya kontribusi dari
berkala. Karena selama 3 tahun bekerja sebagai karyawan karyawan tidak akan mempengaruhi upah yang akan
bagian produksi Frans Boimau belum pernah mendapatkan karyawan terima. Penilaian kinerja tidak dilakukan di CV.
kenaikan upah, sedangkan menurut beliau kebutuhan hidup Timor Mutisqua Indonesia sehingga tidak berhubungan
semakin bertambah. dengan besarnya kompensasi yang akan diterima oleh
Christina Ledo berpendapat bahwa, keadilan yang ia karyawan.
inginkan adalah adanya kenaikan upah yang sesuai dengan Dari hal ini peneliti melihat bahwa pada keadilan distributif
UMK yang telah di tetapkan oleh pemerintah NTT, dan ini tidak dilakukan, dan dari hasil wawancara Benediktus
upah tersebut diberikan secara penuh tidak dipotong dengan Bifel, Frans Boimau dan Christina Ledo selaku karyawan
tunjangan makan siang. Kebutuhan anak jaman sekarang bagian produksi, karyawan pun juga merasa tidak adil
semakin beragam dan meningkat sehingga beliau harus karena karyawan yang dapat bekerja lebih baik tidak
mendapatkan upah yang lebih besar untuk memenuhi mendapatkan upah lebih dari hasil yang telah karyawan
kebutuhan anak. berikan kepada perusahaan. Dan selain itu dari kacamata
Dari ketiga pendapat dari karyawan bagian produksi peneliti, hal ini dapat menyebabkan karyawan bekerja
Benediktus Bifel, Frans Boimau, dan Christina Ledo selaku dengan tidak maksimal karena tidak adanya perbedaan jika
karyawan bagian produksi secara keseluruhan karyawan bekerja maksimal atau tidak.
mengharapkan adanya kenaikan upah yang sesuai dengan
UMK yaitu Rp. 1.250.000,- dan tetap adanya tunjangan 2. Kelayakan yang ada di CV. Timor Mutisqua Indonesia
makan siang. Hal ini mereka inginkan karena karyawan berdasarkan hasil wawancara dan observasi serta pedoman dari
merasa bahwa dengan upah yang sekarang diterima yaitu Heidjrachman dan Suad (2000) juga memberi batasan
sejumlah Rp. 780.000,- tidak cukup untuk membiayai kelayakan dalam sistem kompensasi, yaitu:
kehidupan rumah tangga mereka yang setiap harinya a. Menurut Karel M Anin perusahaan sudah mekalukan
semakin meningkat. pemberian upah secara layak, karena perusahaan telah
Maka dari itu menurut peneliti keadilan prosedural ini memberikan upah dan tanggungan makan siang karyawan
belum berjalan dengan baik karena adanya perbedaan nilai dengan berdasarkan UMK provinsi daerah NTT yaitu
adil dari perusahaan dan karyawan. Selain itu penetapan sebesar Rp. 1.250.000,- , Namun hal ini sangat berbeda
upah yang ditentukan oleh perusahaan menurut pendapat dengan apa yang diharapkan oleh karyawan. Seperti yang
peneliti kurang tepat, karena pada UU No. 13 tahun 2003 dikatakan oleh Benediktus Bifel yang mengatakan bahwa,
tentang ketenagakerjaan pasal 94 yang menyebutkan bahwa upah yang beliau terima belum bisa mencukupi kebutuhan
dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan keluarga dan ditambah lagi beliau memiliki dua orang anak
tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya yang masih bersekolah di tingkat sekolah dasar. Hal ini juga
75% ( tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dirasakan oleh Frans Boimau , beliau mengatakan bahwa
dan tunjangan tetap. Karena adanya ketidak sesuaian yang di upah yang beliau terima belum layak karena belum sesuai
tetapkan oleh perusahaan dengan apa yang sudah ditetapkan dengan UMK yang ditetapkan oleh pemerintah, karena
oleh pemerintah inilah yang menyebabkan terjadinya ketidak disini karyawan masih harus dipotong biaya makan siang.
sepahaman mengenai keadilan kompensasi yang sudah Lain lagi dengan pendapat dari Christina Ledo, beliau
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 379

mengatakan bahwa upahnya sudah layak, meskipun disisi karyawan. Dan selain itu karyawan akan lebih menerima
lain beliau juga mengharapkan kenaikan upah sesuai dengan kebijakan dari perusahaan jika ada perusahaan lain yang
UMK. melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan
Perbedaan ini terjadi dikarenakan Benediktus Bifel dan perusahaannya.
Frans Boimau merupakan tulang punggung keluarga,
dimana semua beban biaya keluarga harus dibebankan IV. KESIMPULAN DAN SARAN
kepada beliau, maka dari itu beliau merasa bahwa upah yang Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas
diterima tidak layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. menunjukkan bahwa sistem kompensasi di CV. Timor
Sedangkan Christina Ledo menganggap upah ini layak Mutisqua Indonesia belum seluruhnya dijalankan dengan baik
karena beliau bekerja untuk menambah kekurangan yang dan benar. Hal ini ditunjukan dari belum adanya komisi yang
ada di keluarga, terlebih upah yang diterima oleh Chirstina diberikan untuk karyawan dan juga belum adanya program
Ledo ditujukan untuk menambah uang jajan dari anaknya perlindungan yang resmi diberikan oleh perusahaan untuk
saja. karyawan. Disamping itu sistem kompensasi yang dipakai oleh
Dari ketiga pendapat dari karyawan bagian produksi CV. Timor Mutisqua Indonesia adalah sistem waktu dan
peneliti merangkumnya menjadi kesatuan yaitu karyawan sistem kontrak/borongan. Dalam penentuan besaran
meminta bahwa perusahaan tidak memasukan uang makan kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan
kedalam sistem pemberian upah, atau jalan lain yang belum melalui prosedur yang sesuai yaitu belum adanya
diinginkan oleh karyawan adalah kenaikan upah yang benar- analisis prestasi, sehingga karyawan yang bekerja lebih baik
benar sesuai dengan UMK provinsi NTT dan perusahaan akan mendapatkan kompensasi yang sama dengan karyawan
tetap menanggung uang makan karyawan. Dalam hal ini yang bekerja biasa saja. Perusahaan belum melakukan survey
perusahaan masih dalam proses pertimbangan karena untuk mengenai kompensasi dengan baik, hal ini ditunjukan dari
memberlakukan kenaikan upah yang cukup besar dirasa perusahaan hanya berpatokan pada UMR yang telah
memberatkan pihak perusahaan. Menurut pendapat peneliti ditentukan oleh pemerintah daerah NTT, namun perusahaan
dari adanya fakta yang terjadi dilapangan, seharusnya tidak melihat ketentuan tentang pemberian kompensasi kepada
perusahaan tidak hanya melakukan pertimbangan. Namun karyawan yang telah di atur dalam UU No.13 tahun 2003
secepatnya harus mengambil keputusan karena dari hasil tentang ketenagakerjaan pasal 94 yang menyebutkan bahwa
wawancara dengan beberapa karyawan oprasional dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan
tanggapan mereka tentang pemberian upah ini belum layak, tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya
maka dari itu menurut peneliti perusahaan harus secepatnya 75% ( tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok
mengambil tindakan. dan tunjangan tetap.
Dalam mengambil sebuah kebijakan seharusnya Karel M. Pada tahap evaluasi sistem kompensasi yang berdasarkan
Anin juga mempertimbangan peraturan perundang- pada asas keadilan dan kelayakan, perusahaan secara
undangan yang sudah mengatur tentang ketenagakerjaan. keseluruhan belum melakukan dengan baik dan sesuai. Hal ini
Pada UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal ditunjukan dari keadilan prosedural yang belum sesuai karena
94 yang menyebutkan bahwa dalam hal komponen upah penentuan gaji yang belum sesuai, belum adanya alokasi
terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya kenaikan gaji secara berkala, belum adanya tunjangan hari tua
upah pokok sedikit-dikitnya 75% ( tujuh puluh lima bagi karyawan dan belum diberlakukannya pengukuran kinerja
perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. karyawan. Keadilan distributif belum dilakukan di CV. Timor
Karena jika tidak ada tindakan karyawan bisa saja berhenti Mutisqua Indonesia, karena perusahaan belum memberlakukan
dari pekerjaan,melakukan demo, atau juga mogok kerja. sistem analisis prestasi. Dalam hal kelayakan juga belum
Dan demi kelancaran bersama seharusnya perusahaan sesuai dan ini ditunjukan dari besaran upah yang diberikan
menetapkan kebijakannya dan memberikan informasi kepada karyawan belum sesuai dengan peraturan pemerintah
kenapa kebijakan tersebut dianggap layak oleh perusahaan, yang diatur dalam UU No.13 tahun 2003 tentang
sehingga karyawan dapat lebih memahami apa yang ketenagakerjaan. Dan sampai saat ini perusahaan belum
dimaksud oleh perusahaan. melakukan pengecekan atau melakukan survey harga
b.Sampai pada saat ini perusahaan belum melakukan pekerjaan dengan perusahaan sejenis.
pengecekan atau melakukan survey harga pekerjaan dengan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai Evaluasi Sistem
perusahaan yang sejenis. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Kompensasi Karyawan di CV. Timor Mutisqua, penulis ingin
GDUL .DUHO 0 $QLQ \DQJ PHQ\DWDNDQ ³VD\D EHOXP ELVD memberikan saran-saran yang di-harapkan dapat berguna bagi
jawab ini karena kami belum melakukan survey harga CV. Timor Mutisqua. Saran-saran tersebut sebagai berikut:
SHNHUMDDQ SDGD SHUXVDKDDQ ODLQ´ 0HQXUXW SHQHOLWL .DUHO 0 1. Karel M. Anin selaku direktur CV. Timor Mutisqua
Anin tidak melakukan survey harga di perusahaan lain Indonesia mereview proses penentuan dan pemberian
karena beliau sudah memberikan upah sesuai dengan UMK kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan.
yang telah ditetapkan pemerintahan NTT. Survey harga ini 2. CV. Timor Mutisqua Indonesia melakukan penilaian harga
seharusnya dapat dilakukan oleh perusahan CV. Timor agar dapat mengetahui Harga/Nilai suatu Pekerjaan.
Mutisqua Indonesia, karena dengan mengadakan survey Penilaian harga pekerja dapat dilakukan dengan tiga cara
harga Karel M Anin dapat lebih bijaksana dalam yaitu melalui analisis prestasi, evaluasi jabatan dan juga
menentukan kompensasi yang akan diberikan kepada survey harga.
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 380

3. CV. Timor Mutisqua Indonesia seharusnya memberlakukan Hasibuan M. (2002). Manajemen sumber daya manusia.
sistem analisis prestasi bagi karyawan, untuk menilai dan Jakarta: Bumi Aksara.
memotivasi karyawan untuk memberikan hasil kerja yang Heidjrachman dan Suad Husnan, (2000), Manajemen
maksimal bagi perusahaan. Personalia, Edisi 4, Cetakan Kesembilan, Yogyakarta:
4. Memberikan tunjangan hari tua bagi karyawan. BPFE.
5.Dalam membuat kebijakan mengenai kompensasi hendaknya Henderson,I,R. (1979). Compensation management :
Karel M. Anin menyesuaikan dengan ketentuan yang telah Rewarding Perfomance (3rd ed.). Virginia
ditetapkan oleh pemerintah. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2004). Manajemen
sumber daya manusia perusahaan. Bandung: PT. Remaja
DAFTAR PUSTAKA Rosdakarya.
Bangun, Wilson, (2012). Manajemen sumber daya mmanusia, Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,
Bandung: Erlangga. dan kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Handoko, T. Hanni, (1994). Manajemen personalia dan Suprianto, Jhon. (2002). Penilaian kinerja dan pengembangan
sumber daya manusia, Yogyakarta: BPFE. karyawan, Jakarta: BPFE.
Hariandja Marihot Tua, Efendi, (2007). Manajemen sumber UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
daya manusia, Jakarta: Penerbit Grasindo. TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN.

Anda mungkin juga menyukai