Anda di halaman 1dari 21

HEGEMONI MODERASI BERAGAMA

SEBAGAI LANGKAH STRATEGIS KAMPUS


UNTUK MAJUKAN BANGSA

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM:


2. WANDI SAPUTRA
1. HILGHA MUSTIN 3. FIRMANSYAH
PEMBAHASAN
01
Pendahuluan 02
Kajian Pustaka
03
Metodologi Penelitian
04
Hasil & Pembahasan
05
Kesimpulan
01
Pendahuluan
Latar Belakang

Kampus adalah salah satu Lembaga yang menghasilkan


pemikiran-pemikiran untuk kemajuan bangsa. Oleh karena itu,
sangat penting untuk memperhatikan pemikiran yang lahir dan
berkembang di lingkup kampus. Tak jarang sikap ekstrimisme ini
lahir di lingkungan kampus, utamanya kampus yang memiliki citra
sebagai kampus keagamaan, termasuk salah satunya UIN
Alauddin Makassar. Moderasi Beragama pun dijadikan sebagai
solusi untuk menangani perkembangbiakan paham ekstrimisme di
UIN. Pengarusutamaan Moderasi Beragama di lingkup kampus ini
akan menjadi counter bagi sikap keekstriman yang lahir di
lingkungan kampus. Berbagai Langkah yang ditempuh oleh pihak
kampus untuk mengupayakan agar sikap moderasi ini dijadikan
pijakan dalam berpikir dan bertindak di kampus. Akan tetapi,
apakah upaya-upaya tersebut efisien dan sesuai apa yang
diharapkan atau tidak. Hal itulah yang akan diulas dalam
pembahasan ini.
Rumusan Masalah

Bagaimana Ekstrimisme yang terdapat di


kampus UINAlauddin Makassar?

Bagaimana Hegemoni Moderasi Beragama


dapat menjadi sarana majukan Kampus?
Tujuan
Penelitian

➢ Mengetahui sikap ekstrimisme di


kampus UIN Alauddin Makassar

➢ Mengetahui Bagaimana Hegemoni


Moderasi Beragama sebagai
sarana untuk majukan kampus
✓ Kegunaan Praktis
Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan


pemahaman yang lebih mendalam tentang paham
radikalisme yang terdapat di UIN Alauddin dan
bagaimana cara menghegemonikan konsep
Moderasi Beragama dapat menjadi solusi untuk
menyingkap paham radikalisme di kampus serta
menjadi sarana untuk menjadikan lingkungan
kampus UIN Alauddin Makassar sebagai kampus
yang maju dan damai sehingga dapat berkontribusi
untuk kejayaan Bangsa.
02
Tinjauan Pustaka
Tinjuan Pustaka

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Awal Muqsith Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Murtadlo selaku
pada jurnal Fikrah: jurnal ilmu aqidah dan studi peneliti Badan Litbag dan Diklat, Kemenag RI yang berjudul
keagamaan yang berjudul “Wacana Radikalisme di “Menakar Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi”. Pada
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar; penelitian tersebut, menjelaskan tentang perkembangan paham
Kontestasi dan Pertarungan Gagasan di Ruang Publik radikalisme yang bersarang di Perguruan Tinggi baik PTN maupun
Kmapus”. Artikel tersebut membahas proses sirkulasi PTKIN. Permasalahan seriusnya adalah lahirnya sikap eksklusifme
mahasiswa yang muncul dari dunia kampus, sikap eksklusif akan
dan diseminasi ide radikalisme di UIN Alauddin
melahirkan sikap egoistik yangmengabaikan kebersamaan, lebih
Makassar dan mencoba membongkar bagaimana pola
parah jika sikap eksklusif tersebut disebabkan oleh paham
disrtribusi ideologi radikalisme di kampus mampu
keagamaan. Oleh karena itu, konsep moderasi beragama yang
diterima oleh kalangan akademik dan bagaimana diusung oleh Kementerian Agama yang bertujuan untuk
gagasan radikalisme tersebut dengan segala bentuk membimbing sikap inklusif .Sedangkan dalam penelitian ini, ingin
kamuflase rasionalitasnya dapat lolos dari sensor melihat bahwa apakah dengan penerapan konsep moderasi
intelektual dunia kampus. Sedangkan dalam penelitian beragama tersebut, seperti yang terjadi di UIN Alauddin Makassar
ini mencoba membahas bagaimana berbahayanya benar-benar dapat menekan sikap eksklusif dan mengembangkan
ideologi radikalisme tersebut jika dibiarkan bersarang di sikap inklusif pada mahasiswa UIN Alauddin Makassar dan juga
lingkup kampus serta Langkah apa yang perlu ingin mengevaluasi Kembali terkait cara sosialisai dan penerapan
ditempuh pihak kampus untuk menanganinya. moderasi beragama di UIN Alauddin Makassar.
03
Metode Penelitian
Observasi Partisipatif Analisis Dokumen
04
Hasil & Pembahasan
A. Ekstrimisme Yang Terdapat Di UIN Alauddin Makassar
Berdasarkan data penelusuran dari Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa beberapa
Universitas ternama di Indonesia terpapar Radikalisme. Kementerian Riset,
Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti), bahkan mengakui adanya
wabah radikalisme di kehidupan kampus. Gagasan yang ditengarai sebagai
ekspansi dan perpanjangan dari ide radikalisme juga menjadi konsumsi publik
yang sering diakses dan dibuka oleh para pengguna internet di Indonesia
termasuk mahasiswa. Kekuatan kampus terletak pada kapital yang dimiliki oleh
para civitas akademik, intelektual organik, agen perubahan yang bertanggung
jawab untuk menjaga keseimbangan sosial (social balance) di masyarakat. Posisi
strategis inilah yang menjadikan kampus sebagai target utama untuk
memperebutkan dominasi dan hegemoni wacana.
Strategi sirkulasi ide radikalisme memiliki bentuk baru yang mampu
mengelabui tradisi rasionalitas yang selama ini erat dengan citra kampus.
Gagasan radikal diolah dengan semangat emansipatoris, sarat dengan retorika
kritis serta argumen yang mendapatkan legitimasi keagamaan. Proses produksi
ideologi ini tidak lagi menggunakan strategi lama, dengan menyembunyikan
kebenaran dengan bungkus dogma dan doktrin, akan tetapi proses produksi ide ini
menggunakan logika kontestasi gagasan. Dalam studi ideologi yang dikaji Slavoj
Žižek, ideologi tersbut dikenal sebagai Ideologi in-and-for itself.
A. Ekstrimisme Yang Terdapat Di UIN Alauddin Makassar

Sirkulasi ide radikal dengan model tersebut, juga tersebar di


kampus.kampus Islam, termasuk Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
UIN Alauddin Makassar, menjadi salah satu sasaran dari penyemaian ide radikal, karena
menjadi salah satu universitas penting di Indonesia Timur, dan menjadi destinasi ilmiah
bagi para mahasiswa yang berasal dari daerah-daerah pelosok ujung Timur Indonesia.
Posisi UIN Alauddin Makassar yang cukup strategis sebagai produsen intelektual
organik, tentu menjadi sasaran bagi para agen radikal untuk menyemai gagasan dan
pergerakan di dunia kampus. Pola kerja yang mampu melewati sensor akademik,
merupakan langkah taktis yang perlu diurai, terutama penyebarannya di kampus-
kampus Islam, khususnya di UIN Alauddin Makassar.
Data survei menunjukkan bahwa interaksi mahasiswa UIN Alauddin
Makassar dengan penganut agama lain relatif rendah. Interaksi yang paling akrab yang
dimiliki mahasiswa UIN Alauddin Makassar dengan penganut agama lain adalah berasal
dari pertemanan. Demikian pula sangat sedikit dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar
yang memiliki tetangga non-muslim, terlebih tempat ibadah agama lain di tempat tinggal
mereka. Mahasiswa UIN Alauddin Makassar mayoritas hidup dalam lingkungan
masyarakat Islam yang homogen, sehingga pergaulan dan interaksi mereka dengan
individu yang berbeda masih sangat minim. Interaksi dan lingkungan mahasiswa UIN
Alauddin Makassar terpola sebagai lingkungan eksklusif.
B. . Hegemoni Moderasi Beragama Sebagai Sarana Majukan Kampus

Apa itu Hegemoni?


Hegemoni sendiri adalah konsep yang diperkenalkan oleh salah sau
filsuf modern Italia yang bernama Antonio Gramsci. Hegemoni yang dimaksud
Antonio Gramsci adalah sebuah consensus dimana ketertundukan diperoleh
melalui penerimaan ideologi dari kelas yang menghegemoni terhadap kelas yang
terhegemoni. Hegemoni bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan
kekuasaan, tetapi hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan
politik praktis dan ideologis. Hegemoni inilah yang harus dilakukan oleh pihak
kampus untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat kampus mengenai
konsep Moderasi demi menangkal paham-paham eksrtrimisme, radikalisme, dan
eksklusifisme. Hegemoni yang berlaku di kampus akan menentukan kemajuan
kampus kedepannya, jika Hegemoni yang tersebar adalah paham negative maka
akan berdampak negative pula, sebaliknya jika hegemoni yang tersebar positif
maka akan berdampak positif pula. Oleh karena itu, wacana Hegemoni Moderasi
Beragama di lingkup kampus ini dapat menjadi langkah yang ditempuh untuk
memajukan kampus.
Bagaimana Moderasi Beragama di UINAM ?

Sosialisai moderasi beragama sudah dimasifkan pada masa Menteri


Agama Lukman Hakim Saifuddin, terlebih lagi pada Lembaga-lembaga yang
berada di bawah naungan Kementerian Agama termasuk UIN Alauddin Makassar.
Semenjak konsep moderasi ini dicanangkan, UINAM telah banyak sekali
melakukan sosialisasi-sosialisasi untuk memperkenalkan konsep ini, terlebih
kepada seluruh lapisan warga UIN Alauddin. Berikut beberapa hal yang dapat
menggambarkan Moderasi Beragama di UIN Alauddin Makassar:

➢ Panca Cita Rektor UINAM Bidang Akademik point kedua


➢ Training of Trainer (ToT) Penguatan Moderasi Beragama
➢ Penguatan Moderasi Beragama terhadap Dosen
➢ PBAK
➢ CBT
➢ Kuliah-kuliah Umum
Apakah itu sudah efektif?

Setelah semua penjelasan sebelumnya, yang menjadi


pertanyaan kemudian adalah apakah sosialisasi yang massif tersebut
dapat menghegemoni pandangan moderat warga kampus UIN? Karena
pada faktanya, setelah berbagai macam sosialisasi yang dilakukan,
masih ada saja konflik-konflik yang terjadi di lingkungan kampus, dan
tidak jarang konflik tersebut terjadi akibat perbedaan pandangan.
Padahal jika kita memegang teguh prinsip dasar Moderasi Beragama
hal itu tidak akan terjadi.
Solusi yang ditawarkan!

1. Maksimalkan Kerja

2. Lakukan Follow Up
05
Kesimpulan
Kesimpulan
Kampus UIN Alauddin Makassar adalah salah satu kampus Islam yang rentan dan
menjadi sasaran empuk bagi para agen penyebar paham radikalisme untuk menyebarkan idologinya,
Proses produksi ideologi ini tidak lagi menggunakan strategi lama, dengan menyembunyikan
kebenaran dengan bungkus dogma dan doktrin, akan tetapi proses produksi ide ini menggunakan
logika kontestasi gagasan untuk menghegemoni cara pandang dan dikap para mahasiswa.
Hegemoni yang mendominasi di kampus akan sangat menentukan arah dan masa
depan kampus, jika yang mendominasi adalah paham ektrimisme, radikalisme, atau eksklusifisme
maka masa depan kampus akan dipenuhi konflik yang tak berujung akibat kurangnya sikap saling
mengerti dan menghargai satu sama lain, tapi jika yang mendominasi adalah konsep Moderasi
Beragama dengan 4 pilarnya sebagai landasan berpikir dan bertindak, maka akan membuka peluang
tercapainya visi dan misi moderasi beragama Kemenag RI untuk membuat bangsa ini berkontribusi
positif bagi dunia.
Perlu ada tindakan perbaikan dengan memaksimalkan apa yang menjadi rencana
kampus dalam menghegemonikan konsep ini. Selain perbaikan dalam sosialisasinya juga diperlukan
tindak lanjut dalam penerapannya terhadap seluruh elemen dengan sungguh-sungguh sehingga
kampus UIN Alauddin Makassar dapat benar-benar menjadi rumah Moderasi Beragama
sebagaimana yang diharapkan untuk menjadi kampus yang maju demi kejayaan bangsa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai