Anda di halaman 1dari 18

MODUL 7

AIR
Modul ini menjelaskan tentang peran air dalam proses metabolisma pada ternak unggas
dan non ruminansia. Selain itu, modul ini juga menjelaskan tentang kebutuhan air minum
pada ternak dan standar kebutuhan air. Tujuan instruksional khusus dari modul ini yaitu
setelah mempelajarai modul ini diharapkan mampu menguraikan tentang fungsi air bagi
ternak, kebutuhan air minum yang dibutuhkan ternak dan bagaimana standar kualitas air
minum yang harus disediakan untuk ternak. Pokok bahasan dalam modul ini meliputi :
 Peran air di Usaha Peternakan
 Kebutuhan air minum
 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Minum
 Dampak Kekurangan Air Minum pada Ternak
 Manajemen Pemberian Air
1. Peran Air di Usaha Peternakan
Peran air di suatu usaha peternakan dibagi menjadi tiga, yaitu 1) air untuk kebutuhan
ternak, 2) untuk kegiatan biosekuriti seperti sanitasi dan desinfeksi kandang, tempat
makan minum, serta lingkungan, serta 3) untuk kebutuhan sehari-hari pegawai di
kandang. Fungsi air untuk kebutuhan ternak dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Air membantu transportasi nutrisi ke seluruh tubuh, dan juga mengangkut hasil
sisa metabolisme yang bersifat racun keluar tubuh.
b. Dalam proses pencernaan, air membantu proses enzimatis pencernaan untuk
melancarkan aliran makanan dalam saluran pencernaan dengan adanya proses
hidrolisis protein, karbohidrat maupun lemak.
c. Air sebagai faktor utama dalam mengatur suhu tubuh atau thermolegulator dalam
pengantar panas hasil reaksi kimia dalam proses metabolisme. Hal ini disebabkan
karena proses pencernaan akan menyebabkan panas tubuh meningkat sebagai
akibat dari perombakan karbohidrat, protein dan lemak dalam tubuh.
d. Air sebagai pelarut berbagai senyawa, pelarut asam amino, glukosa, beberapa
mineral dan vitamin yang larut dalam air dan sisa metabolisme.
e. Berperan pada proses pernapasan pengaturan, dan jalannya sistem syaraf.
f. Bagian dari cairan sinovial pelumas bagi pertautan tulang serta sebagai cairan
cerebrospinalis (berada disekitar medulla spinalis dan otak).
Pada prinsipnya secara fisiologis, air berfungsi sebagai media berlangsungnya proses
kimia dalam tubuh ternak. Selain itu, air juga berperan sebagai media pengangkut zat
nutrisi maupun zat sisa metabolisme, mempermudah proses pencernaan dan
penyerapan ransum, respirasi, pengaturan suhu tubuh, melindungi sistem syaraf
maupun melumasi persendian. Air merupakan nutrien paling sederhana, namun
peranannya sangat luas dalam tubuh ternak untuk menunjang kelangsungan hidup
ternak. Peran ternak unggas dan non ruminansia lainnya dalam menghasilkan protein
hewani berupa daging, tidak luput dari sejumlah air yang dikonsumsinya. Seluruh
reaksi vital biokimia yang terjadi pada ternak membutuhkan air. Pakan dan air
menjadi faktor yang sama pentingnya.

2. Kebutuhan Air Minum untuk Unggas dan Non Ruminnsia


Kebutuhan akan air adalah mengganti air yang hilang melalui usus (feces), ginjal
(urine), melalui paru-paru (uap air), dan melalui kulit (uap air & keringat). Kebutuhan
minum harus tersedia setiap hari di dalam kandang agar ternak tidak mengalami
dehidrasi yang dapat menyebabkan pertumbuhannya terganggu. Air merupakan
komponen terbesar tubuh ternak, misalnya dalam darah, 83% komponen penyusun
berupa air, 75-80% penyusun otot juga berupa air. Kebutuhan air berbeda-beda
menurut keadaan dan aktivitas ternak. Tabel 1 memperlihatkan konsumsi air minum
(liter/hari) pada berbagai ternak.
Tabel 1. Konsumsi air minum (l/hari) pada beberapa ternak

Konsumsi air minum dapat menjadi indikasi kesehatan atau baik/buruknya


manajemen pemeliharaan. Ketika konsumsi air minum turun, maka kemungkinan
penyebabnya yaitu terinfeksi penyakit, kondisi lingkungan kandang terlalu dingin,
jumlah dan distribusi tempat minum yang tidak merata, tempat minum ayam kotor,
kualitas fisik air seperti kejernihan dan warna air.
Kebutuhan air minum untuk ayam broiler
Pada umumnya kebutuhan air untuk broiler dan petelur yaitu sebesar 60 – 70 %, dan
sisanya adalah kebutuhan akan pakan. Broiler yang kekurangan air sebanyak 20%
dari kebutuhannya, akan menurunkan laju pertumbuhan dan efisiensi penggunaan
pakan (Rusman, Trobos, 2019). Konsumsi air minum ayam broiler yang berumur
diatas 2 minggu sebesar 57 - 72 ml/ekor/hari. Secara umum volume air yang
diperlukan ternak adalah 2–5 kg/kg BK pakan (bila kondisi tidak stres). Konsumsi air
minum berkaitan erat dengan konsumsi ransum. Selama hidup, broiler berbobot 2.3
kg membutuhkan air sebanyak 8.2 kg, dan konsumsi pakan hanya 4.5 kg. Tabel 1
menunjukan kebutuhan air minum ayam broiler per 1.000 ekor ayam pada suhu 21°C.

Konsumsi air minum untuk petelur


Konsumsi air minum rata-rata ayam petelur yang telah berproduksi (5 bulan keatas)
sebesar 208 ml/ekor/hari. Pada suhu di bawah 19,7oC konsumsi air minum yaitu
0,187 liter/hari/ekor, dan pada suhu di atas 28oC konsumsi air minum meningkat
sampai 0,214 liter/hari/ekor. Air yang mengandung level elektrolit yang tinggi (air
minum yang mengandung garam atau saline) mempunyai pengaruh negatif untuk
jangka panjang terhadap kualitas kulit telur.

Tabel 3. Kebutuhan air minum layer (liter/1.000 ekor)


pada suhu 21° C
Kebutuhan
Umur/Perkiraan
Fase Produksi Air Minum
Produksi
(Liter)
4 Minggu 100
Pullet 12 Minggu 160
18 Minggu 200
Produksi telur 50% 220
Laying
Produksi telur 80% 270
Sumber: Poultryhub.com 2017.

Kebutuhan air minum untuk ayam kampung


Meskipun sebenarnya ayam kampung bukan termasuk ternak yang mudah mengalami
heat stress, namun tetap air minum sangat penting bagi ayam kampung karena dapat
menentukan produktivitas dan kualitas produksinya. Jika kualitas air kurang baik,
misalnya kotor dan mengandung banyak bakteri, maka ayam lebih rentan terkena
berbagai penyakit. Akibatnya, produktivitas ayam akan menurun. Kondisi ini masih
jarang diperhatikan oleh peternak tradisional yang menggunakan sistem umbaran.
Ayam dibiarkan minum di kubangan mana saja, padahal air tersebut belum tentu
terjamin sehat. Air kotor dapat menjadi media tumbuhnya bibit penyakit dan sarana
penularan suatu penyakit.

Kebutuhan air minum untuk ternak babi:


a). Air untuk anak babi menyusui (Suckling Pigs)
Ada asumsi umum bahwa anak baru lahir tidak meminum air dan kebutuhan air
dianggap telah terpenuhi dari susu yang dikonsumsinya, karena susu mengandung air
80%. Namun, fakta menunjukkan bahwa, anak babi minum air pada umur 1 atau 2
hari. Karena susu mengandung protein dan mineral tinggi mengakibatkan ekskresi
urinary. Hasil penelitian pada anak babi umur 4 hari ternyata mengkonsumsi air
sekitar 0 - 200mL/hari, dengan rataan 46mL/ekor /hari.
b). Air untuk babi sapihan (Weanling Pigs)
Rataan konsumsi air pada minggu pertama, ke-2 dan ke-3 setelah anak babi disapih
masing-masing adalah; 0,49; 0,89 dan 1,46 liter/ekor/hari. Adapun hubungan antara
konsumsi pakan dan konsumsi air pada babi sapihan dinyatakan dengan formula
sebagai berikut:
Water intake (L/hari) = 0,149 + (3,053 x konsumsi pakan dalam kg BK).

c). Air untuk growing-finishing pigs


Kebutuhan minimum untuk babi BB 20-90kg adalah sekitar 2kg air untuk konsumsi
setiap kg pakan. Konsumsi air pada babi sapihan dengan pakan ad libitum sekitar
2,5kg untuk setiap kg pakan, dan pada babi dengan pemberian pakan terbatas
(restricted) konsumsi air sekitar 3,7kg/kg pakan.

d). Air untuk induk babi bunting (Gestating Sows)


Konsumsi air pada betina bunting adalah seiring dengan porsi konsumsi bahan kering
pakan. Betina muda (gilt) tidak bunting konsumsi air 11,5L/hari, sedangkan betina
bunting 20L/hari.

e). Air untuk induk babi laktasi (Lactating Sows)


Air yang diberikan pada induk babi laktasi bukan hanya bertujuan menggantikan 8 -
16L susu yang disekresikan, tetapi juga untuk mengeluarkan sejumlah produk-
produk akhir metabolis dalam urin. Konsumsi air untuk induk laktasi sekitar 12-
40L/hari, dengan rataan 18L/hari.

f). Air untuk babi pejantan (Boars)


Konsumsi air pada pejantan dengan BB 70-110kg mencapai 15 liter per hari pada
temperatur 25ᴼC, dan sekitar 10 liter per hari pada temperatur 15ᴼC.
Tabel. Konsumsi air pada ternak babi
Kelas Konsumsi air,
gallon/ekor/hari
Induk Bunting 2-3
Induk Laktasi 4–5
Starter (13 - 45lb) 0,5 – 1
Grower (45 – 130lb) 1
Finisher (130 - 250lb) 1,5 – 2
Ket : 1 gallon = 3,785 liter; 1 lb = 0,4536 kg

Secara umum, seekor babi mengkonsumsi air 1/4 - 1/3 gallon air per 1 lb BK pakan
yang dikonsumsinya. Namun konsumsi air bisa meningkat bilamana kondisi
lingkungan panas, atau ternak diarrhea; jika ransum mengadung mineral tinggi atau
protein, sisa pencernaan dan metabolisme yang dibuang lewat ginjal juga
membutuhkan air. Untuk induk menyusui akses air minum jangan dibatasi agar
produksi susu optimal.
Ketentuan penggunaan nipple drinking untuk ternak babi:
- starter: 1 – 1,5 cups/menit;
- grower – finisher: 2 – 3 cups /menit, dan
- Sow dan boar: 3 – 4 cup/menit (1 cups = 237ml).

Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Minum


Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air meliputi: konsumsi pakan,
kandungan nutrisi pakan, temperatur dan kelembaban, status kesehatan dan stress.
Secara umum ada hubungan antara tingkat konsumsi pakan dan BB.
1. Faktor pakan
Kandungan bahan kering pakan, kandungan protein, lemak dan garam dalam
pakan dapat mempengaruhi kebutuhan air minum. Semakin tinggi kadar air
pakan, konsumsi air akan menurun. Kadar garam yang terlalu tinggi dalam pakan
akan mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh ternak. Banyaknya garam
yang dikonsumsi ayam dapat meningkatkan konsumsi air, garam juga dapat
menaikkan kandungan air feces yang menyebabkan feces menjadi basah. Kadar
protein yang tinggi juga dapat menyebabkan asam urat dalam ginjal terlalu pekat
sehingga memicu ayam untuk mengkonsumsi air minum lebih banyak, akibatnya
feses menjadi encer. Pemakaian bungkil kedele dan tepung ikan pada pakan akan
menyebabkan kenaikan konsumsi air minum. Ternak yang mengkonsumsi lemak
perlu banyak air, sebab penggunaan lemak sebagai sumber energi akan menghasilkan
asam dan keton didalam darah. Tanpa mengkonsumsi air yang tinggi untuk meningkatkan
volume urin yang membawa senyawa beracun hasi dari metabolisme.
Pakan komersial unggas yang beredar di pasaran saat ini hanya mengandung kadar air
sebesar 10%. Oleh karena itu, air minum bagi ayam sangatlah penting. (Domi Poultry
Indonesia, 2018). Namun, tingginya kadar air pada pakan juga dapat memicu
perkembangan mikroorganisme yang lebih cepat sehingga dapat merusak produk pakan.
Oleh karena itu, kadar air maksimum pada pakan dalam setiap standar pengujian
sebaiknya tidak melebihi 14 %.
Beberapa nilai kadar air produk pakan yang tercantum dalam SNI terlampir pada
Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Batas Maksimum Kadar Air pada Pakan berdasarkan SNI
Batas Max
Jenis Pakan Ternak
Kadar Air
Pakan Ayam Ras Pedaging (broiler) – masa akhir (finisher) 14 %
Pakan Ayam Ras Petelur - masa Pra Produksi (Pre-Layer) 13 %
Pakan Ayam Ras Petelur - masa produksi (Layer) 13 %
Pakan Konsentrat Anak Babi sapihan, pembesaran dan
12 %
penggemukan
Pakan Konsentrat Babi Induk 12 %
Pakan Konsentrat Ayam ras petelur dara Sebelum Masa Produksi 12 %
Pakan Konsentrat Ayam ras Petelur Dara Masa Produksi
12
(Layer Concentrate)

2. Faktor lingkungan (suhu dan kelembaban)


Pada kondisi stress panas, saat temperatur di sekitar kandang meningkat, ayam
akan membutuhkan air lebih banyak dari kebutuhan normal. Salah satu cara
broiler mengatasi suhu tinggi adalah dengan nafas megap–megap atau panting.
Dengan panting, ternak melakukan proses penguapan air dari tubuhnya sehingga
panas tubuh dilepaskan. Panting akan mengurangi cairan tubuh, sehingga air
yang hilang harus digantikan dengan meningkatnya konsumsi air saat temperatur
lingkungan tinggi. Konsumsi air meningkat 5-7% ketika temperatur lingkungan
meningkat 1oC (Medion, 2014).
3. Rasa air dan kesegaran air minum, dapat mempengaruhi konsumi air.
Penambahan antibiotik pada air minum dapat menghasilkan rasa yang pahit
sehingga berdampak mengurangi water intake.
4. Aktifitas ternak, semakin aktif ternak maka kebutuhan akan air minum semakin
meningkat. Suhu tubuh ternak pada saat beraktivitas akan lebih tinggi daripada
dalam keadaan istirahat.
5. Kondisi fisiologi ternak : Ternak yang sedang sakit, misalnya diare atau sedang
dalam masa tumbuh, bunting, atau sedang dalam masa laktasi dapat
mempengaruhi konsumsi air minum.
6. Umur broiler
Semakin meningkat umur ternak, maka konsumsi air nya semakin besar. Hal ini
dikarenakan kebutuhan air untuk proses metabolisme dan untuk menjaga
temperatur tubuh ayam semakin meningkat.
7. Rasio tempat minum dan populasi ayam,
Jika tidak terdistribusi dengan merata dan jumlah ayam di kandang terlalu padat,
maka ayam akan mudah stress, dan kebutuhan air minum akan meningkat.
8. Temperatur Air Minum
Temperatur air minum yang ideal untuk ayam adalah 15 – 21oC. Temperatur air
minum yang terlalu dingin (< 5oC) atau terlalu panas (>30oC) dapat menurunkan
konsumsi air akan menurun, sehingga produktivitas ayam menjadi terganggu.
Pada prinsipnya ayam akan menghindari air minum yang suhunya 5°C lebih panas
dari suhu tubuhnya. Suhu air yang baik untuk air minum ayam pedaging berkisar
22-25oC. Air dengan temperatur yang rendah lebih disukai oleh ayam karena
dapat mengurangi stres dengan menurunkan suhu tubuh ayam.

Dampak Kekurangan Air Minum pada Ternak


Akan berdampak nyata pada performa budi daya. Ternak akan mengalami dehidrasi,
respirasi, denyut nadi, suhu rektal dan konsentrasi darah meningkat. Dehidrasi dapat
menurunkan keseragaman bobot badan sehingga target bobot badan sulit tercapai,
bahkan dapat menyebabkan kematian (deplesi). Ternak cenderung tidak mau makan
sebelum minum, jadi ketika air tidak tercukupi maka konsumsi pakan akan menurun,
dan otomatis bobot badan tidak tercapai.
Ayam yang tidak diberi ransum akan mampu bertahan kurang lebih selama 15-20
hari. Namun jika tidak diberi air minum sama sekali, hanya mampu bertahan selama
2-3 hari saja. Ayam masih mampu bertahan walaupun kehilangan sebagian besar
lemak di dalam tubuhnya, maupun jika kehilangan 50% dari jumlah protein di dalam
tubuhnya. Sedangkan jika ayam kehilangan 20% saja cairan tubuh, dapat
mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, penyediaan air untuk ayam di kandang,
menjadi titik sentral bagi kesuksesan manajemen budi daya ayam, baik untuk petelur
maupun pedaging.

3. Tata Lintas (Water turnover) Air dalam Tubuh


Tata lintas air adalah banyaknya air yang dihasilkan dan diabsorbsi kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh. Air yang dihasilkan oleh tubuh tidak hilang tapi
diabsorpsi kembali pada beberapa bagian tubuh untuk kemudian dimanfaatkan lagi
dan air yang hilang dari tubuh dapat diganti dari air minum, air metabolik dan air dari
makanan. Pada ternak non ruminansia, laju turnover lebih cepat, karena non
ruminanansia memiliki air yang lebih sedikit dalam saluran pencernaan. Ternak yang
lebih toleran terhadap pembatasan air (misalnya unta dan beberapa bangsa domba)
laju turnover lebih lambat.
Banyaknya tata lintas air diantaranya tergantung pada jenis ransum. Pakan yang
kering akan menyebabkan cairan saliva banyak keluar sehingga cairan diusus
meningkat. Ini berguna untuk mempertahankan konsistensinya di saluran pencernaan.
Kalau cairan tidak cukup akan terjadi konstipasi. Water turnover dipengaruhi faktor
klimatik (suhu dan kelembaban) dan senyawa pada pakan (misalnya NaCl yang
meningkatkan urinasi pada ternak).

Pengeluaran air atau kehilangan air dari tubuh ternak dapat melalui urin, feces,
penguapan via paru-paru serta permukaan tubuh dan keringat, kecuali unggas tidak
mengeluarkan urine dan juga tidak mempunyai kelenjar keringat. Oleh karena itu
pada unggas,karena tidak mempunyai kelenjar keringat maka sangat mengandalkan
proses penguapan dari saluran pernafasan untuk melepaskan diri dari cekaman panas.
Meningkatnya konsumsi air pada suhu lingkungan panas bertujuan untuk
meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan cara evaporasi. Evaporasi pada unggas
dilakukan dengan penguapan melalui saluran pernafasan (”panting”), sedangkan pada
ternak lain penguapan melalui kulit (berkeringat).

Ternak kuda dan unta adalah ternak yang mempunyai kelenjar keringat paling banyak.
Adanya kelenjar keringat memungkinkan ternak untuk melakukan penguapan air
tubuhnya setelah ditransfer dalam bentuk keringat. Kuda dan unta lebih
mengandalkan kelenjar keringat untuk mengatasi cekaman panas daripada proses
pelepasan panas yang lainnya. Ternak babi menggunakan kedua proses
penguapan yaitu berkeringat dan ter engah-engah. Anjing dan kambing yang tidak
sempurna pertumbuhan kelenjar keringatnya melepaskan kelebihan beban panasnya
dengan cara terengah-engah.

Jika suhu lingkungan mulai meningkat, babi yang dipelihara di kandang akan
berkubang atau berbaring dekat dinding yang lebih dingin. Tingkah laku ternak babi
ini bertujuan agar terjadi pengantaran panas dari tubuh ternak ke lingkungan dengan
cara konduksi. Lantai kandang (kubangan) atau dinding kandang berfungsi sebagi
media perantara. Cekaman panas pada broiler direspon dengan cara mengepakkan
sayapnya. Membuka sayap bertujuan untuk memperbesar ruang kontak dengan udara
sehingga pengantaran panas dengan cara konveksi lebih mudah. Jika suhu lingkungan
terus meningkat selanjutnya ternak akan mempercepat pernafasan (”panting”).

Jumlah air dalam tubuh babi pada umur tertentu relatif konstan. Babi mengkonsumsi
air setiap hari untuk mengimbangi air yang hilang.
Ada 4 rute kehilangan air dari tubuh babi:
1) paru-paru (respirasi),
2) kulit (evaporasi),
3) usus (defecation), dan
4) ginjal (urination).
Pada babi dengan bobot badan 20kg dan 60kg yang berada di suatu lingkungan
thermoneutral (20°C) mengalami kehilangan air melalui respirasi, masing-masing
sebanyak 0,29 dan 0,58 liter/hari. Keringat, bukan rute utama hilangnya air dari kulit
babi, sebab kelenjar keringat pada babi umumnya dorman. Dalam lingkungan
thermoneutral kehilangan air pada babi diestimasi sekitar 12-16g/m²/hari. Dan jika
temperatur meningkat dari 5-30°C, maka kehilangan air meningkat dari 7 -
32g/m²/hari.

Kehilangan air yang sangat signifikan pada ternak babi adalah melalui feses. Jumlah
manure yang diproduksi oleh babi yang dipelihara terkurung berkisar antara 8 - 9%
dari bobot badan, dengan kandungan air pada manure bervariasi sekitar 62 - 79%.
Kehilangan air dari saluran pencernaan tergantung pada pakan, dimana pakan yang
mengandung bahan-bahan yang tak tercerna jika porsinya tinggi, maka kehilangan
air menjadi tinggi; kehilangan air tinggi bila level konsumsi serat kasar tinggi dan
dengan konsumsi pakan yang bersifat laxative. Kehilangan air lewat feses juga
meningkat bila ternak mengalami diarrhea.

Urination merupakan rute utama ekskresi air pada babi, meskipun jumlah air yang
diekskresikan dalam urin sangat bervariasi. Ginjal mengatur volume dan komposisi
dari cairan-cairan tubuh yang diekskresikan, banyak atau sedikit tergantung pada
konsumsi air, ekskresi dari mekanisme-mekanisme lain di dalam tubuh. Ekskresi air
meningkat bila babi konsumsi makanan mengandung lebih banyak mineral-mineral
dan protein. Protein yang lebih banyak dalam ransum mengakibatkan kehilangan air,
dan ini meningkatkan konsumsi air. Demikian pula bila babi konsumsi mineral-
mineral (salts) mengakibatkan meningkatnya konsumsi air dan meningkatnya
concomitant di dalam urin.

4. Sumber Air bagi Ternak


Ternak memperoleh air dari beberapa sumber yaitu :
 air minum,
 air dari pakan,
 air dari hasil oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein.
 Air metabolik, yaitu air yang didapat dari proses oksidasi senyawa organik dalam
tubuh. Contoh : C6H12O6 + 6O2 CO2 + 6H2O
Glukosa oksigen karbondioksida air Proses oksidasi
Oksidasi 1 mol glukosa membutuhkan 6 mol oksigen CO2 dan menghasilkan 6 mol
CO2 dan 6 mol H2O (air).
Jumlah O2 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi karbohidrat (pati), lemak dan
protein dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Produksi air metabolik dari zat makanan

Dari Tabel 3, diketahui bahwa air metabolis yang dihasilkan dari lemak lebih tinggi
dibandingkan dengan pati dan protein. Untuk mengoksidasi lemak membutuhkan
oksigen lebih banyak dibanding karbohidrat atau protein. Banyak sedikitnya air
metabolik yang terbentuk tergantung dari jenis senyawa organiknya, demikian pula
nilai energi yang timbul dari proses oksidasi.` Air metabolik juga dapat berasal dari
reaksi polimerisasi, contoh : asam amino menjadi peptida.

5. Manajemen Pemberian Air Minum untuk Unggas


Pemberian air minum pada proses budi daya ternak dilakukan dengan sistem ad
libitum, merata dan mudah diakses, selalu tersedia dalam kandang maupun di luar
kandang bagi ternak yang dilepas. Air minum diberikan dalam keadaan segar, dengan
suhu ideal 20° – 24°C. Untuk menjaga kebersihan dan kesegaran air minum, maka air
minum diganti 2 kali sehari pagi dan sore. Pada saat penggantian air minum sekaligus
melakukan pencucian tempat minumnya. Pengisian tempat air minum jangan sampai
tumpah, karena akan menyebabkan liter menjadi basah dan lembab sehingga dapat
menjadi tempat berkembangnya suatu penyakit. Jumlah tempat minum ayam harus
disesuaikan dengan jumlah ayam dikandang. Distribusi tempat minum harus merata
sehingga minimal 2/3 dari ayam dapat minum dalam waktu bersamaan. Untuk tempat
minum nipple drinker, sebaiknya flushing rutin segera setelah pemberian vitamin,
vaksin dan obat yang aplikasinya lewat air minum.

Jenis Tempat Minum


Di pasaran tersedia berbagai jenis tempat minum ayam, mulai dari bentuk galon,
bell drinker, PVC (talang air), hingga nipple.
 Tempat minum sistem manual
Tempat minum ayam manual terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk galon, dan PVC
(talang air) biasanya untuk kandang sistem batere. Tempat minum ini mudah
dibersihkan, sehingga dapat dibersihkan setiap hari. Kekurangan dari sistem manual
ini yaitu mudah kotor dari feses atau sekam, beresiko tumpah oleh aktivitas ayam
sehingga bisa menyebabkan litter lembab dan kadar amonia meningkat.

 Tempat minum semi otomatis


Tempat minum jenis ini biasanya berbentuk bell/lonceng atau galon dengan piringan
di bawahnya untuk menampung air, serta dilengkapi sistem pengeluaran air secara
otomatis. Penggunaan tempat minum semi otomatis dapat digunakan sejak DOC
sampai ayam dewasa. Untuk menghindari anak ayam masuk dan terendam dalam air,
bisa diletakkan batu koral atau kelereng dalam piringannya. Kelemahannya, juga
mudah kotor oleh cemaran feses dan sekam. Jika instalasinya tidak benar, akan terjadi
kebocoran dan membasahi litter, agak sulit dibersihkan, terutama pada bagian pipa
instalasinya.

 Tempat minum otomatis


Nipple drinker merupakan tempat minum modern saat ini yang memiliki sistem
otomatis atau sistem tertutup. Tempat minum ini bisa digunakan sejak ayam umur
muda (DOC) hingga dewasa. Untuk mendapatkan performa ayam yang optimal,
peternak dianjurkan menggunakan tempat minum jenis ini. Kontaminasi air pada
tempat minum nipple jauh lebih rendah dibandingkan tempat minum manual maupun
semi otomatis, sehingga air tetap segar dan higienis. Pemborosan air juga berkurang
dan tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit. Selain itu, tempat minum nipple tidak
perlu dibersihkan setiap hari. Namun harga dan instalasinya relatif mahal, dan sulit
dibersihkan sehingga perlu di flushing minimal seminggu sekali.

Pada kandang closed house, sistem air minum yang sering digunakan adalah nipple
drinker, karena:
 Mampu menurunkan tingkat kelembapan kandang sebanyak 7%.
 Kebersihan air lebih terjaga dan tidak terkontaminasi lingkungan.
Pada penggunaan nipple drinker kebutuhan air dapat dievaluasi dengan bantuan alat
ukur flow meter. “Ketika konsumsi air tidak sesuai (kelebihan atau kekurangan), maka
dilakukan kontrol ulang dengan indikator lain seperti konsumsi pakan, suhu, dan
kelembapan kandang (Muhamad Sandi Dwiyanto).

Pengaturan tinggi tempat minum di kandang.


Pengaturan drinker space dan tinggi tempat minum harus disesuaikan dengan jenis
tempat minum dan umur ayam. Semakin besar umur ayam, maka drinker space di
kandang akan semakin kecil. Tempat minum ayam sebaiknya setinggi punggung
ayam. Sedangkan untuk niplle drinker berada di sudut 45 derajat, Tubuh ayam tidak
boleh membungkuk untuk mencapai ujung nipple.kecuali pada masa DOC tempat
minum diletakkan setinggi mata untuk proses pengenalan dan adaptasi.

Tempat minum manual dan semi otomatis tempat minum harus digantung.

Sebelum dan sesudah di pakai sebaiknya nipple selalu di flushing dengan tekanan
tinggi agar aliran air didalam pipa lancar. Ketinggian nipple dari ayam sebaiknya
selalu di kontrol agar supaya semua ayam mendapat air minum yang cukup, demikian
pula ,posisi nipple, harus selalu lurus atau tidak bengkok. Setelah selesai memberikan
vaksin atau obat sebaiknya langsung di flushing, jika vaksin dan obat yang dilakukan
melalui niple sistem. Setelah ayam selesai panen, sebaiknya nipple dilepas dan
dibersihkan. Pisahkan tiap bagian pipa, lalu cuci atau bilas dengan air bertekanan
tinggi, agar semua kotoran dalam pipa terbuang lalu simpan di gudang peralatan.

Info Medion Edisi Oktober 2014

6. Standar kualitas air minum


Kualitas air mencakup tiga aspek, yaitu fisik, kimiawi dan bakteriologi.
Aspek fisik :
 Tidak berwarna, tidak keruh, tidak ada endapan
 Tidak berasa dan tidak berbau belerang
Aspek kimia :
 Memiliki pH 6.5 –7,2. Jika pH air diatas 8, kandungan Mg nya harus diperiksa.
 Air yang terlalu asam bersifat korosif sehingga berdampak negatif pada peralatan
instalasi air minu, dan juga berpengaruh pada proses pemberian vaksin, vitamin
atau obat. Untuk menaikkan pH menggunakan kapur soda atau natrium
hidrokarbon. Evaluasi derajat keasaman pada air dapat menggunakan alat pH
meter.
 Kandungan klorida < 500 ppm, nitrat < 200 ppm
 Tingkat kesadahan (Ca+2 dan Mg+2) < 110 ppm
 Air tidak mengandung garam, Ca, dan Mg yang terlalu tinggi, karena dapat
menimbulkan kerak air yang bisa merusak saluran air di dalam kandang.
 Adanya unsur nitrogen yang berlebihan pada air menunjukkan bahwa air tersebut
berasal dari sawah atau ladang yang menggunakan pupuk berlebihan. Pupuk yang
menggunakan nitrat tinggi dapat sangat membahayakan bagi ayam.
Aspek bakteri :
 Tidak mengandung bakteri E. colli dan Salmonella sp.
 Jumlah bakteri total yang dikandung (MPN) < 100 per 100 ml air.
Untuk memonitor kualitas air, maka dianjurkan melakukan uji air ke laboratorium
secara rutin. Penyediaan air minum yang sehat bermula pada sumber airnya. Oleh
karena itu sumber air minum baik dari kolam, maupun sumur harus diperiksa secara
rutin. Pemeriksaan aspek fisik, kimia dan bakteri penting dilakukan karena kualitas
air ini bisa berubah drastis akibat adanya air hujan, kontaminasi racun berbahaya atau
pencemaran lingkungan.

Daftar Pustaka
A Broiler’s Chick Water Intake Cobb Vantress.2003
[1]

[2]
Water Related factors in Broiler Production . 2012. Extension Service. Mississippi
State University
[3]
Broiler Signals. 2015. Netherlands. Roodbont Publishers. Marteen de Gussem
[4]
Poultry Water Management During Hot Weather.2016. NutriQuest Vol. 6
[5]
FAQ Ziggity: http://ziggity.com/faq/ [6]Management of Nipple Watering Systems for
Broilers.2015. The University of Tennessee
[7]
Red hocks in day old chcks or poults.Pas Reform Integrated Hatchery Solutions. Gerd
de Lange
[8]
Poultry Drinking Water Primer.2009. Extension Poultry Scientists: The University of
Georgia
[9]
Ross Broiler Management Handbook.2014. An Aviagen Brand
[10]
http://www.thepoultrysite.com/articles/97/water-intake-a-good-measure-of-broiler-
performance/

1. EVALUASI
PENUTUP
Tes Formatif
1. Jelaskan fungsi/peranan air bagi ternak ! (20)
2. Jelaskan kebutuhan air minum bagi ayam broiler ! (20)
3. Jelaskan faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan air minum pada ternak ! (20)
4. Jelaskan proses pengeluaran/penguapan air dari tubuh unggas dan babi ! (20)
5. Jelaskan standar kualitas air minum baagi ternak ! (20)
Umpan balik
Jawaban dalam bentuk essay dijelaskan kembali berdasarkan materi yang telah diuraikan
serta pustaka yang terkait. Angka didalam kurung pada pertanyaan adalah angka yang
menunjukkan nilai yang akan didapatkan apabila anda menjawab dengan benar.
Arti tingkat penguasaan :
Apabila jawaban no. 1-4 semua benar, maka nilai yang akan didapat adalah 100, dan arti
tingkat penguasaan anda adalah : Sangat baik. Apabila jawaban tidak lengkap, salah atau
kurang sempurna dan nilai yang anda dapatkan :
80-70, arti tingkat penguasaan : baik
60-70, arti tingkat penguasaan : cukup
<50, arti tingkat penguasaan : kurang/tidak baik

Tindak lanjut
Bagi mahasiswa tingkat penguasaannya tidak baik (nilai <50) dianjurkan untuk
mempelajari kembali dengan membaca referensi terkait, mencari informasi di media
elektronik atau bertanya langsung kepada dosen yang bersangkutan. Sedangkan bagi
mahasiswa yang sudah memberikan jawaban yang benar dengan nilai antara 70-100,
dianjurkan untuk berdiskusi dan mempelajari materi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai