Memori Banding SARDIANA
Memori Banding SARDIANA
Terhadap
1
Tolitoli, 16 November 2023.
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah Di
Palu
Melalui:
Ketua Pengadilan Negeri Tolitoli
Di-
Tolitoli
Mengingat ketentuan Pasal 67, 233 Jo Pasal 237 KUHAP terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Tolitoli Nomor: 73/Pid.Sus/2023/PN Tli, tanggal 30 Oktober 2023 dalam perkara atas nama terdakwa :
Nama lengkap : SARDIANA alias Hj. DIANA
Tempat lahir : Tolitoli
Umur/tgl lahir : 48 tahun / 30 September
1974 Jenis kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Lorong Kampung Nelayan, Kel. Panasakan, Kec. Baolan, Kab.
Tolitoli
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Dengan Amar Putusan sebagai berikut :
MENGADILI:
1) Menyatakan Terdakwa SARDIANA Alias Hj. DIANA tersebut diatas, terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Dengan Sengaja Mengedarkan Sediaan Farmasi
yang Tidak Memenuhi Standar dan Persyaratan Keamanan sebagaimana dalam dakwaan alternatif
kedua;
2) Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima)
bulan dan pidana denda sejumlah Rp200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah) dengan ketentuan
apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan;
3) Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4) Menetapkan agar Terdakwa tetap di tahan;
5) Menetapkan barang bukti berupa:
1. 2.400 (Dua Ribu Empat Ratus) Paket Kosmetik NRL Yang Tidak Memiliki Izin Edar,
dimusnahkan;
6) Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 5000,- (lima
ribu rupiah) ;
2
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana 6 (enam) bulan kurungan;
2400Menyatakan barang bukti berupa : a ribu empat ratus) Paket Kosmetik NRL
yang tidak memiliki izin edar
Dirampas untuk dimusnakan
3) Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (dua ribu rupiah).
3
jumlah produk NRL Paket Ekonomis yang tidak memenuhi syarat dan tidak berizin tersebut
telah Terdakwa edarkan melalui Distributor, Reseller, maupun dijual secara ecer oleh
Terdakwa, hal ini didasarkan pada alat bukti :
Keterangan Saksi Saprudin alias Ipul dan Saksi Yunita yang menerangkan bahwa :
“Saksi Saprudin alias Ipul yang merupakan Distributor (DS) produk yang dijual oleh
Terdakwa sudah kurang lebih 10 (sepuluh) kali Saprudin memesan/membeli
kepada Terdakwa dan kemudian menjual kembali paket NRL ekonomis yang tidak
memiliki izin edar, yang mana setiap saksi memesan kurang lebih sebanyak 200 (dua
ratus) – 400 (empat ratus) paket.”
Kemudian Keterangan Saksi Yunita yang menerangkan :
“dirinya membeli langsung paket kosmetik NRL yang tidak memiliki izin edar
tersebut dengan cara memesan melalui DS atas nama SAPRUDIN alias IPUL
sebagai DS (Distributor) kemudian akan dipesankan ke Terdakwa sebagai AO
(asisten Owner). Pada saat dirinya memesan produk tersebut saksi juga mengirim
sejumlah uang atau memberikan secara tunai seharga paket yang dirinya pesan yaitu
12 juta untuk 100 paket kosmetik NRL Ekonomis yang tidak memiliki izin edar. Saksi
sudah pernah membeli atau memesan sebanyak 7 (tujuh) kali masing-
masing sebanyak 100 (seratus) Paket Kosmetik NRL yang tidak memiliki izin Edar
yang dilakukan secara bertahap setiap 2 bulan sekali”
Keterangan Terdakwa yang menerangkan :
“cara Terdakwa mengadakan produk- produk kosmetik NRL secara periodik setiap 3
bulanan dengan memesan ke Admin Owner atas nama RINA HARTINA. untuk sistem
penjualan, ada tingkatan penjualan yaitu dari Ownwer kemudian Admin Owner, lalu AO
(asisten Owner) kemudian DS (distributor), lalu Agen kemudian reseller. Terdapat
persyaratan untuk tingkatan yaitu Terdakwa diangkat menjadi AO karena merupakan
orang pertama di Kabupaten Tolitoli yang masuk ke tim NRL dan menjual di Kota Tolitoli
dan sekitar. Untuk DS dinaungan Terdakwa karena yang pertama kali membantu
penjualan kosmetik NRL dalam naungan Terdakwa. Dimana dalam naungan Terdakwa
terdapat 3 DS yaitu, IPUL, WINA dan MILA. Kemudian Pengadaan produk kosmetik
NRL Paket Ekonomis yang ditemukan oleh petugas pada hari sabtu tanggal 18
Maret 2023 sekitar pukul 21.15 wita dilakukan dengan cara memesan kepada
admin owner atas nama Rina dan melakukan transfer uang sebanyak kurang
lebih Rp 253.000.000 (dua ratus lima puluh tiga juta rupiah) untuk 2.200
paket NRL Ekonomis. Uang tersebut merupakan pembayaran pesanan dari Tim di
bawah naungan Terdakwa yang dirinya rekap kemudian Terdakwa pesankan ke Admin
Owner. Setelah ditransfer kemudian menunggu selama 2-3 minggu untuk pengiriman
barang”
Bahwa dengan demikian Terdakwa telah terbukti mengedarkan sediaan farmasi dalam
jumlah yang besar sehingga kami berpendapat bahwa dengan banyaknya jumlah barang
bukti berimplikasi pada semakin besarnya sebab akibat yang timbul dari perbuatan Terdakwa,
yang kemudian akan ditanggung oleh negara atau pemerintah karena pemerintah atau negara
merupakan salah satu pihak yang mempunyai kewajiban menjamin Kesehatan masyarakat
melalui Upaya preventif maupun represif. Maka dengan banyaknya jumlah barang bukti tentu
sangat berpengaruh terhadap semakin beratnya bentuk pertanggungjawaban yang harus
ditanggung oleh Terdakwa. Namun Majelis Hakim justru dalam putusannya halaman 26
berpendapat bahwa:
Bahwa menurut Majelis Jakim tuntutan Penuntut Umum terlalu berat karena
Terdakwa merupakan penjual yang menjuak jembali barang yang ia dapatkan dari
produsen, Terdakwa bukanlah merupakan produsen atau first hand (tangan
peratama). Jika Terdakwa merupakan seorang produsen atau first (hand), maka tentu
Majelis Hakim akan sependapat dengan Penuntut Umum. selain itu, Majelis Hakim
berpandangan jika Terdakwa tidak boleh dijadikan objek yang menanggung seluruh
kesalahan Perusahaan sebagai produsen dari sediaan farmasi berupa produk kosmetik
yang mengandung zat yang tidak memenuhi standar keamanan serta tidak
mendaftarkan produknya ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), seharusnya
dalam perkara ini pihak perusahaan sebagai produsen harus bertanggungjawab
secara hukum karena sangat jelas telah memproduksi sediaan farmasi dalam bentuk
4
kosmetik secara massal yang tidak memenuhi syarat serta standar keamanan dan
menjualnya secara luas, selain itu Perusahaan juga tidak memberitahu kepada
seluruh konsumennya termasuk Terdakwa bahwa produk tersebut tidak memiliki izin
edar dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut tentu sangat tidak berdasar karena dalam unsur
Pasal yang didakwakan menyebutkan bahwa : “Setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi…” dari unsur pasal jelas bahwa antara sub
unsur memproduksi atau mengedarkan merupakan sub unsur yang bersifat
alternatif, dimana dengan terpenuhinya satu kriteria saja sub unsur tersebut dinyatakan
terpenuhi. Dengan demikian unsur Pasal 196 UU RI No.36 tahun 2009 tidak
membedakan berat ringannya pidana berdasarkan kualitas Terdakwa baik sebagai
produsen atau pengedar. Menurut ketentuan kita mengetahui bahwa tidak ada pembeda
bentuk pertanggungjawaban produsen maupun pengedar karena kedua subjek tersebut saling
berkaitan satu sama lain yang mana semakin banyak jumlah produk yang berhasil di edarkan
oleh Pengedar tentu semakin banyak produksi yang akan dilakukan oleh produsen, begitu
juga sebaliknya. Kemudian mengenai pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa :
Terdakwa tidak boleh dijadikan objek yang menanggung seluruh kesalahan
Perusahaan sebagai produsen dari sediaan farmasi berupa produk kosmetik yang
mengandung zat yang tidak memenuhi standar keamanan serta tidak mendaftarkan
produknya ke Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)…”
Bahwa dalam perkara ini kami tidak membebankan seluruh kesalahan terhadap diri Terdakwa.
Kami membebankan pertanggungjawaban pidana atas perbuatan Terdakwa sebagai
“Pengedar” sesuai apa yang kami uraikan dalam surat dakwaan dan sesuai dengan jumlah
barang bukti dimiliki dan dikuasai oleh Terdakwa yakni 2400 (dua ribu empat ratus) paket
produk tidak memenuhi standar keamanan. Sehingga kami berpendapat pertimbangan Majelis
Hakim tersebut sangat tidak berdasar.
Kemudian dipersidangan diketahui bahwa pihak produsen yakni PT.ENEREL locus nya berada di
Makasar sehingga sangat jelas wilayah tersebut diluar wilayah hukum kewenangan kami dalam
memproses dugaan tindak pidana memproduksi sediaan farmasi berupa kosmetik yang tidak
memenuhi standar keamanan. Sehingga pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa
Terdakwa yang dijadikan objek untuk menanggung seluruh kesalahan Perusahaan sebagai
produsen dari sediaan farmasi terbukti sangat tidak beralasan hukum.
Selanjutnya masih terkait pertimbangan hakim tersebut yang menyatakan bahwa :
“Terdakwa tidak boleh dijadikan objek yang menanggung seluruh kesalahan Perusahaan
karena Perusahaan yang memproduksi sediaan farmasi dalam bentuk kosmetik secara
massal yang tidak memenuhi syarat serta standar keamanan…, Perusahaan juga tidak
memberitahu kepada seluruh konsumennya termasuk Terdakwa bahwa produk
tersebut tidak memiliki izin edar dari Balai Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM)…”
Bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut tidak berdasar serta mengabaikan fakta yang
terungkap dipersidangan didasarkan pada alat bukti keterangan Saksi Saprudin alias Ipul, Saksi
Yunita, dan Keterangan Terdakwa yang menerangkan :
Keterangan Saksi Saprudin : ” Bahwa Saksi mengetahui produk Paket NRL paket
ekonomis tersebut tidak terdaftar di Badan POM karena dirinya diberitahu oleh
Terdakwa bahwa produk tersebut merupakan produk racikan”
Keterangan Terdakwa yang menerangkan bahwa :
“Terdakwa mengetahui jika terdapat produk NRL yang Terdakwa jual belum memiliki
izin edar dikarenakan pihak NRL pernah memberitahu Terdakwa bahwa
terdapat produk yang sudah berizin dan produk racikan (produk yang belum
berizin)tersebut. Terdakwa tetap menjual produk kosmetik ini karena Terdakwa
melihat ada orang lain aman-aman menjual produk kosmetik NRL Ekonomis ini.”
“…. Untuk Paket NRL Ekonomis harus ditransfer dulu baru barang dikirimkan
barangnnya, untuk produk yang ber BPOM ada keringanan dapat dikirimkan
dananya setelah barang sampai dan selama proses penjualan.”
Berdasarkan alat bukti tersebut tentu telah membuktikan bahwa Terdakwa mengetahui jika
produk NRL paket ekonomis sebagaimana barang bukti yang kami ajukan dipersidangan
merupakan produk sediaan farmasi berupa kosmetika yang tidak terdaftar di BPOM sehingga
5
kualitas mutu, khasiat, dan manfaatnya belum terjamin namun Terdakwa tetap menjual produk
tersebut. Oleh karenanya pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa Terdakwa
tidak diberitahu oleh Perusahaan bahwa produk NRL paket ekonomis tidak memiliki izin dari
BPOM adalah pertimbangan yang tidak berdasar dan pertimbangan yang terbukti mengabaikan
fakta persidangan yang kami uraikan tersebut.
- Bahwa Majelis Hakim tidak mempertimbangkan fakta bahwa Terdakwa terbukti telah lebih
dari satu kali melakukan tindak pidana mengedarkan sediaan farmasi produk kosmetik yang
tidak memenuhi standar persyaratan keamanan. Selain itu jumlah produk yang diedarkan
oleh Terdakwa selalu dalam kapasitas yang besar mengingat Terdakwa merupakan Assistant
Owner (AO) di daerah Kabupaten Tolitoli dan Terdakwa memiliki 3 Distributor (DS) yakni DS
Saprudin alias Ipul, DS Winda dan DS Mila, yang mana setiap kali pemesan mencapai ratusan
paket NRL yang tidak memenuhi standar keaman. Sehingga keadaan tersebut patut
dipertimbangkan menjadi keadaan yang memberatkan diri Terdakwa mengingat skala
perbuatan terdakwa yang luas dan kapasitas besar;
- Bahwa kemudian Majelis Hakim perkara a quo juga tidak mempertimbangkan terkait fakta
bahwa Terdakwa terbukti telah memperoleh pembayaran dan keuntungan dari 2400 (dua
ribu empat ratus) paket NRL yang tidak memenuhi standar keamanan dan tidak berizin. Hal
ini didasarkan pada keterangan Saksi Saprudin alias Ipul, Keterangan Saksi Yunita, dan
keterangan Terdakwa yang menerangkan :
Keterangan Saksi Saprudin alias Ipul :
“Saksi membeli produk NRL dengan cara saksi memesan terlebih dahulu kepada Terdakwa
selalu Assistant Owner (AO), Saksi harus membayar terlebih dahulu jumlah
pesanan saya baru kemudian paket kosmetik tersebut dikirimkan, dan biasanya
menungu kurang lebih 20 hari barang ready di Tolitoli. kemudian saksi akan mendapat info
dari Terdakwa kapan dapat mengambil Paket tersebut. Saksi biasanya dapat mengambil
langsung paket tersebut di rumah Terdakwa;”
Keterangan Saksi Yunita yang menerangkan :
“Pada saat saksi memesan produk tersebut saksi juga mengirim sejumlah uang
atau memberikan secara tunai seharga paket yang dirinya pesan yaitu 12 juta untuk 100
paket kosmetik NRL Ekonomis”
Keterangan Terdakwa yang menerangkan :
“Untuk Paket NRL Ekonomis harus ditransfer dulu baru barang dikirimkan
barangnnya, untuk produk yang ber BPOM ada keringanan dapat dikirimkan dananya
setelah barang sampai dan selama proses penjualan…”
“…Masyarakat untuk membeli produk NRL dapat melalui Reseller atau juga langsung
membeli ke AO atau DS atau Agen dengan harga reseller yaitu Rp145.000 untuk paket
NRL Ekonomis. Untuk harga ke tim tersangka dengan harga Rp 120.000. Tersangka
mendapatkan paket Kosmetik NRL dari Makassar dengan Harga Rp 115.000…”
Berdasarkan alat bukti tersebut maka Terdakwa terbukti sebelum melakukan pemesanan
produk NRL yang tidak memenuhi standar keamananan Terdakwa telah menerima
pembayaran sekaligus keuntungan dari masing-masing pesanan yang berjumlah 2400 (dua
ribu empat ratus paket).
4. Bahwa berdasarkan keadaan yang telah kami uraikan tersebut terbukti putusan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Tolitoli Nomor 73/Pid.Sus/2023/PN Tli dalam memutus perbuatan yang
dilakukan oleh Terdakwa tidak mempertimbangkan secara keseluruhan fakta-fakta yang terbukti
dalam persidangan;
5. Bahwa selain itu terdapat beberapa Yurisprudensi putusan Hakim Pengadilan Negeri lain yang
memutus perkara serupa memutus sebagai berikut :
Yurisprudensi Putusan Pengadilan Negeri Nganjuk dalam putusan Nomor
90/Pid.Sus/2017/PN Njk telah memutus perkara serupa Sediaan Farmasi Yang Tidak
Memenuhi Standar dengan jumlah yang besar menjatuhkan putusan:
1. Menyatakan Terdakwa ALI ROSIDI BIN AHMAD FAUZAN tersebut diatas, terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja
Tanpa Keahlian Dan Kewenangan Mengedarkan Sediaan Farmasi Yang Tidak
Memenuhi Standar, Persyaratan Keamanan, Khasiat Dan Kemanfaatan “ sebagaimana
dalam dakwaan tunggal;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama
2 (dua) tahun dan 10 (sepuluh) bulan dan denda sejumlah Rp2.000.000,00 (dua
juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan
6
pidana kurungan selama 2 (dua) bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan
5. Menetapkan barang bukti berupa:
1 (satu) unit Sepeda Motor Honda Beat No.Pol.: AG-5498-UE beserta STNK dan
Kunci Kontak; Dikembalikan kepada Terdakwa ALI ROSIDI BIN AHMAD FAUZAN;
Pil jenis dobel L sebanyak 10.154 (sepuluh ribu seratus lima puluh empat)
butir;
1 (satu) buah Box bekas tempat sarung merk gajah duduk;
1 (satu) buah Plastik kresek warna Hitam;
1 (satu) lembar potongan grenjeng rokok;
1 (satu) bungkus bekas rokok grendel;
1 (satu) bendel Plastik klip kecil;
Dirampas untuk dimusnahkan;
1 (satu) buah HP warna Hitam merk Nexcom; - Uang tunai sebesar Rp187.000,00
(seratus delapan puluh tujuh ribu rupiah); Dirampas untuk Negara;
Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah)
Yurisprudensi putusan Pengadilan Negeri Tasikmalaya Nomor 168/Pid.Sus/2022/PN Tsm :
a. Menyatakan Terdakwa YEYEP KURNIAWAN Bin ENJANG JAMALUDIN telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang
tidak memenuhi standar dan / atau persyaratan keamanan, khasiat atau
kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat
(3)” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 196 Jo Pasal 98 ayat 2
dan 3 UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sebagaimana pada Dakwaan
Pertama Penuntut Umum;
b. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 1(satu)
tahun dan 4 (empat) bulan dan denda Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah), subsidair
1 (satu) bulan kurungan;
c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
d. Menetapkan supaya Terdakwa berada dalam tahanan Rutan;
e. Menetapkan barang bukti berupa:
1 (Satu) bungkus plastic klip bening yang didalamnya berisikan sebanyak 273
(Dua ratus tujuh puluh tiga) butir Obat Label K berwarna kuning berlogo MF
diduga jenis HEXYMER
11 (Sebelas) lembar Obat TRIHEXYPHENIDYL 2 Mg dengan jumlah keseluruhan
109 (Seratus Sembilan) butir
1 (satu) buah tas kecil berwarna merah
1 (satu) unit HP merk Oppo A52020 warna putih beserta simcar nomor
082119346577 Dirampas untuk dimusnahkan;
f. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima
ribu rupiah)
Bahwa berdasarkan alasan hukum yang telah kami uraikan di atas terbukti putusan Pengadilan
Negeri Tolitoli Nomor 73/Pid.Sus/2023/PN Tli dalam memutus terhadap diri Terdakwa
tidak mempertimbangkan atau mengabaikan fakta-fakta persidangan yang telah kami
uraikan tersebut. Sehingga putusan Majelis Hakim PN Tolitoli tersebut yang memidana Terdakwa
dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan tanpa mempertimbangkan keseluruhan
fakta-fakta persidangan dinilai belum memberikan rasa keadilan di masyarakat bahkan
memperlihatkan lemahnya penegakan hukum di bidang kesehatan.
Kami Jaksa Penuntut Umum berpendapat walaupun penjatuhan hukuman terhadap diri Terdakwa
bukan arena balas dendam dan bukan merupakan perampasan hak kemerdekaan bagi diri Terdakwa,
namun hal tersebut adalah merupakan pembelajaran yang harus diberikan oleh Majelis Hakim
terhadap diri Terdakwa sesuai dengan kapasitas perbuatan yang telah dilakukan oleh Terdakwa.
Penjatuhan hukuman yang ringan tidak dapat dijadikan sebagai pencegahan tindak pidana
sebagaimana yang dilakukan oleh Terdakwa dan penjatuhan Pidana oleh Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Tolitoli tersebut jelas kurang mencerminkan rasa keadilan di masyarakat.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, kami mohon supaya
Pengadilan Tinggi Sulawesi Tengah yang memeriksa dan mengadili perkara atas nama
terdakwa SARDIANA alias HJ.DIAN berkenan untuk memutuskan:
1. Menerima Permohonan Banding dari Penuntut Umum;
7
2. Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Tolitoli Nomor: 73/Pid.Sus/2023/PN Tli a.n. Terdakwa
SARDIANA alias HJ.DIANA mengenai penjatuhan hukuman yang dikenakan terhadap diri
Terdakwa.
3. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa SARDIANA alias HJ.DIANA dengan pidana penjara 5
(lima) tahun dan denda sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) ketentuan apabila
denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana 6 (enam) bulan kurungan.
4. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
6. Menyatakan barang bukti berupa :
2400 (dua ribu empat ratus) Paket Kosmetik NRL yang tidak memiliki izin edar
Dirampas untuk dimusnakan
7. Menetapkan agar terdakwa SARDIANA alias Hj.DIANA membayar biaya perkara sebesar Rp.
5000,- (lima ribu rupiah).
Atau memutus sesuai dengan apa yang kami mintakan dalam tuntutan pidana nomor PDM-
23/TToli/Eku.2/08/2023 yang kami ajukan tanggal 05 Oktober 2023.
Demikian Memori Banding ini disampaikan dengan permohonan kiranya dapat dipertimbangkan
dalam memeriksa dan mengadili perkara atas nama SARDIANA alias HJ.DIANA dalam tingkat banding.
PENUNTUT UMUM