Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

IKAN HIAS DAN


AKUASKAP

Disusun Oleh:
NAMA : Duraiffa Pradani Anggriyana
Putri
NIM 225080501113010
KELOMPOK 12
ASISTEN : JOSIA FERNANDO
SIHOMBING

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIKANAN
DAN
KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEDIR
I 2023
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Hias menurut Junaidi (2020), Indonesia sebagai negara tropis mempunyai

potensi sumber daya ikan hias yang sangat besar baik dari jenis ikan air tawar maupun

laut. 650 spesies ikan hias laut dan 400 spesies ikan hias air tawar. Negara Indonesia

menonjol sebagai eksportir utama dalam perdagangan ikan hias global. Menyusul

Singapura, Spanyol, Malaysia, Jepang, dan Cekoslowakia, Indonesia termasuk di antara

eksportir terbesar yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perdagangan ikan hias

dunia dengan total nilai ekspor sebesar US$19,598 juta atau 5,05% dari perdagangan

global. Sektor ikan hias laut, Indonesia menduduki peringkat ketiga ekspor setelah

Spanyol dan Belanda dengan nilai ekspor sebesar US$5,434 juta. Kekayaan ikan hias

yang melimpah dan kondisi alam yang mendukung memberikan peluang yang

menguntungkan bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor nonmigas, khususnya di

sektor ikan hias yang berkembang pesat. Potensi ikan hias air tawar dan laut cukup

tinggi, saat ini hanya 5% dari ikan hias laut yang diperdagangkan yang dibudidayakan,

hal ini menunjukkan adanya ruang pertumbuhan yang signifikan. Budidaya ikan hias air

tawar sudah lebih maju, dimana 90% spesies yang diperdagangkan berasal dari kegiatan

budidaya.

aquascape menurut Azril (2021), keterampilan memadukan tanaman air

dengan tanah, pasir, kayu, dan batu untuk menciptakan lingkungan bawah air akuarium

sebagai hiasan indah di rumah atau di kantor. Tumbuhan air merupakan komponen

utama dalam aquascape dimana ikan hias melengkapi ekosistemnya. Pengelolaan yang

buruk dan kurangnya pengalaman menangani


tanaman air dan ikan hias dapat menyebabkan masalah lingkungan air tawar. Definisi

sederhana dari Aquascape, berkebun di bawah air. Aquascape adalah tempat flora dan

fauna air berkumpul dalam akuarium dan melibatkan fotosintesis dan siklus nitrogen

untuk menjaga keseimbangan alami. Pemilihan ikan dalam aquascape berdasarkan

ukuran kecil dan kesesuaian dengan akuarium yang ditanami ikan yang lebih besar dan

herbivora harus dicegah termasuk ikan yang rentan terhadap fluktuasi pH yang mungkin

diakibatkan oleh CO2. Spesies kecil yang biasa digunakan dalam aquascape seperti

udang Neocaridina (asal Taiwan), lele cory (asal dari Amerika Selatan), Siput Nerite

pemakan alga (asal dari Afrika Timur), dan beberapa jenis ikan tetra (asal dari Afrika dan

Amerika Selatan) yang masih belum terdokumentasi potensinya sebagai spesies invasif

sebagai pembawa patogen.

kekayaan keanekaragaman ikan hias di lingkungan air tawar dan laut di Indonesia

memberikan peluang ekonomi yang signifikan. Negara Indonesia menjadi negara utama

dalam perdagangan ikan hias global. Potensi pertumbuhan dan pengembangan ikan hias

yang lebih lanjut. Kekayaan ikan hias yang melimpah dan kondisi alam yang mendukung

memberikan peluang yang menguntungkan bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor

nonmigas, khususnya di sektor ikan hias yang berkembang pesat. Aquascaping

memadukan tanaman air dengan tanah, pasir, kayu, dan batu untuk menciptakan

lingkungan bawah air akuarium sebagai hiasan indah. Aquascape tempat flora dan

fauna air berkumpul dalam akuarium dan melibatkan fotosintesis dan siklus nitrogen

untuk menjaga keseimbangan alami.


1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari dilaksanakannya kegiatan praktikum ikan hias dan akuaskap ini

adalah mengenalkan macam-macam ikan hias air tawar dan air laut yang ada di indonesia

dan di pasar saat ini, mengenalkan pemijahan pada ikan hias khususnya ikan rainbow dan

ikan cupang, mengenalkan macam-macam tanaman air yang memiliki potensi sebagai

tanamah hias pelengkap akuarium atau akuaskap, mengenalkan akuaskap sebagai bagian

dari kegiatan seni yang ada dilingkup dunia perikanan secara umum, serta mengenalkan

potensi pasar dari ikan hias, tanaman air dan akuaskap kedepannya.

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktikum ikan hias dan akuaskap ini

adalah dapat menambah pengetahuan dan wawasan praktikan mengenai keragaman

biodiversitas ikan hias dan tanaman air yang ada disekitar mereka, menambah

keterampilan dan keahlian dalam membuat, menghias, merawat, dan memvisualisasikan

akuaskap, memfoto akuaskap dan menambah wawasan dalam melihat potensi sektor ikan

hias, tanaman air atau tanaman hias, dan akuaskap kedepannya.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan praktikum Ikan Hias dan Akuaskap dilaksanakan mulai tanggal 26

Oktober - 23 November 2023 dan dilaksanakan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Brawijaya.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Akuarium dan perlengkapannya


2.1.1 Akuarium
Akuarium menurut kadir, 2019 merupakan sebuah wadah atau ruang
transparan yang
dapat diisi dengan air serta binatang berupa ikan atau udang dan
tumbuhan air lainnya sebagai hiasan. Akuarium adalah bangunan dimana
masyarakat dapat melihat hewan air dari dekat, untuk menikmati keindahan
nya serta tujuan edukasi. Edukasi yang diberikan dengan
memvisualisasikan akuarium dengan berbagai macam tumbuhan dan ikan
serta hewan air, dan mempelajari bagaimana perawatan sesuai tumbuhan
serta habitat yang bermacam-macam. Teknik mendesai akuarium terbagi
menjadi beberapa jenis, yaitu akuarium geografik yakni akuarium dengan
nuansa hijau dan pegunungan alami, akuarium display merupakan
akuarium dengan wadah yang membatasi ruang gerak biotanya . Akuarium
juga bisa berfungsi sebagai sarana untuk mempelajari kehidupan bawah air
baik tawar maupun laut.

a. Bahan Akuarium
Bahan akuarium menurut Abdullah 2020, meliputi komponen
biotik maupun abiotik. Teknik mendekorasi akuarium
menggunakan aksesoris seperti kerikil, batu, pasir, tanaman
hidup/imitasi yang membuat seolah berada di habitat asli. Bahan
yang digunakan yaitu taman alami yang berada di dalam air.
Bukan hanya sekedar hiasan banyak hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatannya seperti ukuran akuarium
dan media yang
digunakan dalam pembuatan aquascape . Agar akuarium
memiliki tampilan yang
cantik diperlukan dekorasi biotik dan abiotik. Dekorasi biotik
dapat berupa tumbuhan , serta hewan air disesuaikan pada
keadaan air tawar atau laut.

Bahan penysun akuarium menurut Jamil dan Luthfi (2019), adalah dengan bahan

dasar kaca atau plastik akrilik kekuatan tinggi. Akuarium dengan berbentuk kubus

seringkali disebut dengan "tank ikan” dan akuarium berbentuk mangkuk disebut

"mangkuk ikan". Akuarium dengan bahan dasar kaca atau plastik akrilik kekuatan

tinggi dapat menahan tekanan air dan tidak


mudah pecah. Aqauarium dengan bahan kaca dan plastik akrilik dengan kekuatan

tinggi juga transparan, sehingga memudahkan pengamat untuk melihat ikan dan

tumbuhan air di dalamnya dengan jelas. Akuarium dengan bahan dasar kaca dan

plastik akrilik kekuatan tinggi juga mudah untuk dibersihkan, serta tahan lama,

sehingga cocok digunakan sebagai bahan untuk membuat akuarium.

b. Perakitan Akuarium
Aquascape menurut Fadhil, et.al (2023), adalah seni mengatur tanaman air dan batu, batu

karang, koral, atau kayu apung, secara alami dan indah di dalam akuarium sehingga

memberikan efek seperti berkebun di bawah air. Tujuan utama Aquascaping yaitu untuk

menciptakan sebuah pemandangan bawah air yang bagus dengan mempertimbangkan

aspek pemeliharaan tanaman air. Terdapat potensi pengembangan aquascape yang cukup

bagus, karena terdapat cukup banyak bahan-bahan alami seperti potongan kayu yang

memiliki nilai seni, dan lain-lain. Aquascape menampakkan keindahan panorama dengan

keragaman flora dan fauna yang saling bersinergi satu sama lain merupakan perwujudan

miniatur kehidupan suatu ekosistem perairan. Keseimbangan pada media aquascape

penting untuk kelangsungan hidup organismenya. Adapun tiga faktor yang

mempengaruhi adalah, yaitu pencahayaan, karbondioksida terlarut dan nutrisi. Faktor-

faktor tersebut kondisinya tidak seimbang, maka pada ekosistem aquascape akan

berdampak tidak baik. Sistem perancangan dan pembuatan aquascape ini sangatlah

mudah, murah, tidak memerlukan biaya yang besar dan sangat menguntungkan.

Aquascape menurut Saraswati, et al. (2023), merupakan teknik untuk menghias akuarium

dengan menggunakan aksesoris seperti kerikil, batu, pasir, tanaman hidup, atau imitasi

sehingga menciptakan tampilan seolah-olah berada di habitat asli. Penting untuk

mencapai estetika yang menarik dalam akuarium dengan


menggunakan dekorasi baik biotik maupun abiotik. Dekorasi abiotik mencakup benda

mati seperti kerikil, batu, kincir air, dan tanaman imitasi, yang memberikan kemudahan

dalam penataan dan minim kotoran. Membersihkan akuarium secara rutin, misalnya

seminggu sekali, dapat dilakukan dengan menggunakan magnet yang dibungkus busa

untuk membersihkan kaca akuarium. Hal ini merupakan bagian dari menjaga ekosistem

air dengan mempertahankan suhu pada wadah akuarium. Proses pembuatan aquascape

dapat dijelaskan dalam empat minggu. Minggu pertama melibatkan pendekatan dan

pengenalan terhadap alat dan bahan yang akan digunakan. Minggu kedua adalah

penyusunan materi yang akan digunakan dalam pembuatan aquascape. Minggu ketiga

melibatkan pengumpulan alat dan bahan, seperti akuarium, air yang telah diendapkan,

batu, pasir, tanaman air, dan ikan hias sebanyak 30 ekor. Minggu keempat merupakan

pelaksanaan kegiatan, termasuk cara menghias aquascape dan merawat ikan yang

dipelihara.

2.1.2 Filter
Filter menurut Nicolae, et al. (2015), adalah suatu alat yang dapat mempercepat siklus
nitrogen dalam akuarium. Filter dapat membersihkan debu serta kotoran dalam akuarium,
kerikil-kerikil dalam akuarium dapat terbilas oleh adanya filter. Filter dapat menahan
semua partikel tersuspensi yang ada di dalam akuarium. Proses nitrifikasi juga dapat
terjadi di dalam filter, dengan besarnya air yang keluar, hingga memenuhi tanaman. Air
yang berlebih akan mengalir ke filter, sehingga filter dapat memompa air dari akuarium
kembali ke akuarium.
Filter menurut Mohsin, et al. (2022) adalah suatu alat yang berguna untuk menjaga
kebersihan akuarium. Filter pada akuarium ini akan menjaga akuarium dengan
menghilangkan kotoran dalam akuarium. Kotoran dalam akuarium ini dapat berupa sisa-
sisa pakan atau feses ikan. Filter biasanya terpasang pada bagian atas pinggir akuarium
dan tersambung dengan aliran listrik. Filter biasanya akan menyaring air dalam
akuarium, dalam filter dapat berisi kerikil-kerikil kecil sebagai penyaring.

2.1.3 Aerator
Peran aerator menurut Androva dan Harjanto (2017) , dalam budidaya ikan dan
udang sangat penting. Pembudidaya ikan memerlukan penggunaan
aerator yang memiliki cara kerja yang sederhana dan harga yang terjangkau. Penelitian
tentang aerator ini, sudah dibuktikan bahwa Aerator dapat menjaga kualitas
air,meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO), mengurangi tingkat kematian ikan, dan
menghasilkan panen yang melimpah.Kurangnya kadar oksigen dapat menimbulkan risiko
serius bagi makhluk hidup di dalam air.
Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan stres, meningkatkan kerentanan terhadap
penyakit, menghambat pertumbuhan, bahkan dapat berujung pada kematian, sehingga
dapat mengurangi produktivitasnya. Upaya yang diperlukan untuk menyegarkan kembali
kualitas air melalui proses aerasi dilakukan menggunakan aerator.
Aerator menurut Kumar et al., (2013) memainkan peran penting dalam sistem
budidaya perikanan semi-intensif dan intensif. Fungsinya adalah untuk menjaga kondisi
lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan fisiologis organisme yang dibiakkan.
Kebutuhan akan pasokan oksigen yang memadai bagi spesies yang dibudidayakan tidak
dapat diatasi secara alami. Penerapan aerasi buatan melalui penggunaan aerator menjadi
suatu keharusan. Aerator berkontribusi pada peningkatan kualitas perairan antara udara
dan air, yang pada gilirannya meningkatkan transfer oksigen secara efektif, dan juga
menyediakan sirkulasi air yang dapat mencegah stratifikasi di dalam badan air.

2.1.4 Lampu
Pengelolaan yang tidak tepat menurut Yulistiani, et al. (2023), dapat
mengakibatkan ikan- ikan tercekik karena air kotor dan kelaparan sampai mati.
Pemeliharaan yang tidak tepat sebagian besar berdampak pada kualitas air yang
merupakan faktor utama yang mempengaruhi kualitas ikan di dalam akuarium. Lampu
merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kualitas air. Naikkan suhu
dengan menyalakan lampu UV yang terpasang pada akuarium, ketika suhu terlalu rendah.
Menghangatkan air karena lampu UV memiliki suhu hangat dan juga memberi warna
yang bagus pada tangki ikan atau akuarium.

Lampu pada aquascape menurut Triawan dan Sardi, (2020), berfungsi sebagai
penerangan serta untuk fotosintesis tanaman. Penggunaan cahaya selain untuk aquascape
yang berfungsi fotosintesis tumbuhan air juga berfungsi sebagai penerangan. Lampu
dalam aquascape memainkan peran penting dalam mendukung kehidupan akuatik yang
ada di dalamnya. Mengatur waktu pencahayaan dapat meniru siklus alami, sehingga
membantu terciptanya lingkungan yang mencerminkan habitat asli penghuni aquascape.
Cahaya berkontribusi pada daya tarik visual aquascape dengan memberikan tampilan
estetis dan dramatis pada ekosistem. Pemilihan lampu dengan spektrum yang sesuai
menjadi faktor penting dalam mencapai keseimbangan optimal dalam aquascape,
menjamin bahwa setiap komponen ekosistem menerima cahaya yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
2.2 Manipulasi Lingkungan
2.2.1 Manipulasi Suhu
Penempatan akuaskap menurut Latif (2022) harus ideal agar memiliki suhu di bawah 28

derajat Celcius untuk penempatan akuaskap. Gunakan kipas aquascape untuk menjaga

kondisi suhu air. Alat bantu yang dapat digunakan untuk mempertahankan suhu

akuaskap adalah dengan AC. AC atau air conditioner menjadi pilihan yang tepat dan

terbukti efektif dalam menyesuaikan suhu air dan ruangan. Kipas aquascape dan chiller

juga dapat membantu mengurangi suhu sekitar 1 hingga 3 derajat Celcius.

Embrio dan larva menurut Lestari, et al. (2020), merupakan tahap pertumbuhan ikan
yang paling sensitif terhadap kondisi lingkungan terutama suhu. Suhu merupakan hal
yang perlu diperhatikan dalam penetasan telur, perlu dilakukan manipulasi suhu dalam
wadah penetasan agar suhu lebih konstan. Menetaskan telur perlu adanya pengecekan
kualitas air karena akan mempengaruhi daya tetas telur. Suhu setiap perlakuan diatur dan
dikontrol setiap hari, sehingga suhu tetap konstan dari penetasan telur sampai
pemeliharaan benih. Suhu terbaik untuk pedederan adalah suhu konstan 30 drajat Celcius.
Mendapatkan nilai suhu yang konstan makaS perlu dilakukan pengecekan setiap saat.
2.2.2 Manipulasi Oksigen
Metode terbaik menurut Kristiany & Prabowo, (2022). untuk ikan hias adalah

dengan menampungnya dalam bak khusus yang dilengkapi aerator selama 24 jam. Sistem

sirkulasi membantu menjaga kualitas air dan memastikan kondisi optimal bagi induk

jantan dan betina. Proses sirkulasi ini tidak hanya bertujuan menguapkan kandungan klor

yang berbahaya bagi ikan, tetapi juga untuk menambah kandungan oksigen terlarut dalam

air. Sirkulasi air juga penting untuk menangani suhu air yang lebih tinggi yang dapat

menyebabkan penurunan kadar oksigen. Peningkatan sirkulasi air melalui penggunaan

aerator atau filter dengan aerasi membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam

air.

Kadar oksigen Menurut Saputra & Prayoga, (2023). yang dalam air akuarium

akan berkurang jika suhu pada akuarium tinggi. Manipulasi oksigen dalam akuarium

adalah pemeliharaan lingkungan yang sehat bagi ikan. Penempatan tanaman air yang

sehat juga berpengaruh dalam fotosintesis.


Metode yang efektif adalah menggunakan aerator, alat yang menghasilkan gelembung

kecil dan meningkatkan kontak antara air dan udara. Pemilihan filter yang tepat juga

dapat berkontribusi pada manipulasi oksigen.

2.2.3 Manipulasi Cahaya


Penempatan akuarium atau akuaskap menurut TFH Publications (2009), sangat krusial.

Hindari dekat jendela untuk menghindari pertumbuhan alga akibat cahaya berlebihan

dan jangan di area ramai karena dapat membuat ikan cemas. Idealnya, dasar akuarium

harus 30 inci dari lantai atau lebih tinggi, dengan opsi stand bertingkat untuk ikan yang

lebih tenang. Terbatasnya paparan sinar matahari, maksimal 2 jam, dianjurkan untuk

menghindari pemanasan air berlebihan. Tambahan pencahayaan bisa dilakukan dengan

memasang lampu di bagian penutup tangki akuarium.

Meningkatkan pertumbuhan menurut Reni dan Handayani (2023), dan kelangsungan


hidup larva ikan. Upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva
ikan dapat dilakukan dengan menggunakan perlakuan lingkungan, salah satunya adalah
pencahayaan (fotoperiode). Fotoperiode adalah lamanya waktu dalam sehari ketika larva
ikan terpapar cahaya. Manipulasi fotoperiode dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup larva ikan. Peningkatan fotoperiode dapat memicu pertumbuhan
larva ikan yang lebih cepat. Fotoperiode juga dapat mengurangi stres dan meningkatkan
daya tahan terhadap penyakit. Pengaturan pencahayaan dengan bijak pada tahap larva
ikan dapat mengurangi tingkat kematian dan meningkatkan produktivitas budidaya.
2.2.4 Manipulasi Karbondioksida

Karbondioksida menurut Setiawan (2019), merupakan elemen utama yang


dibutuhkan tanaman untuk fotosintesis. Peran karbondioksida adalah sebagai media yang
mengasimilasi energi dan nutrisi untuk proses fotosintesis. Karbondioksida juga
dimanfaatkan ikan untuk proses pertumbuhan. Manipulasi konsentrasi karbondoksida
pada kondisi yang optimal adalah pada kisaran kurang dari 12 ppm. Konsentrasi
karbondioksida yang melebihi 25 ppm akan menyebabkan kematian singkat pada ikan.
Manipulasi kandungan karbondioksida untuk pemeliharaan ikan menurut
Syahrizal, et al. (2017) adalah kurang dari 10 mg/liter. Kandungan karbondioksida yang
melebihi 10 mg/liter akan menyebabkan air beracun. Kandungan karbondioksida yang
melebihi 10 mg/liter akan menekan aktivitas pernapasan ikan. Akibat lain yaitu
menghambat peningkatan oksigen oleh
hemoglobin sehingga menyebabkan ikan stress. Peningkatan kandungan karbondioksida
dapat disuplai oksigen secara terus menerus dengan aerasi oleh mesin blower.
2.2.5 Manipulasi Rasio C/N

Pemeliharaan rasio C/N menurut Saha, et.al (2022) sangat penting dalam

membatasi penumpukan nitrogen dan memfasilitasi pertumbuhan komunitas mikroba di

dalam air. Saat rasio C/N mencukupi untuk produksi sel bakteri, nitrogen anorganik akan

diubah menjadi nitrogen organik. Dalam lingkungan bioflok, akumulasi komponen

anorganik beracun seperti NH4+ dan NO2- akan berhenti ketika rasio C/N tetap tinggi

karena mikroba akan mengkonsumsi lebih banyak amonium. Untuk mengurangi

kebutuhan pakan buatan, praktik umum dalam perairan bioflok adalah meningkatkan

rasio C/N menjadi lebih dari 10:1 dengan menggunakan sumber karbon berbiaya rendah

yang tersedia secara lokal. Mempertahankan rasio karbon dan nitrogen dalam sistem

budidaya merupakan aspek penting dalam produksi bioflok. Rasio C/N yang ideal untuk

menghasilkan bioflok adalah antara 10:1 dan 20:1. Dengan menyesuaikan rasio C/N,

kualitas air dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan nitrogen dan regenerasi sel bakteri

baru, sementara limbah cair dari sistem budidaya dapat dikurangi. Manipulasi rasio C/N

juga dapat membantu meningkatkan aktivitas imunologi dan kapasitas antioksidan udang

dan ikan, yang pada gilirannya meningkatkan ketahanan mereka terhadap patogen.

Sistem ini menurut Aalimahmoudi & Mohammadiazarm (2019), beroperasi

dengan manipulasi rasio C/N dan mengubah metabolit tersebut menjadi mikroorganisme

heterotrofik dan partikel organik dalam sistem pertukaran air nol. Manipulasi rasio C/N

dengan kadar protein yang berbeda memiliki dampak signifikan pada dinamika senyawa

nitrogen (NH3, NO2, NO3), perkembangan bioflok dalam sistem pertukaran nol, dan

akhirnya mempengaruhi
kinerja ikan dan pemanfaatan pakan. Manipulasi rasio C/N sebesar 15 dengan kadar

protein pakan sebesar 25% merupakan kombinasi yang cocok untuk pengembangan

bioflok dan kinerja ikan.

2.2.6 Unsur Makro dan Mikro


Unsur hara makro dan mikro pada pupuk menurut Dayanto, et al. (2013),
cenderung lebih tinggi, sehingga memiliki unsur yang lebih lengkap dibanding pupuk
alami. Pupuk cair yang digunakan pada akuaskap merupakan salah satu pupuk komersil
yang tersusun atas unsur-unsur mikronutrien dan makronutrien kompleks. Unsur hara
makro dan mikro berasal dari dekomposisi residu tumbuhan. Unsur dominan yang
terkandung dalam makronutrien terdiri atas besi, Boron, Phospat, Nitrogen, Kalium, dan
kalsium. Unsur yang terdapat pada mikronutrien terdiri atas Zink, dan sulfur. Dalam
akuaskap, pemberian pupuk bertujuan untuk meningkatkan unsur hara Nitrogen, Fosfor,
dan Kalium yang dibutuhkan organisme.
Tumbuhan air yang biasa digunakan sebagai hiasan akuaskap menurut Pradhika, et al.
(2019), salah satunya yaitu rumput. Rumput tersebut sendiri memerlukan adanya
nutrien, baik makro maupun mikro. rumput dapat tumbuh dengan cepat dan baik
apabila mengandung nutrien terpenuhi. Nutrien apabila tidak tersedia, maka dapat
menyebabkan pertumbuhan, perkembangan serta produksi rumput tersebut terhambat.
Klorofil sendiri memerlukan unsur makro mikro yang seimbang supaya dapat terbentuk
dengan maksimal.

2.2.7 Substrat
Substrat menurut Yuni dan Lesmana (2009), akan membuat akuarium terlihat
lebih alami dan juga dapat mengendapkan kotoran-kotoran ikan sehingga membuat air
lebih jernih. Substrat dapat membantu proses nitrifikasi yang terdapat di dalam
akuarium. Beberapa bahan yang dapat dijadikan sebagai substrat pada akuarium ikan
hias adalah seperti batu kerikil dan pasir. Batu kerikil yang dapat digunakan adalah batu
yang berukuran sedang dan tidak tajam. Batu kerikil berukuran besar dapat
mengakibatkan pakan ikan terperangkap di dalamnya dan membuat air mudah keruh.
Batu kerikil yang bertekstur tajam tidak dianjurkan untuk digunakan karena dapat
melukai ikan hias. Pasir yang digunakan sebagai substrat biasanya dapat berupa pasir
malang atau pasir silika. Pasir malang dapat menunjang kesuburan tanaman air, akan
tetapi ukurannya lebih kasar daripada pasir silika sehingga tanaman air sulit untuk
ditancapkan. Kombinasi yang baik untuk substrat pasir di dalam akuarium adalah
meletakkan pasir silika di atas pasir malang.

Substrat menurut Gay (2005), adalah faktor pertama yang berpengaruh


signifikan terhadap penampilan tangki dan warna media dalam akuarium. Substrat yang
memiliki warna terang seperti pasir koral, pasir perak, dan kuarsa dapat memberikan
efek cerah pada akuarium. Jenis substrat tersebut ketika diterangi akan selalu membuat
akuarium terlihat terang dan cerah. Substrat yang berwarna gelap akan cenderung
menyerap cahaya dan menghasilkan kesan yang lebih suram pada area-area tertentu di
dalam akuarium. Warna substrat yang gelap juga dapat meningkatkan keindahan warna
tanaman dan ikan di akuarium, hal ini akan menciptakan atmosfer yang lebih menarik
dan misterius pada akuarium.

2.3 Ikan Hias

Ikan molly menurut Tamsil dan Hasnidar (2019), umumnya hidup pada daerah

dengan iklim sedang dan daerah yang beriklim tropis. Ikan molly memiliki toleransi

salinitas yang tinggi atau yang biasa disebut dengan euryhalin. Habitat alami ikan molly

ini sebenarnya berada pada perairan payau. Kelebihan ikan molly juga dapat mentoleransi

perairan yang kekurangan oksigen dan bahkan pada perairan yang tercemar. Ikan molly

ini pada umumnya berasal dari perairan meksiko dan tersebar di seluruh dunia termasuk

indonesia.

Sumber: Baganca et al., (2019)


Gambar 1. Poecilia Mollienesia

Klasifikasi ikan hias Molly (Baganca et al., 2019). : Genus:

Poecilia

Famili: Poeciliidae

subgenus: Acanthophacelus, Allopoecilia, Curtipenis

Spesies: Mollienesia
2.4 Tanaman Air

Ceratophyllum demersum menurut Irawanto dan munandar (2017). sebuah

tanaman akuatik yang mudah ditemukan dan telah menyebar ke seluruh dunia melalui

perdagangan tanaman hias akuarium. Tanaman ini dianggap sebagai gulma air karena

kemampuannya untuk dengan cepat menyebar dan tumbuh di berbagai habitat perairan,

bahkan pada kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan beberapa gulma lainnya.

Tanaman ini dikenal juga sebagai ganggang air atau coontail karena bentuknya

menyerupai ekor rakun, di alam bebas jenis ini tumbuh mengapung di perairan yang

mengalir lambat. C. demersum memiliki batang berpanjang 1-3 m dengan tunas

bercabang. Setiap sisinya memiliki 2-8 segmen dengan daun berukuran 8-40 mm.

Tanaman ini terkenal karena kemampuannya menyerap zat toksik dari air dan tanah,

sehingga sering dimanfaatkan untuk membersihkan lingkungan yang tercemar.

Sumber: Syed et al., (2018) Gambar

2. Ceratophyllum demersum

Klasifikasi tanaman hias aquascape Ceratophyllum demersum (Syed et al., 2018) :


Kingdom: Plantae
Phylum: Spermatophyta
Sub-phylum: Angiospermae
Class: Dicotyledonae Order:
Nymphaeales Family:
Ceratophyllaceae
Genus:Ceratophyllum
Species:Demersum
Tanaman air menurut Hidayah, et al. (2020), merupakan tumbuhan yang sebagian

hidupnya berada di air. Tanaman air hidup menyebar di perairan air yang meliputi tawar,

payau dan sampai ke lautan. Tanaman air berdasarkan sifat dan lokasinya dapat

dikelompokkan ke dalam empat habitat utama. Kelompok pertama yaitu marginal aquatic

plant atau tanaman air yang hidup pada bagian tepian perairan. Kelompok kedua yaitu

floating aquatic plant atau tanaman air yang hidup pada bagian permukaan perairan.

Kelompok ketiga yaitu submerge aquatic plant atau tanaman air yang hidup melayang di

dalam perairan. Kelompok terakhir yaitu the deep aquatic plant yaitu tanaman air yang

tumbuh pada dasar perairan. Habitat tanaman Ceratophyllum demersum banyak

ditemukan di perairan danau, kolam, sungai dan kanal. Tanaman air ini memiliki

preferensi hidup di habitat dengan air yang tenang dan cenderung hidup pada dasar

perairan maupun mengapung.

2.5 Visualisasi Akuaskap

Aquascape menurut Atsuari, et al. (2017), adalah suatu seni penataan di dalam

air yang dilakukan oleh aquarists amatir, dalam hal ini penataan yang dimaksud adalah

penataan flora di dalam air, dekorasi seperti bebatuan, kerikil, lorong-lorong seperti gua

dan dahan pohon atau pohon kering dengan kandungan berharga dan estetika yang

indah. Pengawasan dalam waktu jangka panjang dibutuhkan untuk menjaga nilai estetika

yang dibentuk oleh visualisasi ekosistem aquascape dalam akuarium. Pembentukan

visual yang dapat dilakukan dimulai dari penataan tanaman air, komponen ekosistem,

serta pemilihan ikan hias dalam akuarium secara efisien dan menyesuaikan
kebutuhan. Pembentukan visual ini akan mewujudkan beberapa tema atau gaya dalam

pembuatan ekosistem aquascape. Gaya atau tema sendiri mempunyai susunan dan

komponen yang unik sehingga hal ini mempengaruhi nilai visualisasi yang dihasilkan.

Tema akuaskap yang diperoleh oleh kelompok 12 adalah dengan tema natural. Akuaskap

tema natural merujuk pada desain akuarium atau kolam yang meniru lingkungan alami.

Elemen-elemen seperti tanaman air, batu-batuan, dan elemen alam lainnya disusun

dengan cermat untuk menciptakan habitat yang mirip dengan lingkungan asli ikan dan

tanaman air. Akuaskap tema natural bertujuan untuk menciptakan kondisi hidup yang

optimal bagi flora dan fauna akuatik, mempromosikan pertumbuhan yang sehat, dan

memberikan pengalaman estetika yang alami bagi para pengamat akuarium. Penggunaan

material alami dan tata letak yang disusun dengan baik menciptakan harmoni visual dan

mencerminkan keindahan ekosistem air yang sebenarnya.

2.6 Prospek Masa Depan

Masa depan akuaskap menurut Pratt, et al. (2021), akan lebih menitikberatkan

pada adaptasi dan inovasi dalam upaya mengelola penyebaran tanaman seperti Egeria

Brasil, yang telah tersebar melalui perdagangan akuarium. Upaya pengendalian biologis

dan manajemen hama di dunia akuaskap, adaptasi dan inovasi menjadi kunci

menghadapi tantangan di masa


depan dan menjadi esensial mengingat popularitasnya sebagai tanaman akuaskap yang

tersebar luas. Peran penting pengendalian biologis dalam manajemen akuaskap

diperkirakan akan semakin meningkat sejalan dengan perhatian yang tumbuh terhadap

perlindungan lingkungan. Pengendalian biologis ini dapat membuka pintu bagi

perkembangan berkelanjutan dan prospek cerah untuk industri akuaskap di masa

mendatang. Inovasi teknologi dan kolaborasi lintas sektor akan menjadi pendorong utama

dalam menghadapi tantangan penyebaran tanaman hias akuaskap dan dapat membuka

jalan bagi solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam pengelolaan akuaskap

di masa depan.

Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan menurut Putra, et al. (2021), telah

membawa perkembangan yang cepat dalam dunia aquascape, memungkinkan

pemanfaatan berbagai aplikasi dan perangkat elektronik sebagai sarana informasi dan

promosi. Aquascape merupakan seni tata air dalam akuarium yang menjadi semakin

diminati di Indonesia, namun toko-toko menghadapi tantangan dalam pemasaran. Solusi

inovatif seperti pengembangan aplikasi penjualan online berbasis Android mampu

meningkatkan aksesibilitas, memudahkan transaksi, dan memperluas jangkauan pasar

bagi toko-toko aquascape. Aplikasi ini membuat penjual dapat secara langsung

memperbarui dan memasarkan produk mereka dan memungkinkan konsumen untuk

dengan mudah membeli atau mendapatkan informasi kapan pun. Semakin

berkembangnya integrasi teknologi dalam industri aquascape maka prospek ke

depannya akan melibatkan pemanfaatan kecerdasan buatan dan analisis data untuk

meningkatkan efisiensi dalam perawatan akuarium.


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai