Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA DAN

KALSIUM HIDROKSIDA TERHADAP KUALITAS MANISAN


KULIT SEMANGKA (Cittrusllus vulgaris)

Oleh

SOFIA NANDA
20201011000099

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


POLITEKNIK INDONESIA VENEZUELA
ACEH BESAR
2023
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul


“Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula dan Kalsium Hidroksida
Terhadap Kualitas Manisan Kulit Semangka (Cittrusllus Vulgaris)” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir pada tugas akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Politeknik Indonesia Venezuela.

Aceh Besar, 08 September 2023

Sofia Nanda
20201011000099
Hak Cipta Milik POLIVEN, Tahun 2023
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa


mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan POLIVEN

Dilarang mecantumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya


tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin POLIVEN
ABSTRAK

SOFIA NANDA, Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula dan Kalsium


Hidroksida Terhadap Kualitas Manisan Kulit Semangka (Cittrusllus vulgaris).
Dibimbing oleh Sri Agustina dan Ika Rezvani Aprita.
Manisan kulit semangka adalah kulit buah semangka yang diawetkan
dengan gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan kulit
semangka, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya
mikroba. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Kalsium
Hidroksida dan konsentrasi kadar gula terbaik terhadap mutu manisan kulit
semangka. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor pertama
adalah konsentrasi penambahan gula dengan 3 taraf perlakuan yaitu G1=40%
G2=50%, G3=60%, sedangkan faktor kedua yaitu konsentrasi kalsium hidroksida
diberikan 3 taraf perlakuan yaitu K1= 2% , K2= 3% , K=3 4%. Pembuatan manisan
kulit semangka dengan perlakuan konsentrasi gula dan kalsium Hidroksida yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap interaksi perlakuan pada analisis kadar gula,
sedangkan faktor K berpengaruh sangat nyata terhadap nilai rendemen, tetapi
tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, warna, rasa, aroma dan tekstur. Nilai
kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan G 3K3 yaitu 4,91% dan nilai kadar air
terendah pada perlakuan G1K1 yaitu 2,48%. Hasil kadar gula tertinggi terdapat
pada kombinasi perlakuan G2K2 yaitu 46,86% dan kadar gula terendah pada
perlakuan G2K1) yaitu 34,33%. Hasil nilai rendemen tertinggi terdapat pada faktor
kalsium hidoksida 4% (K3) yaitu 86,44% dan nilai rendemen terendah pada faktor
kalsium hidroksida 2% (K1) yaitu 68,54%. Produk manisan kulit semangka
dengan penerimaan terbaik di peroleh pada perlakuan G 2K2 yaitu warna (3,50),
G1K3 rasa (3,37), G3K2 aroma (3,09) dan G1K1 tekstur (3,29) dengan tingkat
penerimaan agak suka.
Kata Kunci: Gula, Kalsium Hidroksida, Kulit Buah, Manisan dan Semangka,
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA DAN
KALSIUM HIDROKSIDA TERHADAP KUALITAS MANISAN
KULIT SEMANGKA (Cittrusllus vulgaris)

Tugas Akhir

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya
Pada Program Studi Agroindustri
Politeknik Indonesia Venezuela

Oleh:

SOFIA NANDA
20201011000099

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


POLITEKNIK INDONESIA VENEZUELA
ACEH BESAR
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula Dan Kalsium


Hidroksida Terhadap Kualitas Manisan Kulit Semangka
(Cittrusllus vulgaris)

Nama Mahasiswa : Sofia Nanda


NIM : 20201011000099
Program Studi : Agroindustri

Menyetujui :
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Sri Agustina, S.TP., M.Si Ika Rezvani Aprita, ST., M.Si


NIDN. 1317088602 NIDN. 1307048801

Mengesahkan; Mengetahui:

Ketua Program Studi Direktur


Agroindustri Politeknik Indonesia
Venezuela

Dr. Ir. Umar H.A, SP., MP


NIDN. 0114107704 Reza Salima, SP., MP
NIDN. 0110058405

Tanggal Lulus: 08 September 2023


Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : 1. Endiyani , S.P., M.Si
2. Irhami, S.TP., M.Si
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatu,

Puji syukur penulis hantarkan kehadirat Allah SWT yang dengan Rahmat

dan Karunia-Nya, penulis telah dapat menylesaikan Tugas Akhir ini yang

berjudul “Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula dan Kalsium Hidroksida

Terhadap Kualitas Manisan Kulit Semangka (Cittrusllus vulgaris)” sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk

melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi

Agroindustri, Politeknik Indonesia Venezuela.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini tentunya banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Sri Agustina, S.TP., M.Si selaku dosen pembimbing utama yang telah banyak

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan kepada penulis.

2. Ika Rezvani Aprita, ST., M.Si selaku dosen pembimbing anggota yang telah

memberikan masukan terhadap penulis.

3. Endiyani S.P., M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan waktu,

bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Dr. Ir. Umar H.A, SP., MP selaku Ketua Program Studi Agroindustri Politeknik

Indonesia Venezuela.

5. Reza Salima S.P., M.P selaku Direktur Politeknik Indonesia Venezuela beserta

para dosen dan seluruh karyawan/staf atas bantuan selama penulis mengikuti

studi.

i
6. Secara khusus ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda

M. Bakri dan Ibunda Azmiati tercinta beserta keluarga dan sahabat yang telah

mendoakan dan memberikan semangat, motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, sehingga saran dan kritikan yang konstruktif dari semua pihak

sangat diharapkan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga karya ilmiah

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Aceh Besar, 08 September 2023

Sofia Nanda
20201011000099

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii

I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................4


2.1. Kulit Semangka.........................................................................................4
2.2. Produk Olahan Kulit Semangka...............................................................6
2.3. Jenis-jenis Manisan...................................................................................6
2.4. Gula...........................................................................................................7
2.5. Larutan Kalsium Hidroksida Ca(OH)2......................................................8

III. METODE PENELITIAN...................................................................................9


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................9
3.2. Alat dan Bahan..........................................................................................9
3.3. Rancangan Percobaan................................................................................9
3.4. Prosedur Penelitian..................................................................................11
3.5. Parameter Penelitian................................................................................12
3.5.1. Kadar Air (AOAC, 2005)..............................................................12
3.5.2. Kadar Gula....................................................................................13
3.5.3. Rendemen......................................................................................13
3.5.4. Pengujian Organoleptik.................................................................14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................15


4.1. Analisis Kadar Air...................................................................................15
4.2. Analisis Kadar Gula................................................................................16
4.3. Analisis Rendemen.................................................................................17
4.4. Pengujian Organoleptik..........................................................................18
4.4.1. Pengujian organoleptik warna......................................................19
4.4.2. Pengujian Organoleptik Rasa.......................................................20
4.4.3. Pengujian Oganoleptik Aroma.....................................................21

iii
4.4.4. Pengujian Organoleptik Tekstur...................................................22

V. PENUTUP.........................................................................................................24
5.1. Kesimpulan.............................................................................................24
5.2. Saran.......................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................26
LAMPIRAN ........................................................................................................ 29
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................47

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Buah Semangka Merah ............................................................................. 4
2. Diagram Alir Pembuatan Manisan kulit semangka .................................. 12
3. Grafik interaksi pengaruh konsentrasi gula dan kalsium hidroksida
yang berbeda terhadap kadar gula manisan kulit semangka ..................... 16
4. Grafik pengaruh kalsium hidroksida yang berbeda terhadap nilai
rendemen manisan kulit semangka
...................................................................................................................
18

v
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Kandungan Gizi buah semangka ................................................................. 5
2. Susunan kombinasi perlakuan ..................................................................... 10

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Diagram Alir Proses Pembuatan Manisan kulit semangka .......................... 29
2. form uji organoleptik ................................................................................... 30
3. Hasil Analisis Kadar Air manisan kulit semangka ...................................... 31
4. Hasil Analisis Kadar Gula manisan kulit semangka .................................... 33
5. Hasil Analisis rendemen manisan kulit semangka ....................................... 35
6. Hasil Analisis uji organoleptik warna manisan kulit semangka .................. 37
7. Hasil Analisis uji organoleptik rasa manisan kulit semangka ...................... 39
8. Hasil Analisis uji organoleptik aroma manisan kulit semangka .................. 41
9. Hasil Analisis uji organoleptik tekstur manisan kulit semangka ................. 43
10. Dokumentasi penelitian ............................................................................. 45

vii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semangka (Cittrusllus vulgaris) adalah salah satu jenis tanaman buah-

buahan yang banyak ditemui didaerah beriklim tropis. Buah semangka tergolong

kedalam jenis buah-buahan yang sangat disukai oleh masyarakat, dikarenakan

daging buahnya memiliki banyak kandungan air serta cita rasa yang manis. Kulit

buah semangka banyak dibuang begitu saja, dikarenakan masyarakat hanya

mengkonsumsi daging buahnya. Pada dasarnya kulit buah semangka dapat diolah

menjadi produk olahan pangan alternatif yaitu produk manisan kulit semangka,

manisan kering dan manisan basah (Murtini et al., 2022).

Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai

oleh masyarakat. Manisan kulit semangka adalah kulit yang diawetkan dengan

gula. Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan kulit

semangka, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya

mikroba. (Ntau. 2018)

Manisan kering (dehidrater preserved fruits) merupakan makanan olahan

atau awetan yang dibuat dari buah-buahan yang memiliki aroma tajam, dengan

kadar gula yang relatif tinggi (20%) dan kadar air 20%-25%, serta memiliki cita

rasa khas (spesifik) yang agak berbeda (lebih sempurna) dibandingkan buah

aslinya. Manisan kering memiliki tekstur yang plastis (dapat di bentuk) dan dapat

langsung di konsumsi. Pengolahan buah menjadi manisan, merupakan alternatif

pengolahan yang murah dan mudah dikerjakan, serta mampu menghasilkan

produk yang berharga tinggi (Suprapti, 2007)

1
Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat

yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industry pangan biasanya

digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau tebu

(Buckle et al. 1995). Kalsium hidroksida yang mempunyai rumus kimia Ca (OH) 2

merupakan bahan yang diperlukan dalam pembuatan manisan. Pada pengolahan

manisan, kalsium hidroksida digunakan untuk memperkeras tekstur daging buah,

mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal atau getir.

Tekstur daging buah yang telah direndam kalsium hidroksida menjadi keras

sehingga rasanya menjadi lebih gurih dan nikmat (Wahyuni, 2012).

Berdasarkan uraian diatas yang menjadi latar belakang peneliti untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penambahaan Konsentrasi Gula

Kalsium Hidroksida Terhadap Kualitas Manisan Kulit Buah Semangka

(Cittrusllus vulgaris)

1.2. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh konsentrasi kalsium hidroksida yang berbeda

terhadap kualitas mutu manisan kulit semangka

2. Bagaimana pengaruh konsentrasi kadar gula yang berbeda terhadap

kualitas mutu manisan kulit semangka.

2
1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui konsentrasi kalsium hidroksida terbaik terhadap kualitas

manisan kulit semangka

2. Mengetahui konsentrasi kadar gula terbaik terhadap mutu manisan kulit

semangka

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menambah alternatif produk olahan dari kulit

semangka serta dapat memberikan informasi tambahan mengenai proses

pembuatan manisan dari kulit semangka.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kulit Semangka

Semangka (Citrullus vulgaris) merupakan salah satu buah yang sangat

diminati masyarakat Indonesia dengan cita rasanya yang manis, renyah dan

kandungan air yang banyak. Menurut asalnya tanaman semangka konon berasal

dari gurun Kalahari di Afrika, kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, mulai

dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, belanda bahkan ke Amerika. Menurut

(Prajnanta, 2003) Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat

atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua tergantung kultivarnya, daging

buahnya yang berair berwarna merah atau kuning.

Gambar 1. Buah Semangka Merah


(Elfianis, 2022)

Buah semangka mengandung beberapa jenis vitamin, mineral dan senyawa

tumbuhan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berikut ini adalah

kada vitamin dan mineral yang terkandung dalam setiap 100 gram buah

semangka, kandungan gizi semangka dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

4
Tabel 1. Kandungan Gizi buah semangka
Jenis Nutrisi / Gizi Kandungan AKG%
Kalori 30 kal
Karbohidrat 7,6 g
Air 91%
Protein 0.6%
Gula 6.2%
Serat 0.4g
Lemak 0.2g
Vitamin A 28h 3%
Vitamin C 8,1 mg 9%
Vitamin D 0 -
Vitamin E 0,05mg 0%
Vitamin K 0.1 g 0%
Vitamin B1 0,03mg 3%
Vitamin B2 0,02mg 2%
Vitamin B3 0,18mg 1%
Vitamin B5 0,22mg 4%
Vitamin B6 0,05mg 3%
Vitamin B9 4g 1%
Vitamin B12 0 -
Cholin 4,1mg 1%
Kalsium 7mg 1%
Zat Besi 0,24mg 3%
Magnesium 10mg 3%
Fosfor 11mg 2%
Potassium 112mg 2%
Sodium 1mg 0%
Seng 0,1mg 0%
Tembaga 0,04mg 5%
Manganesa 0,04mg 2%
Selenium 0,4g 1%
Sumber referensi : Kandungan Gizi Buah Semangka per 100 gram ini dikutip dari Authority Nutrition.

Semangka mempunyai kulit buah yang tebal, berdaging serta permukaan

kulit yang licin. Daging kulit buah semangka biasanya disebut dengan istilah

albedo dengan warna albedo biasanya berwarna putih. Bagian kulit semangka

memiliki banyak kandungan manfaat bagi kesehatan. Kulit semangka kaya akan

zat sitrulin, sedangkan warna kulit luar semangka bervariasi biasanya berwarna

hijau tua, kuning dan hijau muda bergaris, daging buah renyah dan mengandung

5
banyak air serta rasanya yang manis. Bentuk biji pipih memanjang berwarna

hitam, kuning atau coklat tua bahkan semangka pada saat ini juga ada semangka

tanpa biji (seedless) (Elfianis, 2022). Kulit buah semangka terdapat zat Citrulline

yang lebih banyak daripada daging buah dapat dimanfaatkan untuk mengatasi

hipertensi, memperlebar pembuluh darah dan mengeluarkan amonia dari hati

(Lubis, 2019) selain itu kulit buah semangka dapat menurunkan kadar glukosa

darah.

2.2. Produk Olahan Kulit Semangka

Kulit buah semangka yang berwarna putih ini bisa dimanfaatkan untuk

keperluan campuran fruit cocktail, kulit semangka juga dapat diolah menjadi

manisan kulit semangka, kulit semangka juga dapat diolah menjadi selai yang

lezat, dan kulit semangka dapat dijadikan manisan. (Wahyuni, 2018)

2.3. Jenis-jenis Manisan

Manisan merupakan olahan makanan yang merubah citarasa sebuah

produk menjadi lebih manis dan disukai konsumen, Adapun beberapa jenis

manisan yang kita kenal saat ini, yaitu manisan basah, manisan dengan gula

kental, manisan kering dan manisan kering asin.

Karakteristik dari manisan tersebut adalah manisan dengan gula kental

biasanya manisan yang terbuat dari bahan baku aslinya bercitarasa asam atau

kelat, biasanya jenis manisan ini sering kita jumpai pada manisan ceremai, pala

atau lobi-lobi. Biasanya manisan ini untuk proses yang cukup panjang dan

mengalami proses perendaman/pemeraman selama 3-4 hari sebelum dikonsumsi.

Manisan basah adalah jenis manisan yang paling sering kita jumpai di pasar

6
sekaligus paling banyak diminati karena memiliki rasa yang segar, ciri khas dari

manisan ini memiliki kuah yang manis, dan citarasa yang pedas. Manisan kering

sekilas kita lihat hampir sama seperti permen gula, yang memiliki variasi warna

yang cantik, bertekstur kenyal biasanya manisan ini sering kita jumpai pada

olahan manisan seperti mangga, sirsak atau kedondong yang dimasak bersama

larutan gula, lalu dikeringkan sebelum dikonsumsi

Manisan Kering Asin, manisan jenis ini memiliki rasa yang jauh berbeda

dengan manisan sebelumnya, manisan jenis ini memiliki cita rasa yang asin, hal

ini dikarenakan dalam proses pembuatannya tidak ditambahkan dengan gula

melainkan diganti dengan garam sehingga memiliki cita rasa yang asin, pada

proses pembuatannya manisan jenis ini banyak ditambahkan dengan jenis

rempah-rempah lainnya untuk menciptakan citarasa yang variasi. Manisan jenis

ini biasanya kita temukan pada olahan manisan pepaya, jambu biji, mangga,

belimbing, cermai, jeruk dan pala. (Nusa et al., 2014).

2.4. Gula

Bahan tambahan dalam proses pembuatan manisan kering pada umumnya

dengan penambahan gula atau sukrosa. Gula adalah suatu istilah umum yang

sering diartikan sebagai suatu zat yang memiliki citarasa yang manis dari hasil

pemurnian, secara harfiah gula dihasilkan dari pemurnian tebu atau bit yang

mengalami proses pemurnian sampai kadar sukrosa 99,3%. Sukrosa dalam

makanan berfungsi sebagai pemanis, pembentuk tekstur pembentuk cita rasa dan

sebagai substrat bagi proses fermentasi. Sukrosa dapat meningkatkan penerimaan

suatu makanan yaitu menutupi rasa pada makanan yang berasa hambar maupun

rasa pahit. Sukrosa juga berfungsi sebagai pengawet alami yang dapat

7
menurunkan nilai keseimbangan relatif dan meningkatkan tekanan osmosis

dengan cara mengikat air bebas yang ada sehingga tidak dapat digunakan oleh

mikroba pembusuk.(Indahyanti et al., 2014).

2.5. Larutan Kalsium Hidroksida.

Kalsium hidroksida Ca(OH)2 merupakan suatu zat kimia yang berbentuk

Kristal putih yang memiliki tekstur lembut dengan berat molekul 74,09 g/mol.

Memiliki rasa sedikit pahit, dapat larut dalam air, juga dapat larut dalam gliserol,

kalsium hidroksida ini tidak dapat larut dalam alkohol dan tidak dapat larut dalam

larutan jenuh dengan pH 12,4 (Hartono, 2019).

Kandungan persenyawaan Ca(OH)2 dapat diketahui dengan pengukuran

banyaknya Ca(OH)2 aktif. Kalsium hidroksida terbagi menjadi dua yaitu kapur

keras dan kapur lunak, keduanya sama sebagai persenyawaan yang stabil, kapur

keras memiliki sifat mudah bereaksi apabila ditetesi dengan air dan proses

pelarutan sedikit lambat dengan udara, dimana persenyawaan dengan air akan

membentuk kapur hidroksida. Senyawa pektin di dalam dinding sel tumbuhan

diduga berpengaruh terhadap tekstur buah selama pematangan, pengolahan dan

penyimpanan. Kalsium hidroksida adalah suatu bahan penunjang lain yang

dipergunakan dalam pembuatan manisan kering (Nusa et al., 2014).

8
III. METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahun 2023 di

Laboratorium Pengolahan Pangan Program Studi Agroindustri Politeknik

Indonesia Venezuela Desa Cot Suruy Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh

Besar Provinsi Aceh.

1.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau pengupas, baskom,

saringan, cawan, spatula, panci, kompor, camera, laptop, ATK, Refraktometer,

formulir organoleptik, Oven. Bahan-bahan yang digunakan berupa kulit buah

semangka yang diperoleh di pasar induk Lambaro kabupaten Aceh Besar, gula,

kalsium hidroksida, air dan aquades.

1.3. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi

penambahan gula sebanyak 3 taraf perlakuan yaitu G1= 40% G2=50%, G3=60%,

dan faktor konsentrasi kalsium hidroksida sebanyak 3 taraf perlakuan yaitu K 1=

2% , K2 =3% , K3=4%. Adapun dari kedua faktor konsentrasi tersebut diperoleh 9

kombinasi perlakuan dan dilakukan pengulangan masing-masing kombinasi

perlakuan 3 kali pengulangan, maka diperoleh 27 sampel satuan percobaan.

Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

9
10
Tabel 2. Susunan kombinasi perlakuan

Perlakuan Ulangan
Perlakuan
Kalsium
Gula 1 2 3
Hidroksida
G1 40% K1 2% G1 K1.1 G1 K1.2 G1 K1.3
K2 3% G1 K2.1 G1 K2.2 G1 K2.3
K3 4% G1 K3.1 G1 K3.2 G1 K3.3
G2 50% K1 2% G2 K1.1 G2 K1.2 G2 K1.3
K2 3% G2 K2.1 G2 K2.2 G2 K2.3
K3 4% G2 K3.1 G2 K3.2 G2 K3.3
G3 60% K1 2% G3 K1.1 G3 K1.2 G3 K1.3
K2 3% G3 K2.1 G3 K2.2 G3 K2.3
K3 4% G3 K3.1 G3 K3.2 G3 K3.3

Data yang dihasilkan akan dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA

(Analysis of Variance), dengan model liniernya sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + pk + (αβ) ij + ε ijk

Dengan : j = 1,2, . . .a

j = 1,2, . . .b

k =1,2,. . .r

Keterangan :

Yijk = pengamatan pada kelompok ke-k yang mendapat perlakuan faktor G taraf

ke-I (gula) dan faktor K taraf ke-j Ca(OH)2)

µ = rataan umum

αi = Pengaruh faktor G taraf ke-i

βj = pengaruh faktor K taraf ke-j

pk = pengaruh kelompok ke-k

(αβ)ij = pengaruh interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B tarak ke-j

ε ijk = komponen galat

11
Bila hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang nyata antar

perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT)

pada taraf 5% dengan rumus sebagai berikut :

BNTα=tα ( x)
√2 KTG
n
Keterangan:

tα (𝑥) = Nilai baku (t) pada huruf uji (α) dan derajat bebas galat (𝑥)

KTG = Nilai jumlah kuadrat tengah galat

n = Jumlah ulangan

1.4. Prosedur Penelitian

a. Kulit semangka dipisahkan dari daging buahnya, Kemudian dipotong tipis

dengan ukuran panjang 8 cm dan lebar 1 cm, lalu dicuci sampai bersih dan

ditiriskan.

b. Kalsium hidroksida dilarutkan ke dalam air sesuai dengan konsentrasi yang

telah di tentukan

c. Larutan kalsium hidroksida dimasukkan ke dalam wadah yang berisi kulit

semangka lalu direndam selama 12 jam, kemudian dibilas sampai bersih lalu

ditiriskan.

d. Wajan disiapkan, ditambahkan air dan gula, lalu dinyalakan kompor

menggunakan api sedang, diaduk-aduk sampai gulanya larut. Kulit semangka

dimasukkan ke dalam wajan diaduk lagi sampai rata hingga mengering lalu di

angkat dan dimasukkan ke dalam loyang

e. Manisan kulit semangka disimpan pada suhu ruang selama 3 hari sampai

keluar kristal gula, lalu dianalisa.

12
Kulit Semangka

Pemisahan kulit dan daging

CaOH2 Air Potong dengan ukuran P=8 cm


dan L=1 cm

pencucian dan penirisan

Larutan
Perendaman t=12 jam Gula air
kalsium
hidroksida
1%
2% pencuci dan penirisan
3%
Larutan Gula
Pemasakan
40%
50%
60%

Pengeringan suhu ruang

Analisis:
Rendemen

Manisan Kulit Semangka Kadar gula


Kadar air
organoleptik

Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Manisan Kulit Semangka

13
1.5. Parameter Penelitian

1.5.1. Kadar Air (AOAC, 2005)

Cawan dikeringkan dalam oven terlebih dahulu selama 15 menit.

Kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit lalu berat cawan

ditimbang sampel sebanyak 2 gram. Setelah itu, sampel dalam cawan

dikeringkan didalam oven dengan suhu 105°C selama 3 jam. Lalu didinginkan

dalam desikator selama 15 menit. Kemudian cawan dan bahan didalammnya

ditimbang dan catat hasilnya. Setelah itu dikeringkan dalam oven kembali

hingga diperoleh berat konstan atau tetap. Perhitungan kadar air dengan rumus

sebagai berikut:

W 1−W 2
Kadar Air (%)¿ × 100 %
W 1−W 0

Keterangan :

W0 : Berat cawan
W1 : Berat cawan + berat sampel awal
W2 : Berat cawan + berat sampel akhir

1.5.2. Kadar Gula

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan kadar glukosa

yang terkandung dalam manisan kulit buah semangka mengunakan alat

Refraktomoter. Dalam penggunaan alat ini, bahan terlebih dahulu di haluskan

dengan cara ditumbuk dan di tambahkan sedikit air. Setelah itu, cairan dari sampel

yang telah di tumbuk di letakkan di atas obyek gelas yang terdapat pada alat

14
sehingga kadar gula akan terbaca langsung pada dispay dalam satuan oBrix.

(Achyadi et al. 2004).

1.5.3. Rendemen

Rendemen diperoleh dari perbandingan berat antara berat akhir produk yang

dihasilkan dengan berat bahan awal/segar. Perhitungan banyaknya jumlah

rendemen dapat dihitung menggunakan rumus menurut (Sani et, al, 2014):

Bobot Kering
Rendemen= X 100 %
Bobot Basah

1.5.4. Pengujian Organoleptik

Menurut Setyaningsih et al., (2010) pengujian organoleptik dilakukan

guna menilai kualitas dari manisan kulit semangka dengan penambahan gula dan

kalsium hidroksida. Dalam penilaian organoleptik membutuhkan panelis

individual maupun panelis kelompok. Pada umumnya panelis terbagi menjadi 4

macam yaitu panelis pencicip perorangan, panelis terlatih, Pada penelitian ini uji

organoleptik melibatkan 25 panelis agak terlatih dengan pengujian tingkat

kesukaan dari warna, cita rasa, aroma dan tekstur manisan kulit semangka, skor

penilaian organoleptic dengan menggunakan skala sebagai berikut:

1. Suka

2. Agak suka

3. Biasa/netral

4. Tidak Suka

5. Sangat tidak suka

15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis kadar air

Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dilakukan

pemanasan. Kadar air dalam suatu bahan makanan sangat mempengaruhi kualitas

dan daya simpan dari bahan pangan. Apabila kadar air bahan pangan tidak

memenuhi syarat maka bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan fisik

dan kimiawi yang ditandai dengan tumbuhnya mikroorganisme pada makanan

sehingga bahan pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Penentuan kadar

air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan dan

pendistribusian mendapat penanganan yang tepat (Saputra, 2015).

Hasil dari analisis kadar air manisan kulit semangka dengan konsentrasi

gula dan kalsium hidroksida yang berbeda (Lampiran 3a) menunjukkan bahwa

nilai kadar air manisan kulit semangka yang dihasilkan berkisar antara 1,82%-

6,45% dengan rata-rata keseluruhan 2,48%. Hasil nilai kadar air tertinggi yaitu

pada perlakuan penambahan gula 60% dan kalsium hidroksida 4% (G3K3) yaitu

4,91% dan nilai kadar air terendah pada perlakuan penambahan gula 40% dan

kalsium hidroksida 2% (G1K1) yaitu 2,48%. Dari hasil analisis sidik ragam

(Lampiran 3c) memperlihatkan bahwa setiap perlakuan dengan konsentrasi gula

dan kalsium hidroksida yang berbeda tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap

16
nilai kadar air manisan semangka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penambahan konsentrasi gula terhadap parameter kadar air produk manisan kering

kulit buah semangka akan meningkatkan kadar air produk yang dihasilkan hal ini

sesuai dengan hasil penelitian (Nusa et al., 2014).

4.2. Analisis kadar Gula

Data dari hasil analisis kadar gula manisan kulit semangka dengan

konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda nilai yang diperoleh

berkisar antara 33,10-49,60% dengan nilai rata-rata 40,06% (Lampiran 4a) Dari

hasil analisis sidik ragam (Lampiran 4c) memperlihatkan bahwa pengaruh

perlakuan G dan perlakuan K tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai

kadar gula manisan semangka sedangkan pengaruh perlakuan interaksi antara

faktor G dan faktor K berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai kadar gula

manisan semangka. Grafik nilai kadar gula manisan kulit semangka dapat di lihat

pada Gambar 3.

17
46.86
50.00 d
40.80 40.89 41.21 42.10 41.29
a a b a
a
36.96 36.11
40.00 34.33 a a
a
Kadar Gula (%)
30.00

G1
20.00 G2
G3

10.00

0.00
K1 = 2% K2 = 3% K3 = 4%

Kosentrasi Kapur (K)


Gambar 3. Grafik interaksi pengaruh konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang
berbeda terhadap kadar gula manisan kulit semangka (nilai yang diikuti
huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata,
BNT 0,05 = 7,06, KK = 10,28%).
Gambar 3 menunjukkan hasil penelitian menyatakan bahwa kadar gula

tertinggi terdapat pada interaksi perlakuan konsentrasi gula 50% dan kalsium

hidoksida 3% (G2K2) yaitu 46,86% dan kadar gula terendah pada interaksi

perlakuan konsentrasi gula 50% dan kalsium hidroksida 2% (G2K1) yaitu 34,33%.

Menurut Kartika et al., (2015), peningkatan jumlah sukrosa pada produk terjadi

karena semakin besarnya peristiwa difusi yang disebabkan oleh semakin besarnya

jumlah sukrosa yang ditambahkan, sehingga besarnya jumlah gula yang terukur

akan semakin besar.

Hasil penelitian Astuti et al., (2019) menyatakan bahwa perendaman

dalam larutan jenuh bahan pengeras menghasilkan kadar gula pereduksi manisan

kering yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa menggunakan bahan

pengeras. Dikarenakan perendaman dalam larutan jenuh bahan pengeras membuat

18
semakin banyak air dalam kulit buah ditarik keluar oleh bahan pengeras, hal ini

dapat mempengaruhi penyerapan larutan gula kedalam bahan sehingga kadar gula

pereduksi pada manisan kering kulit buah lebih tinggi.

4.3. Analisis Rendemen

Data dari hasil analisis rendemen manisan kulit semangka dengan

konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda nilai yang diperoleh

berkisar antara 20,23%-31,77% dengan nilai rata-rata 25,98% (Lampiran 5a). Dari

hasil analisis sidik ragam (Lampiran 5c) memperlihatkan bahwa pengaruh Faktor

G dan interaksi perlakuan GK tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai

rendemen manisan semangka sedangkan pengaruh perlakuan dan faktor K

berpengaruh sangat nyata (P>0,01) terhadap nilai kadar gula manisan semangka.

Grafik pengaruh konsentrasi kalsium hidroksida yang berbeda terhadap rendemen

manisan kulit semangka dapat di lihat pada Gambar 4.

100.00
90.00 86.44 c
78.85 b
80.00
70.00 68.54 a
Rendemen (%)

60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
K1 = 2% K2 = 3% K3 = 4%
Kosentrasi Kapur (K)

Gambar 4. Grafik pengaruh konsentrasi kalsium hidroksida yang berbeda terhadap


rendemen manisan kulit semangka (nilai yang diikuti huruf yang sama

19
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, BNT 0,05 = 4,18,
KK = 9,38%).
Gambar 4 menunjukkan hasil penelitian menyatakan denga nilai rendemen

tertinggi terdapat pada faktor kalsium hidoksida 4% (K 3) yaitu 86,44% dan nilai

rendemen terendah pada faktor kalsium hidroksida 2% (K 1) yaitu 68,54%. Hal ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nusa et al., 2014 yang

menyatakan bahwa pengaruh penambahan konsentrasi gula terhadap angka

rendemen dalam pembuatan produk menunjukkan peningkatkan angka rendemen

pengolahan.

4.4. Pengujian Organoleptik

Uji organoleptik merupakan penilaian indra atau sensorik yang merupakan

suatu cara penilaian dengan memanfaatkan panca indra manusia untuk mengamati

tekstur, warna, aroma dan rasa pada suatu produk makanan, minuman ataupun obat

agar dapat diterima konsumen (Ayustaningwarno, 2014). Indra yang digunakan

dalam menilai sifat indrawi adalah indra penglihatan, peraba, penciuman dan

pengecap.

Teknik uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan

untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk. Tingkat kesukaan ini disebut

skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak suka, tidak suka

dan sangat tidak suka. (Ningrum dan Lestari, 2017).

4.4.1. Pengujian organoleptik warna

Warna merupakan salah satu daya tarik dari produk makanan, faktor ini

menjadi salah satu indikator suatu produk pangan itu disukai atau tidak (Hidayati

et al., 2022). Kesukaan terhadap makanan dipengaruhi oleh dua aspek utama yaitu

20
penampilan makan (besar porsi, warna, dan bentuk makanan) sewaktu

dihidangkan dan rasa makan (aroma, bumbu, kematangan, dan tekstur) sewaktu

dimakan (Naibaho et al., 2022).

Hasil dari analisis uji organoleptik warna manisan kulit semangka dengan

konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda (Lampiran 6a)

menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan panelis terhadap warna manisan kulit

semangka yang dihasilkan berkisar antara 3,33-3,76 (tingkat penerimaan suka

hingga tidak suka) dengan rata-rata keseluruhan 3,57 (tingkat penerimaan tidak

suka). Nilai organoleptik warna tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan gula

40% dan kalsium hidroksida 3% (G1K2) yaitu 3,64 (tingkat penerimaan agak suka)

dan tingkat penerimaan panelis terendah pada perlakuan penambahan gula 50%

dan kalsium hidroksida 3% (G2K2) yaitu 3,50 (tingkat penerimaan agak suka). Dari

hasil analisis sidik ragam (Lampiran 6c) memperlihatkan bahwa setiap perlakuan

dengan konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda berpengaruh tidak

nyata (P<0,05) terhadap nilai organoleptik warna manisan kulit semangka yang

dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan warna manisan kulit semangka berwarna

hijau keputihan hal ini disebabkan oleh larutan gula yang menyelimuti kulit buah

semangka. Hasil penelitian Carina dan Wignyanto (2007) menyatakan bahwa

penggunaan Ca(OH)2 dapat mempertahankan warna pada manisan buah, ion Ca

akan mudah melakukan proses absorpsi (peristiwa penyerapan) dalam jaringan

bahan sehingga dapat mempertahankan warna yang disebabkan oleh efek ion Ca.

4.4.2. Pengujian Organoleptik Rasa

21
Rasa merupakan faktor yang penting dalam menentukan keputusan bagi

konsumen untuk menerima atau menolak suatu makanan ataupun produk pangan.

Meskipun parameter lain nilainya baik, jika rasa tidak enak atau disukai maka

produk akan ditolak (Soekarto, 2012). Hasil dari analisis uji organoleptik rasa

manisan kulit semangka dengan konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang

berbeda (Lampiran 6a) menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan panelis

terhadap rasa manisan kulit semangka yang dihasilkan berkisar antara 3,24-3,68

(tingkat penerimaan suka hingga agak suka) dengan rata-rata keseluruhan 3,48

(tingkat penerimaan suka). berdasarkan uji organoleptik rasa yang diperoleh dari

25 panelis.

Nilai organoleptik rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan penambahan

gula 50% dan kalsium hidroksida 4% (G2K3) yaitu 3,61 (tingkat penerimaan agak

suka) dan nilai organoleptik terendah pada perlakuan penambahan gula 40% dan

kalsium hidroksida 4% (G1K3) yaitu 3,37 (tingkat penerimaan suka).

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 7c) memperlihatkan bahwa setiap

perlakuan dengan konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda

berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap nilai organoleptik warna manisan kulit

semangka yang dihasilkan. Hasil penelitian Jumeri (2002) menyatakan bahwa

pembentukan flavour mempengaruhi rasa suatu produk akhir yang salah satunya

ditentukan oleh bahan yang ditambahkan. Pendapat ini mendukung pernyataan

Kartika et al. (1987), bahwa sukrosa yang ditambahkan dalam bahan pangan akan

menimbulkan cita rasa dan dapat menimbulkan rasa manis. Rasa manis bertambah

bila jumlah sukrosa semakin tinggi, tetapi dalam jumlah tertentu rasa enak yang

ditimbulkan akan menurun.

22
4.4.3. Pengujian Oganoleptik Aroma

Dalam industri pangan pengujian aroma dan bau dianggap sebagai yang

paling penting dari semua pengujian, dimana aroma atau bau dengan cepat

memberikan hasil penilaian terhadap produk terkait, baik diterima atau tidaknya

suatu produk. Timbulnya suatu aroma dan bau dari suatu produk disebabkan

karena zat bau tersebut bersifat volatile (mudah menguap), sedikit larut air dan

lemak (Djali et al., 2018) Aroma merupakan uji yang dilakukan dengan

menggunakan indra pembau terhadap suau produk. Uji ini menggunakan hidung

untuk menghirup aroma suatu makanan atau produk yang dihasilkan (Antara dan

Wartini, 2014).

Hasil dari analisis uji organoleptik aroma manisan kulit semangka dengan

konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda (Lampiran 8a)

menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan panelis terhadap aroma manisan kulit

semangka yang dihasilkan berkisar antara 2,92-3,48 (tingkat penerimaan suka)

dengan rata-rata keseluruhan 3,18 (tingkat penerimaan suka). Nilai organoleptik

aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan penambahan gula 60% dan kalsium

hidroksida 4% (G3K3) yaitu 3,27 (tingkat penerimaan suka) dan nilai organoleptik

terendah pada perlakuan penambahan gula 60% dan kalsium hidroksida 3% (G3K2)

yaitu 3,09 (tingkat penerimaan suka).

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 8c) memperlihatkan bahwa setiap

perlakuan dengan konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda

berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap nilai organoleptik aroma manisan kulit

semangka yang dihasilkan.

23
Penelitian Pastuti et al., 2019 menyatakan bahwa jenis larutan jenuh bahan

pengeras, lama perendaman dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata

terhadap nilai hedonik dan mutu hedonik aroma manisan kering kulit buah yang

dihasilkan. Hal ini diduga karena aroma pada manisan kering kulit buah

berkurang pada saat perendaman, sehingga manisan kering sudah tidak beraroma

(tidak langu) sehingga masih dapat diterima panelis.

4.4.4. Pengujian Organoleptik Tekstur

Tekstur merupakan ciri suatu bahan sebagai akibat perpaduan dari beberapa

sifat fisik yang meliputi ukuran, bentuk, jumlah dan unsur-unsur pembentukan

bahan yang dapat dirasakan oleh indra peraba dan perasa, temasuk indra mulut dan

penglihatan. Produk pangan dibuat dan diolah tidak semata-mata untuk tujuan

peningkatan nilai gizi, tetapi juga untuk mendapatkan karakteristik fungsional yang

menuruti selera organoleptik bagi konsumen (Midiyanto dan yuwono, 2014).

Hasil dari analisis uji organoleptik tekstur manisan kulit semangka dengan

konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda (Lampiran 9a)

menunjukkan bahwa nilai tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur manisan kulit

semangka yang dihasilkan berkisar antara 3,08-3,68 (tingkat penerimaan agak suka

hingga suka) dengan rata-rata keseluruhan 3,41 (tingkat penerimaan agak suka).

Nilai organoleptik aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan penambahan gula 50%

dan kalsium hidroksida 2% (G2K1) yaitu 3,51 (tingkat penerimaan suka) dan nilai

organoleptik terendah pada perlakuan penambahan gula 40% dan kalsium

hidroksida 2% (G1K1) yaitu 3,29 (tingkat penerimaan agak suka).

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 9c) memperlihatkan bahwa setiap

perlakuan dengan konsentrasi gula dan kalsium hidroksida yang berbeda

24
berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap nilai organoleptik warna manisan kulit

semangka yang dihasilkan.

Fatah dan Bahtiar (2004) menyatakan bahwa perendaman dalam larutan

kalsium hidroksida bertujuan untuk menguatkan tekstur luar buah yang akan

diolah menjadi manisan. Perubahan ini disebabkan adanya senyawa kalsium

dalam kapur yang berpenetrasi ke dalam jaringan buah. Akibatnya struktur

jaringan buah menjadi lebih kuat karena adanya ikatan baru antara kalsium

dengan jaringan dalam buah. Utami (2005) menjelaskan bahwa pemanasan pada

produk buah-buahan dapat meningkatkan kekerasan karena dapat mengurangi

ikatan pada molekul pektin dan membuatnya menjadi lebih kuat.

25
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penambahan gula dan kalsium

hidroksida terhadap manisan kulit semangka (Cittrusllus vulgaris), maka dapat di

ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembuatan manisan kulit semangka dengan konsentrasi gula dan kalsium

hidroksida yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pengaruh interaksi

perlakuan kadar gula, dan faktor K (kalsium hidroksida) berpengaruh sangat

nyata terhadap nilai rendemen, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar

air, organoleptik warna, rasa, aroma dan tekstur.

2. Nilai kadar air tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan gula 60% dan

kalsium hidroksida 4% (G3K3) yaitu 4,91% dan nilai kadar air terendah pada

perlakuan penambahan gula 40% dan kalsium hidroksida 2% (G 1K1) yaitu

2,48%.

3. Hasil kadar gula tertinggi terdapat pada interaksi perlakuan konsentrasi gula

50% dan kalsium hidoksida 3% (G2K2) yaitu 46,86% dan kadar gula terendah

pada interaksi perlakuan konsentrasi gula 50% dan kalsium hidroksida 2%

(G2K1) yaitu 34,33%.

4. Hasil nilai rendemen tertinggi terdapat pada faktor kalsium hidroksida 4%

(K3) yaitu 86,44% dan nilai rendemen terendah pada faktor kalsium

hidroksida 2% (K1) yaitu 68,54%.

26
5. Produk manisan kulit semangka dengan penerimaan terbaik diperoleh pada

perlakuan G2K2 yaitu warna (3,50), G1K3 rasa (3,37), G3K2 aroma (3,09) dan

G1K1 tekstur (3,29) dengan tingkat penerimaan agak suka.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi gula dan kalsium

hidroksida yang berbeda terhadap kualitas manisan kulit semangka yang lebih

bagus.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar melakukan penambahan zat

pewarna makanan sintetik untuk mempertahankan warna manisan lebih alami

serta pengujian masa simpan pada manisan kering kulit buah semangka.

27
DAFTAR PUSTAKA

Achyadi, N. S., dan Hidayanti, A. 2004. Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi dan
Konsentrasi Sukrosa Terhadap Karakteristik Fruit Leather Cempedak
(Artocarpus Champeden Lour). Fakultas Teknik Universitas Pasundan.
Bandung.
Antara, N dan M. Watini. 2014. Aroma dan flavor Compounds. Tropica plant
curuculum Project. Udayana universercity. Denpasar Bali

AOAC. 2005. Official Methods Of Analysis. Washington DC: AOAC.

Astuti, T. W., Yuliani, Y., dan Rahmadi, A. 2019. Studi perendaman kulit buah
naga super merah (Hylocereus costaricensis) dalam larutan bahan
pengeras pada pengolahan manisan kering. Journal of Tropical AgriFood,
1(1), 19-28.Ayustaningworno, F. 2014. Teknologi Pangan: Teori Praktik
dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Bukle, KA, Edward RA Fleet GH., dan Wooton 1995. Food Science. Watson
Ferduson and Co, Brisbane
Carina, W., dan Wignyanto, 2007. Pengembangan Belimbing Wuluh Sebagai
Manisan Kering dengan Kajian Konsentrasi Perendaman Air Kapur
(Ca(OH)2) dan Lama Waktu Pengeringan. Jurnal Industri 1, 195-203.
Djali, M., Huda, S., dan Andriani, L. 2018. Karakteristik Fisikokimia Yogurt
Tanpa Lemak dengan Penambahan Whey Protein Concentrate Dan Gum
Xanthan. Agritech, 38(2), 178-186.
Elfianis, R. 2022. Klasifikasi Dan Morfologi Tanaman Semangka. Agrotek .
diposting pada 6 Februari 2022.
Fatah, M. A., dan Bachtiar, Y., 2004. Membuat Aneka Manisan Buah. Agromedia
Pustaka, Jakarta
Hartono, D. 2019. Karakteristik Kitosan Cangkang Kerang Kampak (Atrina
pectinata) Dengan Substitusi Pelarut Kalium Hidroksida (KOH) Pada
Proses Deproteinasi (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Hidayati S.H, Suyani N, Rahmah S, dan Yusistira S. 2022. Analisis Kandungan
Protein, Zat Besi dan Daya Terima Pempek Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) dan Bayam (Amaranthus spp) JGK-Vol.14, No.1 ; 18 -33.
Indahyanti, E., B. Kamulyan., dan B Ismuyanto. 2014. Optimasi Konsentrasi Gula
Bisulfit Pada Pengendalian Kualitas Nira Kelapa. Jurnal Penelitian
Saintek. 19 (1).

28
Jumeri, 2002. Pengaruh Penambahan Beberapa Konsentrasi Gula dan Natrium
Benzoat Terhadap Mutu dan Daya Simpan Leather Nenas. Fakultas
Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru.
Kartika, B., Hastuti, P., dan Supartono, W., 1987. Pedoman Uji Indrawi Bahan
Pangan, Penerbit Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
Lubis. W, 2019. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Semangka (Citrullus lanatus)
Sebagai bahan Baku Pembuatan Nata.Skripsi. Universitas Medan
Area.Medan.
Midiyanto, D dan S. Yowono. 2014. Penentuan Atribut Mutu Tekstur Tahu untuk
Direkomendasikan Sebagai Syarat Tambahan dalam Standar Nasional
Indonesia. J. Pangan dan Agroindustri. 2:4, 295-267.
Murtini, E. S., Yuwono, S. S., Putri, W. D. R., Nisa, F. C., Mubarok, A. Z., Ali, D.
Y., dan Fathuroya, V. 2022. Teknologi Pengolahan Buah Tropis Indonesia.
Universitas Brawijaya Press.
Naibaho, N. M, Zamroni A, Salusu H. D, Rudito, Hamka, dan Nurmarini E. 2022.
Profil Organoleptik dan Uji Proksimat terhadap Bakso Sawi Pagoda
(Tatsoi) dengan Fortifikasi Ikan Bandeng (Chanos chanos). Buletin
Poltanesa Vol. 23 No. 1: 381-387 https://doi.org/10.51967/tanesa.v23i1.
992
Ningrum dan Lestari. 2017. How the Panelists Votes Chicken Turkey and Duck,
International J. of Innovative Science and Researsh echnology. Volume 2,
Issue 4, April, 2017. ISSN No: 2165.
Ntau, S. W. 2018. Pengaruh Penmabhan Sukrosa pda Manisan Kulit Semangka.
Gorontalo Agriculture Technology Journal. Vol 1-No1 2018.
Nusa. M. I. Fuadi. M. dan Sanjaya.S. 2014. Studi Pembuatan Manisan Kulit Buah
Pepaya. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakutas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera.
Prajnanta, F. 2003. Agribisnis Pepaya Non-biji. Cetakan ke-5. Penebar Swadaya.
Yogyakarta
Sani, R. N., Fithri C. N., Ria, D. A., dan Jaya M. M. 2014, Analisis Rendemen dan
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetrasilmis Chuii. Jurnal
Pangan dan Agroindustri 2(2): 121-126
Saputra. I. 2015. Sistem Kendali Suhu Kelembaban dan Level Air pada Pertanian
Pola Hidroponik.. Jurnal Coding Sistem Komputer Untan.
Setyaningsih, D., Apriyantono, A., dan Sari, M. P. 2010. Analisis Sensori untuk
Industry Pangan dan Argo. PT Penerbit IPB Press.

29
Soekarto, S. T. 2012. Uji Organoleptik Formulasi Cookies Kaya Gizi. Universitas
Indonesia Depok.
Suprapti, L. 2007. Dasar-Dasar Teknologi Pangan. Surabaya Vidi Ariesta
Utami, P. W. 2005. Pembuatan Manisan Tamarilo (Kajian Konsentrasi
Perendaman Air Kapur (Ca(OH)2) dan Lama Pengeringan Terhadap Sifat
Fisik, Kimia dan Organoleptik). Skripsi. Jurusan THP, Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.
Wahyuni, R. 2012. Pengaruh Persentase dan Lama Perendaman dalam Kapur Sirih
(CaOH2) terhadap Kualitas Keripik Talas Ketan (Colocasia esculanta).
AGROMIX, 3(1).

30
Lampiran 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Manisan kulit semangka

Kulit Semangka

Pemisahan kulit dan daging

CaOH2 Air Potong dengan ukuran P=8 cm


dan L=1 cm

Cuci dan tiriskan

Larutan
Perendaman t=12 jam Gula air
kalsium
hidroksida
1%
2% Cuci dan tiriskan
3%
Larutan Gula
Pemasakan
40%
50%
60%

Pengeringan suhu ruang

Analisis:
Rendemen
Kadar gula
Manisan Kulit Semangka
Kadar air
organoleptik

31
Lampiran 2. Form Uji Organoleptik
Uji organoleptik (hedonik) Pengaruh Penambahan Gula dan Kalsium
Hidroksida (Ca(OH2)) Terhadap manisan Kulit Semangka (cittrusllus vulgaris)
Tanggal Uji :
Nama Panelis :
NIM :
Jurusan :
Petunjuk ; Nyatakan penilaian anda dengan menuliskankan skor kesukaan
antara (1-5) pada kolom tanggapan kesukaan warna, aroma,
tekstur dan rasa dengan kode sampel yang tertera pada kolom.

Keterangan Notasi : Nilai kategori


1. Tidak Suka
2. Agak tidak suka
3. Netral
4. Agak Suka
5. suka
Tingkat kesukaan yang di uji
Kode Sampel
Warna Aroma Tekstur Rasa

Lampiran 3. Hasil Analisis Kadar Air manisan kulit semangka


a. Nilai Analisis kadar air

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 1,902 2,846 2,703 7,451 2,484
G1K2 3,143 2,432 3,393 8,968 2,989
G1K3 5,456 2,808 3,960 12,224 4,075
G2K1 3,187 3,462 4,182 10,831 3,610
G2K2 1,816 3,147 2,956 7,919 2,640
G2K3 2,764 2,202 3,421 8,387 2,796
G3K1 4,023 2,187 3,526 9,736 3,245
G3K2 2,547 4,187 3,755 10,489 3,496
G3K3 6,452 4,762 3,512 14,726 4,909
Total 31,290 28,033 31,408 90,731 3,360

32
rata-rata 1,902 2,846 2,703 7,451 2,484
Y=2,484
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 7,451 8,968 12,224 28,643
G2 10,831 7,919 8,387 27,137
G3 9,736 10,489 14,726 34,951
Total 28,018 27,376 35,337 90,731

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Analisis kadar air

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
Perl 8 14,239 1,780 2,217 2,510 3,705 tn
G 2 3,819 1,910 2,378 3,555 6,013 tn
K 2 4,347 2,173 2,707 3,555 6,013 tn
GK 4 6,073 1,518 1,891 2,928 4,579 tn
Galat/
sisa 18 14,452 0,803
Total 26 28,690
KK= 26,66%

Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung < F

tabel 0,05, maka analisis tersebut tidak dilakukan uji Lanjut BNT

(Beda Nyata Terkecil).

Keterangan tn : Tidak Berpengaruh Nyata

KK (%) =
√ktg ×100
rata−rata

=
√ 0,803 ×100
2,484
0,896
= ×100
2,484
=26,66%

33
34
Lampiran 4. Hasil Analisis Kadar Gula manisan kulit semangka
a. Nilai Kadar Gula

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 35,73 48,80 37,87 122,40 40,80
G1K2 33,50 33,63 35,87 103,00 34,33
G1K3 48,63 36,90 37,13 122,67 40,89
G2K1 36,80 39,90 34,17 110,87 36,96
G2K2 45,87 49,60 45,10 140,57 46,86
G2K3 43,13 43,43 37,07 123,63 41,21
G3K1 40,93 38,73 46,63 126,30 42,10
G3K2 40,97 39,20 43,70 123,87 41,29
G3K3 33,10 36,53 38,70 108,33 36,11
total 358,67 366,73 356,23 1081,63 40,06
Y=40,06
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 122,40 103,00 122,67 348,07
G2 110,87 140,57 123,63 375,07
G3 126,30 123,87 108,33 358,50
Total 359,57 367,43 354,63 1081,63

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Kadar Gula

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
8 337,31 42,164 2,487 2,510 3,705
Perl 1
G 2 41,197 20,598 1,215 3,555 6,013 tn
K 2 9,262 4,631 0,273 3,555 6,013 tn
4 286,85 71,713 4,230 2,928 4,579 *
GK 3
Galat/ 18 305,15 16,953
sisa 1
26 642,46
Total 2
KK= 10,28%

35
Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung > F

tabel 0,05, maka analisis tersebut dilakukan uji Lanjut BNT (Beda

Nyata Terkecil).

Keterangan * : Berpengaruh Nyata

BNT 0,05 =α ×
√ 2 KTG
n

= 2,101 ×

2 ×16,953
3
= 2,101× √ 11,302
= 2,101× 3,362
= 7,06
d. Tabel Hasil
NO Perlakuan Rata-rata BNT 0.05 Total
1 G1K1 40,80 7,06 47,86
2 G1K2 34,33 7,06 41,39
3 G1K3 40,89 7,06 47,95
4 G2K1 36,96 7,06 44,02
5 G2K2 46,86 7,06 53,92
6 G2K3 41,21 7,06 48,27
7 G3K1 42,10 7,06 49,16
8 G3K2 41,29 7,06 48,35
9 G3K3 36,11 7,06 43,17
BNT = 7,06

e. Tabel Notasi
Rata-rata Total BNT Notasi
34,33 41,39 a
36,11 43,17 a
36,96 44,02 a
40,80 47,86 a
40,89 47,95 a
41,21 48,27 a
41,29 48,35 a
42,10 49,16 b
46,86 53,92 d

36
Lampiran 5. Hasil Analisis Rendemen manisan kulit semangka
a. Nilai Rendemen

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 20,23 21,76 23,66 65,65 21,88
G1K2 22,26 23,40 25,28 70,94 23,65
G1K3 22,76 22,01 24,25 69,03 23,01
G2K1 25,27 31,77 28,52 85,56 28,52
G2K2 23,21 25,00 27,50 75,71 25,24
G2K3 25,80 21,20 28,27 75,27 25,09
G3K1 30,82 25,00 30,82 86,64 28,88
G3K2 26,10 30,85 28,81 85,76 28,59
G3K3 30,20 27,52 29,19 86,91 28,97
total 226,66 228,50 246,32 701,48 25,98
Y=25,98
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 65,65 70,94 69,03 205,62
G2 85,56 75,71 75,27 236,54
G3 86,64 85,76 86,91 259,32
Total 237,85 232,42 231,21 701,48

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Rendemen

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
189,01
Perl 8 5 23,627 3,979 2,510 3,705
161,41
G 2 4 80,707 13,591 3,555 6,013 **
K 2 2,782 1,391 0,234 3,555 6,013 tn
GK 4 24,818 6,205 1,045 2,928 4,579 tn
Galat/ 106,89
sisa 18 1 5,938
295,90
Total 26 6
KK= 9,38%

37
Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung > F

tabel 0,01, maka analisis tersebut dilakukan uji Lanjut BNT (Beda

Nyata Terkecil).

Keterangan ** : Berpengaruh Sangat Nyata

BNT 0,05 =α ×
√ 2 KTG
n

= 2,101 ×

2 ×5,938
3
= 2,101× √ 3,959
= 2,101× 1,99
= 4,18

d. Tabel Hasil
NO Perlakuan Rata-rata BNT 0.05 Total
1 G1 68,54 4,18 72,72
2 G2 78,85 4,18 83,03
3 G3 86,44 4,18 90,62

e. Tabel Notasi
Rata-rata Total BNT Notasi
68,54 72,72 a
78,85 83,03 b
86,44 90,62 c

38
Lampiran 6. Hasil Analisis Uji Organoleptik Warna manisan kulit semangka
a. Nilai Organoleptik Warna

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 3,68 3,64 3,44 10,76 3,59
G1K2 3,60 3,60 3,72 10,92 3,64
G1K3 3,48 3,64 3,64 10,76 3,59
G2K1 3,52 3,60 3,54 10,66 3,55
G2K2 3,60 3,56 3,33 10,49 3,50
G2K3 3,60 3,56 3,44 10,60 3,53
G3K1 3,60 3,48 3,56 10,64 3,55
G3K2 3,48 3,76 3,56 10,80 3,60
G3K3 3,52 3,68 3,56 10,76 3,59
total 32,08 32,52 31,80 96,40 32,13
rata-rata 3,56 3,61 3,53 10,71 3,57
Y=3,57
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 10,76 10,92 10,76 32,44
G2 10,66 10,49 10,60 31,76
G3 10,64 10,80 10,76 32,20
Total 32,06 32,21 32,12 96,40

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Organoleptik Warna

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
Perl 8 0,042 0,005 0,521 2,510 3,705 tn
G 2 0,027 0,013 1,333 3,555 6,013 tn
K 2 0,001 0,001 0,065 3,555 6,013 tn
GK 4 0,014 0,003 0,344 2,928 4,579 tn
Galat/sisa 18 0,181 0,010
Total 26 0,223
KK= 2,81%

39
Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung < F

tabel 0,05, maka analisis tersebut tidak dilakukan uji Lanjut BNT

(Beda Nyata Terkecil).

Keterangan tn : Tidak Berpengaruh Nyata

KK (%) =
√ktg ×100
rata−rata

=
√ 0,010073 ×100
3 ,57
0,100
= ×100
3 ,57
=2,81%

40
Lampiran 7. Hasil Analisis Uji Organoleptik Rasa manisan kulit semangka
a. Nilai Organoleptik Rasa

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 3,56 3,48 3,56 10,60 3,53
G1K2 3,60 3,28 3,40 10,28 3,43
G1K3 3,44 3,44 3,24 10,12 3,37
G2K1 3,68 3,52 3,52 10,72 3,57
G2K2 3,52 3,36 3,44 10,32 3,44
G2K3 3,64 3,60 3,60 10,84 3,61
G3K1 3,44 3,56 3,40 10,40 3,47
G3K2 3,40 3,44 3,40 10,24 3,41
G3K3 3,56 3,64 3,32 10,52 3,51
total 31,84 31,32 30,88 94,04 31,35
rata-rata 3,54 3,48 3,43 10,45 3,48
Y=3,48
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 10,60 10,28 10,12 31,00
G2 10,72 10,32 10,84 31,88
G3 10,40 10,24 10,52 31,16
Total 31,72 30,84 31,48 94,04

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Organoleptik Rasa

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
Perl 8 0,151 0,019 1,844 2,51 3,71 TN
G 2 0,049 0,024 2,382 3,55 6,01 TN
K 2 0,046 0,023 2,243 3,55 6,01 TN
GK 4 0,056 0,014 1,376 2,93 4,58 TN
Galat/sisa 18 0,185 0,010
Total 26 0,336
KK= 2,91%

41
Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung < F

tabel 0,05, maka analisis tersebut tidak dilakukan uji Lanjut BNT

(Beda Nyata Terkecil).

Keterangan tn : Tidak Berpengaruh Nyata

KK (%) =
√ktg ×100
rata−rata

=
√ 0,0103 ×100
3 , 48
0,1012
= ×100
3 , 48
=2,91%

42
Lampiran 8. Hasil Analisis Uji Organoleptik Aroma manisan kulit semangka
a. Nilai Organoleptik Aroma

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 3,12 3,28 3,20 9,60 3,20
G1K2 3,16 3,12 3,08 9,36 3,12
G1K3 3,40 3,12 3,16 9,68 3,23
G2K1 3,16 3,28 3,12 9,56 3,19
G2K2 2,92 3,48 3,04 9,44 3,15
G2K3 3,04 3,12 3,32 9,48 3,16
G3K1 3,08 3,28 3,20 9,56 3,19
G3K2 3,20 3,16 2,92 9,28 3,09
G3K3 3,36 3,12 3,32 9,80 3,27
total 28,44 28,96 28,36 85,76 28,59
rata-rata 3,16 3,22 3,15 9,53 3,18
Y=3,18
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 9,60 9,36 9,68 28,64
G2 9,56 9,44 9,48 28,48
G3 9,56 9,28 9,80 28,64
Total 28,72 28,08 28,96 85,76

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Organoleptik Aroma

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
perl 8 0,068 0,009 0,392 2,51 3,71 TN
G 2 0,002 0,001 0,044 3,55 6,01 TN
K 2 0,046 0,023 1,060 3,55 6,01 TN
GK 4 0,020 0,005 0,232 2,93 4,58 TN
Galat/sisa 18 0,390 0,022
Total 26 0,458
KK= 4,64%

43
Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung < F

tabel 0,05, maka analisis tersebut tidak dilakukan uji Lanjut BNT

(Beda Nyata Terkecil).

Keterangan tn : Tidak Berpengaruh Nyata

KK (%) =
√ktg ×100
rata−rata

=
√ 0,021689 ×100
3 ,18
0,14727
= ×100
3 , 18
=4,64%

44
Lampiran 9. Hasil Analisis Uji Organoleptik Tekstur manisan kulit semangka
a. Nilai Organoleptik Tekstur

Ulangan
Perlakuan total rata-rata
1 2 3
G1K1 3,08 3,40 3,40 9,88 3,29
G1K2 3,32 3,28 3,40 10,00 3,33
G1K3 3,68 3,44 3,22 10,34 3,45
G2K1 3,56 3,64 3,32 10,52 3,51
G2K2 3,32 3,54 3,52 10,38 3,46
G2K3 3,21 3,58 3,38 10,17 3,39
G3K1 3,33 3,42 3,50 10,25 3,42
G3K2 3,46 3,50 3,13 10,08 3,36
G3K3 3,42 3,58 3,38 10,38 3,46
total 30,38 31,39 30,23 92,00 30,67
rata-rata 3,38 3,49 3,36 10,22 3,41
Y=3,41
Keterangan : G1 = Gula 40% K1 = Kalsium hidroksida 2%

G2 = Gula 50% K2 = Kalsium hidroksida 3%

G3 = Gula 60% K3 = Kalsium hidroksida 4%

b. Tabel dua faktor

Faktor K
faktor G Total
K1 K2 K3
G1 9,88 10,00 10,34 30,22
G2 10,52 10,38 10,17 31,07
G3 10,25 10,08 10,38 30,71
Total 30,65 30,47 30,88 92,00

c. Hasil Analisis Sidik Ragam Organoleptik Tekstur

Ftab
SK DB JK KT Fhit ket
0,05 0,01
perl 8 0,114 0,014 0,554 2,51 3,71 TN
G 2 0,041 0,020 0,794 3,55 6,01 TN
K 2 0,009 0,005 0,185 3,55 6,01 TN
GK 4 0,063 0,016 0,619 2,93 4,58 TN
Galat/sisa 18 0,462 0,026
Total 26 0,575
KK= 4,70%

45
Kesimpulan : Dari tabel analisis sidik ragam diatas diketahui bahwa F hitung < F

tabel 0,05, maka analisis tersebut tidak dilakukan uji Lanjut BNT

(Beda Nyata Terkecil).

Keterangan tn : Tidak Berpengaruh Nyata

KK (%) =
√ktg ×100
rata−rata

=
√ 0,025645 ×100
3 , 41
0,16014
= ×100
3 , 41
= 4,70%

46
Lampiran 10. Dokumentasi penelitian

Pemisahan
kulit dan daging semangka pemotongan kulit semangka 1x8cm

Perendaman dengan kalsium hidroksida Proses pemasakan

47
Proses pengeringan pertama Proses pengeringan kedua

Proses Pengeringan ketiga


Setelah di keringkan selama 4 hari

Organoleptik manisan kulit semangka

48
RIWAYAT HIDUP

Nama : Sofia Nanda

Tempat/Tgl Lahir : Tiba raya, 24 Maret 2002

Penulis berasal dari desa Tiba raya, kecamatan Mutiara

timur, Kabupaten Pidie sebagai anak dari Bapak M Bakri dan

Ibu Azmiati. Penulis menempuh pendidikan kesekolah MIN 35 Pidie (2014),

sekolah menengah MTsN 4 Pidie (2017), dan sekolah menengah atas SMK Negeri

1 Sigli (2020).

Pada tahun 2020 penulis melanjutkan ke perguruan tinggi Politeknik

Indonesia Venezuela dan menempuh masa kuliah di program studi Agroindustri

sampai tahun 2023. Pada bulan Desember tahun 2022 penulis menyelesaikan

Bakti Profesi dengan judul “Proses Pembuatan Tempe Kacang Kuning (Kedelai)”

dan pada bulan April tahun 2023 penulis menyelesaikan Magang dengan judul ”

Analisis Mutu Fisik Kopi Arabika (Coffea canephora A. Froehner) Dengan Lama

Pengeringan Yang Berbeda di Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan Kecamatan

Pengasing Kabupaten Aceh Tengah”. Kemudian pada bulan Agustus 2023 penulis

menyelesaikan Tugas Akhir dengan Judul “Pengaruh Penambahan Konsentrasi

Gula dan Kalsium Hidroksida Terhadap Kualitas Manisan Kulit Semangka

(Cittrusllus Vulgaris)”.

49

Anda mungkin juga menyukai