SOP MR
MANAJEMEN RISIKO
No. Revisi: 00
Halaman: 1 dari 2
IDENTIFIKASI PASIEN
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
REFERENSI
UNIT TERKAIT
5.3.1.2 dilakukan prosedur tepat identifikasi apabila dijumpai pasien dengan kondisi khusus
seperti yang disebutkan pada pokok pikiran sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan (R, D, O, W).
SOP Identifikasi kondisi khusus
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
3. RekamanHistoris:
DiberlakukanTgl.
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Nomor 800/ /II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Dokumen
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Nomor 800/ /II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Dokumen
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Kegiatan yang dilakukan oleh Petugas Farmasi farmasi untuk mengawasi
dan mengendalikan penggunaan obat psikotropika narkotika agar aman dan
tidak disalahgunakan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang Peresepan Psikotropika dan narkotika.
5. Prosedur Alat
Pena
Buku
Bahan
Laporan psikotropika
7.
PF membuat perencanaan permintaan obat
Psikotropika dan narkotika
PF mendokumentasikan obat
psikotropika dan narkotika ke dalam
buku psikotropika dan narkotika
.
8.
10. Resep
Terkait
11. Rekaman Historis Perubahan
2/3
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
5.3.4.2 dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis untuk memastikan bahwa prosedur
telah dilakukan dengan benar (D, O, W).
SOP
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
2. Tujuan Untuk memastikan tepat lokasi bagian tubuh pasien yang akan
dioperasi
Pasien dan Keluarga mengetahui dan memahami area yang akan
dioperasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Nomor 800/ /II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien
5. Prosedur/ Penandaan sisi operasi hanya ditandai pada semua kasus yang
Langkah - memiliki
Langkah • dua sisi kiri dan kanan (lateralisasi),
• struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi), atau
• multiple level (tulang belakang).
6. Bagan Alir
8. Unit Terkait
9. Dokumen
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Nomor 800/ /II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen
10. Rekam
Historis Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
5.3.6.1 dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh jatuh di rawat jalan dan pengkajian risiko
jatuh di IGD dan rawat inap sesuai dengan kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk
mengurangi risiko tersebut (R, O, W, S).
SOP penapisan pasien risiko jatuh
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Pengkajian Risiko jatuh adalah sebuah proses untuk menilai dan
mengevaluasi pasien yang mempunyai risiko untuk jatuh
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Nomor 800/ /II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien
2. Diagnosis sekunder :
Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien
Skor 0 jika tidak
6. Status mental :
Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalan normal.
Tanyakan pada pasien, “Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi
sendiri atau perlu bantuan?” Jika jawaban pasien menilai dirinya
konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal.
2 Status mental
2a apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir
tidak terorganisir, gangguan daya ingat); Ya/ tidak
2b apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat,
atau orang); Ya/ tidak
2c apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas);
Ya/ tidak
3 Penglihatan
3a apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidak
Salah satu jawaban ya = 1
3b apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram? Ya/ tidak
3c apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi
makula? Ya/ tidak
4 Kebiasaan berkemih
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi,
inkontinensia, nokturia); Ya/ tidak
ya = 2
5 Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur)
5a mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan); 0
5b memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan; 1
5c memerlukan bantuan yang nyata (2 orang); 2
5d tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total; 3
6 Mobilitas
6a mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan); 0
6b berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik); 1
6c menggunakan kursi roda; 2
imobilisasi; 3
jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor =
0. jika nilai total 4-6, maka skor = 7
6. Bagan Alir
Mulai
Seles
ai
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen
10. Rekam
Historis Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
5.4.1.1 dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan kepada tim keselamatan pasien dan kepala puskesmas yang disertai dengan analisis,
investigasi insiden, dan tindak lanjut terhadap insiden (R, D, W).’’
SOP
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
No. /SK-KBN/VI/2023 tentang Pedoman Pengukuran dan
Pelaporan Online
4. Referensi Permenkes Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Prosedur/ 1. Setiap unit kerja di UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Langkah - melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien
Langkah UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi pada formulir yang
sudah disediakan paling lambat 2x24 jam.
2. Siapapun yang mengetahui atau melihat kejadian IKP dapat
melaporkan pada sekertariat Tim Keselamatan Pasien.
3. Pelapor segera memberitahu dokter penanggung jawab layanan
untuk pencegahan cedera atau pertolongan pertama.
4. Setiap unit kerja di UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien pada
formulir yang sudah disediakan Klinik meliputi :
a. Sentinel
b. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
d. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
e. Kejadian Potensi Cedera (KPC)
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait Semua unit kerja UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Tim Keselamatan Pasien
Penanggung Jawab Klinik
9. Dokumen
10. Rekam
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Pengertian Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional
memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.
Tujuan Sebagai acuan langkah untuk menemukan perilaku yang melanggar etik
Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang
Referensi Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.02/D/4871/2023 tentang Instrumen Akreditasi Pusat Kesehatan
Masyarakat
Alat
Prosedur/Langkah- Jika ditemukan pelanggaran Etika di bawah ini staf segera melaporkan ke
langkah nomor/ link untuk pelaporan Budaya keselamatan
(8) Memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik yang
terjadi;
(9) Memastikan praktik nondiskriminasi dalam pelayanan pasien dengan
(10) tagihan biaya pelayanan harus akurat dan dipastikan bahwa insentif
dan pengelolaan pembayaran tidak menghambat pelayanan pasien.
Bagan Alir/Diagram
Alir
(Jika Perlu)
(Jika Perlu)
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
5.5.1.1 Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI yang terdiri atas (R, D):
(1) implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri atas kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasar transmisi, (2) pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau lokakarya) baik bagi
petugas maupun pasien dan keluarga, serta masyarakat, (3) penyusunan dan penerapan bundel infeksi
terkait pelayanan kesehatan, (4) pemantauan (monitoring) pelaksanaan kewaspadaan isolasi, (5)
surveilans penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan dan, (6) penggunaan anti mikroba secara bijak
dan komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas
SOP PPI
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi
Nomor 800/ /II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pedoman Sasaran
Keselamatan Pasien
Unit triage
• Beri tahu penyedia petugas jika pasien mencari perawatan untuk
gejala pernapasan (misalnya batuk, demam, sesak napas) dengan
menelepon sebelumnya
• Gunakan masker, jika tersedia, selama pengangkutan dan saat
melakukan triage di fasilitas kesehatan
• Beritahu meja pendaftaran triage tentang gejala pernapasan segera
setelah mereka tiba
• Cuci tangan di pintu masuk RS dengan sabun dan air/ handrub
• Bawa tisu kertas atau kain untuk menutupi mulut atau hidung saat
batuk atau bersin. Buang tisu kertas di tempat sampah segera setelah
digunakan
• Pertahankan jarak sosial dengan tinggal setidaknya satu meter,bila
memungkinkan, dari siapa pun, termasuk siapa pun yang bersama
pasien (misalnya, teman atau pengasuh)
IMPLEMENTASI
Persiapkan “RUANG TUNGGU RESPIRATORI ” terpisah
Cegah kerumunan
Ventilasi setidaknya 12 ACH atau ruang terbuka
Jarak kursi bangku 1 meter
Memiliki toilet, sarana kebersihan tangan dan tempat sampah
tertutup
• Setelah terdeteksi , pasien diarahkan ke Ruang tunggu Respirator
• Diusahakan pelayanan segera agar secepatnya ditetapkan apakah
boleh pulang atau harus dirawat
• Bila dibolehkan pulang , dibekali edukasi etika batuk dan protokol
kesehatan
• Bila harus dirawat ditempatkan di kamar isolasi cubicle” sendiri atau “
bersama
infeksi sejenis
• Tidak diperlukan kamar isolasi bertekanan negative kecuali bila
pasien dilakukan tindakan pemicu aerosol
• Saat transfer pasien jalur harus bebas dari kerumunan Usahakan
berjarak 1 meter dari pengunjung lain kordinasi dengan petugas
pengaman
TRANSFER PASIEN
• Usahakan jalur transfer sesingkat mungkin
• Saat transfer, petugas memakai APD gaun lengan panjang sarung
tangan
masker medik goggle/face shield dan sepatu tertutup
• Bila dilakukan tindakan pemicu aerosol ( Masker petugas adalah
Respirator N 95
• Petugas di ruang Tujuan transfer harus sudah siap menerima pasien
sebelum
pasien tiba
Yaitu;
1. Kebersihan tangan => 5 saat Cuci Tangan (Cuci Tangan)
2. APD standar ( Sarung tangan, Masker, goggle, face shield, Gaun)
3. Dekontaminasi Peralatan perawatan pasien
=> Kelola Jarum Dan Alat Tajam Untuk Mencegah Perlukaan
=> Tata laksana Peralatan
4. Pengendalian lingkungan (MFK, Ventilasi, air, permukaan, lemari)
Kelola Limbah Dan Sanitasi Ruangan (MFK)
5. Penatalaksanaan Linen
6. Perlindungan & Kesehatan karyawan
7. Penempatan pasien (jarak min. 1 meter)
8. Hygiene respirasi=> Patuhi Etika batuk
9. Praktek menyuntik aman => Teknik aseptic
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen
10. Rekam
Historis Perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
5.5.3.1 Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip kewaspadaan standar sesuai dengan
Pokok Pikiran pada angka (1) sampai dengan angka (9) sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
(R, D, O, W).
1 5 momen Cuci Tangan
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Pengertian 5 moment cuci tangan adalah saat / waktu dimana petugas harus
melakukan cuci tangan untuk mencegah penyebaran infeksi yang
ditularkan melalui tangan, bisa dalam bentuk proses Hand Rub dan
Hand Wash dengan jenis sabun, durasi dan ketentuan kondisi
penggunaanya sesuai ketentuan WHO
Diagram Alir -
Unit Terkait Semua unit
Rekaman
TANGGAL MULAI
Historis NO YANG DIUBAH ISI PERUBAHAN
DIBERLAKUKAN
Perubahan
1b SOP 6 langkah cuci tangan
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
6. Bagan Alir
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait
9. Dokumen
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Selesai
7. Unit terkait -
2b pemakaian handschoon
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Sarung tangan merupakan salah satu bentuk APD (Alat Pelindung Diri) saat
akan melakukan tindakan.
2. Tujuan Memberikan perlindungan tambahan terhadap adanya kemungkinan
perpindahan kotoran dan organsme yang menempel dari tangan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nania
Nomor : /PN/SK-III/III/2018
Tentang : Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas
Nania
4. Referensi - Permenkes Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer.
- Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
5. Prosedur 1. Alat :
a. Sarung tangan atau handscoon
b. Wastafel
c. Sabun desinfektan
d. Tempat sampah
5. Langkah-langkah Pemakaian Sarung Tangan Steril
1. Petugas melepas aksesoris dan lengan pakaian panjang ditarik ke atas
sampai siku.
2. Petugas mencuci tangan dan keringkan.
3. Petugas membuka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung
tangan dengan memisahkan sisi-sisinya.
4. Petugas menjaga agar sarung tangan tetap berada diatas permukaan
bagian dalam pembungkus
5. Petugas mengidentifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan yang
dominan.
6. Petugas Dengan ibu jari dan telunjuk serta jari tangan yang non
dominan pegang tepi mancet lsarung tangan untuk menggunakan sarung
tangan dominan
7. Petugas menyelipkan jari-jari ke dalam mencet sarung tangan kedua
8. Petugas mengenakan sarung tangan kedua
9. Petugas tidak boleh membiarkan jari-jari tangan yang sudah bersarung
tangan menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka.
10. Petugas Setelah sarung tangan kedua digunakan mancet biasanya akan
jatuh ketangan setelah pemakaian sarung tangan.
11. Petugas setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan
ibu jari adduksi kebelakang.
12. Petugas memastikan setelah pemakaian sarung tangan steril hanya
memegang alat-alat steril.
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
3c pemakaian APD
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
A. Pengertian Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah menggunakan alat pelindung diri
sebelum masuk pintu ruang laboratorium sebelum melakukan pekerjaan
sampai selesai melakukan pekerjaan yakni pemakaian jas lab, sarung
tangan, sepatu dan masker
a. Persiapan Alat
a) Alat Pelindung Diri yang diperlukan ( Jas lab, sarung tangan, masker)
b. Pelaksanaan
a) Sebelum bekerja jas lab segera dipakai dan kancing baju ditutup
3. Baju praktik / lab jas segera dilepas dan tempatkan kembali ketempat
semula.
F. Bagan Alir
Tangguang jawab dan
wewenang Petugas laboratorium
Pelaksanaan
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian
Merupakan tata cara melakukan etika batuk yang sesuai dengan
rekomendasi PPI.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang PPI
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan
5.Prosedur Persiapan :
Poli Lansia
Poli MTBS
Poli Gigi
Poli Paru
Laboratorium
(4) Penempatan pasien dengan benar
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Pengertian
Tujuan
Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang PPI
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan
Alat
Prosedur/Langkah-
langkah
Bagan Alir/Diagram
Alir
(Jika Perlu)
(Jika Perlu)
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
(5) Penyuntikan yang aman
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Pengertian
Tujuan
Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang PPI
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Kesehatan
Alat
Prosedur/Langkah-
langkah
Bagan Alir/Diagram
Alir
(Jika Perlu)
(Jika Perlu)
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
(6) sterilisasi Alkes
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Sterilisasi alat adalah tindakan yang dilakukan secara fisik dan kimia untuk
membuat alat menjadi sucihama, menghilangkan mikrobiologi hidup,
termasuk bakteri, kuman patogen dan spora.
6. Prosedur 1. Alat
a. Sterilisator
b. Sikat
c. Handuk
2. Bahan
a. Disinfektan
b. Sabun
Langkah - langkah :
1. Alat yang sudah dipakai dicuci kemudian direndam dengan klorin selama
10 menit
2. Setelah direndam alat dibilas dengan air bersih yang mengalir
3. Setelah dibilas alat dikeringkan dengan handuk yang bersih
4. Alat yang sudah kering disterilisasi dengan menggunakan sterilisator
khusus untuk alat kedokteran gigi.
5. Alat yang sudah steril disimpan di lemari alat
7. Bagan Alir
Cuci alat dan Bilas alat dengan air Keringkan alat dengan
rendam klorin mengalir handuk bersih
11. Rekaman
historis perubahan
No. Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
diberlakukan
Sterilisasi autoclave
STERILISASI AUTOCLAVE
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian 1. Sterilisasi adalah suatu proses, fisik, atau kimia yang dapat mematikan
semua bentuk kehidupan mikroorganisme termasuk juga bakteri,
spirocaeta, virus dan juga spora
2. Autoclave adalah bagian dari alat laboratorium yang digunakan untuk
mensterilkan alat-alat atau benda dengan cara menggunakan uap
besuhu dan bertekanan tinggi (121oC)
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
1. Mencegah penyebaran miroorganisme yang pathogen
2. Memperthankan tingat efisiensi kerja instrumen dan perlengkapan klinik
sehingga dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama
3. Menghilangkan mikroorganisme berbahaya dari alat /instrument yang
disterilisasi
4. Menghasilkan alat atau instrumen yang siap pakai dalam keadaan steril,
aman dan nyaman.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang Sterilisasi Alat Medis
4. Referensi 1. Permenkes RI nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
2. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian infeksi di RS dan Fasilitas
Pelayanan kesehatan lainnya , Perdalin cetakan III, tahun 2011
3. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) di RS, Depkes
RI Tahun 2009
5.Langkah- A. Dekontaminasi
langkah 1. Pakai Handscoon
a. Menyiapkan bak perendam yang diisi dengan larutan klorin
0,5% dengan cara: mencampur 1 tutup botol pemutih (bayclin)
dengan 1 liter air. Mengaduk larutan sampai tercampur
b. Memasukkan alat-alat kesehatan ke dalam bak perendaman
dengan cara memasukkan satu persatu alkes kedalam bak
perendam klorin
c. Biarkan selama kurang lebih 10 menit
B. Pencucian dan pembilasan
1. Membuka kran air dengan cara memutar searah jarum jam
2. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminas (hati-
hati bila memegang peralatan yang tajam). Agar tidak merusak
benda-benda yang terbuat dari plastik jangan dicuci dengan pealatan
dari logam atau kaca .Bila memungkinkan gunakan bak perendam
yang berbeda
3. Hati-hati semua benda tajam dengan cara:
a. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa
darah dan kotoran
b. Memastikan sudah tidak ada sisa darah atau kotoran yang
tertinggal pada peralatan melihat membolak balik dibawah
penerangan yang cukup terang
c. Mengulangi prosedur di atas setiap benda sedikitnya 3 kali (atau
lebih bila perlu) dengan air dan detergen
d. Membilas alat tersebut dengan air bersih dengan cara:
Mengambil satu persatu alkes
Membilas satu persatu dibawah air mengalir
4. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air
sabun, kemudian bilas segera menggunakan sabun dengan cara:
a. Meletakkan tangan yang masih bersarung tangan dibawah air
mengalir
b. Menggosok kedua tangan dengan sabun sampai bersih
5. Melepas sarung tangan
6. Menggantung sarung tangan dan biarkan kering dengan diangin-
anginkan dengan cara : Menggantung sarung tangan dengan posisi
jari sarung tangan dibawah, kemudian dijepit
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
8. Keringkan alkes dengan handuk bersih
C. Cara menggunakan autoclave
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu air dalam autoclave.
Perkirakan air cukup untuk merendam alat
2. Masukan peralatan dan bahan. Jika mensterilkan bertutup ulir,
tutup ulir dibuka atau dikendorkan
3. Tutup autuclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari tutup autoclave. Klep pengaman
jangan diencangkan terlebih dahulu
4. Nyalakan autoclave, atur timer dengan waktu minimal 20-30 menit
pada suhu 121 C
5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi
kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman.
Kemudian di tutup dan ditunggu sampai selesai. Perhitungan waktu
20-30 menit sejak tekanan mencapai 2 atm
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam
kompatemen turun hingga sama dengan teanan udara Jika alarm
tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompatemen
turun hingga sama dengan teanan udara dilingkungan (jatum pada
preisure gauge menunjuk angka nol). Keluarkan isi autoclave
5. Diagram alir
Gunakan APD
Dekontaminasi Alat bekas pakai
dalam larutan chlorin 0,5%
selama 10 menit
PENGGUNAAN STERILISATOR
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
9. Unit Terkait 1. RUANG PEMERIKSAAN
2. RUANG TINDAKAN
3. RUANG GIGI
4. RUANG KIA-KB
5. RUNAG PERSALINAN
6. RUANG LABORATORIUM
7. PUSTU
10.
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Menggunakan
perlindungan diri
Lakukan dekontaminasi
Mencuci tangan
K. Rekaman histori
perubahan
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Pengertian Metode sterilisasi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar UV, dimana
sinar ultraviolet dapat membantu mengurangi kontaminasi di udara dan
permukaan benda lingkungan.
Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Alat
Sebelum melakukan tindakan ruangan harus ditutup agar sinar tidak keluar
ruangan
Kemudian alat disambungkan ke listrik dari luar ruangan agar petugas tidak
terkena radiasi sinar ultraviolet
Bagan Alir/Diagram
Alir
(Jika Perlu)
(Jika Perlu)
Dokumen Terkait
Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
7a manajemen linen
MANAJEMEN LINEN
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
2. Tujuan Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman, siap pakai dan
mengantisipasi terjadinya pencemaran infeksi dan efek penggunaan
bahan-bahan kimia.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang penanggung jawab kebersihan
lingkungan.
PENATALAKSANAAN LINEN
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Penatalaksanaan linen adalah penanganan linen kotor yang telah dipakai
pasien dan petugas. Mulai dari unit perawatan sampai pengiriman ke
laundry / unit pencucian
4. Referensi Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayan Kesehatan Lainnya tahun 2008
5. Alat dan Bahan -Tempat menaruh linen terdiri dari tempat linen infeksius dan non infeksius
-Air bersih
-Detergen
-Mesin cuci
6. Langkah – 1. Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan dibilas
langkah dengan air.Linen kotor tersebut kemudian langsung di masukkan ke dalam
kantong linen
2. Hilangkan bahan padat (missal, feses) dari linen yang sangat kotor
(menggunakan APD yang sesuai)dan buang limbah padat tersebut ke dalam
toilet sebelum linen di masukkan kekantong cucian.
3. Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati-hati untuk
mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-orang di
sekitarnya.
4. Jangan memilah linen di tempat perawatan pasien. Masukan linen yang
terkontaminasi langsung ke kantong cucian di ruang isolasi dengan
memanipulasi minimal.
5. Linen yang sudah digunakan kemudian harus dicuci sesuai prosedur
pencucian biasa.
6. Cuci dan keringkan linen sesuai dengan standard dan prosedur tetap
fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk pencucian air panas,cuci linen
menggunakan detergen / desinfektan dengan air 70°C selama minimal 25
menit
7. Bagan alir
Mencuci linen
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman
historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan
diberlakukan
7c SOP Pengelolaan Linen non infeksius
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
5. Peralatan APD
6. Prosedur 1. Petugascucitangansebelummelakukanprosedur.
2. GunakanAPD (masker, skort, handschoon / sarungtangan, sepatu).
3. Petugas memasukan linenkotor ke mesin cuci tambah detergen dan
putar timer selama 30 menit.
4. Petugas mengulangi langkah ke 3 dan tambah pewangi secukupnya
dan putar selama selama 30 menit.
5. Petugas memindah linen dari tabung cuci ke tabung pengering, putar
sesuai kebutuhan
6. Petugas menjemur linem di tempat jemuran.
7. Lepasalatpelindungdiri (APD) .
8. Petugascucitangan
7. Bagan Alir
8. Unit Terkait
Rawat Inap, UGD
9. Dokumen Terkait
10. Rekaman
Historis
Perubahan
Yang Isi Tanggal Mulai
No
Diubah Perubahan Diberlakukan
11. Rekaman Historis
Perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
7d pencucian linen non infeksius
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Pencucian linen infeksius adalah linen yang berasal dari kegiatan medis : ok,
vk, ugd, perawatan anak, perawatan dewasa
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan pengelolaan linen infeksius
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi ( PPI)
4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014,
tentang Puskesmas;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2015,
tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/
MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
di Kabupaten / Kota;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 270/MENKES/2007 tentang
Pedoman Manajerial PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 382/Menkes/2007 tentang
Pedoman PPI di RS dan Fasyankes Lainnya;
5. Prosedur/ Gunakan APD (masker, handscoon, celemek dan sepatu boot) sebelum
Langkah-langkah melakukan kegiatan pencucian linen infeksius
2. Siapkan air panas dan clorin di wadah mesin cuci
3. Rendam linen infeksius ke dalam air panas tersebut yang sudah
dicampuri clorin selama ± 10 menit
4. Masukkan deterjen ke dalam rendaman linen tersebut sesuai dengan
takaran
5. Nyalakan mesin cuci dengan lama proses pencucian selama ± 15 menit
6. Buang air rendaman tersebut kemudian beri air bersih kembali untuk
membilas, pembilasan dilakukan sebanyak dua kali
7.Buang air bilasan tersebut kemudian beri air bersih dan pewangi, rendam
± 10 menit
8. Buang air pewangi tersebut dan pindahkan linen ke wadah mesin cuci
pengering
9. Keringkan di mesin cuci selama ± 15 menit
10. Jemur linen
6. Unit Terkait 1. UGD
2. Rawat Inap
3. Ruang bersalin
4. Poli Fisioterapi
5. Poli KIA/KB/Imunisasi
6. Poli BP
7. Poli Gigi
8. Poli Lansia
7. Diagram
Alir/Flowchart
8. Rekaman Historis
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Unit IGD
Rekaman historis
perubahan
Linen kotor
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Linen kotor adalah segala bahan dari kain yang telah dipakai untuk
memberikan pelayanan di unit kerja/ruang pelayanan pasien atau telah
dikontak dengan kotoran/bahan infeksius/obat-obatan.
Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang
Referensi PERMENKES RI No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengendalian Infeksidi
fasilitas pelayanan kesehatan Pedoman pelaksanaan kewaspadaan universal
di pelayanan kesehatan
Alat ALAT:
1. Kereta linen
2. Alat Tulis
BAHAN:
1. Sarung tangan
2. Desinfektan
3. Kantong plastik
4. Form inventaris linen
Prosedur/Langkah- 1. Mempersiapkan kereta linen kotor dan buku pencatatan
langkah 2. Jam 07.00 s/d 08.00 petugas laundry datang ke unit kerja/ruang
perawatan untuk mengambil linen kotor dengan kereta linen kotor
3. Menggunakan sarung tangan kotor
4. Bahan linen terkontaminasi telah dibilas/direndam desinfektan dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik warna kuning oleh ruang pengirim
5. Memisahkan linen yang terkena feses, darah, nanah atau obat-obatan
6. Memilah jenis Linen:
6.1 Baju, celana, masker dan topi.
6.2 Sprei, sarung bantal, sarung guling dan handuk.
7. Duk dan schort Menghitung jumlah dan sesuai jenis linen yang akan
dicucikan pada buku catatan linen kotor bersama petugas ruangan dan
ditandatangani oleh kedua petugas
8. Memasukkan linen kotor ke dalam kereta linen kotor
8.1 Linen kotor dibawa ke laundry dengan kereta secara tertutup.
Bagan Alir/Diagram
Alir Petugas datang
Mempersiapka Menggunakan sarung
mengambil linen kotor
n kereta linen tangan kotor
(Jika Perlu) dengan kereta linen
kotor dan buku
kotor
pencatatan
Unit Terkait
Dokumen Terkait
Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
7g penyetrikaan dan pelipatan linen
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Non Rawat Inap Margodadi Nomor 800/
/II.02.2/TUBABA/2023 tentang
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
Prosedur PENYETRIKAAN
PELIPATAN
Prosedur pelipatan:
1. Laken
- Dibutuhkan tempat luas yang dilakukan 2 orang petugas.
-Tiap orang memegang ujung linen posisi memanjang dengan
jahitan terbalik.
2. Steek laken
- Dibutuhkan cukup satu orang
- Posisi jahitan terbalik
- Pegang ujung linen arah panjang pertemukan
- Lipat ½ bagian
- Lipat kembali menjadi ¼ bagian perhatikan posisi label.
- Lipat kembali menjadi dua arah lebar sampai 1/8 bagian.
3. Sarung bantal
PENYIMPANAN
Unit IGD
STERILISASI LINEN
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
8. Unit Sanitasi
9. Buku Rekam Sterilisasi
TERKAIT
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian Benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki tusuk tajam atau
runcing, yang dpat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum suntik,
bisturi, blood lancet, pecahan kaca dan ampul obat.
6. Bagan Alir -
No. Revisi: 00
SOP
Halaman: 1 dari 2
1. Pengertian 1. Merupakan cara yang dilakukan pada ruangan pelayanan pasien dengan
penyakit menular melalui droplet dan airbone infection.
2. Transmisi droplet dan airbone merupakan perpindahan droplet
respiratorius (ukuran <5um) yang mengandung pathogen infeksius melalui
6. Bagan Alur
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Dokumen
terkait
perubahan