AIR
Modul ini menjelaskan tentang peran air dalam proses metabolisma pada ternak unggas
dan non ruminansia. Selain itu, modul ini juga menjelaskan tentang kebutuhan air minum
pada ternak dan standar kebutuhan air. Tujuan instruksional khusus dari modul ini yaitu
setelah mempelajarai modul ini diharapkan mampu menguraikan tentang fungsi air bagi
ternak, kebutuhan air minum yang dibutuhkan ternak dan bagaimana standar kualitas air
minum yang harus disediakan untuk ternak. Pokok bahasan dalam modul ini meliputi :
Peran air di Usaha Peternakan
Kebutuhan air minum
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Minum
Dampak Kekurangan Air Minum pada Ternak
Manajemen Pemberian Air
1. Peran Air di Usaha Peternakan
Peran air di suatu usaha peternakan dibagi menjadi tiga, yaitu 1) air untuk kebutuhan
ternak, 2) untuk kegiatan biosekuriti seperti sanitasi dan desinfeksi kandang, tempat
makan minum, serta lingkungan, serta 3) untuk kebutuhan sehari-hari pegawai di
kandang. Fungsi air untuk kebutuhan ternak dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Air membantu transportasi nutrisi ke seluruh tubuh, dan juga mengangkut hasil
sisa metabolisme yang bersifat racun keluar tubuh.
b. Dalam proses pencernaan, air membantu proses enzimatis pencernaan untuk
melancarkan aliran makanan dalam saluran pencernaan dengan adanya proses
hidrolisis protein, karbohidrat maupun lemak.
c. Air sebagai faktor utama dalam mengatur suhu tubuh atau thermolegulator dalam
pengantar panas hasil reaksi kimia dalam proses metabolisme. Hal ini disebabkan
karena proses pencernaan akan menyebabkan panas tubuh meningkat sebagai
akibat dari perombakan karbohidrat, protein dan lemak dalam tubuh.
d. Air sebagai pelarut berbagai senyawa, pelarut asam amino, glukosa, beberapa
mineral dan vitamin yang larut dalam air dan sisa metabolisme.
e. Berperan pada proses pernapasan pengaturan, dan jalannya sistem syaraf.
f. Bagian dari cairan sinovial pelumas bagi pertautan tulang serta sebagai cairan
cerebrospinalis (berada disekitar medulla spinalis dan otak).
Pada prinsipnya secara fisiologis, air berfungsi sebagai media berlangsungnya proses
kimia dalam tubuh ternak. Selain itu, air juga berperan sebagai media pengangkut zat
nutrisi maupun zat sisa metabolisme, mempermudah proses pencernaan dan
penyerapan ransum, respirasi, pengaturan suhu tubuh, melindungi sistem syaraf
maupun melumasi persendian. Air merupakan nutrien paling sederhana, namun
peranannya sangat luas dalam tubuh ternak untuk menunjang kelangsungan hidup
ternak. Peran ternak unggas dan non ruminansia lainnya dalam menghasilkan protein
hewani berupa daging, tidak luput dari sejumlah air yang dikonsumsinya. Seluruh
reaksi vital biokimia yang terjadi pada ternak membutuhkan air. Pakan dan air
menjadi faktor yang sama pentingnya.
Secara umum, seekor babi mengkonsumsi air 1/4 - 1/3 gallon air per 1 lb BK pakan
yang dikonsumsinya. Namun konsumsi air bisa meningkat bilamana kondisi
lingkungan panas, atau ternak diarrhea; jika ransum mengadung mineral tinggi atau
protein, sisa pencernaan dan metabolisme yang dibuang lewat ginjal juga
membutuhkan air. Untuk induk menyusui akses air minum jangan dibatasi agar
produksi susu optimal.
Ketentuan penggunaan nipple drinking untuk ternak babi:
- starter: 1 – 1,5 cups/menit;
- grower – finisher: 2 – 3 cups /menit, dan
- Sow dan boar: 3 – 4 cup/menit (1 cups = 237ml).
Tabel 1. Nilai Batas Maksimum Kadar Air pada Pakan berdasarkan SNI
Batas Max
Jenis Pakan Ternak
Kadar Air
Pakan Ayam Ras Pedaging (broiler) – masa akhir (finisher) 14 %
Pakan Ayam Ras Petelur - masa Pra Produksi (Pre-Layer) 13 %
Pakan Ayam Ras Petelur - masa produksi (Layer) 13 %
Pakan Konsentrat Anak Babi sapihan, pembesaran dan
12 %
penggemukan
Pakan Konsentrat Babi Induk 12 %
Pakan Konsentrat Ayam ras petelur dara Sebelum Masa Produksi 12 %
Pakan Konsentrat Ayam ras Petelur Dara Masa Produksi
12
(Layer Concentrate)
Pengeluaran air atau kehilangan air dari tubuh ternak dapat melalui urin, feces,
penguapan via paru-paru serta permukaan tubuh dan keringat, kecuali unggas tidak
mengeluarkan urine dan juga tidak mempunyai kelenjar keringat. Oleh karena itu
pada unggas,karena tidak mempunyai kelenjar keringat maka sangat mengandalkan
proses penguapan dari saluran pernafasan untuk melepaskan diri dari cekaman panas.
Meningkatnya konsumsi air pada suhu lingkungan panas bertujuan untuk
meningkatkan pelepasan panas tubuh dengan cara evaporasi. Evaporasi pada unggas
dilakukan dengan penguapan melalui saluran pernafasan (”panting”), sedangkan pada
ternak lain penguapan melalui kulit (berkeringat).
Ternak kuda dan unta adalah ternak yang mempunyai kelenjar keringat paling banyak.
Adanya kelenjar keringat memungkinkan ternak untuk melakukan penguapan air
tubuhnya setelah ditransfer dalam bentuk keringat. Kuda dan unta lebih
mengandalkan kelenjar keringat untuk mengatasi cekaman panas daripada proses
pelepasan panas yang lainnya. Ternak babi menggunakan kedua proses
penguapan yaitu berkeringat dan ter engah-engah. Anjing dan kambing yang tidak
sempurna pertumbuhan kelenjar keringatnya melepaskan kelebihan beban panasnya
dengan cara terengah-engah.
Jika suhu lingkungan mulai meningkat, babi yang dipelihara di kandang akan
berkubang atau berbaring dekat dinding yang lebih dingin. Tingkah laku ternak babi
ini bertujuan agar terjadi pengantaran panas dari tubuh ternak ke lingkungan dengan
cara konduksi. Lantai kandang (kubangan) atau dinding kandang berfungsi sebagi
media perantara. Cekaman panas pada broiler direspon dengan cara mengepakkan
sayapnya. Membuka sayap bertujuan untuk memperbesar ruang kontak dengan udara
sehingga pengantaran panas dengan cara konveksi lebih mudah. Jika suhu lingkungan
terus meningkat selanjutnya ternak akan mempercepat pernafasan (”panting”).
Jumlah air dalam tubuh babi pada umur tertentu relatif konstan. Babi mengkonsumsi
air setiap hari untuk mengimbangi air yang hilang.
Ada 4 rute kehilangan air dari tubuh babi:
1) paru-paru (respirasi),
2) kulit (evaporasi),
3) usus (defecation), dan
4) ginjal (urination).
Pada babi dengan bobot badan 20kg dan 60kg yang berada di suatu lingkungan
thermoneutral (20°C) mengalami kehilangan air melalui respirasi, masing-masing
sebanyak 0,29 dan 0,58 liter/hari. Keringat, bukan rute utama hilangnya air dari kulit
babi, sebab kelenjar keringat pada babi umumnya dorman. Dalam lingkungan
thermoneutral kehilangan air pada babi diestimasi sekitar 12-16g/m²/hari. Dan jika
temperatur meningkat dari 5-30°C, maka kehilangan air meningkat dari 7 -
32g/m²/hari.
Kehilangan air yang sangat signifikan pada ternak babi adalah melalui feses. Jumlah
manure yang diproduksi oleh babi yang dipelihara terkurung berkisar antara 8 - 9%
dari bobot badan, dengan kandungan air pada manure bervariasi sekitar 62 - 79%.
Kehilangan air dari saluran pencernaan tergantung pada pakan, dimana pakan yang
mengandung bahan-bahan yang tak tercerna jika porsinya tinggi, maka kehilangan
air menjadi tinggi; kehilangan air tinggi bila level konsumsi serat kasar tinggi dan
dengan konsumsi pakan yang bersifat laxative. Kehilangan air lewat feses juga
meningkat bila ternak mengalami diarrhea.
Urination merupakan rute utama ekskresi air pada babi, meskipun jumlah air yang
diekskresikan dalam urin sangat bervariasi. Ginjal mengatur volume dan komposisi
dari cairan-cairan tubuh yang diekskresikan, banyak atau sedikit tergantung pada
konsumsi air, ekskresi dari mekanisme-mekanisme lain di dalam tubuh. Ekskresi air
meningkat bila babi konsumsi makanan mengandung lebih banyak mineral-mineral
dan protein. Protein yang lebih banyak dalam ransum mengakibatkan kehilangan air,
dan ini meningkatkan konsumsi air. Demikian pula bila babi konsumsi mineral-
mineral (salts) mengakibatkan meningkatnya konsumsi air dan meningkatnya
concomitant di dalam urin.
Dari Tabel 3, diketahui bahwa air metabolis yang dihasilkan dari lemak lebih tinggi
dibandingkan dengan pati dan protein. Untuk mengoksidasi lemak membutuhkan
oksigen lebih banyak dibanding karbohidrat atau protein. Banyak sedikitnya air
metabolik yang terbentuk tergantung dari jenis senyawa organiknya, demikian pula
nilai energi yang timbul dari proses oksidasi.` Air metabolik juga dapat berasal dari
reaksi polimerisasi, contoh : asam amino menjadi peptida.
Pada kandang closed house, sistem air minum yang sering digunakan adalah nipple
drinker, karena:
Mampu menurunkan tingkat kelembapan kandang sebanyak 7%.
Kebersihan air lebih terjaga dan tidak terkontaminasi lingkungan.
Pada penggunaan nipple drinker kebutuhan air dapat dievaluasi dengan bantuan alat
ukur flow meter. “Ketika konsumsi air tidak sesuai (kelebihan atau kekurangan), maka
dilakukan kontrol ulang dengan indikator lain seperti konsumsi pakan, suhu, dan
kelembapan kandang (Muhamad Sandi Dwiyanto).
Tempat minum manual dan semi otomatis tempat minum harus digantung.
Sebelum dan sesudah di pakai sebaiknya nipple selalu di flushing dengan tekanan
tinggi agar aliran air didalam pipa lancar. Ketinggian nipple dari ayam sebaiknya
selalu di kontrol agar supaya semua ayam mendapat air minum yang cukup, demikian
pula ,posisi nipple, harus selalu lurus atau tidak bengkok. Setelah selesai memberikan
vaksin atau obat sebaiknya langsung di flushing, jika vaksin dan obat yang dilakukan
melalui niple sistem. Setelah ayam selesai panen, sebaiknya nipple dilepas dan
dibersihkan. Pisahkan tiap bagian pipa, lalu cuci atau bilas dengan air bertekanan
tinggi, agar semua kotoran dalam pipa terbuang lalu simpan di gudang peralatan.
Daftar Pustaka
A Broiler’s Chick Water Intake Cobb Vantress.2003
[1]
[2]
Water Related factors in Broiler Production . 2012. Extension Service. Mississippi
State University
[3]
Broiler Signals. 2015. Netherlands. Roodbont Publishers. Marteen de Gussem
[4]
Poultry Water Management During Hot Weather.2016. NutriQuest Vol. 6
[5]
FAQ Ziggity: http://ziggity.com/faq/ [6]Management of Nipple Watering Systems for
Broilers.2015. The University of Tennessee
[7]
Red hocks in day old chcks or poults.Pas Reform Integrated Hatchery Solutions. Gerd
de Lange
[8]
Poultry Drinking Water Primer.2009. Extension Poultry Scientists: The University of
Georgia
[9]
Ross Broiler Management Handbook.2014. An Aviagen Brand
[10]
http://www.thepoultrysite.com/articles/97/water-intake-a-good-measure-of-broiler-
performance/
1. EVALUASI
PENUTUP
Tes Formatif
1. Jelaskan fungsi/peranan air bagi ternak ! (20)
2. Jelaskan kebutuhan air minum bagi ayam broiler ! (20)
3. Jelaskan faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan air minum pada ternak ! (20)
4. Jelaskan proses pengeluaran/penguapan air dari tubuh unggas dan babi ! (20)
5. Jelaskan standar kualitas air minum baagi ternak ! (20)
Umpan balik
Jawaban dalam bentuk essay dijelaskan kembali berdasarkan materi yang telah diuraikan
serta pustaka yang terkait. Angka didalam kurung pada pertanyaan adalah angka yang
menunjukkan nilai yang akan didapatkan apabila anda menjawab dengan benar.
Arti tingkat penguasaan :
Apabila jawaban no. 1-4 semua benar, maka nilai yang akan didapat adalah 100, dan arti
tingkat penguasaan anda adalah : Sangat baik. Apabila jawaban tidak lengkap, salah atau
kurang sempurna dan nilai yang anda dapatkan :
80-70, arti tingkat penguasaan : baik
60-70, arti tingkat penguasaan : cukup
<50, arti tingkat penguasaan : kurang/tidak baik
Tindak lanjut
Bagi mahasiswa tingkat penguasaannya tidak baik (nilai <50) dianjurkan untuk
mempelajari kembali dengan membaca referensi terkait, mencari informasi di media
elektronik atau bertanya langsung kepada dosen yang bersangkutan. Sedangkan bagi
mahasiswa yang sudah memberikan jawaban yang benar dengan nilai antara 70-100,
dianjurkan untuk berdiskusi dan mempelajari materi selanjutnya.