Anda di halaman 1dari 27

BAB I

TINJAUAN LOKASI

1.1 Meningkatkan Kinerja

Seperti yang kita ketahui bahwa DED Pembangunan

Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong adalah pembangunan yang

dilaksanakan dari sumber dana APBA - P Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Aceh yang dimaksudkan

untuk menyediakan fasilitas tempat ibadah dalam kawasan KIA Ladong.

Dalam rangka mendukung secara optimal rancangan Pemerintah Aceh

dalam menarik para Investor melalui pembukaan KIA Ladong ini tidak

terlepas dari tersedianya fasilitas baik sarana maupun prasarana yang layak

serta memadai sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dibutuhkan oleh

Pelaku Usaha dalam Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong.

Berdasarkan pola pikir diatas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Aceh merasa perlu untuk melaksanakan Pembangunan

Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong sebagai wadah dalam

menunjang pengadaan kebutuhan dan kenyamanan dalam memberikan

pelayanan bagi masyarakat.

Untuk tercapainya tujuan diatas perlu adanya suatu perencanaan yang

tepat dan benar yang diselaraskan dengan kebutuhan konsep dan program

dasar, ketentuan dan standar yang berlaku sekarang ini.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


1.2Kondisi Lahan

Kondisi Topografi lahan di kawasan rencana adalah tanah yang

relatif datar dan memiliki ruang kosong. Selain kondisi topografi yang datar

dan memiliki ruang kosong yang sangat luas tanah merupakan tanah lanau

dan tidak berlumpur, serta memiliki kondisi air yang tawar dan tidak asin

merupakan kondisi lahan yang sangat baik untuk melindungi pondasi dari

sedimen garam. Kedalaman muka air tanah yang cukup dalam, sehingga

sangat membantu dalam menentukan jenis pondasi yang murah.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong

yang akan dibangun merupakan tanah kosong. Berdasarkan hasil survey

dilapangan. Kondisi Tampak di sebelah barat terdapat lahan kosong yang

ditumbuhi oleh tanaman/ rumput hijau dan terdapat pagar yang membatasi.

Gambar 1.1. Kondisi tampak sebelah barat

Untuk sebelah timur terdapat Perkerasan Jalan Aspal.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


Gambar 1.2. Kondisi tampak sebelah Timur

Di sebelah utara juga terdapat lahan kosong yang ditanami pohon dan

tanaman dan juga terdapat saluran. Berdasarkan tinjauan di lapangan berikut

adalah gambar kondisi tampak dilapangan.

Gambar 1.3. Kondisi tapak sebelah Utara

Dan di sebelah selatan dari tampak di lapangan merupakan tanah

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


kosong yang ditumbuhi oleh rumput hijau dan terdapat pagar yang

membatasi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar di bawah

ini.

Gambar 1.4. Kondisi tampak sebelah Selatan

1.3. Aksesibilitas

Lokasi untuk perencanaan gedung ini berlokasi di jalan utama yang

merupakan jalan akses penghubung utama Kota Banda Aceh dan merupakan

jalur kawasan perkantoran serta aktivitas utama lainnya. Potensi jalan di

lokasi perencana tidak terlalu jauh dari pusat kota dan permukiman

penduduk. Ini sangat berpotensi dan sangat akan berkembang baik di masa

yang akan mendatang.

Lokasi Pekerjaan
DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong
Gambar 1.5. Peta Lokasi Pelaksanaan Perencanaan

1.3.1. Prasarana Yang Tersedia

Prasarana yang tersedia selain jalan, juga jaringan listrik yang sangat

diperlukan bagi pembangunan tempat cuci peralatan penanggulangan

bencana ini. Pembangkit listrik bersumber dari PLN dan melintas di tepi jalan

utama, akan sangat membantu memberikan penerangan ke lokasi

perencanaan.

Selain itu pula juga tersedia jaringan air bersih PDAM dapat

disambungkan ke lokasi perencanaan. Potensi air tanah yang bersih dan

tawar juga merupakan potensi sebagai cadangan air bersih. Pembuatan

sumur bor merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk melayani

kebutuhan air bersih.

Tersedianya jaringan komunikasi telepon seluler dan kabel

merupakan sarana dan prasana yang telah terjangkau di kawasan

perencanaan, sehingga dapat membantu dalam melaksanaan kegiatan

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


komunikasi, dan media internet dapat disambungkan ke lokasi perencanaan.

BAB II

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


TINJAUAN KEGIATAN

2.1 Program Kegiatan

Pembangunan tempat cuci peralatan penanggulangan bencana yang

baik akan sangat bermanfaat bagi abdi Negara dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat, sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan

kinerja dan memadai serta dapat meningkatkan produktifitas kerja.

Pembangunan tempat cuci peralatan penanggulangan bencana

merupakan wadah dalam menunjang kebutuhan dan kenyamanan dalam

memberikan pelayanan bagi masyarakat sehingga dapat terciptanya para

aparatur pemerintahan yang profesionalisme. Dengan adanya fasilitas sarana

dan prasarana yang memadai, para abdi Negara dapat menjalankan program

kegiatannya sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakatnya.

2.2Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Pengelompokan kegiatan diatur berdasarkan kegiatan yang sejenis

untuk memudahkan aksesibilitas, kenyamanan bekerja, menciptakan

keteraturan dengan memilih zona-zona tertentu sesuai dengan karakteristik

kegiatan. Sesuai dengan rumus program kegiatan, maka kebutuhan ruang

adalah untuk mengakomodasi kegiatan yang terjadi kedalam bentuk ruang-

ruang. Pengelompokan ini harus direalisasikan dengan besaran kebutuhan

ruangan dan kapasitas ruangan itu sendiri.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


2.3 Hubungan Antar Kegiatan dan Ruangan

Rumusan kegiatan perencanaan pembangunan tempat cuci peralatan

penanggulangan bencana ini merupakan satu kesatuan dari tiap-tiap

kegiatan yang memiliki karakteristik kegiatannya masing-masing. Dan

kesemuanya itu dapat dibagi kedalam beberapa zona kegiatan besar

berdasarkan fungsi dan jenis kegiatanya.

Dalam membagi zona-zona kegiatan tersebut, konsultan

mempertimbangkan dalam beberapa pertimbangan sebagai berikut :

 Pola hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang

lain

 Pembagian zona kegiatan berdasarkan karakteristik

kegiatan, agar tidak saling mengganggu.

 Pertimbangan berdasarkan aksesibilitas dan kemudahan

dalam mencapainya.

 Pertimbangan berdasarkan ketenangan dan kebisingan.

BAB III

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


KONSEP RANCANGAN

3.1. Pemilihan Tema

Pemilihan tema merupakan salah satu dasar proses melakukan

perencanaan. Pemilihan tema didasari pada beberapa hal yaitu : karakteristik

kegiatan, karakteristik lingkungan, karakteristik lapangan. Karakteristik

kegiatan, sesuai yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

BAB IV

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


ANALISIS

4.1. Analisis Fungsional

4.1.1 Tinjauan Umum Perencanaan

Dalam melakukan sebuah proses perencanaan perlu ditetapkan

kriteria-kriteria yang akan digunakan sebagai tolak ukur kelayakan

pelaksanaan pembangunan. Beberapa kriteria yang dimaksud adalah :

1. Kemampuan layanan (Serviceability)

Kriteria ini merupakan kriteri dasar yang sangat penting. Struktur

yang direncanakan harus mampu memikul beban secara aman

tanpa mengalami kelebihan tegangan maupun deformasi yang

melebihi batas.

2. Nilai Efisiensi Bangunan

Proses perencanaan struktur yang ekonomis didapatkan dengan

membandingkan besarnya pemakaian bahan pada kondisi tertentu

dengan hasil yang berupa kemampuan untuk memikul beban. Nilai

efisiensi yang tinggi merupakan tolak ukur kelayakan perencanaan

yang baik.

3. Pemilihan Konstruksi dan Metode Pelaksanaan

Pemilihan konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan serta metode

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


pelaksanaan yang akan dilakukan mempengaruhi nilai kelayakan

sebuah pembangunan. Kriteria ini mempunyai ruang lingkup yang

sangat luas, diantaranya pemilihan peralatan, waktu pelaksanaan,

biaya dan sumber daya manusia yang diperlukan.

4. Biaya (Cost)

Disamping kriteria – kriteria tersebut diatas terdapat sebuah

kriteria yang sangat penting untuk diperhatikan. Kriteria tersebut

adalah biaya yang dibutuhkan dalam proses pembangunan. Nilai

pemakaian biaya yang efisien tidak terlepas dari efisiensi bahan

dan kemudahan pelaksanaan

4.1.2 Aspek –Aspek Perencanaan

Aspek – aspek perencanaan yang ditinjau sebelum dilakukan proses

desain harus dilihat secara rinci. Karena dengan cara tersebut dapat

dipahami segala implikasi dari berbagai alternatif yang akan dilakukan.

Pilihan yang rasional mengenai struktur final yang akan dilaksanakan harus

mampu mengadopsi segala aspek yang bersangkutan dengan perencanaan.

Salah satu tinjauan mengenai dasar perilaku material digunakan dalam

pemilihan sistem struktur bangunan.

Sistem fungsional dari gedung mempunyai hubungan yang erat

dengan pemilihan struktur atas. Pola yang dibentuk oleh konfigurasi

structural mempunyai hubungan erat dengan pola yang dibentuk

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


berdasarkan pengaturan fungsional. Dalam proses perancangan struktural

perlu dicari derajat kedekatan antara sistem struktural yang akan digunakan

dengan tujuan desain (tujuan yang akan dikaitkan dengan masalah

arsitektural, efisiensi, serviceability, kemudahan pelaksanaan dan biaya).

Adapun faktor yang menentukan dalam pemilihan jenis struktur

sebagai berikut :

1. Aspek arsitektural

Aspek arsitektural dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan jiwa

manusia akan suatu keindahan. Bentuk – bentuk struktur yang

direncanakan sudah semestinya mengacu pada pemenuhan

kebutuhan yang dimaksud.

2. Aspek fungsional

Perencanaan struktur yang baik sangat memperhatikan fungsi dari

bangunan tersebut. Dalam kaitannya dengan penggunaan ruang,

aspek fungsional sangat mempengaruhi besarnya dimensi

bangunan yang direncanakan.

3. Kekuatan dan kestabilan struktur

Kekuatan dan kestabilan struktur mempunyai kaitan yang erat

dengan kemampuan struktur untuk menerima beban-beban yang

bekerja, baik beban vertikal maupun beban lateral dan kestabilan

struktur baik arah vertikal maupun lateral.

4. Faktor ekonomi dan kemudahan pelaksanaan

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


Biasanya dari suatu gedung dapat digunakan beberapa sistem

struktur yang bisa digunakan, maka faktor ekonomi dan

kemudahan pelaksanaan merupakan faktor yang mempengaruhi

sistem struktur yang dipilih.

5. Faktor kemampuan struktur mengakomodasi sistem layan gedung

Struktur harus mampu mendukung beban rancang secara aman

tanpa kelebihan tegangan ataupun deformasi dalam batas yang

diijinkan. Keselamatan adalah hal penting dalam perencanaan

struktur gedung terutama dalam penanggulangan bahaya

kebakaran, maka dilakukan usaha- usaha sebagai berikut :

 Penggunaan material tahan api.

 Fasilitas penanggulangan api disetiap lantai.

 Pengaturan ventilasi yang memadai.

6. Aspek lingkungan

Aspek lain yang ikut menentukan dalam perancangan adalah aspek

lingkungan. Dengan adanya suatu proyek yang diharapkan akan

memperbaiki kondisi lingkungan dan kemasyarakatan.

4.2. Analisis Teknis

4.2.1 Persyaratan Umum

Persyaratan yang umum dalam merencanakan suatu bangunan dapat

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


diidentifikasikan dalam beberapa hal sebagai berikut :

 Kesesuaian daya dukung lahan

Daya Dukung lahan telah memiliki syarat bagi pendiri

bangunan berlantai banyak, karena kondisi daya dukung yang

baik, kondisi air tanah yang mendukung

 Kesesuaian dengan peraturan bangunan setempat

Peraturan bangunan setempat mensyaratkan adanya

perbandingan kawasan terbangun dengan ruang terbuka

sebesar 30 % merupakan kawasan terbangun. Penataan

bangunan akan menyesuaiakan dan mengakomodasikan

ketersediaan lahan terbuka bagi penghijauan yang cukup.

 Pencahayaan Alami

Pemanfaatan pencahayaan alami akan diupayakan semaksimal

mungkin, melalui bukaan jendela yang menghadap kearah

taman, sehingga ruang yang terjadi di dalam diharapkan

meminalisirkan penggunaan lampu penerang pada siang hari.

 Sirkulasi Udara Alami

Sirkulasi udara dilakukan dengan memanfaatkan cross

ventiltion yang baik setiap ruang, penghijauan yang baik untuk

mereduksi energi panas matahari.

 Standar-standar ruang

Olahan ruang akan didasari pada standar ruang yang telah

diatur dalam undang-undang.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


 Material Bangunan

Penggunaan bahan material yang mudah untuk didapatkan di

lokasi perencanaan.

 Standar sistem struktur

Sistem struktur yang digunakan untuk perencanaan

pembangunan tempat cuci peralatan penanggulangan bencana

adalah sebagai berikut :

- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPIG

1983)

- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan

Gedung (SKSNI T-15-1991-03)

- Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan

Gedung (SNI-1726-2002)

4.2.2 Persyaratan Perencanaan Struktur

Persyaratan desain struktur merupakan dasar teori perencanaan

dan perhitungan struktur yang meliputi desain terhadap beban lateral

(gempa), denah dan konfigurasi bangunan, pemilihan material, konsep

pembebanan, faktor reduksi terhadap kekuatan bahan, konsep perencanaan

struktur atas dan struktur bawah serta sistem pelaksanaan.

1. Desain Terhadap Beban Lateral ( Gempa )

Dalam mendesain struktur, kestabilan lateral adalah hal terpenting

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


karena gaya lateral mempengaruhi desain elemen – elemen vertikal dan

horizontal struktur. Mekanisme dasar untuk menjamin kestabilan lateral

diperoleh dengan menggunakan hubungan kaku untuk memperoleh bidang

geser kaku yang dapat memikul beban lateral.

Beban lateral yang paling berpengaruh terhadap struktur adalah

beban gempa dimana efek dinamisnya menjadikan analisisnya lebih

kompleks. Tinjauan ini dilakukan untuk mendesain elemen-elemen struktur

agar elemen-elemen tersebut kuat menahan gaya gempa.

2. Desain Denah dan Konfigurasi Bangunan

Dalam mendesain struktur perlu direncanakan terlebih dulu

denah struktur setiap lantai bangunan, sehingga penempatan balok

dan kolom sesuai dengan perencanaan ruang.

3. Desain Pembebanan

Dalam menjalankan fungsinya setiap sistem struktur harus

mampu menahan atau menerima pengaruh-pengaruh dari luar yang

harus dipikul untuk selanjutnya diteruskan ke tanah dasar melalui

pondasi. Pengaruh dari luar yang bekerja pada struktur dapat

dinyatakan sebagai besaran gaya dengan intensitas yang dapat diukur.

Intensitas pengaruh dari luar pada struktur disebut beban atau gaya

luar, dimana cara bekerjanya serta besarnya diatur dalam peraturan

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


atau standar pembebanan yang berlaku.

Selain pengaruh dari luar yang dapat diukur sebagai besaran

gaya seperti berat sendiri struktur, beban akibat hunian, pengaruh

angin atau getaran gempa, tekanan hidrostatik air dan tekanan tanah,

terdapat juga pengaruh-pengaruh luar yang tidak dapat diukur

sebagai gaya dengan contoh antara lain pengaruh penurunan pondasi

pada struktur bangunan atau pengaruh temperatur pada elemen

struktur.

4. Perhitungan Struktur

Struktur atas adalah struktur bangunan gedung yang secara

visual berada diatas tanah, yang terdiri dari struktur portal utama

yaitu kesatuan antara balok dan kolom dan struktur sekunder seperti

pelat, tangga, balok anak.

Dan yang harus di analisa pada perhitungan perencanaan

struktur ini dapat dirincikan sebagai berikut :

 Perencanaan Pelat, dimana Pelat adalah struktur

kaku yang secara khas terbuat dari material monolit

dengan tinggi yang kecil dibandingkan dengan

dimensi-dimensi lainnya. Untuk merencanakan pelat

beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak

hanya pembebanan, tetapi juga ukuran dan syarat-

syarat serta peraturan yang ada. Pada perencanaan ini

digunakan tumpuan terjepit penuh untuk mencegah

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap

momen puntir dan juga didalam pelaksanaan pelat

akan dicor bersamaan dengan balok.

 Perencanaan Struktur Balok, secara umum

pradesain tinggi balok direncanakan L/10 – L/15 dan

lebar balok diambil 1/2H - 2/3H dimana H adalah

tinggi balok (CUR 1 hal 104). Pada perencanaan balok

maka pelat dihitung sebagai beban dimana

pendistribusian gayanya menggunakan metode

amplop. Dalam metode amplop terdapat 2 macam

bentuk yaitu pelat sebagai beban segitiga dan pelat

sebagai beban trapesium.

 Perencanaan Struktur Kolom, elemen kolom

menerima beban lentur dan beban aksial, menurut

SKSNI T-15-1991-03 pasal 3.2.2 untuk perencanaan

kolom yang menerima beban lentur dan beban aksial

ditetapkan koefisien reduksi bahan 0,65.

 Perencanaan Struktur Bawah (Bawah), Struktur

bawah (Sub Structure) yang berupa pondasi,

merupakan struktur yang berfungsi untuk

meneruskan beban – beban struktur atas ke dalam

lapisan tanah. Dalam menentukan jenis pondasi yang

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


sesuai, kita perlu mempertimbangkan beberapa hal

sebagai berikut :

- Keadaan tanah, seperti parameter tanah, daya

dukung tanah, dll

- Jenis struktur atas (fungsi bangunan)

- Anggaran biaya yang dibutuhkan

- Waktu pelaksanaan yang direncanakan

- Keadaan lingkungan sekitar

 Perencanaan Tangga, Perencanaan tangga pada

gedung ditentukan berdasarkan kebutuhan layanan

dan kenyamanan pengguna gedung tersebut.

4.2.3 Persyaratan Perencanaan Arsitektur

Persyaratan desain arsitektur berkaitan erat dengan persepsi dari

para perancang, karena setiap objek arsitektur dirancang dan digunakan oleh

subjek, yaitu orang. Berdasarkan analisis karya dapat dilihat bahwa setiap

perancangan memakai atau mementingkan secara sadar atau tidak sadar

persepsi tertentu dalam pembuatan karyanya. Persepsi tersebut dapat

digolongkan dalam tiga materi dasar yang terfokus dan menekankan aspek

tertentu dalam materi arsitektur. Pada prinsipnya memang semua aspek

arsitektur perlu diperhatikan dalam pembuatan karya. Misalnya tidak cukup

kalau karya yang akan dibangun dengan menekankan pada penataan ruang

yang sangat baik, namun tidak berfungsi dalam penggunaannya.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


Berikut ini ketiga persepsi dasar yang berada dalam perancangan

arsitektur dikemukakan secara singkat. Semua aspek tersebut sama

pentingnya sehingga semua perlu diperhatikan dalam perancangan objek

arsitektur. Namun, karena setiap objek (karya) dirancang oleh subjek

(arsitek) dalam lingkungan (tempat) dengan usaha (tugas) tertentu, maka

satu atau beberapa aspek berikut ini sering diutamakan. Penekanan tersebut

tidak salah, kalau semua pendekatan lain juga diperhatikan secara cukup

dengan segala aspek yang terlibat di dalamnya. Ketiga persepsi dasar

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut ini :

 Persepsi Fungsional, yang diterapkan melalui tiga pendekatan:

- Fungsi ruang

- Lokasi ruang

- Wujud ruang

 Persepsi Visual, yang diterapkan melalui dua pendekatan:

- Batasan ruang

- Urutan ruang

 Persepsi Struktural, yang diterapkan juga melalui dua

pendekatan:

- Aturan ruang

- Tata ruang.

Dalam perencanaan ini, dari ketiga persepsi tersebut di atas, yang

menjadi perhatian utama dalam penataan ruang dalam bangunan adalah

pendekatan:

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


a) Fungsi Ruang, fokus perhatian pendekatan tersebut berada

pada program arsitektur yang berasal dari dalam untuk

merancang objek. Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan

pendekatan:

- Ruang dibentuk dengan tujuan dan pandangan tertentu

terhadap cara penggunaan ruang tersebut.

- Ruang dapat dibentuk sesuai hubungan hierarki yang

berada dalam fungsinya.

- Semakin tepat hubungan fungsi dengan ruang, semakin jelas

kelangsungan penggunaannya.

b) Wujud Ruang, fokus perhatian pendekatan tersebut berada

pada program arsitektur yang tidak berasal dari dalam atau

dari luar, melainkan dari diri sendiri untuk merancang objek.

Ada empat prinsip yang berkaitan dengan pendekatan:

- Ruang dibentuk dengan tujuan dan pandangan terhadap

bentuk dan wujud tertentu.

- Ruang dapat dibentuk dengan mengutamakan kemandirian

wujudnya

- Semakin kuat diutamakan kemandirian bentuk, semakin

menonjol objek sebagai karya tunggal.

- Penonjolan tersebut dapat bersifat positif atau negatif

c) Batasan Ruang, Fokus perhatian pada pendekatan ini tidak

berada pada program arsitektur, melainkan pada visualisasi

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


yang menekankan pembatasan ruang dengan cara-cara

tertentu. Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan pendekatan:

- Ruang hanya dapat dilihat melalui batasnya.

- Tidak hanya batasan ruang yang penting, tetapi juga skala

batas bersama ukuran objek di dalam ruang tersebut.

- “Ruang luar” dari sebuah objek mikro (gedung) bersifat

“ruang dalam” pada tingkat makro (kawasan).

d) Urutan Ruang, fokus perhatian pendekatan tersebut tidak lagi

pada visualisasi pembatasan ruang saja, melainkan pada

hubungan ruang tersebut dengan cara-cara tertentu. Ada tiga

prinsip yang berkaitan dengan pendekatan:

- Urutan ruang hanya dapat dilihat melalui sambungan ruang

yang dibentuk.

- Sambungan ruang sebagai urutan membutuhkan elemen-

elemen baik penghubung maupun pembatas.

- Semakin tepat daerah penghubung dan pembatas ruang

semakin jelas pembentukan urutan ruang.

e) Tata Ruang, fokus perhatian pendekatan ini tidak berada pada

susunan ruang dari luar, melainkan dari dalam dengan cara-

cara tertentu. Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan

pendekatan:

- Tata ruang tercapai oleh susunan ruang dalam objek secara

hierarkis.

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


- Penyusunan tersebut dapat melibatkan ide dan maksud

tertentu melalui pembentukan pola tertentu.

- Semakin tepat bentuk dan hubungan struktur dengan

fungsinya, semakin jelas tata ruang dalam objek.

4.3. Analisis Lingkungan

4.3.1 Kondisi Lingkungan di Sekitarnya

Kondisi lingkungan di sekitar lokasi perencanaan, masih terlihat

asri,. Nuansa alami masih sangat dominan di sekitar kawasan perencanaan.

Potensi ini menciptakan suasana tenang dan damai. Selain itu, kondisi

resapan air masih sangat baik untuk menghindari tergenangnya air dan

pengaturan drainase lebih mudah.

4.3.2 Orientasi Terhadap Bangunan

Pengaturan orientasi terhadap bangunan sangat tergantung kepada

jenis kegiatan yang akan ada di dalamnya dan berpedoman kepada arah

matahari dan angin. Bangunan-bangunan sedapat mungkin mendapatkan

penghawaan alami secara baik demi mengurangi energi listrik pada siang

hari dengan cara mengarahkan bangunan tersebut kearah angin secara

langsung, Sedangkan, orientasi terhadap matahari, bangunan diorientasikan

tidak sepenuhnya menghadap matahari untuk mereduksi hawa panas namun

masih menjaga pencahayaan alami dan kelembaban.

4.4. Sistem Utilitas

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


Sistem utilitas adalah kelengkapan bangunan yaitu terdiri dari :

jaringan listrik, telepon, hidran, dan drainase. Jaringan listrik memanfaatkan

PLN sebagai sumber utama, namun disediakan backup system apabila terjadi

permasalahan dengan sumber PLN. Telepon memanfaatkan Telkom sebagai

sumber media komunikasi. Sedangkan untuk air bersih memanfaatkan dari

sumber PDAM dan sumur bor. Drainase memanfaatkan saluran drainase

kota.

FOTO SURVEY PERENCANAAN PEMBANGUNAN TEMPAT

CUCI PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


Sumber: Hasil Survey

FOTO SURVEY PERENCANAAN PEMBANGUNAN TEMPAT

CUCI PERALATAN PENANGGULANGAN BENCANA

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong


DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong
Sumber: Hasil Survey

DED Pembangunan Mushalla/Rumah Ibadah Kawasan KIA Ladong

Anda mungkin juga menyukai