Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SILVIA FAIZZATUR ROSIDA

NIM : 205102010015

KELAS : HK4

MK : LOGIKA DAN PENALARAN HUKUM

DOSEN PENGAMPU: ZAENAL ABIDIN, M.H.

JAWABAN UTS

1. Persamaan antara Hukum Normatif/ Sui Generis dengan Hukum Empiris adalah
sama-sama menggunakan penelusuran pustaka dalam penelitiannya. Baik Penelitian
hukum Normatif maupun empiris membutuhkan literatur pustaka hal ini dibutuhkan
terutama pada saat menyusun kerangka penelitian (research design) dan atau proposal
guna memperoleh informasi awal dari penelitian terdahulu yang lebih kurang sejenis,
untuk memperdalam teori yang mungkin akan digunakan, maupun untuk
memperdalam pengetahuan peneliti tentang metode yang akan digunakan.
Perbedaan antara Hukum Normatif/ Sui Generis dengan Hukum Empiris adalah dari
hubungan dasar sikap ilmuwan tentang teori kebenaran. Dalam ilmu hukum empiris
sikap ilmuwan adalah sebagai penonton yang mengamati gejala-gejala yang obyeknya
dapat ditangkap pancaindra. Sedangkan ilmu hukum normatif, merupakan yuris
secara aktif menganalisis norma, sehingga peranan subyek sangat menonjol.
Penelitian hukum normatif jika dilihat dari sifat dan ruang lingkup disiplin
hukum, dimana disiplin diartikan sebagai suatu sistem ajaran tentang
kenyataan, yang biasanya mencakup disiplin analitis dan disiplin preskriptif, dan
disiplin hukum lazimnya termasuk kedalam disiplin preskriptif jika hukum
dipandang hanya mencakup segi normatifnya saja. Hukum empiris yang membahas
bagaimana ilmu tentang kenyataan hukum (temanya mencakup sosiologi
hukum, antropologi hukum, psikologi hukum, perbandingan hukum, dan sejarah
hukum) bersifat teoritis-empiris dan model penalaran yang digunakan adalah logika
induktif. Filsafat hukum bersifat etis-spekulatif dan politik hukum bersifat praktis
fungsional. Berbeda dengan jenis penelitian hukum empiris, penelitian hukum
normatif memiliki kecenderungan dalam mencitrakan hukum sebagai disiplin

1
preskriptif dimana hanya melihat hukum dari sudut pandang norma-normanya saja,
yang tentunya bersifat preskriptif. Dimana tema-tema penelitiannya mencakup:
(1)Penelitian terhadap asas-asas hukum
(2)Penelitian terhadap sistematika hukum
(3)Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal
(4)Perbandingan hukum;dan
(5) Sejarah hukum.

2. Persamaan Sosiological Jurisprudance (Madzhab Sosiologis) dengan Sosiologi


Hukum adalah bahwa pada dasarnya keduanya sama memandang hukum positif
hanya akan efetif jika selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Menurut
aliran madzhab sosiologis pusat perkembangan hukum tidak terletak pada badan
legislative, keputusna badan yudikatif ataupun ilu hukum. Namun berasal dari
masyarakat. Tata tertib dalam masyarakat didasarkan pada peraturan yang
dipaksakan oleh Negara. Melalui pandangan Sosiological Jurisprudance (Madzhab
Sosiologis) inilah yang mempengaruhi terbentuknya sosiologi hokum
Perbedaan Sosiologi Hukum mempunyai usaha dimana hal ini bertujuan untuk
menciptakan suatu ilmu tentang sebuah kehidupan sosial yang nantinya akan menjadi
keseluruhan. Ruang lingkup dalam pembahasan mengenai Sosiologi Hukum sebagian
besar antara lain bersumber dari sosiologi dan ilmu poitik. Suatu penyelidikan yang
dilakukan Sosiologi Hukum juga lebih fokus pada masyarakat serta hukum untuk
manifestasi semata. Sementara Sociological Jurisprudence lebih fokus pada hukum
serta mempunyai sutau pandangan dimana masyarakat ada sangkut pautnya dengan
hukum.
Selain perbedaan tersebut di atas, menurut Lilirasjidi, Sociological Yurisprudence
menggunakan pendekatan hukum kemasyarakatan, sementara sosiologi hukum
menggunakan pendekatan dari masyarakat ke hukum.

3. Contoh inferensi deduksi:


(1) Semua manusia akan meninggal dunia
(2) Rudianto addalah seorang manusia
(3) Jadi, Rudianto akan meninggal dunia.

2
Pernyataan (1) dan (2) merupakan premis-premis yang benar dan jelaslah bahwa
konklusinya juga benar, karena tidak ada kemungkinan lain selain “Rudianto akan
meninggal dunia”.

(1) Perbaikan aliran darah ginjal mencegah gagal ginjal


(2) Dopamin memperbaiki memperbaiki alirah darah ginjal
Karena itu
(3) Dopamin mencegah gagal ginjal.

Contoh Inferensi Induksi

(1) Semua angsa yang saya lihat warnanya putih


(2) Saya telah melihat banyak angsa
(3) Jadi, semua angsa warnanya putih
Pernyataan (1) dan (2) merupakan premis-premis, sepintas seperti argument yang
baik, karena premis-premisnya memberi akibat yang logis terhadap konklusinya,
meskipun baru berupa sesuatu yang “mungkin”.

(1) Saya telah menggunakan dopamin pada sejumlah kasus sulit


(2) Dopamin baik untuk mencegah gagal ginjal
(3) Menggunakan dopamin bermanfaat untuk mencegah gagal ginjal perioperatif.

Anda mungkin juga menyukai