Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

ASEMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN


RANCAEKEK, KABUPATEN BANDUNG

DESEMBER 2022
PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

KATA PENGANTAR
Penyusunan Proposal “Asesmen Gedung Arsip Bank BTN Rancaekek Bandung”
disusun sebagai acuan dalam penetapan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

Konsultan mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk dapat
menyampaikan proposal pekerjaan ini.

Atas kepercayaan untuk menggunakan keahlian kami dalam upaya penyelesaian


pekerjaan ini, kami telah berusaha menghasilkan produk yang berkualitas baik.

Harapan kami hasil dari penyusunan proposal ini sudah memenuhi apa yang
diharapkan pemberi tugas.

Bandung, Desember 2022


Hormat kami,

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING i


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Pekerjaan


Nama Pekerjaan : Asesmen Gedung Arsip Bank BTN
Rancaekek Bandung

1.2. Latar Belakang


Gedung arsip Bank BTN yang terlatak di Jl. Nusa Indah Raya, Rancaekek Wetan,
Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, pada saat ini mengalami kerusakan
antara lain: (a) pelapukan dinding dan plafon akibat lembab, (b) retak dinding.
Berdasarkan foto yang disampaikan lembab kemungkinan juga juga sudah
mencapai bagian elektrikal, Gambar 1.1

Gambar 1.1 Kerusakan dalam Gedung Arsip Bank BTN Rancaekek

Kerusakan tersebut dapat membahayakan arsip karena kelembaban


merusak arsip juga lembab pada bagian elektrikal dapat menyebabkan arus pendek
yang dapat menimbulkan potensi kebakaran.
Sebagai langkah mitigasi terhadap potensi bahaya tersebut, perlu dilakukan
asesmen terhadap seluruh aspek bangunan yang meliputi: (a) aspek arsitektur, (b)

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 2


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

aspek struktur, dan (c) aspek MEP (mekanika, eletrikal, dan plambing). Asesmen ini
akan memberikan rekomendasi sehingga bangunan akan aman untuk barang dan
juga personil yang akan bertugas di dalamnya.

Visitasi ke lokasi telah dilakukan pada


tanggal 20 Desember 2022 dan beberapa
kondisi kerusakan dapat disampaikan
sebagai berikut:
a. Gedung dalam kondisi tidak terawatt
dengan baik.
b. Gedung terdiri dari 2 massa bangunan
yaitu 1 lantai dan 2 lantai. Kedua bangunan
mengalami penurunan yang diindikasikan
dari retak dinding dan juga pagar tembok.
c. Kebocoran parah terjadi pada
pertemuan 2 gedung ini.
d. Seluruh elektrikal gedung perlu
diperiksa kembali agar tidak terjadi arus pendek.
e. Lift barang (Dump Waiter) tidak dapat difungsikan.
f. Arsitektural gedung perlu dikaji dan diperbaiki.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari pekerjaan ini adalah pemeriksa struktur yang memuat masukan, azas,
kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan penyusunan rekomendasi
terhadap pemeriksaan struktur gedung arsip Bank BTN di Rancaekek, Kabupaten
Bandung. Sehingga, pemilik bangunan dapat memiliki langkah penanganan yang
tepat terhadap bangunan tersebut.

1.4. Sasaran
Konsultan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai standar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dengan menghasilkan produk atau

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 3


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

rekomendasi yang sesuai dengan norma, standar, pedoman, dan manual yang
terkini.

1.5. Ruang Lingkup dan Lokasi Kegiatan


a. Lingkup Kegiatan
o Lingkup Wilayah Pemeriksaan;
Lingkup wilayah untuk pekerjaan pemeriksaan arsitektur, struktur dan MEP
untuk keamanan gedung arsip Bank BTN.
o Lingkup Kegiatan Pemeriksaan;
Lingkup pekerjaan dalam rangka pemeriksaan struktur gedung arsip ini
sebagai berikut:
a) Melakukan visual survey dan dokumentasi kondisi eksisting seperti
pengecekan adanya retak struktur, spalling concrete, pengecekan
sumber kebocoran, adanya lendutan dan sebagainya. Survey visual ini
juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi terhadap aspek
arsitektural.
b) Melakukan pengukuran /dimensioning.
c) Melakukan pengecekan integritas dan kondisi struktur eksisting.
d) Melakukan pengujian Non Destructive Test (NDT) untuk pengujian
estimasi mutu beton, susunan tulangan baja, dan mutu tulangan.
e) Melakukan pengujian aspek MEP terutama bidang elektrikal terhadap
kondisi pengkabelan dan sistem penangkal petir. Juga terhadap sistem
tata udara jika diperlukan.
f) Melakukan pengujian Destructive Test (DT) untuk pengujian aktual kuat
tekan beton, korosi tulangan baja dan karbonasi beton.
g) Melakukan analisis struktur eksisting.
h) Memberikan rekomendasi perbaikan /perkuatan untuk aspek
arsitektur, struktur, dan MEP.

b. Lokasi Kegiatan
Lokasi Pekerjaan pemeriksaan struktur Gedung arsip Bank BTN yang terletak di Jl. Nusa
Indah Raya, Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
40394

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 4


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

1.6. Kualifikasi Personil


Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini sekurang-
kurangnya adalah:
a. Tenaga Utama

1) Ketua Tim (Team Leader)


Mempunyai sertifikat keahlian bidang sipil, dengan kualifikasi Ahli Madya
memiliki SKA Ahli Bangunan Gedung, disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata 2 (S.2) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang sipil /struktur bangunan gedung sekurang-kurangnya 5
(llima) tahun. Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.

2) Ahli Geoteknik
Mempunyai sertifikat keahlian bidang geoteknik, dengan kualifikasi Ahli Muda
geoteknik, disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S.1) Jurusan Teknik
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di bidang arsitektur
bangunan gedung sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. Tugas utamanya adalah
melaksanakan seluruh pekerjaan bidang geoteknik dan melaksanaan pekerjaan
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

3) Ahli Mekanikal, Elektrikal, Plambing


Mempunyai sertifikat keahlian bidang MEP, dengan kualifikasi Ahli Muda MEP,
disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata 1 (S.1) Jurusan Teknik
Mesin/Elektro/Fisika Teknik lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan di
bidang arsitektur bangunan gedung sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. Tugas
utamanya adalah melaksanakan seluruh pekerjaan bidang MEP dan
melaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 5


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

b. Tenaga Pendukung
Disamping tenaga ahli dibutuhkan tenaga pendukung sebagai tenaga
penunjang pekerjaan ini antara lain:

1. NDT Operator
Tenaga yang disyaratkan seorang lulusan minimal SMK/SMU sederajat.
Tenaga kerja dimaksud berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun, jumlah tenaga dibutuhkan adalah 5 (lima) orang yang terdiri
dari:
a) Operator NDT Struktur: 2 orang
b) Operator NDT Geoteknik: 2 orang.
c) Operator NDT MEP: 1 orang

2. Operator CAD
Tenaga yang disyaratkan seorang lulusan minimal SMK jurusan Teknik atau
D3 Teknik sipil/bangunan/arsitektur yang berpengalaman dibidangnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun, jumlah tenaga dibutuhkan adalah 1
(satu) orang.

1.7. Keluaran
Keluaran (output) yang dihasilkan antara lain sebagai berikut :
1) Laporan hasil visual /investigasi analisis arsitektur, struktur dan MEP
berikut rekomendasi penanganan gedung dengan menyertakan
dokumentasi (hardcopy dan softcopy)sebanyak 3 (tiga) rangkap.
2) Flashdisk berisi seluruh laporan.

1.8. Pelaporan
Laporan/dokumen yang harus diserahkan 60 (enam puluh) hari setelah SPMK
kepada Pengguna Jasa, dalam bentuk:
a. Laporan hasil visual /investigasi analisis arsitektur, struktur, dan MEP berikut
rekomendasi penanganan gedung dengan menyertakan dokumentasi (hardcopy
dan softcopy) sebanyak 3 (tiga) rangkap.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 6


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

b. Keseluruhan dokumen merupakan pertanggung jawaban kinerja kepada


pengguna jasa.

1.9. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 60 (enam puluh) hari kalender sejak
diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 7


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

BAB 2. METODOLOGI

2.1. Referensi dan Standar


Norma, standar (code), pedoman, dan manual yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah:
1. SNI 03-2847-2013 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung.
2. SNI 1726-2019 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan
gedung dan non gedung.
3. SNI 1727-2013 Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.
4. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (ISBN 978-602-5489-
01- 3)
5. Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 1727 :
2020)
6. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847 : 2019)
7. Persyaratan Geoteknik Untuk Bangunan (SNI 8460 : 2017)
8. ASTM C805/C805M – 13. Standard Test Method for Rebound Number of
Hardened Concrete.
9. BS 1881-202:1986. Testing concrete. Recommendations for Surface Hardness
Testing by Rebound Hammer.
10. ASTM C597-09. Standard Test Method for Pulse Velocity through Concrete.
11. BS 1881-203:1986. Testing concrete. Recommendations for Measurement of
Velocity of Ultrasonic Pulses in Concrete.
12. BS 1881: Part 204, Recommendations on the use of electromagnetic
covermeters.
13. BS 1881, Concrete Testing for Strength.
14. RSNI 4803:20xx: Metode Uji Angka Pantul Beton Keras (ASTM C 805-02)
15. SNI 03-2492-2002: Pengambilan dan Pengujian Beton Inti.
16. Surat Ederan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor:
25/SE/M/2015 tanggal 23 April 2015: Pedoman Metode Uji Pengukuran
Kedalaman Karbonasi Beton Keras.
17. AS 2670.2–1990 General guidance on human response to building vibrations.
18. ISO 2631–2:2003 Mechanical vibration and shock.
PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 8
PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

19. BS 6472 –1:2008 Guide to evaluation of human exposure to vibration in


buildings. Vibration sources other than blasting.
20. ACI 562-16 Code Requirements For Assessment, Repair, and Rehabilitation of
Existing Concrete Structures and Commentary.
21. ACI 440.2R-17 Guide for the Design and Construction of Externally Bonded
FRP Systems for Strengthening Concrete Structures.
22. Persyaratan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik ( PUIL ) 2000 dan
PLN setempat

2.2. Metodologi Asesmen


Pertama yang diperlukan dalam melakukan asesmen bangunan adalah
pengumpulan data eksisting seperti as built drawing, data perencanaan dan
informasi terkait bangunan eksisting gedung. Sebagaimana informasi dari pihak
BTN bahwa kemungkinan besar gambar rencana atau as-built-drawing dari gedung
arsip ini tidak tersedia. Dengan demikian tahapan pekerjaan asesmen ini adalah:
a. Visitasi untuk mengetahui kondisi. Hal ini telah dilakukan pada tanggal 20
Desember 2022.
b. Pengukuran geometri struktur dan elemen struktur.
c. Pengukuran ketegakan (verticality) bangunan dengan menggunakan alat
waterpass dan total station.
d. Soil investigasi yang terdiri dari uji sondir (CPT) 2 titik dan bor dalam (SPT)
30 meter 1 titik yang dilanjutkan dengan uji karakteristik tanah untuk
keperluan perencanaan pondasi.
e. Uji tak merusak (NDT – Non Destructive Test) yang dilakukan pada elemen
struktur gedung.
f. Analisa struktur berupa pemodelan dengan menggunakan software SAP2000
berdasarkan data hasil ukur dan beban serta kombinasi beban sesuai dengan
standar Indonesia yang terbaru.

Metodologi dan tahapan assessment yang dilakukan diberikan dalam Gambar 2.1.
mengacu pada ACI 201.1R-08 Guide for Conducting a Visual Inspection of Concrete
in Service.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 9


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

Gambar 2.1 Metodologi Assessmen

Gambar ini menunjukkan bahwa untuk melakukan inspeksi visual harus


direncanakan pada suatu dokumen “visual inspection plan”. Peta rencana visual
inspeksi diberikan dalam Gambar 2.1.

Selanjutnya, setelah selesai dilakukan inspeksi visual, dilanjutkan dengan proses


pengujian dan pengukuran berupa uji tak merusak (non destructive test – NDT) atau
uji merusak (destructive test – DT).

2.3. Pengamatan Visual Pada Struktur


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam pelaksanaan pengamatan visual
yakni pengamatan lokasi.
a. Dokumentasi berupa foto dan video (data sekunder);
b. Mengamati secara visual kerusakan-kerusakan yang terjadi pada struktur,
melakukan identifikasi dan pemetaan kerusakan seperti:
1) Deformasi berlebih baik lokal (tekuk) maupun global (lendutan).
2) Retak pada elemen struktur beton.
3) Korosi pada besi tulangan dan baja profil elemen struktur.
PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 10
PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

4) Di samping itu, dilakukan pula pengumpulan data-data sekunder


meliputi kondisi struktur yang ada (informasi teknis dan operasional).

Pengamatan visual pada struktur baja terhadap indikasi kerusakan, antara lain
sebagai berikut:
1) Korosi;
2) Deformasi;
3) Retak/crack pada sambungan las.

Pengamatan visual pada struktur beton terhadap indikasi kerusakan antara lain
sebagai berikut:
1) Retak dan munculnya gel berwarna putih (bunga garam-kering);
2) Keluarnya cairan karat dari bagian yang retak;
3) Pengelupasan dan kerontokan beton penutup;
4) Terbukanya baja tulangan;
5) Honeycomb (bagian beton yang adukan semennya tidak cukup karena
kekurangan pada saat konstruksi).

2.4. Metoda Inspeksi


Rencana perkuatan atau retrofit suatu bangunan atau struktur memerlukan data
pendukung yaitu kondisi eksisting baik geometri, properti penampang, maupun
properti material. Untuk itu perlu dilakukan assessment yang perlu didahului
dengan inspeksi visual dan disusul dengan pengujian tak merusak (NDT).

Maksud dibuatnya Rencana Inspeksi Visual adalah untuk mendapatkan informasi


tentang kerusakan struktur yang dicatat secara rinci dengan mengacu pada
standard dan juga berdasarkan pengalaman inspector.

Tujuan dari dokumen yang terverifikasi ini adalah menjadi dasar implementasi
inspeksi visual dan selanjutnya menjadi pegangan untuk penentuan titik uji NDT.
Perlu diperiksa kesesuaian metoda inspeksi dari ACI 201.1R-08 dengan SOR
sehingga pelaksanaan inspeksi mengacu pada standar yang berlaku.
Ini merupakan penyederhanaan dari formulir yang dituangkan dalam ACI 201.1R-
08. Untuk memudahkan pelaksanaan inspeksi visual maka diusulkan untuk

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 11


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

menggunakan formulir dan disampaikan dalam Tabel di bawah ini. Satu lembar
formulir ini akan digunakan untuk satu jenis elemen struktur yang dilakukan
inspeksi visual, Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Contoh Formulir Inspeksi Visual

Kondisi
Jenis Elemen Lingkungan
No Foto Kondisi dan Key Plan Kondisi Elemen
Struktur dan
Pembebanan
a. Kenampakan Elemen
struktur
a.1 Settlement
a.2 Deflection
a.3 Expansion
a.4 Contraction
b. Kondisi Permukaan
Beton
b.1 Retak: Tipe, Pola, Lebar
b.2 Spalling, Potouts, Scalling,
Delamination,
Disintegration: Tipe,
Luasan, Pola, Kedalaman.
b.3 Pelapukan: Luasan.
c. Tulangan
Terekspos/Terkorosi
c.1 Kuantitas
c.2 Tingkat korosi

Pemeriksaan kerusakan dimaksudkan agar mengetahui secara detail lokasi-lokasi


terjadinya kerusakan, kasus kerusakan, dan tingkat kerusakan. Berdasarkan
pemeriksaan visual dapat diidentifikasi bahwa jenis kerusakan yang terjadi antara
lain:
1. Retak (Crack)
Retak (crack) adalah pecah pada beton dalam garis-garis yang relatif panjang
dan sempit. Retak ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab: (1) evaporasi air
dalam campuran beton terjadi dengan cepat akibat cuaca yang panas, kering
atau berangin. Retak akibat keadaan ini disebut plastic cracking, (2) Bleeding
yang berlebihan pada beton, akibat prose curing yang tidak sempurna. Retakan
bersifat dangkal dan saling berhubungan pada permukaan pelat dan retak ini
disebut crazing, (3) Reaksi antara alkali dan agregat, retakan yang terbentuk
sekitar 10 tahun atau lebih setelah pengecoran dan selanjutnya menjadi lebih
dalam dan lebar, retakan saling berhubungan satu dengan lainnya, (4) daya
dukung elemen struktur terlampaui, atau (5) korosi tulangan yang
menyebabkan penambahan volume tulangan.

Pada umumnya elemen struktur direncanakan untuk diijinkan terjadi retak


PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 12
PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

pada batas tertentu kecuali untuk struktur yang berupa tampat penampungan
zat cari yang tidak diijinkan untuk terjadinya retak karena akan terjadi
kebocoran. Lebar retak beton yang diijinkan pada elemen beton struktur
diberikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Lebar Retak yang Dapat Ditoleransi

Lebar Retak yang


Kondisi Keterbukaan Dapat ditoleransi
inci mm
Udara kering atau membran pelindung 0.016 0.41
Kelembaban, udara lembab, tanah 0.012 0.3
Bahan kimia peleleh es 0.007 0.18
Air laut dan percikan air laut; pembasahan atau 0.006 0.15
pengeringan
Struktur penahan air (tak termasuk pipa tak 0.004 0.10
bertekanan)

2. Scalling / Spalling / Erosion


Kerusakan jenis ini adalah pengelupasan dangkal pada permukaan yang dapat
ditimbulkan oleh beberapa sebab, diantaranya: (1) eksposisi (terpapar)
berulang terhadap pembekuan dan pencairan sehingga permukaan terkelupas.
Keadaan ini disebut sebagai scalling, (2) Melekatnya material pada permukaan
bekisting sehingga permukaan beton terlepas dalam kepingan atau bongkah
kecil, keadaan ini disebut spalling, (3) Terlepasnya partike sehalus debu yang
dapat terdiri dari semen yang sangat halus atau agregat yang sangat halus,
terlepas akibat abrasi misalnya akibat cucuran air, hal semacam ini disebut
dusting, (4) terdapatnya material organik dalam campuran, kontaminasi yang
reaktif atau korosi pada tulangan dapat menimbulkan rongga pada beton yang
disebut sebagai popouts, juga dapat disebabkan ekspansi agregat yang porous
segera setelah pengecoran sampai setahun lebih tergantung permeabilitas
beton dan ketidakstabilan volume agregat yang digunakan, (5) Disintegrasi
beton pada lokasi aliran air turbulen akibat pecahnya gelembung pada air, atau
erosi. Erosi seperti ini sering disebut water cavitation. Erosi oleh air dimana
abrasi oleh benda-benda padat yang tersuspensi dalam air terhadap
permukaan beton mengakibatkan disintegrasi beton.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 13


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

2.5. Pengujian Lapangan


Pengujian struktur terdiri dari pengambilan sampel, pengujian lapangan dan
pengujian di laboratorium. Pengujian sampel di laboratorium yaitu uji kadar
klorida. Berikut ini disampaikan alat yang digunakan dan luaran dari pengujian
lapangan dan laboratorium.

2.5.1. Hammer Schmidt


Berikut ini disampaikan metoda pengujian hammer Schmidt:
a. Setelah penentuan titik ujung plunger hammer ditempelkan pada titik-titik
yang akan diuji dengan arah hammer tegak lurus atau miring bidang
permukaan beton yang akan dites.
b. Kemudian plunger ditekan secara perlahan pada titik tembak dengan tetap
menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap
masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton dan
tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer.
c. Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah
ditetapkan semula dengan cara yang sama.
d. Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik, yaitu hubungan
antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat
hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.
e. Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu
hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.

Gambar 2.5.2 Pengujian Hammer Schmidt

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 14


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

2.5.2. Ultrasonic Pulse Velocity (UPV)


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendapatkan data kualitas beton yang
didasarkan pada kecepatan rambat suara dalam beton.
Prinsip kerja pengujian ultrasonik adalah mengubah energi gelombang listrik yang
dibangkitkan oleh pembangkit pulsa tranducer pengirim (T) menjadi energi
gelombang mekanik yang selanjutnya merambat pada beton. Setelah sampai pada
probe receiver (R) energi gelombang tadi diubah kembali menjadi energi
gelombang listrik yang selanjutnya melewati penguat dan dihitung/ditampilkan
waktu tempuh tersebut dalam pencacah digital.
Pengukuran kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada beton dinyatakan
persamaan sebagai berikut:
V=L/T
dengan : V = Kecepatan rambat gelombang ultrasonik (km/sec)
L = Jarak tempuh (mm)
T = Waktu tempuh gelombang ultrasonik (m sec)

Metode Pengujian Kualitas Beton


Kualitas beton ditentukan oleh nilai kecepatan rambat gelombang ultrasonik yang
dihitung menurut persamaan di atas, dimana jarak tempuh (L) merupakan
pengukuran jarak yang ditentukan langsung dilapangan, sedangkan waktu tempuh
(T) adalah tampilan pencacah digital. Pengukuran waktu tempuh (T) dilakukan
dengan metoda transmisi langsung (direct) sesuai dengan metoda pada ASTM C.
597-83 dan BS 1881 : Part 203:1986. Kualitas beton dapat dinilai dengan acuan
besarnya UPV seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tingkat Kualitas Beton Berdasarkan Uji UPV

Kecepatan rambat gelombang ultrasonik (UPV)


Kualitas Beton
(km/sec)
> 4.5 Sangat baik
3.5 – 4.5 Baik
3.0 – 3.5 Cukup Baik
2.0 - 3.0 Buruk
< 2.0 Sangat Buruk
Sumber: Neville, AM., Properties of Concrete, 1977 , Fittman Publishing Ltd, London, page 506.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 15


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

Gambar 2.3 Pengujian Ultrasonic Pulse Velocity

2.5.3. Rebar Scan / Profometer


Profometer digunakan untuk menentukan posisi tulangan, tebal selimut beton dan
diameter tulangan. Alat ini terdiri dari satu buah probe universal untuk
menentukan lokasi tulangan, tebal selimut beton dan diameter tulangan.
Tambahan Alat:
• Pensil atau kapur untu menandai lokasi tulangan.
• Meteran untuk megukur jarak antar tulangan.
Prinsip Pembacaan:
• Gunakan probe untuk menentukan lokasi dari tulangan, lalu tandai dengan
kapur. Lalu tentukan lokasi lain yang bersebelahan/ sejajar hingga didapat
beberapa titik yang terdeteksi, kemudian ukur jarak antar titik tersebut untuk
menetapkan jarak antar tulangan.
• Dari lokasi tulangan terdekat dengan permukaan, ukur tebal selimut beton
dengan menggunakan probe.
• Untuk menentukan diameter tulangan, tempatkan probe pada lokasi yang telah
ditemukan lokasi tulangannya seperti cara di atas.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 16


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

Gambar 2.5.4 Pengujian Rebar Scan (Profometer)

2.5.4. Pemetaan Korosi Tulangan Pada Pelat Lantai


Metoda pengujian ini untuk menentukan indikasi bahwa tulangan pada beton telah
terkorosi dengan metoda Potensial Setengah Cell (Half Cell Potential) ASTM C 876-
91. Alat yang dipakai adalah Corrosion Analysis Instrument (CANIN). Laju korosi
tulangan pada beton dilakukan secara random (acak) dimana penentuannya
tergantung dari hantaran potensial listrik yang akan diterima oleh Probe Cu/CuSO4,
adapun penentuan peluang korosinya sebagai berikut:
 Bila nilai potensial < -0.20 mV, menyatakan peluang baja tulangan tidak
terkorosi diatas 90 %.
 Bila nilai potensial antara -0.200mV s/d -0.350 mV, aktivitas korosi tidak tentu,
peluang 50:50%.
 Bila nilai potensial > -0.350 mV, peluang baja tulangan terkorosi diatas 90%.
Perlengkapan Alat Uji
 Multimeter, terdiri dari:
o Probe Cu/CuSO4
o Transmitter
 Alat Bantu, terdiri dari:
o Alat pengukur
o Ampelas & Kape

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 17


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

Pelaksanaan uji:
 Penandaan
 Pada tulangan elemen struktur beton yang akan diuji diberi tanda berdasarkan
nomor struktur (sumbu struktur).
 Pada selimut beton yang tebal (lebih tebal dari 3 cm), untuk mencapai tulangan
digunakan alat core drill.

Gambar 2.5 Pengujian CANIN (Pemetaan Korosi)

2.5.5. Pengujian Karbonasi


Metoda pengujian ini untuk menentukan indikasi bahwa beton telah terkarbonasi
dengan larutan Phenopthalein sebagai indicator. Pengaruh karbonasi pada beton
dapat diketahui dengan cara menyemprotkan larutan phenopthalein pada hasil
core drill. Pengaruh phenopthalein pada beton adalah sebagai berikut:
• Larutan phenophthalein pada beton berwarna merah, apabila pH beton lebih
besar daripada 8 (bersifat basa) dan beton belum terkarbonasi.
• Larutan phenopthalein pada beton tidak berwarna, apabila pH beton lebih kecil
dari 8 (bersifat asam) sehingga beton telah terkarbonasi.
Peralatan Uji
• Larutan Phenophthalein (C20H14O4)
• Botol penyemprot (sprayer)

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 18


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

Gambar 2.6 Pengujian Karbonasi

2.5.6. Pengujian Crack Depth


Pengujian kedalaman retak pada beton dilakukan dengan menggunakan alat uji
UPVT yang merupakan metode uji tak rusak untuk beton menggunakan rambat
gelombang suara ultrasonik. UPVT yang digunakan adalah jenis portable yaitu
Portable Ultrasonic Non – Destructive Digital Indicating Tester (PUNDIT). Komponen
alat terdiri dari:
 Pundit touchscreen lengkap dengan Battery
 transducer 54 kHz ( 1 transmitter dan 1 receiver)
 2 BNC cable 1,5 m
 1 Calibration Rod
Untuk estimasi kedalaman retak dilakukan dengan indirect method. Prinsip
kerjanya adalah mengukur waktu perambatan gelombang suara ultrasonic dari
transmitter ke receiver pada satu bidang permukaan yang apabila gelombang suara
melewati garis retak akan terjadi loncatan waktu. Cara pengukuran ini ditunjukkan
pada Gambar 2.7.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 19


PROPOSAL
ASESMEN GEDUNG ARSIP BANK BTN RANCA EKEK BANDUNG

Gambar 2.7 Pengujian Kedalaman Retak

Mula-mula buat penandaan pada dua pasang titik yang saling berseberangan
diantarai oleh keretakkan. Letakkan transmitter dan receiver pada titik pertama
hingga diperoleh hasil pengukuran kemudian ulangi dengan cara yang sama pada
titik yang di belakangnya.

PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING 20

Anda mungkin juga menyukai