Disusun Oleh:
NAMA : Duraiffa Pradani Anggriyana
Putri
NIM 225080501113010
KELOMPOK 12
ASISTEN : JOSIA FERNANDO
SIHOMBING
Ikan Hias menurut Junaidi (2020), Indonesia sebagai negara tropis mempunyai
potensi sumber daya ikan hias yang sangat besar baik dari jenis ikan air tawar maupun
laut. 650 spesies ikan hias laut dan 400 spesies ikan hias air tawar. Negara Indonesia
menonjol sebagai eksportir utama dalam perdagangan ikan hias global. Menyusul
eksportir terbesar yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perdagangan ikan hias
dunia dengan total nilai ekspor sebesar US$19,598 juta atau 5,05% dari perdagangan
global. Sektor ikan hias laut, Indonesia menduduki peringkat ketiga ekspor setelah
Spanyol dan Belanda dengan nilai ekspor sebesar US$5,434 juta. Kekayaan ikan hias
yang melimpah dan kondisi alam yang mendukung memberikan peluang yang
sektor ikan hias yang berkembang pesat. Potensi ikan hias air tawar dan laut cukup
tinggi, saat ini hanya 5% dari ikan hias laut yang diperdagangkan yang dibudidayakan,
hal ini menunjukkan adanya ruang pertumbuhan yang signifikan. Budidaya ikan hias air
tawar sudah lebih maju, dimana 90% spesies yang diperdagangkan berasal dari kegiatan
budidaya.
dengan tanah, pasir, kayu, dan batu untuk menciptakan lingkungan bawah air akuarium
sebagai hiasan indah di rumah atau di kantor. Tumbuhan air merupakan komponen
utama dalam aquascape dimana ikan hias melengkapi ekosistemnya. Pengelolaan yang
sederhana dari Aquascape, berkebun di bawah air. Aquascape adalah tempat flora dan
fauna air berkumpul dalam akuarium dan melibatkan fotosintesis dan siklus nitrogen
ukuran kecil dan kesesuaian dengan akuarium yang ditanami ikan yang lebih besar dan
herbivora harus dicegah termasuk ikan yang rentan terhadap fluktuasi pH yang mungkin
diakibatkan oleh CO2. Spesies kecil yang biasa digunakan dalam aquascape seperti
udang Neocaridina (asal Taiwan), lele cory (asal dari Amerika Selatan), Siput Nerite
pemakan alga (asal dari Afrika Timur), dan beberapa jenis ikan tetra (asal dari Afrika dan
Amerika Selatan) yang masih belum terdokumentasi potensinya sebagai spesies invasif
kekayaan keanekaragaman ikan hias di lingkungan air tawar dan laut di Indonesia
memberikan peluang ekonomi yang signifikan. Negara Indonesia menjadi negara utama
dalam perdagangan ikan hias global. Potensi pertumbuhan dan pengembangan ikan hias
yang lebih lanjut. Kekayaan ikan hias yang melimpah dan kondisi alam yang mendukung
memadukan tanaman air dengan tanah, pasir, kayu, dan batu untuk menciptakan
lingkungan bawah air akuarium sebagai hiasan indah. Aquascape tempat flora dan
fauna air berkumpul dalam akuarium dan melibatkan fotosintesis dan siklus nitrogen
Maksud dari dilaksanakannya kegiatan praktikum ikan hias dan akuaskap ini
adalah mengenalkan macam-macam ikan hias air tawar dan air laut yang ada di indonesia
dan di pasar saat ini, mengenalkan pemijahan pada ikan hias khususnya ikan rainbow dan
ikan cupang, mengenalkan macam-macam tanaman air yang memiliki potensi sebagai
tanamah hias pelengkap akuarium atau akuaskap, mengenalkan akuaskap sebagai bagian
dari kegiatan seni yang ada dilingkup dunia perikanan secara umum, serta mengenalkan
potensi pasar dari ikan hias, tanaman air dan akuaskap kedepannya.
Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktikum ikan hias dan akuaskap ini
biodiversitas ikan hias dan tanaman air yang ada disekitar mereka, menambah
akuaskap, memfoto akuaskap dan menambah wawasan dalam melihat potensi sektor ikan
Oktober - 23 November 2023 dan dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Brawijaya.
BAB II PEMBAHASAN
a. Bahan Akuarium
Bahan akuarium menurut Abdullah 2020, meliputi komponen
biotik maupun abiotik. Teknik mendekorasi akuarium
menggunakan aksesoris seperti kerikil, batu, pasir, tanaman
hidup/imitasi yang membuat seolah berada di habitat asli. Bahan
yang digunakan yaitu taman alami yang berada di dalam air.
Bukan hanya sekedar hiasan banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatannya seperti ukuran akuarium
dan media yang
digunakan dalam pembuatan aquascape . Agar akuarium
memiliki tampilan yang
cantik diperlukan dekorasi biotik dan abiotik. Dekorasi biotik
dapat berupa tumbuhan , serta hewan air disesuaikan pada
keadaan air tawar atau laut.
Bahan penysun akuarium menurut Jamil dan Luthfi (2019), adalah dengan bahan
dasar kaca atau plastik akrilik kekuatan tinggi. Akuarium dengan berbentuk kubus
seringkali disebut dengan "tank ikan” dan akuarium berbentuk mangkuk disebut
"mangkuk ikan". Akuarium dengan bahan dasar kaca atau plastik akrilik kekuatan
tinggi juga transparan, sehingga memudahkan pengamat untuk melihat ikan dan
tumbuhan air di dalamnya dengan jelas. Akuarium dengan bahan dasar kaca dan
plastik akrilik kekuatan tinggi juga mudah untuk dibersihkan, serta tahan lama,
b. Perakitan Akuarium
Aquascape menurut Fadhil, et.al (2023), adalah seni mengatur tanaman air dan batu, batu
karang, koral, atau kayu apung, secara alami dan indah di dalam akuarium sehingga
memberikan efek seperti berkebun di bawah air. Tujuan utama Aquascaping yaitu untuk
aspek pemeliharaan tanaman air. Terdapat potensi pengembangan aquascape yang cukup
bagus, karena terdapat cukup banyak bahan-bahan alami seperti potongan kayu yang
memiliki nilai seni, dan lain-lain. Aquascape menampakkan keindahan panorama dengan
keragaman flora dan fauna yang saling bersinergi satu sama lain merupakan perwujudan
faktor tersebut kondisinya tidak seimbang, maka pada ekosistem aquascape akan
berdampak tidak baik. Sistem perancangan dan pembuatan aquascape ini sangatlah
mudah, murah, tidak memerlukan biaya yang besar dan sangat menguntungkan.
Aquascape menurut Saraswati, et al. (2023), merupakan teknik untuk menghias akuarium
dengan menggunakan aksesoris seperti kerikil, batu, pasir, tanaman hidup, atau imitasi
mati seperti kerikil, batu, kincir air, dan tanaman imitasi, yang memberikan kemudahan
dalam penataan dan minim kotoran. Membersihkan akuarium secara rutin, misalnya
seminggu sekali, dapat dilakukan dengan menggunakan magnet yang dibungkus busa
untuk membersihkan kaca akuarium. Hal ini merupakan bagian dari menjaga ekosistem
air dengan mempertahankan suhu pada wadah akuarium. Proses pembuatan aquascape
dapat dijelaskan dalam empat minggu. Minggu pertama melibatkan pendekatan dan
pengenalan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan. Minggu kedua adalah
penyusunan materi yang akan digunakan dalam pembuatan aquascape. Minggu ketiga
melibatkan pengumpulan alat dan bahan, seperti akuarium, air yang telah diendapkan,
batu, pasir, tanaman air, dan ikan hias sebanyak 30 ekor. Minggu keempat merupakan
pelaksanaan kegiatan, termasuk cara menghias aquascape dan merawat ikan yang
dipelihara.
2.1.2 Filter
Filter menurut Nicolae, et al. (2015), adalah suatu alat yang dapat mempercepat siklus
nitrogen dalam akuarium. Filter dapat membersihkan debu serta kotoran dalam akuarium,
kerikil-kerikil dalam akuarium dapat terbilas oleh adanya filter. Filter dapat menahan
semua partikel tersuspensi yang ada di dalam akuarium. Proses nitrifikasi juga dapat
terjadi di dalam filter, dengan besarnya air yang keluar, hingga memenuhi tanaman. Air
yang berlebih akan mengalir ke filter, sehingga filter dapat memompa air dari akuarium
kembali ke akuarium.
Filter menurut Mohsin, et al. (2022) adalah suatu alat yang berguna untuk menjaga
kebersihan akuarium. Filter pada akuarium ini akan menjaga akuarium dengan
menghilangkan kotoran dalam akuarium. Kotoran dalam akuarium ini dapat berupa sisa-
sisa pakan atau feses ikan. Filter biasanya terpasang pada bagian atas pinggir akuarium
dan tersambung dengan aliran listrik. Filter biasanya akan menyaring air dalam
akuarium, dalam filter dapat berisi kerikil-kerikil kecil sebagai penyaring.
2.1.3 Aerator
Peran aerator menurut Androva dan Harjanto (2017) , dalam budidaya ikan dan
udang sangat penting. Pembudidaya ikan memerlukan penggunaan
aerator yang memiliki cara kerja yang sederhana dan harga yang terjangkau. Penelitian
tentang aerator ini, sudah dibuktikan bahwa Aerator dapat menjaga kualitas
air,meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO), mengurangi tingkat kematian ikan, dan
menghasilkan panen yang melimpah.Kurangnya kadar oksigen dapat menimbulkan risiko
serius bagi makhluk hidup di dalam air.
Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan stres, meningkatkan kerentanan terhadap
penyakit, menghambat pertumbuhan, bahkan dapat berujung pada kematian, sehingga
dapat mengurangi produktivitasnya. Upaya yang diperlukan untuk menyegarkan kembali
kualitas air melalui proses aerasi dilakukan menggunakan aerator.
Aerator menurut Kumar et al., (2013) memainkan peran penting dalam sistem
budidaya perikanan semi-intensif dan intensif. Fungsinya adalah untuk menjaga kondisi
lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan fisiologis organisme yang dibiakkan.
Kebutuhan akan pasokan oksigen yang memadai bagi spesies yang dibudidayakan tidak
dapat diatasi secara alami. Penerapan aerasi buatan melalui penggunaan aerator menjadi
suatu keharusan. Aerator berkontribusi pada peningkatan kualitas perairan antara udara
dan air, yang pada gilirannya meningkatkan transfer oksigen secara efektif, dan juga
menyediakan sirkulasi air yang dapat mencegah stratifikasi di dalam badan air.
2.1.4 Lampu
Pengelolaan yang tidak tepat menurut Yulistiani, et al. (2023), dapat
mengakibatkan ikan- ikan tercekik karena air kotor dan kelaparan sampai mati.
Pemeliharaan yang tidak tepat sebagian besar berdampak pada kualitas air yang
merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas ikan di dalam akuarium. Lampu
merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kualitas air. Naikkan suhu
dengan menyalakan lampu UV yang terpasang pada akuarium, ketika suhu terlalu rendah.
Menghangatkan air karena lampu UV memiliki suhu hangat dan juga memberi warna
yang bagus pada tangki ikan atau akuarium.
Lampu pada aquascape menurut Triawan dan Sardi, (2020), berfungsi sebagai
penerangan serta untuk fotosintesis tanaman. Penggunaan cahaya selain untuk aquascape
yang berfungsi fotosintesis tumbuhan air juga berfungsi sebagai penerangan. Lampu
dalam aquascape memainkan peran penting dalam mendukung kehidupan akuatik yang
ada di dalamnya. Mengatur waktu pencahayaan dapat meniru siklus alami, sehingga
membantu terciptanya lingkungan yang mencerminkan habitat asli penghuni aquascape.
Cahaya berkontribusi pada daya tarik visual aquascape dengan memberikan tampilan
estetis dan dramatis pada ekosistem. Pemilihan lampu dengan spektrum yang sesuai
menjadi faktor penting dalam mencapai keseimbangan optimal dalam aquascape,
menjamin bahwa setiap komponen ekosistem menerima cahaya yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
2.2 Manipulasi Lingkungan
2.2.1 Manipulasi Suhu
Penempatan akuaskap menurut Latif (2022) harus ideal agar memiliki suhu di bawah 28
derajat Celcius untuk penempatan akuaskap. Gunakan kipas aquascape untuk menjaga
kondisi suhu air. Alat bantu yang dapat digunakan untuk mempertahankan suhu
akuaskap adalah dengan AC. AC atau air conditioner menjadi pilihan yang tepat dan
terbukti efektif dalam menyesuaikan suhu air dan ruangan. Kipas aquascape dan chiller
Embrio dan larva menurut Lestari, et al. (2020), merupakan tahap pertumbuhan ikan
yang paling sensitif terhadap kondisi lingkungan terutama suhu. Suhu merupakan hal
yang perlu diperhatikan dalam penetasan telur, perlu dilakukan manipulasi suhu dalam
wadah penetasan agar suhu lebih konstan. Menetaskan telur perlu adanya pengecekan
kualitas air karena akan mempengaruhi daya tetas telur. Suhu setiap perlakuan diatur dan
dikontrol setiap hari, sehingga suhu tetap konstan dari penetasan telur sampai
pemeliharaan benih. Suhu terbaik untuk pedederan adalah suhu konstan 30 drajat Celcius.
Mendapatkan nilai suhu yang konstan makaS perlu dilakukan pengecekan setiap saat.
2.2.2 Manipulasi Oksigen
Metode terbaik menurut Kristiany & Prabowo, (2022). untuk ikan hias adalah
dengan menampungnya dalam bak khusus yang dilengkapi aerator selama 24 jam. Sistem
sirkulasi membantu menjaga kualitas air dan memastikan kondisi optimal bagi induk
jantan dan betina. Proses sirkulasi ini tidak hanya bertujuan menguapkan kandungan klor
yang berbahaya bagi ikan, tetapi juga untuk menambah kandungan oksigen terlarut dalam
air. Sirkulasi air juga penting untuk menangani suhu air yang lebih tinggi yang dapat
aerator atau filter dengan aerasi membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam
air.
Kadar oksigen Menurut Saputra & Prayoga, (2023). yang dalam air akuarium
akan berkurang jika suhu pada akuarium tinggi. Manipulasi oksigen dalam akuarium
adalah pemeliharaan lingkungan yang sehat bagi ikan. Penempatan tanaman air yang
kecil dan meningkatkan kontak antara air dan udara. Pemilihan filter yang tepat juga
Hindari dekat jendela untuk menghindari pertumbuhan alga akibat cahaya berlebihan
dan jangan di area ramai karena dapat membuat ikan cemas. Idealnya, dasar akuarium
harus 30 inci dari lantai atau lebih tinggi, dengan opsi stand bertingkat untuk ikan yang
lebih tenang. Terbatasnya paparan sinar matahari, maksimal 2 jam, dianjurkan untuk
Pemeliharaan rasio C/N menurut Saha, et.al (2022) sangat penting dalam
dalam air. Saat rasio C/N mencukupi untuk produksi sel bakteri, nitrogen anorganik akan
anorganik beracun seperti NH4+ dan NO2- akan berhenti ketika rasio C/N tetap tinggi
kebutuhan pakan buatan, praktik umum dalam perairan bioflok adalah meningkatkan
rasio C/N menjadi lebih dari 10:1 dengan menggunakan sumber karbon berbiaya rendah
yang tersedia secara lokal. Mempertahankan rasio karbon dan nitrogen dalam sistem
budidaya merupakan aspek penting dalam produksi bioflok. Rasio C/N yang ideal untuk
menghasilkan bioflok adalah antara 10:1 dan 20:1. Dengan menyesuaikan rasio C/N,
kualitas air dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan nitrogen dan regenerasi sel bakteri
baru, sementara limbah cair dari sistem budidaya dapat dikurangi. Manipulasi rasio C/N
juga dapat membantu meningkatkan aktivitas imunologi dan kapasitas antioksidan udang
dan ikan, yang pada gilirannya meningkatkan ketahanan mereka terhadap patogen.
dengan manipulasi rasio C/N dan mengubah metabolit tersebut menjadi mikroorganisme
heterotrofik dan partikel organik dalam sistem pertukaran air nol. Manipulasi rasio C/N
dengan kadar protein yang berbeda memiliki dampak signifikan pada dinamika senyawa
nitrogen (NH3, NO2, NO3), perkembangan bioflok dalam sistem pertukaran nol, dan
akhirnya mempengaruhi
kinerja ikan dan pemanfaatan pakan. Manipulasi rasio C/N sebesar 15 dengan kadar
protein pakan sebesar 25% merupakan kombinasi yang cocok untuk pengembangan
2.2.7 Substrat
Substrat menurut Yuni dan Lesmana (2009), akan membuat akuarium terlihat
lebih alami dan juga dapat mengendapkan kotoran-kotoran ikan sehingga membuat air
lebih jernih. Substrat dapat membantu proses nitrifikasi yang terdapat di dalam
akuarium. Beberapa bahan yang dapat dijadikan sebagai substrat pada akuarium ikan
hias adalah seperti batu kerikil dan pasir. Batu kerikil yang dapat digunakan adalah batu
yang berukuran sedang dan tidak tajam. Batu kerikil berukuran besar dapat
mengakibatkan pakan ikan terperangkap di dalamnya dan membuat air mudah keruh.
Batu kerikil yang bertekstur tajam tidak dianjurkan untuk digunakan karena dapat
melukai ikan hias. Pasir yang digunakan sebagai substrat biasanya dapat berupa pasir
malang atau pasir silika. Pasir malang dapat menunjang kesuburan tanaman air, akan
tetapi ukurannya lebih kasar daripada pasir silika sehingga tanaman air sulit untuk
ditancapkan. Kombinasi yang baik untuk substrat pasir di dalam akuarium adalah
meletakkan pasir silika di atas pasir malang.
Ikan molly menurut Tamsil dan Hasnidar (2019), umumnya hidup pada daerah
dengan iklim sedang dan daerah yang beriklim tropis. Ikan molly memiliki toleransi
salinitas yang tinggi atau yang biasa disebut dengan euryhalin. Habitat alami ikan molly
ini sebenarnya berada pada perairan payau. Kelebihan ikan molly juga dapat mentoleransi
perairan yang kekurangan oksigen dan bahkan pada perairan yang tercemar. Ikan molly
ini pada umumnya berasal dari perairan meksiko dan tersebar di seluruh dunia termasuk
indonesia.
Poecilia
Famili: Poeciliidae
Spesies: Mollienesia
2.4 Tanaman Air
tanaman akuatik yang mudah ditemukan dan telah menyebar ke seluruh dunia melalui
perdagangan tanaman hias akuarium. Tanaman ini dianggap sebagai gulma air karena
kemampuannya untuk dengan cepat menyebar dan tumbuh di berbagai habitat perairan,
bahkan pada kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan beberapa gulma lainnya.
Tanaman ini dikenal juga sebagai ganggang air atau coontail karena bentuknya
menyerupai ekor rakun, di alam bebas jenis ini tumbuh mengapung di perairan yang
bercabang. Setiap sisinya memiliki 2-8 segmen dengan daun berukuran 8-40 mm.
Tanaman ini terkenal karena kemampuannya menyerap zat toksik dari air dan tanah,
2. Ceratophyllum demersum
hidupnya berada di air. Tanaman air hidup menyebar di perairan air yang meliputi tawar,
payau dan sampai ke lautan. Tanaman air berdasarkan sifat dan lokasinya dapat
dikelompokkan ke dalam empat habitat utama. Kelompok pertama yaitu marginal aquatic
plant atau tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan. Kelompok kedua yaitu
floating aquatic plant atau tanaman air yang hidup pada bagian permukaan perairan.
Kelompok ketiga yaitu submerge aquatic plant atau tanaman air yang hidup melayang di
dalam perairan. Kelompok terakhir yaitu the deep aquatic plant yaitu tanaman air yang
ditemukan di perairan danau, kolam, sungai dan kanal. Tanaman air ini memiliki
preferensi hidup di habitat dengan air yang tenang dan cenderung hidup pada dasar
Aquascape menurut Atsuari, et al. (2017), adalah suatu seni penataan di dalam
air yang dilakukan oleh aquarists amatir, dalam hal ini penataan yang dimaksud adalah
penataan flora di dalam air, dekorasi seperti bebatuan, kerikil, lorong-lorong seperti gua
dan dahan pohon atau pohon kering dengan kandungan berharga dan estetika yang
indah. Pengawasan dalam waktu jangka panjang dibutuhkan untuk menjaga nilai estetika
visual yang dapat dilakukan dimulai dari penataan tanaman air, komponen ekosistem,
serta pemilihan ikan hias dalam akuarium secara efisien dan menyesuaikan
kebutuhan. Pembentukan visual ini akan mewujudkan beberapa tema atau gaya dalam
pembuatan ekosistem aquascape. Gaya atau tema sendiri mempunyai susunan dan
komponen yang unik sehingga hal ini mempengaruhi nilai visualisasi yang dihasilkan.
Tema akuaskap yang diperoleh oleh kelompok 12 adalah dengan tema natural. Akuaskap
tema natural merujuk pada desain akuarium atau kolam yang meniru lingkungan alami.
Elemen-elemen seperti tanaman air, batu-batuan, dan elemen alam lainnya disusun
dengan cermat untuk menciptakan habitat yang mirip dengan lingkungan asli ikan dan
tanaman air. Akuaskap tema natural bertujuan untuk menciptakan kondisi hidup yang
optimal bagi flora dan fauna akuatik, mempromosikan pertumbuhan yang sehat, dan
memberikan pengalaman estetika yang alami bagi para pengamat akuarium. Penggunaan
material alami dan tata letak yang disusun dengan baik menciptakan harmoni visual dan
Masa depan akuaskap menurut Pratt, et al. (2021), akan lebih menitikberatkan
pada adaptasi dan inovasi dalam upaya mengelola penyebaran tanaman seperti Egeria
Brasil, yang telah tersebar melalui perdagangan akuarium. Upaya pengendalian biologis
dan manajemen hama di dunia akuaskap, adaptasi dan inovasi menjadi kunci
diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan perhatian yang tumbuh terhadap
mendatang. Inovasi teknologi dan kolaborasi lintas sektor akan menjadi pendorong utama
dalam menghadapi tantangan penyebaran tanaman hias akuaskap dan dapat membuka
jalan bagi solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam pengelolaan akuaskap
di masa depan.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menurut Putra, et al. (2021), telah
pemanfaatan berbagai aplikasi dan perangkat elektronik sebagai sarana informasi dan
promosi. Aquascape merupakan seni tata air dalam akuarium yang menjadi semakin
bagi toko-toko aquascape. Aplikasi ini membuat penjual dapat secara langsung
depannya akan melibatkan pemanfaatan kecerdasan buatan dan analisis data untuk
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran