Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUAKULTUR

BUDIDAYA IKAN HIAS MODERN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuakultur

Oleh:
Dina Amalia Triyani 230310200004
Lala Maesantika 230310200010
Dini Agustiani 230310200012
Fahira Adisti Adiara 230310200020
Ahnaf Rizqullah 230310200022
Muhammad Na’fi Bagir Jauhar 230310200026

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN PSDKU PANGANDARAN
2021
A. Definisi Budidaya

Secara istilah budidaya perikanan dapat diartikan sebagai budidaya ikan,


akuakultur serta budidaya perairan. Akuakultur, berasal dari bahasa Inggris yang
dimana aquaculture (aqua = perairan, culture = budidaya). Menurut para ahli
akuakultur merupakan proses mulai dari produksi, penanganan hasil sampai
dengan pemasaran pada suatu organisme perairan (Wheaton, 1977). di indonesia
sendiri istilah akuakultur belum dicapai secara luas, masyarakat Indonesia lebih
mengenalnya dengan sebutan budidaya perikanan. Budidaya perikanan
merupakan suatu kegiatan yang berupaya memanfaatkan sumberdaya perikanan
yang dilaksanakan guna memperoleh hasil berupa ikan dalam satu wadah atau
media yang terkontrol serta berorientasi pada keuntungan (profit).

Berdasarkan sumber air, upaya budidaya ikan bisa dilakukan baik di air
laut, air tawar, maupun air payau. di Indonesia sendiri kegiatan budidaya ikan air
tawar merupakan jenis budidaya yang kerap dilakukan masyarakat, karena
lokasinya yang dicakup terbilang mudah dan luas mulai dari air hujan, sungai,
waduk, mata air, danau, saluran irigasi air sumur, serta genangan air lainnya, baik
di perbukitan, dataran tinggi, maupun yang umum yaitu di dataran rendah. jenis
ikan yang dibudidayakan pun banyak baik itu ikan konsumsi maupun ikan hias.
Budidaya ikan hias merupakan jenis yang banyak diminati masyarakat, karena
selain bisa dilakukan di air laut, budidaya ikan hias banyak dilakukan di
lingkungan air tawar. Ikan hias merupakan ikan yang memiliki kemampuan untuk
memberikan perasaan tentram di suatu akuarium yang umumnya mempunyai
karakter, bentuk serta warna yang khas (Badan Pengembangan Ekspor Nasional,
1994 dalam M. Nur Purnama ,2004). Dengan kata lain ikan hias ini
dibudidayakan serta menjadi komoditas bisnis bukan karena kandungan
nutrisinya, melainkan karena keindahan warna dan bentuknya. Ikan hias dikenal
memiliki berbagai macam jenis yang secara garis besar terbagi empat, yaitu:

1. Fresh ornamental fish atau biasa dikenal dengan ikan hias yang berasal
dari air tawar
2. marine ornamental fish atau yang biasa dikenal dengan Ikan hias yang
berasal dari air laut.
3. Aquatic plant yang biasa dikenal dengan tanaman hias dari air tawar
4. invertebrata/ biota laut yang disebut sebagai kerang-kerangan

B. Budidaya Ikan Hias Aquascape

Aquascape adalah proses kegiatan dalam menata, mengatur,


mendekorasi elemen atau material hiasan dalam media akuarium yang
meliputi pasir, karang, batu, kayu, tanaman air yang memiliki nilai seni estetik
dan terkesan seperti sedang melakukan kegiatan berkebun. Aquascape juga
dapat dijadikan sebagai media atau tempat dalam melakukan budidaya ikan
hias. Ikan hias adalah organisme akuatik yang dapat hidup di perairan laut atau
tawar memiliki ciri khas yang unik dan dapat dibudidayakan di rumah. Selain
itu dengan adanya ikan hias dalam aquascape ini dapat menambah pesona di
dalam ruangan. Bahkan Di era saat ini, Budidaya ikan hias dalam aquascape
sangat diminati oleh masyarakat karena memiliki nilai keindahan atau estetik,
sehingga menambah kesan indah dalam ruangan.

C. Cara Budidaya Ikan Hias Dalam Aquascape

Menurut Mardiah Pratiwi (2017) teknik-teknik dalam menyusun


aquascape sebagai berikut:

1. Memilih Tangki Akuarium

Bagi orang yang baru pertama kali membuat aquascape sebaiknya


menggunakan tangki yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, yaitu
tinggi 30-50 cm lebar 40-60 cm, dan panjang sekitar 80-100 cm. Ukuran
medium ini dapat digunakan bagi para pemula yang sedang berlatin.
Ukuran kecil dan besar dapat digunakan bagi yang telah mahir di ukuran
sedang.

2. Menempatkan Peralatan
Aneka peralatan dapat ditempatkan apabila tangki telah dibersihkan.
Alat yang dibutuhkan seperti filter, aerator, heater, lampu, injektor CO2,
pH meter, termometer. Peletakan peralatan diletakan pada sisi samping
agar tidak menghalangi pemandangan. Dapat juga ditutupi oleh tanaman
air atau batuan agar terlihat lebih alami.

3. Menentukan Tema

Tema dapat terlihat jelas dalam aquascape yang telah dibuat padahal
tema ini adalah sesuatu yang abstrak atau tidak nampak. Dengan melihat
sekilas aquascape tersebut orang akan tau tema dari aquascape itu.

4. Memilih dan Menempatkan Bahan

Bahan yang harus ada dalam pembuatan aquascape bertema apapun


yaitu tanaman air, substrat, ikan hias dan gravel.

a.) Substrat

Substrat adalah tempat tanaman air itu ditanam jadi peletakannya


disesuaikan dengan dimana posisi tanaman akan ditanam. Substrat bisa
diletakan di pot yang kecil bahanya dari keramik ataupun plastik,
driftwood serta pipa keramik. Apabila substrat yang digunakan berupa
tanah atas atau tanah liat pada saat sudah dalam pot kecil atau wadah yang
lain harus di tekan sampai padat agar tidak mudah rusak karena terkena
air.

b.) Gravel

Gravel berperan sangat penting dalam pembuatan aquascape, salah


satunya untuk menjaga agar tingkat kerusakan pada substrat tidak terlalu
parah. Gravel juga membuat aquascape lebih indah seperti perairan yang
dasarnya terdapat banyak batuan kecil. Fungsi lain dari gravel yaitu
sebagai filter biologis.
c.) Tanaman Air

Unsur yang paling penting dalam aquascape adalah tanaman air. Jenis
tanamannya sangat beraneka ragam. Berdasarkan kebutuhan asupan sinar
dan CO2 bagi tanaman air dapat menentukan sulit dan mudahnya
memelihara tanaman tersebut. Secara umum dapat dibedakan menjadi lima
kelompok dari yang tersulit yaitu sangat sulit, sulit, medium, mudah dan
sangat mudah.

d.) Ikan Hias

Ornamen penjelas dalam aquascape adalah ikan. Ikan yang dipilih


harus disesuaikan dengan tema, ukurannya tidak terlalu besar, tidak
memakan tanaman air, ikan yang tenang, dan lebih baik memilih ikan
yang menyukai lingkungan yang ada alganya.

1. Menanam Tanaman Air

Pada saat menanam tanaman air dibutuhkan keahlian, ketelitian dan


keterampilan. Meskipun menggunakan tanaman air yang mudah tumbuh
tetapi menanam tanaman air dalam aquascape bukan suatu hal yang
mudah. Pilihan termudah dan instan yaitu dengan membeli aquascape
yang sudah ada tanaman dan sudah bisa langsung digunakan. Tetapi
kepuasannya tidak setinggi dengan tanaman yang ditanam sendiri.

2. Menyiapkan dan Mengisi Air

Memasukan dan mengeluarkan air yaitu dengan menggunakan pipa


kecil fleksibel dan harus dilakukan secara perlahan-lahan. Air yang
digunakan juga harus dengan air yang baik sesuai dengan syarat-syarat
berikut ini:

1) Disarankan menggunakan air sumur, yaitu sumur bor, sumur artesis


ataupun sumur gali.
2) Tidak dianjurkan menggunakan jenis air yang mengandung kaporit
tinggi seperti air PAM/PDAM.

3) pH air netral yaitu 7.

4) Kesadahan airnya harus dalam keadaan kadar CaCO3<200 mg/l atau


sedang sampai rendah. Kadar CaCO3 yang larut dalam air adalah
kesadahan.

5) Air yang akan dimasukan sebaiknya tidak berwarna, tidak berasa, dan
tidak berbau.

6) Amonia yang terkandung dalam air pada posisi terendah sedangkan


kandungan karbondioksida serta oksigen terlarut tinggi.

3. Memasukan Ikan Hias

Ikan hias berperan sebagai pencipta harmoni alam dalam aquascape.


Seperti ikan pada dasar danau, sungai atau laut yang bermain-main di
tanaman air. Jumlah ikan dan tanaman tentu lebih banyak tanamannya.
Ikan yang lebih tenang, pemalu, dan gerakannya perlahan menjadi pilihan
yang baik untuk ditambahkan ke aquascape. Karena ikan akan membuat
rasa tenang dalam tanaman air di aquascape.

4. Mencoba dan Mengevaluasi Aquascape

Mulai dari menyalakan alat-alat yang ada, selanjutnya berikan


penilaian apakah aquascape sesuai keinginan atau tidak. Jika merasa sesuai
keinginan maka telah melalui satu tahap evaluasi, apabila posisi peralatan
atau yang lainnya dirasa masih belum puas maka silahkan atur-atur
kembali.

Kemudian dievaluasi kembali pada hari ke 1-2 dari evaluasi pertama.


Yang dinilai dievaluasi kedua adalah ikan dan peralatannya. Jika
semuanya telah bekerja dengan baik maka tidak ada masalah. Untuk
evalusi ketiga dapat dilakukan 1-2 minggu kemudian. Yang perlu
diperhatikan yaitu tanaman air yang tumbuh dengan cepat, sehat dan tidak
akan layu ataupun mati.

Evaluasi keempat pada umur aquascape 3-4 minggu. Pada evaluasi ini
yang dinilai adalah kualitas airnya, dan keseimbangan ekosistemnya.
Dengan terjaganya kualitas air maka hampir tidak perlu dilakukan
penggantian air, kecuali karena terpaksa.

Pada evaluasi kelima pada umur 1-2 bulan setelah aquascape dibuat.
Yang harus diperhatikan adalah pertumbuhan tanaman dalam aquascape
sesuai harapan atau tidak. Rasa estetika yang tinggi dan kecermatan harus
benar-benar dilakukan dalam evaluasi tahap ini.

Dalam hasil akhir evaluasi adalah menilai kesempurnaan aquascape


yang dibuat oleh diri sendiri. Evaluasi ini haru dibantu oleh orang lain agar
mendapatkan pendapat, nasihat bahkan kritikan.

D. Cara Merawat Ikan Hias dalam Aquascape

Dalam merawat ikan hias aquascape perlu adanya teknik yang sesuai
prosedur agar kelangsungan hidup organisme akuatik yang ditanam atau
ditambahkan dapat hidup secara optimal. Menurut (Puspita sari, et.al 2019)
berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merawat ikan
hias dalam aquascape:

1. Perlu memperhatikan penempatan terutama pada akuarium yang kecil


jenis ikan yang akan dipelihara, perlu diperhatikan juga ukuran ikan
jangan sampai menyatukan ikan yang ukurannya besar dengan yang kecil,
dan apabila ada ikan yang sakit harus segera dipisahkan.
2. Harus menyesuaikan jumlah dan ukuran ikan hias dengan aquarium.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat ekosistem buatan
yaitu air yang dimasukan jangan sampai mengandung bahan yang dapat
mengganggu kehidupan ikan jadi air harus memiliki fungsi yang sebaik-
baiknya.
3. Habitat ikan perlu diperhatikan agar ikan yang dipelihara merasa nyaman.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui habitat ikan tersebut hidupnya di
perairan air asin atau tawar. Dan apakah ikan itu membutuhkan mesin
oksigen atau tidak.
4. Untuk makanannya juga harus diperhatikan. Ada beberapa ikan yang tidak
bisa diberi makan pelet. Contohnya ikan guppy yang diberi makan kutu
air, artemia ataupun cacing sutera karena ikan guppy tergolong ikan
omnivore. Kemudian jangan memberikan pakan terlalu banyak karena
tidak semua akan dimakan oleh ikan dan bisa mengotori akuarium.
5. Kebersihan akuarium juga harus dijaga karena lingkungan juga salah satu
faktor pendukung kesehatan ikan. Pergantian air dapat dilakukan
seminggu sekali. Suhu akuarium pastikan berkisar 25-28ºC.

E. Perawatan Aquascape Metode Modern

Dalam merancang sistem aquascape tidaklah boleh sembarangan. Hal


ini disebabkan karena kebanyakan para pembudidaya aquascape sering abai
mengenai parameter fisik dan kimiawi dalam aquascape, sehingga sangat
beresiko mengalami penurunan kelangsungan hidup organisme yang
dibudidayakannya.

1. Fuzzy Logic

Metode yang dapat diterapkan dalam sistem Aquascape adalah


menggunakan sistem pengurasan secara otomatis untuk memelihara parameter
fisik dan kimia air dalam menunjang kelangsungan hidup organisme yang
dibudidayakan. Pembuktian dari sistem ini telah dilakukan oleh (A et al.,
2019) fuzzy logic adalah salah satu sistem yang dapat mendeteksi parameter
kualitas air berupa suhu dan pH dalam Aquascape, fuzzy logic tersebut dapat
dihubungkan dengan mobile smartphone untuk memudahkan dalam
memonitoring kondisi air. Selain itu, untuk memudahkan dalam pengurasan
air di dalam aquascape menggunakan bantuan tambahan, yakni water pump.
Mekanismenya adalah apabila Fuzzy logic mengirimkan sinyal atau informasi
yang menunjukkan bahwa kondisi air sedang tidak stabil maka secara otomatis
informasi tersebut akan diterima oleh mobile smartphone dan memerintahkan
untuk melakukan penggantian atau pengurasan air dalam aquascape kemudian
untuk memompa air secara otomatis menggunakan water pump.

2. Mikrokontroler Arduino Nano

Penelitian juga telah dilakukan oleh (Triawan & Sardi, 2020) mengenai
pemantauan kualitas air dalam aquascape. Penelitian ini menggunakan rakitan
dari sistem hardware berupa LCD, Motor Servo, RTC, Arduino nano, sensor
HC-SR04, dan juga sensor DS18B20 dan dibantu oleh Arduino IDE
(software) yang berfungsi sebagai konfigurasi sistem tersebut, mulai dari
mengeksekusi data hingga membuat perintah berdasarkan input data yang
diterima oleh Arduino IDE tersebut. Sistem ini akan memberikan informasi
mengenai pemantauan kondisi aquascape yang meliputi pergantian air secara
berkala, pengatur suhu, pemberian pakan, serta pengatur ketinggian air.

3. Sistem Mikrokontroler Arduino Uno

Dalam menunjang reaksi fotosintesis tanaman air di dalam aquascape,


perlu adanya sinar matahari yang masuk ke dalam media aquascape.
Fotosintesis merupakan proses metabolisme kimiawi yang terjadi di dalam
organisme yang memiliki klorofil. Mekanisme terjadinya fotosintesis dengan
cara mengubah senyawa anorganik berupa H2O dan CO2 kemudian
konversikan menjadi senyawa O2 dan juga karbohidrat (DJS et al., 2020).
Akan tetapi, seringkali beberapa aquascaper mengalami permasalahan dalam
merawat aquascape karena adanya kesibukan rutinitas, sehingga
mengakibatkan tidak terkontrolnya kualitas air dalam aquascape. Hal ini dapat
memicu kelangsungan hidup baik tanaman maupun organisme akuatik yang
hidup didalamnya.

Sistem otomatisasi aquascape yang berbasis mikrokontroler Arduino


uno merupakan salah satu alternatif sistem yang terbukti mampu memantau
proses fotosintesis tumbuhan air dalam aquascape. Hal ini berdasarkan hasil
uji dari rancangan sistem otomatisasi fotosintesis oleh (Raharjo et al., 2018)
yang merancang sistem otomatisasi fotosintesis tumbuhan air berbasis
mikrokontroler Arduino uno yang dihubungkan dengan modul RTC (Real
Time clock) yang berfungsi untuk memantau suhu air secara real time, sensor
DS1820 sebagai sensor suhu, dan juga sensor kekeruhan air yang berfungsi
untuk memonitor kualitas air agar proses fotosintesis pada tanaman air
berlangsung secara optimal.

F. Jenis Penyakit pada Budidaya Ikan Hias

Salah satu tips agar aquascape yang kita miliki terlihat lebih indah dan
menarik adalah jika kita pandai dalam memilih organisme yang akan
ditempatkan dalam aquascape tersebut. Banyak organisme yang dapat
diletakkan dalam aquascape. Mulai dari ikan kecil, hewan kecil (mollusca dan
crustacea), serta berbagai tumbuhan yang dapat hidup di dalam air. Berikut
adalah beberapa penyakit yang dapat menyerang ikan yang berada pada
aquascape.

1. Penyakit white spot

Merupakan penyakit pada ikan yang ditandai dengan munculnya bintik-


bintik atau bercak yang berwarna putih yang terdapat pada kulit ikan
(epidermis), munculnya penyakit tersebut diakibatkan oleh adanya Parasit
Ichthyophthirius multifiliis dari organisme Ciliata yang menempel atau hidup
pada kulit ikan. (Farmer et al., 2013; Zhang et al., 2103; von Gersdorff
Jørgensen, 2016). Banyak yang merasa dirugikan akibat dari penyakit ini.
Dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah hilangnya nafsu makan,
warna ikan menjadi pudar, kurangnya aktivitas (pergerakan) dari biasanya,
dan yang lebih parahnya ikan dapat mengalami kematian. Ikan yang mengidap
penyakit ini biasanya mengeluarkan lendir yang cukup banyak. Pengobatan
pada penyakit ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kadar oksigen
dalam air, pemberian garam ikan, dan menjaga agar suhu berada di sekitar
30oC.
2. Penyakit Gyrodactylus sp.

Parasit yang berasal dari filum platyhelminthes ini hinggap pada sirip
ekor, sirip dada, sirip anal, perut ikan, dan epidermis kulit (Mohamed et al.,
2010; Barzegar et al., 2018). Walaupun demikian, parasit tersebut dapat
dijumpai pada insang ikan (Raissy and Ansari, 2011). Merupakan parasit
obligat, akan mati jika tidak dapat menemukan inangnya selama 20 menit. Jika
terkena parasit ini, bagian seperti insang dan kulit akan terjadi perubahan pada
morfologi maupun fungsi jaringannya. (Grano-Maldonado et al., 2018). Hal
ini dapat dilihat seperti pada bagian kulit epidermisnya akan mengalami luka
yang mengeluarkan darah, pucatnya warna pada ikan, serta sirip rontok dan
menguncup. Akibat penyakit ini ialah dapat menurunkan nafsu makan dan
ikan akan menggosok – gosok badannya pada benda disekitarnya. Ada
beberapa cara untuk menanggulangi parasit ini, seperti pemasangan sirkulasi
air agar proses menginfeksi tidak dalam jumlah yang besar dan mengurangi
jumlah ikan yang berada dalam aquascape. Pengendalian dilakukan dengan
cara menjaga suhu di kisaran 30oC, rutin memberikan vitamin c, dan
mencegah adanya bahan organik yang terlarut.

3. Penyakit Saprolegnia

Saprolegnia adalah jamur yang menyerang ikan dan telur ikan air tawar.
Penyakit ini memilki julukan Cutton Wool Disease. Gejala yang dapat dilihat
jika terinfeksi jamur ini adalah adanya fungi yang memiliki bentuk seperti
kapas dengan warna putih atau abu-abu pada kulit atau insang. Jamur ini akan
menyebabkan nekrosis (Tidak berfungsinya sel dan jaringan hidup karena
cedera pada sel) yang disebabkan karena terjadinya kerusakan jaringan
(Carlson, 2005). Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya jamur ini
adalah kondisi suhu pada air menurun, adanya luka pada badan ikan, Oksigen
terlarut yang rendah, dan kandungan amonia yang tinggi. Jamur ini juga dapat
menyerang saluran pencernaan dan menyerang organ dalam lainnya. Untuk
mencegah penyakit ini adalah menjaga air di aquascape, kadar amonia tidak
boleh terlalu tinggi, serta hindari kegiatan atau benda di aquascape yang dapat
menyebabkan ikan luka.
4. Penyakit Lernaea sp.

Menurut Kabata (1985), Lernaea merupakan spesies yang dapat ditemukan


khususnya pada Asia Tenggara karena mempunyai iklim tropis. Dugaan
Lernaea masuk ke Indonesia karena perdagangan ikan maskoki, sehingga pada
saat ikan tersebut masuk ke pasar Indonesia maka parasit ini juga ikut
terdistribusikan. Diketahui bahwa parasit ini menyerang tanpa melihat umur
atau ukuran ikan tersebut. Jika ikan terkena parasit ini, maka akan ada
perbedaan seperti bagian tubuh akan berwarna merah, seperti pada permukaan
tubuh, insang, serta pada pangkal sirip. Parasit ini juga menyebabkan ikan
kesulitan bernapas serta memperlambat pertumbuhan ikan itu sendiri.
Pencegahannya dengan cara menjaga kebersihan air, pilih ikan yang tidak ada
parasitnya jika ingin menambahkan ikan baru pada aquascape, dan pemberian
pakan yang bernutrisi.

G. Teknik Pemasaran

Menurut basa swastha (1999) teknik pemasaran yaitu teknik yang sering
dipakai produsen memproduksi untuk suatu barang produsen tersebut sampai
ke pemakai industri dan sampai ke konsumen. Antara lain, yaitu:

1. Secara langsung
Teknik langsung ini yaitu teknik sangat sederhana dan rendah adalah
teknik langsung dari konsumen melalui konsumen tidak adanya perantara
produsen ini barangnya bisa dijual ke kantor pos ataupun langsung
mendatangi ke setiap konsumen rumahnya, teknik langsung ini bisa juga
diberi istilah teknik Tingkat Nol dalam bahasa Inggris yaitu Zero Stage
Channel.

2. Teknik perantara

Teknik perantara antara lain pengecer dan produsen dilibatkan


didalamnya disini pengecer besar bisa membeli barang langsung, setelah itu
bisa produsen jual kembali secara langsung kepada konsumen dengan disebut
teknik Tingkat Satu atau dalam bahasa Inggris One Stage Channel.
3. Teknik yang menggunakan dua kelompok

Banyak sekali produsen yang menggunakan teknik dua kelompok ini.


Artinya, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah banyak atau
pedagang-pedagang besar saja untuk tidak menjual ke pengecer dari
pembelian dilayani oleh pengecer ataupun pedagang besar juga konsumen
oleh pembelian cuma pengecer yang dilayani saja. Teknik disebut dengan
istilah teknik Tingkat Dua dalam bahasa Inggris Two Stage Channel.

4. Teknik Tiga pedagang yang menggunakan perantara

Produsen dalam hal ini agen harus memilih perantara sebagai


menyalurkan barangnya supaya pedagang besar setelah itu menjual ke toko-
toko kecil. Teknik disebut dengan istilah teknik Tingkat Tiga dalam bahasa
Inggris Three Stage Channel (Philip Kothler, 2002).

Teknik pemasaran dengan yang lainnya satu kesatuan merupakan saling


tergantung membentuk sistem sehingga teknik pemasaran (system Channel
Marketing). Teknik ini memiliki dalam andil menginformasikan konsumennya
kepada barang sebagai agen, perantara pemasaran bagaimana bernegosiasi
memiliki atas produsen barang dengan konsumen. Perantara bagaimana harus
dalam proses untuk terlibat pembuatan jasa ataupun sedia produk yang
dimakan untuk dikonsumsi kalangan konsumen.
Simpulan
Indonesia merupakan daerah yang memiliki berbagai macam perairan
mulai dari air tawar, laut, payau. Tak heran jika organisme akuatik yang
ditemukan di Indonesia sangatlah bermacam macam. Beberapa spesies
diantaranya pun dapat dibudidayakan baik dalam ruangan yang terbuka maupun
dalam akuarium.

Salah satu tempat budidaya modern saat ini yang sangat terkenal adalah
Aquascape. Aquascape adalah media untuk habitat organisme akuatik yang
dilengkapi dnegan elemen-elemen hiasan serta tumbuh-tumbuhan yang
menambahkan nilai estetik pada aquascape. Akan tetapi, dalam melakukan
budidaya aquascape perlu memperhatikan kualitas air baik secara fisik dan
kimiawi dan juga pakan yang berkualitas. Hal ini disebabkan karena kedua hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan organisme akuatik yang hidup
di dalamnya.

Saat ini hadir beberapa teknologi modern yang mampu mempermudah


para aquascaper dalam melakukan peninjauan kualitas air seperti sistem fuzzy
logic, Mikrokontroller Arduino uno dan juga nano.
DAFTAR PUSTAKA

Sari. M. P., Helmizuryani, Hustati. S., Andriani. D., Nugraha. P. S. (2019).


PELATIHAN PEMBUATAN AKUARIUM MINI DAN TEKNIK
PEMELIHARAAN IKAN HIAS DI KECAMATAN ALANG-ALANG
LEBAR. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(2): 94-97.

Pratiwi. M. (2017). PENGEMBANGAN TUTORIAL PEMBUATAN MEDIA


AQUASCAPE BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA
MATERI EKOSISTEM SISWA KELAS X SMA. Universitas Islam Negeri
(UIN).

WARDHANI. A. K. (2014). GAMBARAN HISTOPATOLOGI KULIT DAN


INSANG BENIH IKAN LELE (Clarias sp.) YANG TERINFEKSI
Saprolegnia sp. DAN YANG TELAH DIOBATI DENGAN EKSTRAK
DAUN SIRIH (Piper Betle L.) Universitas Airlangga (UNAIR)

WULANSARI. P. D., MAHASRI. G., KOESNOTO. (2020) PATOGENESIS


GYRODACTYLUS: PENENTUAN DERAJAT INFESTASI,
PENGAMATAN GEJALA KLINIS DAN PATOLOGI INSANG IKAN
MAS (CYPRINUS CARPIO).

KRISWIJAYANTI, B. D., KISMIYATI., KUSNOTO. (2013). IDENTIFIKASI


DAN DERAJAT INFESTASI Lernaea PADA IKAN MASKOKI (Carassius
auratus) DI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR.

NOFYAN, E., DKK. (2015). IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI


EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT PADA IKAN NILA
(OREOCHROMIS NILOTICUS LINN) DI KOLAM BUDIDAYA
PALEMBANG,SUMATERA SELATAN. PONTIANAK

NURYATI. S., HIDAYATULLAH. D. (2016). INFEKTIVITAS PARASIT


ICHTYOPHTHIRIUS MULTIFILIIS YANG DISIMPAN PADA SUHU
RENDAH. Institut Pertanian Bogor (IPB).
A, M. S., Putrada, A. G., & Suwastika, N. A. (2019). Implementasi dan Analisis
Pengurasan Otomatis Aquascape Berdasarkan Kualitas Air Menggunakan
Fuzzy Logic. E-Proceeding of Engineering, 6(1).

DJS, A. J., Roosmawati, F., & Haswen, K. (2020). Analisa Jumlah Klorofil Daun
Terhadap Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Pada Elevasi 300-600
MDPL di Kebun Pabatu. BEST Journal (Biology Education, Sains and
Technology), 3(2). https://doi.org/10.30743/best.v3i2.2849

Raharjo, S., Kurniawan, E., & Nurcahya, E. D. (2018). SISTEM OTOMATISASI


FOTOSINTESIS BUATAN PADA AQUASCAPE BERBASIS ARDUINO.
KOMPUTEK, 2(1), 39. https://doi.org/10.24269/jkt.v2i1.66

Triawan, Y., & Sardi, J. (2020). Perancangan Sistem Otomatisasi pada Aquascape
Berbasis Mikrokontroller Arduino Nano. Jtein, 1(2).

J. Hsb. (2016). Bab II Tinjauan Pustaka Ikan Hias. Universitas Medan Area. Hal
1-3.

Effendi. I., & Mulyadi. (2004). Modul 1 Budidaya Ikan Hias. Hal 1-4.

Anda mungkin juga menyukai