Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas
Dosen pengampu : Magdalena Agu Yosali, S. ST.,M.K.M

Disusun Oleh :

Nama: Anita Nur Aeni

Nim: 112210082

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

i
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami ucapkan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbii yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi yang berjudul “Tindak Pidana
Korupsi dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia” dengan tepat waktu.
Tak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada ibu Magdalena Agu Yosali, S.
ST.,M.K.M, selaku dosen pengampu Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu sedia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Diharapkan makalah ini
dapat memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal berkat bantuan,
bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan makalah ini, Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dari segala sisi, serta jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon bimbingan kritik serta saran agar
kedepannya kami dapat membuat makalah yang jauh lebih baik.

Bogor, 04 November 2023

Penyusun

i
i
DAFTAR ISI

MAKALAH..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Tindak Pidana Korupsi.....................................................................3

2.2 Jenis Tindak Pidana Korupsi...............................................................................3

2.3 Penuntutan Perkara Tindak Pidana Korupsi.....................................................17

2.4. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi..................................................................19

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................21

3.2 SARAN.............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23

i
ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diangkat

antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan tindak pidana korupsi dalam peraturan
perundang-undangan?
2. Ada berapa jenis tindak pidana korupsi berdasarkan pasal dalam
peraturan perundang-undangan?
3. Pasal berapakah yang mengatur penuntutan perkara tindak pidana
korupsi dalam kitab undang-undang hukum acara pidana?
4. Apa yang di maksud dengan pengadilan tindak pidana korupsi dan
sebutkan undang-undang terkait tindak pidana korupsi?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun maka tujuan masalah
yang dapat diangkat antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian tindak pidana korupsi dalam peraturan


perundang-undangan
2. Untuk mengetahui jenis tindak pidana korupsi serta dapat memperluas
wawasan tentang pasal perundang-undangan yang mengatur jenis tindak
pidana korupsi
3. Untuk mengetahui pasal yang mengatur penuntutan perkara tindak pidana
korupsi dalam kitab undang-undang
4. Untuk mengetahui Pengadilan tindak pidana korupsi agar Masyarakat
tidak bermain hakim sendiri

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Herpes
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi yang disebabkan olehreaktivasi
virus varicella zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam selneuronal dan
terkadang berada pada sel satelit ganglion radiks dorsalis danganglion sensorik
saraf kranial kemudian menyebar ke jaringan saraf yangsesuai dengan
dermatomnya atau persyarafannya. Herpes zoster inimenyerang kulit dan mukosa.
Infeksi ini merupakan reaktivitas virus yangterjadi primer dengan gejala nyeri,
parestesia, vesikel yang berkelompokdengan dasar kulit yang erimatous dan
edema (Sinaga, 2014).

Herpes zoster merupakan radang kulit akut dan setempat, biasanyaterjadi


pada orang tua yang khas ditandai dengan adanya nyeri radikulerunilateral serta
timbulnya lesi vesikuler (Sihotang dkk., 2018).

Biasanyainfeksi virus bersifat ringan dan dapat sembuh sendirinya, tetapi


HerpesZoster ini dapat menimbulkan keluhan nyeri yang menetap atau neuralgia
paska herpetik (NPH) yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup
(Evina dkk., 2016).

Infeksi ini dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalanterhadap


varicella, seperti seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi olehvaricella dalam
bentuk cacar air. Herpes zoster sering dikatakan sebagai cacarapi atau cacar ular
yang biasanya menyerang kulit karena reaktivitas virusyang terjadi setelah infeksi
primer dan kadang-kadang infeksi berlangsungsub kronis (Pusponegoro dkk.,
2014).

B. Etiologi
Penyebab dari Herpes Zoster ini secara umum adalah Virus Varicella
zoster.Varicella zoster adalah agens virus penyebab dari cacar air dan herpes
zoster. Setelahsembuh dari cacar air, virus Varicella tetap ada dalam tubuh dalam

2
tahap laten seumur hidup. Sebagai virus laten, Varicella tidak akan menunjukkan
gejala apapun, tetapi potensial untuk aktif kembali. Pada tahap reaktivitas,
Varicella muncul sebagai Herpes zoster yang sering disebut sebagai shingles.
Virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter
100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein-virion yang lengkap dengan
diameternya 150-200 nm, dan hanya virion yangterselubung yang bersifat
infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkanoleh bahan organik,
deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi.Masa inkubasinya
14-21 hari.
C. Klasifikasi
Penyakit ini dapat dideteksi dari gejala-gejala yang terjadi diantaranya :

a.Terasa demam, pilek, cepat merasa lelah, dan lemah b.Terasa nyeri
sendi, sakit kepala, dan pusing

c. Rasa sakit seperti terbakar

d.Kulit menjadi sensitive selama beberapa hari hingga satu minggu

e.Timbul bitnik kecil kemerahan pada kulit.

Bintik-bintik kecil yang tumbuh ini lalu berubah menjadi gelembung-


gelembung transparan berisi cairan, persis seperti pada cacar air namun
hanya bergerombol di sepanjang kulit yang di lalui oleh syaraf yang
terkena. Bintik- bintik baru dapat terus bermunculan dan membesar
sampai seminggukemudian. Jaringan lunak di bawah dan di sekitar
lepuhan dapat membengkak untuk sementara karena peradangan yang di
sebabkan oleh virus.Gelembung kulit ini mungkin terasa agak gatal
sehingga dapat tergaruk tanpa sengaja. Jika dibiarkan, gelembung akan
segera mongering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan
terlepas dan meninggalkan bercak berwarna gelap di kulit
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama kelamaan akan pudar tanpa
meninggalkan berkas. Namun, jika gelembung tersebut pecah
olehgarukan, keropeng akan meninggalkan bekas yang dalam dan dapat
membuat parut permanen.

3
Virus varisela-zoster umumnya hanya mempengaruhi satu saraf saja,
pada satu sisi tubuh. Sesekali, dua atau tiga syaraf bersebelahan
dapatterpengaruh. Saraf di kulit dada atau perut dan wajah bagian atas
(termasuk mata) adalah yang paling sering terkena. Herpes zoster di
wajah sering kalimenimbulkan sakit kepala yang parah. Otot-otot wajah
untuk sementara tidak dapat digerakkan. (Ayu, 2018).

D. Pathway
E. Patofisiologi
Virus yang menyebabkan herpes zoster ini adalah golongan varicella yangmula-
mula adalah penyebab dari cacar air atau varicella yang sudah tidak aktif
ataudorman dan kemudian diaktifkan lagi oleh tubuh. Herpes zoster disebabkan
oleh virusherpes yang sama dengan virus penyebab varisella.Selama terjadinya
infeksi varisela, VZV (varicella zoster virus) meninggalkanlesi di kulit dan
permukaan mukosa ke ujung serabut saraf sensorik. Kemudian secarasentripetal
virus ini dibawa melalui serabut saraf sensorik tersebut menuju ke ganglionsaraf
sensorik. Dalam ganglion ini, virus memasuki masa laten dan di sini tidak
infeksius dan tidak mengadakan multiplikasi lagi, namun tidak berarti ia
kehilangandaya infeksinya. Meskipun setiap syaraf dapat terkena, tetapi syaraf
torakal, lumbalatau kranial agaknya paling sering terserang.Bila daya tahan tubuh
penderita mengalami penurunan, akan terjadi reaktivasivirus. Virus mengalami
multiplikasi dan menyebar di dalam ganglion. Inimenyebabkan nekrosis pada
saraf serta terjadi inflamasi yang berat, dan biasanyadisertai neuralgia yang hebat.
VZV (varicella zoster virus) yang infeksius ini mengikuti serabut saraf sensorik
sehingga terjadi neuritis. Neuritis ini berakhir pada ujung serabut saraf sensorik di
kulit dengan gambaran erupsi yang khas untuk erupsi herpes zoster. Virusvaricella
yang dorman atau tidak aktif, akan diaktifkan lagi dan timbul vesikel-
vesikelmeradang unilateral di sepanjang satu dermatom. Kulit di sekitarnya
mengalamiedema dan perdarahan. Keadaan ini biasanya didahului atau disertai
dengan rasa nyerihebat dan / atau disertai dengan rasa terbakar. Herpes zoster
dapat berlangsung selamakurang lebih tiga minggu. Rasa nyeri yang timbul

4
sesudah serangan herpes disebutneuralgie posterpetika dan biasanya berlangsung
beberapa bulan, bahkan kadang-kadang sampai beberapa tahun. Neuralgie
posterpetika lebih sering dialami pasienyang lanjut usia. Jika herpes zoster
menyerang ke seluruh tubuh, paru-paru dan otak maka mungkin akan terjadi suatu
kefatalan. Penyebaran ini biasanya tampak pada pasien menderita limfoma atau
leukemia. Dengan demikian setiap pasien yangmenderita herpes zoster yang
tersebar harus dievaluasi kemungkinan adanya faktor keganasan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Tes diagnostik untuk membedakan dari impetigo, kontak dermatitisdan herps
simplex :
a.Tzanck Smear : mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat
membedakanherpes zoster dan herpes simplex.
b.Kultur dari cairan vesikel dan tes antibody : digunakan untuk
membedakandiagnosis herpes virus
c.Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
d.Pemeriksaan histopatologi
e.Pemerikasaan mikroskop electron
f.Kultur virus
g.Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ
h.Deteksi antibody terhadap infeksi virus

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Tindak pidana korupsi dengan motif ekonomi yang awalnya bersifat
konvensional seperti pencurian, penipuan dan penggelapan, kini berkembang
menjadi semakin kompleks karena melibatkan pelaku yang terpelajar dan
seringkali bersifat transnasional atau lintas negara. Jenis kejahatan ini selain
menghasilkan banyak harta kekayaan sekaligus juga melibatkan banyak dana,
sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tindak pidana tersebut.
Dengan kompleksitas seperti ini maka penanganan tindak pidana menjadi semakin
rumit dan sulit untuk ditangani oleh penegak hukum.

5
Korupsi berasal dari kata Latin “Corruptio” atau “Corruptus” yang
kemudian muncul dalam bahasa Inggris dan Prancis “Corruption”, dalam bahasa
Belanda “Korruptie” dan selanjutnya dalam bahasa Indonesia dengan sebutan
“Korupsi”. Korupsi secara harfiah berarti jahat atau busuk, rusak, atau dapat
disuapi. Oleh karena itu, tindak pidana korupsi berarti suatu delik akibat
perbuatan buruk, busuk, jahat, rusak atau suap. Tindak pidana korupsi adalah
kegiatan yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok, dimana
kegiatan tersebut melanggar hukum karena telah merugikan bangsa dan negara.
Dalam UndangUndang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan konvensi
perserikatan bangsabangsa anti korupsi, menjelaskan bahwa pengertian tindak
pidana korupsi adalah ancaman terhadap prinsip-prinsip demokrasi yang
menjunjung tinggi transparansi, integritas dan akuntabilitas, serta keamanan dan
strabilitas bangsa Indonesia. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bagian
dari hukum pidana khusus di samping mempunyai spesifikasi tertentu, seperti
adanya penyimpangan hukum acara, maka tindak pidana korupsi dimaksudkan
menekan seminimal mungkin terjadinya kebocoran dan penyimpangan terhadap
keuangan dan perekonomian negara.

Pengertian tindak pidana korupsi sangat sulit definisikan, hal ini


dikarenakan dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah menjadi
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi, tidak menjelaskan secara kata per-kata pengertian dari “tindak pidana
korupsi”, melainkan tindak pidana korupsi dapat dilihat dari jenis perbuatan
pidana yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana tersebut.

3.2 SARAN
Dibuatnya makalah ini diharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan
mengerti tentang tindak pidana korupsi. Kurangnya atau kesalahan penulis dalam
mengerjakan makalah ini tidak lain karena masih dalam tahap pembelajaran.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya
agar makalah ini menjadi lebih baik ke depannya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2018).
Nursing Interventions Classification (NIC) sixth edition.
United State of America: ISBN.Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., &
Swanson, E. (2017). Nursing OutcomesClasification (NOC) fifth edition.
United State of America: ISBN.Harahap, & Marwali. (2018). Ilmu Penyakit Kulit.
Jakarta: Hipokrates.M, L., Price, Sylvia,, & Willson,. (2016).
Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. Jakarta:EGCMarwali, & Harapan.
(2018).
Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates. Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015).

Anda mungkin juga menyukai