CBR 1
CBR 1
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
Nim : 2213141004
FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN TATABOGA
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, untuk setiap
rahmat-Nya yang mengiringi kita sehingga dapat menyelesaikan tugas Critical book
report dengan baik dan tepat waktu.
Tulisan ini sebagai bagian dalam tugas mata kuliah Pendidikan Tari ini di
Universitas Negeri Medan. Tulisan ini berisikan tujuan penulisan buku, ringkasan
buku, dan komentar terhadap buku yaitu kelebihan dan kekurangan buku.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
C.Manfaat Penulisan … ..
D.Identitas Buku …
B.Buku Pembanding I
A.Kelebihan Buku .
B.Kekurangan Buku ..
BAB IV PENUTUP ..
A.Kesimpulan
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan
atau tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada
evaluasi (penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan
buku atau artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi
buku tersebut yang bias mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman
terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata
lain dengan Critical Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis
berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
B.Tujuan Penulisan
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
tugas, khususnya mata kuliah Ilmu Kesejahteraan Keluarga, serta untuk menambah
wawasan yang luas akan pengetahuan khususnya di bagian kesejahteraan keluarga.
Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi Dasar .
C.Manfaat Penulisan
A.Buku Utama
BAB I
MOTIVASI BELAJAR
Secara etimologis kata motivasi berasal dati kata motiv yang artinya dorongan,
kehendak, alasan atau kemauan. Maka, Motivasi, adalah tenaga-tenaga (forces) yang
membangkitkan dan mengarahkan kelakuan individu. Motivasi bukanlah tingkah
laku, melainkan kondisi internal yang komplek, dan tidak dapat diamati secara
langsung, akan tetapi mempengaruhi tingkah laku. Penafsiran motivasi berdasakan
tingkah laku, baik yang verbal maupun non verbal. (Mahfudl , 1990)
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan
dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan dorongan, atau pembangkit tenaga
munculnya suatu tingkah laku tertentu. (Isbandi, 1994)
Motivasi dan Motif menurut Nur Hidayah, (2005) Motivasi adalah suatu proses
untuk menggerakkan motif menjadi perilaku/tindakan untuk memuaskan atau
mencapai tujuan. Sedangkan motif adalah setiap kondisi atau keadaan pada diri
seseorang yang siap untuk memulai atau melanjutkan seperangkat perilaku.
Menurut Sardiman (2007) Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu
kondisi intern(kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat tujuan sangat dirasakan mendesak.
Jenis-jenis Motivasi
Motif Instrinsik yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang
dari luar. Dalam diri individu itu sendiri memang telah ada dorongan itu.
Seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya. Sedangkan motif
Ekstrinsik adalah motif-motif yang berfungsi karena ada perangsang dari luar.
Misalnya seseorang melakukan sesuatu karena ingin mendapatkan hadiah.
Pengklasifikasian motif menjadi motif sadar dan motif tidak sadar semata-mata
didasarkan pada taraf kesadaran manusia terhadap motif yang melatarbelakangi
tingkah lakunya (Handoko, 1992). Apabila ada orang yang bertingkah laku
tertentu, namun orang tersebut tidak bisa mengatakan alasannya, motif yang
menggerakkan tingkah laku itu disebut motif tidak sadar. Sebaliknya, jika
seseorang bertingkah laku tertentu dan mengerti alasannya berbuat demikian,
motif yang melatarbelakangi tingkah laku itu disebut motif sadar. Dalam
kehidupan sehari-hari, ternyata tidak semua tingkah laku selalu disadari motifnya.
Ditinjau dari sudut asalnya, motif pada diri manusia dapat digolongkan dalam
motif biogenetis dan motif yang sosiogenetis, yaitu motif yang berkembang pada
diri orang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk biologis, motifmotif
yang berasal dari lingkungan kebudayaannya (Gerungan, 1987). Motif biogenetis
merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan organisme orang demi
kelanjutan kehidupannya secara biologis. Motif biogenetis ini bercorak universal
dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan tempat manusia berada dan
berkembang. Motif biogenetis ini adalah asli dalam diri orang, dan berkembang
dengan sendirinya Contoh motif biogenetis misalnya lapar, haus, kebutuhan akan
kegiatan dan istirahat, mengambil nafas, seks, buang air
Fungsi Motivasi
Ketika di siang bolong ada tukang becak dengan mengangkut penumpang yang
menggayuh becaknya dengan mantap, demi mencari makan untuk anak istrinya. Para
pemain sepak bola rajin berlatih tanpa mengenal lelah dalam menghadapi olimpiade
sepak bola, karena mengharapkan akan mendapatkan kemenangan dalam
pertandingan yang akan dijalaninya. Para siswa/siswi yang mengurung dirinya demi
mengikuti ebtanas,supaya siswa/siswi tersebut bisa lulus ujian nasional. Anak kecil
yang degan gigih memberi warna pada gambar kucing kesayangannya, karena dia
merasa sangat mencintai kucingnya. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
mereka itu adalah dilatarbelakangi sesuatu yang secara umum disebut dengan
motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mereka melakukan suatu
kegiatan/pekerjaan.
Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak
usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, la sudah rajin mencari bukubuku
untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi
intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan
belajar itu sendiri.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagal contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok
paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji
oleh orang tuanya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin
mengetahi sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat
hadiah. Jadi, kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, motif itu
tidak secara langsung mengikuti dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh
karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalamnya terdapat aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan
dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Dalam kegiata belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan be sar
keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen
lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik.
B.Buku Kedua
BAB I
MOTIVASI BELAJAR
Definisi Motivasi
Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M (2005 : 73)
mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (2008 :
149) mengemukakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak
(move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu,
membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan
keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha
berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku, artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar,
maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Teori motivasi dari Abraham Maslow (1987) merupakan aspek sentral dari
humanism, suatu perspektif yang sangat terkenal dalam psikologi selama tahun
1960an dan 1970an. Dengan berakar pada psikologi klinis dan psikologi konseling,
humanism berfokus pada bagaimana individu memperoleh emosi, sikap, nilai, dan
ketrampilan interpersonal. Teori-teori humanis lebih berakar pada filosofi
dibandingkan pada temuan-temuan penelitian.
Teori motivasi belajar yang sangat banyak dianut adalah teori kebutuhan Maslow.
Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya
adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan
psikis. Oleh kerena itu menurut teori ini, apabila seorang pendidik bermaksud
memotivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa
kebutuhankebutuhan orang yang akan dimotivasinya. Maslow melihat motivasi dari
kebutuhan manusia.
Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang
optimal selain kondisi kesehatan secara umum, intelegensi, dan bakat minat
(Rustam, 1988). Seorang anaka didik bukan tidak bias mengerjakan sesuatu, tetapi
ketidakbisaan itu disebabkan oleh kemauan yang tidak terlalu banyak terhadap
pekerjaan itu. Motif yang kurang menyebabkan dorongan dan kemauan tidak kuat,
sehingga hasil kerjanya tidak sesuai dengan kecakapan. Menurut teori humanistic
dari Maslow (Kolesnik, 1970), motivasi seseorang berasal dari kebutuhannya,
sehingga orientasi manusia berorientasi pada pemuasan kebutuhan dan pencapaian
tujuan.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Hal ini merupakan pertanda bahwa seseorang yang akan dikerjakan itu tidak
menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat oranglain belum tentu
menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan
kebutuhannya.
BAB III
PEMBAHASAN
A.Kelebihan Buku
B.Kelemahan Buku
• Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah asing yang sulit untuk
dipahami
pembaca.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subyek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 1986: 75).
Demikian dalam belajar, prestasi siswa akan lebih baik bila siswa memiliki
dorongan motivasi orang tua untuk berhasil lebih besar dalam diri siswa itu.
Sebab ada kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi
mungkin akan gagal berprestasi karena kurang adanya motivasi dari orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Eni, dkk. 2016. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sidoarjo : Kunci Sukses Guru dan
Peserta didik dalam Interaksi Edukatif.
https://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_pendidikan
https://www.kajianpustaka.com/2013/04/motivasi-belajar.html