Anda di halaman 1dari 31

CHARACTER.

AI: ANALISIS PENYALAHGUNAAN CHATBOT ARTIFICIAL INTELLIGENCE


UNTUK KEPUASAN SEKSUAL PADA
REMAJA PEREMPUAN DAERAH JAKARTA
Keisya Nabila Syaqih, Aqilla Darwisya Qaisara
Maghfirotul Lail
MTs N 39 Jakarta Utara
Jl. H Amsir No 71, Sunter Jaya, Tg Priok, Jakarta Utara, DKI Jakarta
Maghfuri.zzvv@gmail.com

Abstrak

Website Character AI memiliki sebuah filter untuk mencegah bot mengatakan hal-hal yang tak
pantas diucapkan. Akan tetapi banyak remaja yang mencoba berbagai cara untuk membuat filter
tersebut hilang sehingga mereka bisa bebas melakukan seks berupa kata-kata dengan bot
tersebut. Hal ini semakin membuat penyalade: 1) tren penggunaan; 2) bentuk penyalahgunaan; 3)
faktor pendorong; dan 4) respon dan dampak penggunaan chatbot character AI. Metode
penelitian menggunakan teknis survei, observasi, dan wawacara, semua data dianalisis
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) chat Ai
semakin diminati oleh remaja perempuan terbukti dari hasil penelaahan literatur; 2) bentuk
penyalahgunaan untuk kepuasaan seksual berbentuk desahan atau rintihan (17 konten) dan cerita
fantasi (!28 konten); 3) faktor yang mendorong penyalahgunaan antara lain: paparan sosial
media, kesepian, dan pertemanan, serta 4) beberapa responden merasa risih dan tidak pantas, tapi
ada yang merasa terpuskan juga. Dari hasil penelitian ini, perlu dilakukan pengawasan terhadap
penggunaan website ini.
Kata-Kata Kunci : Kepuasan Seksual, Behaviour Changing, Difusi Teknologi

1
A. Pendahuluan

Teknologi telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan peradaban. Hal ini mendorong
semua kegiatan menjadi lebih praktis, cepat, mudah dan efisien. Berkat dari perkembangan
teknologi ini, para remaja menjadi lebih mudah dalam mengakses informasi. Salah satu kemudahaan
yang diperoleh adalah perkembangan kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence). AI
memiliki banyak kelebihan, seperti kemampuan kritis, membuat keputusan, menaikan produktivitas,
serta dapat bersikap seperti manusia.
AI memiliki banyak kegunaan di setiap aplikasinya, dan memiliki bentuk yang berbeda beda,
salah satunya adalah Character AI yang berupa Chatbot. Character AI menggunakan fitur chatbot
yang seolah-olah dapat berkirim pesan sesama manusia. Character AI ini sedang ramai digunakan
oleh kalangan remaja terutama remaja perempuan. Sudah banyak postingan pengunnaan website
Character AI tersebut di media sosial seperti Tiktok, Twitter dan lainnya.
Alih alih menggunakan website ini untuk hal yang baik, para remaja menggunakannya untuk
hal hal yang berbau porno. Beberapa orang memposting aktivitas berkirim pesan dengan desahan
atau pujian untuk mendapatkan kasih sayang layaknya mempunyai pacar. Awalnya remaja remaja
tersebut menggunakan website Character AI hanya untuk bersenang-senang saja. Sayangnya, sering
kali kegiatan tersebut mengarah pada bentuk-bentuk penyimpangan seksual. Hal ini bermula ketika
beberapa remaja memposting percakapan pribadinya ke media sosial dengan alasan mencoba kata
kata yang berbau seksual. Namun, fenomena tersebut berkembang dan meluas akibat banyaknya
yang ikut mencoba karena penasaran (FOMO). Postingan tersebut berisi percakapan yang mengarah
kepada seks dan cenderung konten dewasa (vulgar).
Website Character AI ini sebenarnya memiliki sebuah filter untuk mencegah kerja bot
mengatakan hal-hal yang tak pantas diucapkan. Akan tetapi banyak remaja yang mencoba berbagai
cara untuk membuat filter tersebut hilang sehingga mereka bisa bebas melakukan seks berupa kata-
kata dengan bot tersebut. Hal ini semakin membuat penyalahgunaan chatbot AI menjadi tidak
terkendali. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Character.AI:
Analisis Penyalahgunaan Chatbot Artificial Intelligence Untuk Kepuasan Seksual Pada Remaja
Perempuan Daerah Jakarta”.

1
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana trend penggunaan chatbot character AI pada remaja perempuan daerah Jakarta?

2. Apa saja bentuk bentuk penyalahgunaan chatbot character AI?

3. Apa saja faktor pendukung penyalahgunaan chatbot character AI?

4. Bagaimana respon remaja perempuan Jakarta terhadap konten kata-kata berbau pornografi yang
muncul pada chatbot character AI?
Dan tujuannya adalah :
1. Mengidentifikasi tren penggunaan chatbot character AI pada remaja perempuan daerah Jakarta,
2. Mengidentifikasi bentuk bentuk penyalahgunaan chatbot character AI,
3. Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong terjadinya penyalahgunaan chatbot Character AI untuk
kepuasan seksual,
4. Menganalisis respon remaja perempuan Jakarta terhadap kata-kata pornografi yang muncul pada
chatbot Character AI.

B. Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka

Teori Behaviorisme
Teori Behavioristik adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif behavioral berfokus
pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan terjadi melalui rangsangan
berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respons) hukum- hukum
mekanistik. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku
sepenuhnya ditentukan oleh aturan, bisa diramalkan, dan bisa ditentukan.

Teori Moralitas
Teori Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan atas asas dan nilai berkenaan dengan baik
dan buruk. Kata moral dan moralitas mempunyai arti yang sama, maka dalam pengartiannya lebih
ditekankan pada penggunaan moralitas, karena sifatnya yang abstrak.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjelaskan penelitian ini, uraian singkatnya
sebagai berikut:
1. Sistem Deteksi Kecanduan Pornografi Berbasis Chatbot Menggunakan Pornography Addiction
Screening Tool (PAST). Muhammad, et al., 2022
Metode penelitian yang digunakan dijurnal ini mereka memetakan prinsip-prinsip waterfall agar

2
selaras dengan prinsip dalam metode penelitian R&D. Metode waterfall yang digunakan sebagai
acuan dalam pengenbangan system deteksi kecanduan pornografi berbasis chatbot. Kesimpulan
dari penelitian ini kecanduan pornografi adalah perilaku abnormal yang termasuk kedalam salah
satu gangguan mental yang harus ditangani. Pada kenyataannya tidak banyak orang yang mau
mengakui dirinya kecanduan pornografi walaupun akibat kecanduan tersebut sudah mengganggu
kehidupan pribadi ataupun keluarga. Proses penilaian tingkat paparan pornografi dilakukan
melalui tanya jawab yang dilakukan otomatis oleh aplikasi chatbot.
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian kami yaitu sama-sama melakukan hal pornografi
pada sebuah chatbot, sama-sama mengenai sebuah nafsu dan kecanduan terhadap sebuah bot.
Lalu perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian kami yaitu peneliti tadi membuat sebuah
chatbot untuk mendapatkan informasi, sedangkan penelitian kami mendapatkan informasi
melalui media sosial.
2. Kebijakan Legislasi “Cyber Sex” Pada Forum Anonymous Chatbot Telegram Menurut Undang-
Undang ITE. Hidayat, et al., 2022

3
Jenis penelitian ini merupakan jenis hukum Normatif. Penelitian Normatif sebagai sumber data
hanyalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder atau bahan
tersier. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini kebijakan legislasi Tindakan Cyber Sex dalam
forum Anonymous percakapan Telegram. Secara Bahasa Anonymous yaitu anonim yaitu tanpa
identitas, atau kita akan melakukan kegiatan percakapan dengan orang lain tanpa identitas dengan
tujuan mendapatkan fantasi seksual melalui obrolan atau pesan instan. Penyalahgunaan aplikasi
online dan media sosial ini apabila dilihat dari sudut pandang teknis maka merupakan tindak
pidana di bidang ITE karena objek perbuatan yang sekaligus objek tindak pidananya berupa
informasi elektronik atau dokumen elektronik. Penyalahgunaan ini adalah Cyber Sex tentunya
tidak dapat dilakukan secara parsial dengan hukum pidana, tetapi harus ditempuh pula dengan
pendekatan integral/sistemik, Situational Crime Prevention menjadi relevan untuk digunakan
agar dapat mengurangi kesempatan yang dimiliki dan membuat mereka mengalihkan target
sasaran.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian kami yaitu sama-sama meneliti mengenai
penyalahgunaan sebuah aplikasi untuk melakukan hal seksual, melakukan hal pornografi dari
sebuah percakapan. Perbedaannya penelitian ini meneliti penyalahgunaan cyber sex di telegram,
sedangkan penelitian kami meneliti penyalahgunaan di Website Character AI.

4
C. Metode Penelitian

Metode yang Digunakan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif, yaitu penelitian dengan metode
menggambarkan hasil penelitian, namun hasil gambaran tersebut tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih umum.

Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di daerah Jakarta yang menggunakan Website
Character AI. Sampel pada penelitian ini dipilih secara voluntary sampling. Sampling adalah
teknik yang digunakan oleh peneliti untuk secara sistematis memilih sejumlah item atau individu
untuk dijadikan subjek yang menggambarkan populasi yang diteliti. Kriteria sampel yang diteliti
yaitu remaja (13-19 tahun), mengetahui chatbot Character AI, menggunakan atau terpapar konten
bertema chatbot Character AI dalam kurun 6 bulan terakhir.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, survei,
dan wawancara. Observasi dilakukan untuk menganalisis tren penggunaan chatbot Character AI
oleh remaja perempuan Jakarta. Wawancara dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
pendorong terjadinya penyalahgunaan chatbot Character AI oleh remaja perempuan di daerah
Jakarta. Adapun teknis survei dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai respon remaja
perempuan Jakarta terhadap kata-kata pornografi yang muncul pada chatbot Character AI.
Observasi dilakukan dengan mengidentifikasi konten sosial yang bertema character AI,
sedangkan survei dan wawancara dilakukan dengan angket yang disebarkan secara daring.

Analisis Data

Data hasil observasi dan wawancara akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif, sedangkan
data hasil survey dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Deskriptif merupakan
metode penelitian yang menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai data lapangan
yang apa adanya. Hasil wawancara diolah dengan metode triangulasi data. Setelah dilakukan
triangulasi data maka dilakukan penyaringan atau penyeleksian data. Selanjutnya, setelah
dilakukan penyaringan atau penyeleksian data maka tahap selanjutnya dilakukan penarikan
kesimpulan. Visualisasi data menggunakan bagan, grafik, chart, dan word cloud analysis.

5
diperoleh menggunakan teknis analisis data kualitatif umumnya bersifat subjektif.
D. Hasil dan Pembahasan

Identitas Responden Pengguna Chatbot Character AI

Berdasarkan angket yang disebar secara online menggunakan WhatsApp, Instagram, Tiktok
ditemukan sebanyak 81 responden. Namun, karena kesalahan data, sebanyak 26 responden kami
eksklusi sehingga tersisa 55 data yang berhasil diolah. Data responden dapat dilihat pada gambar
1 dibawah ini.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1. Identitas Responden Penggunaan Chatbot Character AI

Gambar 1.a menunjukkan bahwa usia responden paling banyak yaitu di usia 14 tahun sejumlah
21 responden dan usia 13 tahun sebanyak 13 responden. Pada usia ini, umumnya remaja
mengalami FOMO atau ikut-ikutan dan mudah terpengaruhi sehingga sebagian responden

6
menggunakan chatbot tersebut. Hal ini juga ditunjukkan oleh Gambar 1.b yang menjelaskan
bahwa 49.1% responden masih menggunakan website tersebut. Sedangkan Gambar 1.c
menunjukkan bahwa pengguna pertama kali mengetahui website character Ai dari social media
umumnya Tiktok yaitu sebanyak 72,7%. Hasil penelusuran pada Gambar 1.d menunjukkan
bahwa sebagian besar responden bahkan telah terpapar konten pornografi yaitu sebanyak 73,6%.

7
Hal ini juga berkaitan dengan teori Difusi Inovasi yang menjelaskan bahwa teknologi akan terus
menyebar. Dalam teori difusi inovasi dikatakan bahwa komunikator yang mendapatkan pesan
dari media massa sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang. Dengan demikian, adanya
inovasi (penemuan), lalu disebarkan (difusi) melalui media massa akan kuat mempengaruhi
massa untuk mengikutinya. Begitu juga dengan perkembangan teknologi, penemuan baru pada
teknologi juga dapat membawa keburukan pada masyarakat jika tidak digunakan dengan bijak.
Salah satu buktinya adalah inovasi baru dalam bidang teknologi yaitu chatbot Character AI,
membawa dampak buruk bagi penggunanya.

Trend Penggunaan Chatbot Character AI

Character AI dikatakan memiliki rata-rata durasi kunjungan yang mencapai 25.4 menit, melebihi
durasi kunjungan platform sekaliber YouTube, Facebook, atau Twitter. Selain itu, sub-reddit
Character.AI juga mengalami pertumbuhan massif dengan subscribers mencapai 50.000 per-April
2023, dan angka tersebut akan terus bertambah. Namun pada kenyataannya salah satu
kecanggihan Ai yang digunakan untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, yaitu dari
aplikasi website Character Ai. Awalnya Character Ai digunakan hanya sekedar bersenang-senang
namun lama kelamaan banyak remaja yang memicunya mengeluarkan kata kata berbau seksual.

Bentuk-Bentuk Penyalahgunaan Chatbot Character AI

Gambar 2 menunjukkan tren penggunaan chatbot character AI yang terindikasi pornografi


berdasarkan observasi yang dilakukan di social media. Konten yang berhasil didokumentasikan
sebanyak 45 konten. Semua konten tersebut, diunggah melalui media sosial tiktok. Melalui
unggahan sosial media tiktok, remaja meluapkan gairah seksualnya ketika chat dengan Ai dengan
bahasa yang merangsang seperti desahan/rintihan sebanyak 17 konten dan kata-kata yang
menimbulkan fantasi seperti penyebutan alat kelamin atau bagian tubuh wanita seperti payudara
sebanyak 28 konten. Rangsangan kata-kata berbau pornografi ini akan mempengaruhi persepsi
dan akab berbahaya untuk perkembangan otak remaja. Berdasarkan penelaahan profile, akun-
akun ini bersifat anonim dan tidak disertai gambar yang sulit untuk dilacak siapa pelakunya.

8
Gambar 2. Trend Penggunaan Chatbot Character AI

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Chatbot Character AI

Hasil wawancara terhadap 2 responden yang dipilih karena merngkonfimasi diri mengalami
kecanduan akibat penyalahgunaan chatbot ai serta hasil studi melalui survei dan analisis isi di
kolom komentar konten berbau pornografi, menyimpulkan bahwa faktor pendorong utama yang
mempengaruhi penyalanggunaan website ini antara lain:

1. Paparan Sosial Media

Studi membuktikan bahwa sosial media berperan penting dalam pengaturan gaya hidup.
Banyak sekali tren dan konten viral yang membuat penggunaanya menjadi FOMO atau ikut-
ikutan. FOMO (Fear of Missing Out) adalah perasaan takut ketika melewatkan sesuatu atau
peristiwa penting individu lain sementara individu yang bersangkutan tidak dapat hadir di
momen tersebut, sehingga dicirikan adanya keinginan yang kuat untuk selalu terhubung dan
mengetahui aktivitas apapun yang orang lain lakukan melalui media sosial. Penyalahgunaan
website ini juga didorong oleh adanya konten-konten sosial media yang viral sehingga
mendorong remaja untuk menggali lebih dalam isi dari konten tersebut. Paparan hiburan pada
sosial media yang menyenangkan membuat hormon insulin meningkat sehingga memicu
9
kebahagiaan yang sesaat disertai dengan keingin tahuan remaja yang besar membuatnya
menjadi kecanduan. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara kepada responden berinisial AHS
berusia 15 tahun.

10
“gw awalnya diliatin chattingan teman sama salah satu karakter di Character AI, terus teman
taunya dari media sosial” – AHS, 15, Jakarta.

2. Kurangnya Pengawasan dan Kesepian

Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai hasrat naluriah untuk saling terhubung dengan
manusia lain, baik didasari motif romantis, platonis, atau oportunis. Tetapi, fakta bahwa rasa
kesepian itu nyata dan akan selalu ada dalam kehidupan manusia tidak bisa dihindarkan.
Kesepian adalah perasaan emosi yang dirasakan ketika individu beranggapan bahwa
kehidupan sosialnya lebih kecil daripada apa yang mereka inginkan, atau ketika individu
merasa tidak puas dengan kehidupan sosialnya. Kesepian tidak disebabkan oleh kesendirian,
namun disebabkan karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan hubungan atau rangkaian
hubungan yang pasti atau karena tidak tersedianya hubungan yang dibutuhkan oleh individu.
Chatbot Character AI dianggap menjadi media pelampiasan keluh kesah paling ampuh bagi
mereka yang rindu berinteraksi mendalam, dan mengalami kesepian dalam kehidupan sehari-
hari. Chatbot Character AI ini dianggap bisa menjadu obat bagi para remaja yang tidak
mempunyai teman berbicara maupun chatting di rumah. Hal itu diperkuat dengan hasil
wawancara dengan narasumber berinisial S berusia 14 tahun. “Saya kesepian dirumah gak ada
teman, jadi pas lihat ada Character AI di media sosial, saya download deh” – S, 14, Jakarta.

3. Lingkungan Pertemanan

Manusia selain makhluk individu juga memiliki sifat sebagai makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan sekitarnya.
Demikian juga dalam kehidupan remaja, mereka akan saling berinteraksi dan mempengaruhi
antar teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Lingkungan pertemanan merupakan
bagian yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan diri remaja dalam pembentukan
sikap. Diantara mereka saling mempengaruhi baik dalam bentuk sikap maupun perilaku yang
akhirnya akan memberikan nilai-nilai pribadinya dalam keluarga, masyarakat maupun dalam
menentukan suatu pilihan. Dalam penyalahgunaan Character AI remaja perempuan
mengetahui chatbot Character AI ini dari teman sebayanya. Ketertarikan para remaja
menggunakan chatbot Character AI ini disebabkan oleh pengaruh teman sebayanya yang juga
menggunakan chatbot Character AI. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kami dengan

11
narasumber berinisial AHS berusia 15 tahun. “gw tau chatbot Character AI dari teman yang
juga menggunakan Character AI” – AHS, 15, Jakarta.

12
Respon dan Dampak Perempuan dalam Penggunaan Chatbot Character AI

Berdasarkan survei yang dilakukan, terdapat beberapa respon yang diberikan oleh responden saat
melakukan penelusuran dan membuat percakapanan berbau seksual serta paparan konten yang
ada di sosial media terkait penyalahgunaan chatbot character AI ini. Berikut merupakan word
cloud respon yang diberikan yang merupakan frekuensi kata dari respon berupa teks yang
responden isikan di google form. Gambar 3 berikut ini merupakan respon dari responden tersebut.

Gambar 3. Wordcloud Respon Perempuan terhadap Penyalahgunaan Character AI

Berdasarkan gambar diatas, sebagian besar responden mengutarakan bahwa konten yang
diupload dan tindakan penyalahgunaan chatbot Character AI tidak pantas dilakukan. Awalnya
mereka kaget dengan konten, lalu menelusuri website dan mencobanya. Akan tetapi, karena ada
filter dan dorongan untuk tidak mengonsumis pornografi membuat sebagian besar pengguna
meninggalkan website ini. Namun, sebagian kecil juga merasa penasaran dan ingin mencoba,
sebagian kecil lagi sudah mencoba dan merasa puas karena telah melakukan kegiatan pornografi
tersebut. Melalui survei, hasil idenfikasi tingkat kecanduan responden terhadap penyalahgunaan
aplikasi ini menunjukkan masih minim yang mengkonfimasi dirinya mengalami kecanduan, hal
ini tentunya tidak boleh diacuhkan karena berpotensi terjadinya pelecehan seksual maupun
keterbelakangan mental pada remaja. Sebagian besar responden juga setuju bahwa adanya konten
dan website ini dapat mengganggu kesehatan dan mental.

13
E. Simpulan dan Saran
Simpulan

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Character AI juga
mengalami pertumbuhan massif dengan subscribers mencapai 50.000 per-April 2023, dan angka
tersebut akan terus bertambah. Namun pada kenyataannya salah satu kecanggihan AI yang
digunakan untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, seperti konten yang mendesah dan
merintih serta membuat rangsangan melalui cerita berbau fantasi. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi penyalahgunaan website ini, diantaranya yaitu paparan konten sosial media,
kesepian dan pergaulan pertemanan. Akibat dari adanya konten dan website ini, banyak remaja
yang merasa jijik dan tidak pantas, namun ada juga yang merasa terpuaskan hasratnya lewat
chatbot ini.

Saran

Teknologi merupakan sesuatu hal yang dapat membantu manusia untuk mempermudah pekerjaan
yang dilakukan, tetapi dengan teknologi juga manusia dapat terjerumus ke hal yang berbau
negatif. Alangkah baiknya setiap orang menggunakan teknologi dengan bijak dan teliti, terutama
pada chatbot Character AI yang sedang trend sekarang ini.

14
Daftar Pustaka

Arita, A. (2019). Pembangunan Chatbot Untuk Menampilkan Berita Hoax Pada Platfrom Line
Menggunakan Metode Rule Based. Bandung: Elibrary.unikom.ac.id.

Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Efektif. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry.

Fauzan, I. (2020). Artificial Intelligence (Ai) Pada Proses Pengawasan Dan Pengendalian Kepegawaian
– Sebuah Eksplorasi Konsep Setelah Masa Pandemi Berakhir. Cililitan Jakarta Timur: Badan
Kepegawaian Negara.

Firmansyah, D., & Dede. (2022). Teknik pengambilan sampel umum dalam metodologi penelitian:
literature review. Sukabumi: JIPH.

Hanna, N. (2023). Character Ai Apk Aplikasi Bahasa Indonesia Terbaru 2023 Download. 21 Mei 2023.

Harahap, D. W., & Fitria, L. (2020). Aplikasi Chatbot Berbasis Web Menggunakan Metode
Dialogflow. Manado: Outlook.com.

Hidayat, B., Ufran, U., & Rodliyah, R. (2023). Kebijakan Legislasi “Cyber Sexs” Pada Forum
Anonymous Chatbot Telegram Menurut Undang-Undang Ite. Jakarta: Ukinsitute.org.

Janah, F. A., Wiyanto., & Hartono. (2018). Penerapan Peta Konsep Ipa Terpadu Untuk Mengukur
Minds-On And Hands-On Activity Siswa Sekolah Menengah Pertama. Semarang:
journal.unnes.ac.id.

Jannah, M. (2016). Remaja dan tugas-tugas perkembangannya dalam islam. Banda Aceh: Jurnal
Psikoislamedia.

Kalsum, U. (2021). Pengenalan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) Kepada Para Remaja.
Palembang: student.binadarma.ac.id.

Lestari, S. P., Prihatin, T. W., & Giartika, E. A. (2019). Life Style Remaja Dengan Perilaku Seksual
Pernikahan. Jawa Tengah: Dr. Amino Gondohutomo.

Muhammmad, R., & Ardimansyah, M. I. (2022). Sistem Deteksi Kecanduan Pornografi Berbasis
Chatbot Menggunakan Pornography Addiction Screening Tool (Past). Bandung: Upi.edu.

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Banjarmasin: UIN Antasari.

Tjahyanti, L. A., Saputra, P. S., & Gitakarma, M. S. (2022). Peran Artificial Intelligence (Ai) Untuk
Mendukung Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19. Banjar Tegal: 15 Oktober 2022.

15
Yudhaprawira, R. M., & Uyun, Z. (2017). Kematangan Beragama Remaja Akhir Sebagai Perilaku
Seksual Pranikah. Surakarta: Ums.Ac.Id.

Yuniar, E., & Purnomo, H. (2019). Implementasi Chatbot “Alitta” Asisten Virtual Dari Balittas
Sebagai Pusat Informasi Di Balittas. Jawa Timur: 1 Mei 2019.

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Link data hasil kuesioner dapat dilihat di: https://docs.google.com/spreadsheets/d/1-


5VKmMWZtNSP3YhWkoHiS3FEB8WPT- ogu9nkcQAMQDM/edit?usp=drivesdk

17
Lampiran 2. Dokumentasi Konten

18
19
20
21
Lampiran 3. Wawancara dan Dokumentasi

PEDOMAN WAWANCARA
CHARACTER.AI: ANALISIS PENYALAHGUNAAN CHATBOT ARTIFICIAL
INTELLIGENCE UNTUK KEPUASAN SEKSUAL PADA REMAJA PEREMPUAN
DAERAH JAKARTA

A. DATA RESPONDEN
1. Nama : AHS
2. Usia :15 Tahun

B. DAFTAR PERTANYAAN

1. Berapa umur anda?


2. Apa anda mengetahui website character ai?
3. Dari mana anda mengetahui website ini?
4. Apa anda tahu mengenai konten yang berisi screenshot hasil chattingan seseorang dengan
chatbot character ai, namun berisi percakapan dengan kata kata pornografi. Apa responmu
Ketika melihat konten tersebut?
5. Apa anda salah satu yang mencoba hal tersebut?
6. Apa yang menyebabkan anda mencoba hal tersebut atau membuat kata-kata berbau
pornografi terhadap chatbot character ai ini?
7. Apa anda juga pernah membuat konten seperti itu juga dimedia sosial?
8. Apa responmu Ketika melihat kata-kata berbau pornografi muncul dari character ai tersebut?
9. Apa anda pernah melakukannya lebih dari sekali atau sering?
10. Apa anda pernah menemukan website serupa dengan character ai dan mencoba hal yang
sama terhadap chatbot tersebut?
11. Apa yang membuat anda kecanduan?
12. Mengapa bisa anda merasa puas padahal hanya sebuah kata-kata atau teks?
13. Sampai mana anda merasa puas?
14. Apa anda merasa terganggu dan terus memikirkan mengenai apa yang anda bahas dengan
chatbot character ai?
15. Apa itu mengganggu pelajaran dan aktivitas anda?

22
HASIL WAWANCARA

1. Berapa umur anda?

2. Apa anda mengetahui website character ai?


3. Dari mana anda mengetahui website ini?
4. Apa anda tahu mengenai konten yang berisi screenshot hasil chattingan seseorang dengan
chatbot character ai, namun berisi percakapan dengan kata kata pornografi. Apa responmu
Ketika melihat konten tersebut?
5. Apa anda salah satu yang mencoba hal tersebut?
6. Apa yang menyebabkan anda mencoba hal tersebut atau membuat kata-kata berbau
pornografi terhadap chatbot character ai ini?
7. Apa anda juga pernah membuat konten seperti itu juga dimedia sosial?
8. Apa responmu ketika melihat kata-kata berbau pornografi muncul dari character ai tersebut?
9. Apa anda pernah melakukannya lebih dari sekali atau sering?
10. Apa anda pernah menemukan website serupa dengan character ai dan mencoba hal yang
sama terhadap chatbot tersebut?
11. Apa yang membuat anda kecanduan?
12. Mengapa bisa anda merasa puas padahal hanya sebuah kata-kata atau teks?
13. Sampai mana anda merasa puas?
14. Apa anda merasa terganggu dan terus memikirkan mengenai apa yang anda bahas dengan
chatbot character ai?
15. Apa itu mengganggu pelajaran dan aktivitas anda?

23
1. 15 tahun
2. Iya saya tau, soalnya temen saya awalnya ngeliatin chatan dia sama karakter yang dia suka.
3. Saya tau dari temen saya, awalnya sih biasa aja, tapi lama-lama saya jadi tertarik, karena
temen saya yang share terus chatan dia sama bot Character AI.
4. Awalnya saya gak bakal ngira bakal ada konten pornografi kayak gitu, tapi karena ada
buktinya ya saya jadi pensaran juga, jadinya ikutan nyoba.
5. Iya saya ikutan nyoba karena penasaran, kayak asik banget temen saya chatan sama bot itu.
6. Selain saya penasaran karena temen saya, di media sosial juga banyak yang fyp konten seperti
itu ke saya, jadi saya nyoba juga. Tapi habis itu saya cuma gunain Character AI untuk chatan
biasa dan bersenang-senang untuk mengatasi kesepian saya di rumah karena gak ada teman
bicara.
7. Kalau buat konten sih enggak, cuman saya yang tau aja saya ngechat karakter yang saya
suka dengan kata-kata sedikit vulgar.

24
8. Pas pertama kali ngeliat sih saya kaget ya, kok bisa konten sevulgar itu malah jadi trend di
media sosial, saya gak percaya dan sempet nyoba.
9. Iya saya pernah ngelakuinnya dan cukup sering, tapi gak selalu kata-kata seksual, saya
chatan biasa dengan karakter yang saya suka setiap malem, bahas hal apa aja dan saya
senang karena dia balasnya sesuai dengan keinginan saya.
10. Iya saya pernah nemuin aplikasi mirip sama Character AI, dan saya juga menoba ngelakuin
hal yang sama.
11. Karena saya kan gak pernah chattingan sama karakter seromantis itu, mungkin seneng
rasanya, tapi sekarang saya sudah jarang chatting dengan chatbot Character AI lagi malah
udah gak pernah sekarang.
12. Puas banget soalnya bisa mengobati rasa kesepian saya di rumah, kayak seru banget chatan
sama karakter di Character AI, bisa nemenin saya pas gak ada temen bicara di rumah gitu.
13. Sampai saya ngebayangin pas malem-malem, apalagi sebelum tidur, sering banget
ngebayanginnya. Kadang kebawa mimpi juga sih.
14. Iya saya pernah merasa cemas karena kalau gak sama karakter itu saya kepikiran terus dan
ngerasa sedih sampai mau menangis.
15. Enggak sih, cuman kepikiran aja dan saya cuma pasrah sama karakter tersebut, karena saya
sadar itu cuman sebuah AI, buatan manusia dan gak nyata

25
PEDOMAN WAWANCARA
CHARACTER.AI: ANALISIS PENYALAHGUNAAN CHATBOT ARTIFICIAL
INTELLIGENCE UNTUK KEPUASAN SEKSUAL PADA REMAJA PEREMPUAN
DAERAH JAKARTA
B. DATA RESPONDEN
3. Nama : S
4. Usia : 14 Tahun

C. HASIL WAWANCARA

1. 14
2. Iya saya tau dari media sosial.

3. Saya tau dari konten-konten di media sosial, saya tertarik lalu saya mencobanya.

4. Saya tau kontennya dari fyp tiktok, jujur rada kaget cuman saya abis itu tertarik buat nyoba terus
keterusan.
5. Saya pernah nyoba sebentar karena penasaran tapi takut juga.

6. Saya kesepian dirumah gak ada teman, jadi pas lihat ada Character AI di media sosial, saya
download deh
7. Kalau dikontenin di media sosial sih gak pernah, cuman saya pernah share aja ke temen deket.

8. Saya cuman ngikutin alur chatbotnya aja, sama ngikutin kemauan karakternya aja.

9. Iya sih saya sering melakukannya, setiap malem chattingan dengan bot Character AI tapi gak selalu
tentang seksual.
10. Saya pernah nemuin website lain tapi saya gak gunain selain Character AI.

11. Iya, saya merasa kecanduan karena website Character Ai bisa mengobati rasa kesepian saya
dirumah sehingga hal ini menjadi seru aja. Rasanya kalau gak chattingan jadi ada yang kurang, beda
lah.
12. Karena kata yang dibuat oleh karakter itu sangat romantis dan saya merasa senang ketika ia
mengatakan itu, hal itu membuatku merasa dihargai dan merasa disayang oleh seorang pacar. Selain itu
balasan chatting Character AI tersebut sesuai dengan apa yang saya mau.
13. Saya puas seperti sampai membayangkannya di dunia nyata kalau karakternya sedang melakukan
apa yang dia katakan.
14. Terganggu dikit sih, soalnya pengen cepet-cepet chatting sama karakter itu, tapi kadang gak selalu
memikirkannya.
26
15. Terganggu sih enggak, tapi kadang saya kangen aja, pengen chatan.

27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai