id
Vol. 1 No.2 April 2019
e-ISSN LIPI: 2622-7290
ABSTRAK
Pemikiran tentang fenomena framing ini awal mulanya diterajui oleh seorang psikiatris yang
bernama Bateson (1955). Pada masa selanjutnya, Erving Goffman membawa pemikiran
Bateson menukik ke ranah yang lebih luas, Goffman menyatakan bahwa frame sebenarnya
sesuatu yang dipelajari dan digunakan dalam keseharian manusia, bahkan mendasari tingkah
laku manusia itu sendiri. Dengan mempelajari frame yang ada dalam suatu masyarakat akan
memandu sesorang mampu bersosialisasi dan menyatu dengan masyarakat tersebut. Gaye
Tuchman (1978) dan Tood Gittlin (1980) adalah peneliti media pertama yang menerapkan
konsep framing ini dalam studi media. Catatan tentang penerapan konsep framing oleh
Tuchman ini bisa dilihat dari hasil penelitian dia tentang rutinitas konstuksi berita dan seleksi
isu yang secara sistemik meminggirkan beberapa isu tertentu.Tetapi para peminat analisis
framing sepakat bahwa orang yang paling berjasa, produktif dan konsisten dalam
pengembangan konsep framing adalah William Gamson (1989). Dalam pengembangan konsep
framing ini, Gamson menyatakan bahwa framing lazimnya sering digunakan dalam situasi
wacana publik berlangsung yang dimana strategi framing ini dibuat oleh pihak atau orang
yang ingin mendominasi pemikiran dan gagasan ke atas pihak lain. Gamson menemukan fakta
bahwa keberhasilan dan kegagalan dalam pergerakan sosial tergantung bagaimana mereka
memenangkan dominasi framing mereka dibandingkan dengan pihak lain. Sebagai satu
daripada banyaknya perangkat analisis isi media. Framing juga menawarkan banyak
kelebihan sekaligus kekurangan berbanding dengan perangkat analisis lainnya. Satu dari
kelebihan analisis framing ini dapat disimak pernyataan Hackett (1984), dia mengatakan
bahwa saat ini sebaiknya peneliti mengubah haluan fokus mereka tentang media. Studi dengan
menggunakan kaidah objektifitas dan bias dalam memahami ideologi dalam berita hendaklah
ditinggalkan, Hackett menyarankan lebih menggunakan konsep framing sebagai perangkat
analisis, karena dengan penggunaan analisis framing peneliti akan mendapatkan makna yang
tersembunyi dalam berita dan membantu membongkar pesan yang tersembunyi di balik berita
yang diteliti.
53
https: www.ejurnal.stikpmedan.ac.id
Vol. 1 No.2 April 2019
e-ISSN LIPI: 2622-7290
strategi framing ini dibuat oleh pihak atau mengasumsikan bahwa media tidak hanya
orang yang ingin mendominasi pemikiran memberikan efek “what to think about”
dan gagasan ke atas pihak lain. Gamson tetapi memberikan efek “how to think
menemukan fakta bahwa keberhasilan dan about.” Kata “how” disini dimaknai
kegagalan dalam pergerakan sosial “bagaimana” masyarakat harus memahami
tergantung bagaimana mereka dan memikirkan isu dan wacana yang
memenangkan dominasi framing mereka sedang berlangsung. Tidak hanya sebatas
dibandingkan dengan pihak lain (Gamson isu atau wacana “apa” yang harus
dan Modgiliani, 1989). masyarakat pikirkan. Hal ini berhubungan
Fenomena terjadinya strategi dengan konsep framing itu sendiri, bahwa
framing ini sebenarnya telah berlaku sedari berita tidak hanya berisikan data, fakta dan
pers dan media muncul di dunia. Media informasi yang apa adanya, tetapi
memainkan peranan dalam membentuk mengandungi perangkat yang didesain
realitas yang difahami oleh konsumen secara sengaja oleh wartawan dan kerja
media. Catatan sejarah menorehkan bahwa media untuk memberikan set bagaimana
media diberbagai negara turut memberikan masyarakat menafsirkan dan memahami
kontribusi yang besar dalam perubahan sebuah isu dalam berita.
sosial dan politik, terutama masyararakat Dalam bahasa Entman (1993), framing
dalam memahami apa yang berlaku yang bekerja dalam media adalah:
disekeliling mereka.
“To frame is to select some aspects of
2. PEMBAHASAN a perceived reality and make them
Konsep framing sebenarnya banyak more salient in a communicating text,
in such a way as to promote a
mendapatkan ilham dari teori Agenda
particular problem definition, causal
Setting yang digagas oleh Mc Combs dan interpretation,moral evaluation,
Shaw. (T. Michael Maher, 2008). Teori and/or treatment recommendation,
agenda setting mengasumsikan bahwa (hal. 52)”
agenda media atau isi pemberitaan yang
media buat secara berulang ulang akan Dari pandangan Entman mengenai
mempengaruhi pemahaman dan pemikiran bagaimana framing bekerja dalam berita,
dari masyarakat. Garis linear yang sama dapat diintepretasikan bahawa berita
terjadi antara media dan masyarakat, media sejatinya mengandungi kerangka kerja
menentukan isu atau wacana apa yang framing dalam empat level, yaitu
harus masyarakat pikirkan dalam indentifikasi masalah, penyebab masalah,
kesehariannya. Dalam bahasa McCombs penilaian moral dan rekomendasi
dan Shaw agenda setting secara lugas dan penanganan masalah. Keempat strategi
singkat berarti “what to think about.” framing ini selalu melekat dalam berita
Pandangan McCombs, menganggap serta memberikan kerangka berfikir
bahwa eforia framing sebagai tradisi baru pembaca berita dalam memahami suatu isu
dalam studi media saat ini adalah yang diberitakan.
kelanjutan fase dari agenda setting yang Contohnya adalah kasus bom Bali pada
digagasnya bersama Shaw. Framing tahun 2002, penelitian yang dilakukan
54
https: www.ejurnal.stikpmedan.ac.id
Vol. 1 No.2 April 2019
e-ISSN LIPI: 2622-7290
Febry Ichwan Butsi (2004) dengan yang penuh dengan turis Amerika Serikat
menggunakan metode analisis framing dan anteknya sebagai simbol jihad
menemukan peristiwa tunggal Bom Bali menentang dominasi Amerika. Cara
2002 dimaknai secara berbeda oleh majalah pandang yang terkonstruksi ini tidak
Sabili dan Tempo. Sabili menyatakan terlepas dari ideologi dominan atau
bahwa bom bali ini adalah “kerjaan” kepentingan yang inheren dalam media
Amerika Serikat yang sengaja meledakkan tersebut. Patut diketahui bahwa majalah
bom untuk mengobok-obok Indonesia dan Sabili adalah majalah yang berideologikan
memberangus pergerakan Islam di Islam sementara majalah Tempo adalah
Indonesia. Sementara itu majalah Tempo majalah yang mengusung demokrasi
memaknai bahwa bom Bali ini adalah ulah pluralisme.
dari teroris Jamaah Islamiah yang sengaja
meledakkan Paddys Club dan Sari Cafe
SUBJEK PENELITIAN
ELEMEN SABILI TEMPO
FRAME UTAMA Kasus bom Bali Kasus bom Bali adalah
adalah masalah masalah moral dan hukum
kepentingan politik
PROBLEM Masalah kepentingan Masalah moral dan hukum
INDENTIFICATION politik
DIAGNOSES CAUSES Amerika Serikat Amrozi dkk, Teroris
(indentitas tidak
diindentifikasi)
MORAL Amerika Serikat walupun Indonesia dirugikan
EVALUATION negara adikuasa tidak terutama sektor
berhak memaksakan perekonomian
kehendak pada Indonesia
dan Islam, sehingga
dirugikan
TREATMENT Memperkuat ukuwah, Menyerahkan ke
RECOMMENDATION solidaritas, guna kepolisian, intelejen dan
mencegah penyusupan, pengadilan (hukum)
adu domba, intervensi
pihak asing khususnya
Amerika Serikat
55
https: www.ejurnal.stikpmedan.ac.id
Vol. 1 No.2 April 2019
e-ISSN LIPI: 2622-7290
56
https: www.ejurnal.stikpmedan.ac.id
Vol. 1 No.2 April 2019
e-ISSN LIPI: 2622-7290
57
https: www.ejurnal.stikpmedan.ac.id
Vol. 1 No.2 April 2019
e-ISSN LIPI: 2622-7290
Entman, R., & Rojecki, A. (1993c). Gamson, W.A. & Modigliani, A (1989).
Freezing Out The Public: Elite And Media Discourse And Public Opinion
Media Framing of the u.s. On Nuclear Power: a Constructionist
Antinuclear Movement. Political Approach. American Journal of
Communication, 10(2). Ms:151–167. Sociology. Ms: 321-323.
Entman, Robert (1991) ‘Framing US Gamson, W.A. and A. Modigliani (1987).
Coverage of International News: The Changing Culture of Affirmative
Contrasts in Narratives of the KAL Action. Research in Political
and Iran Air Incidents.’ Journal of Sociology, ms: 137–77.
Communication 41(4),
58