Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Awal Muqsith Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Murtadlo selaku
pada jurnal Fikrah: jurnal ilmu aqidah dan studi peneliti Badan Litbag dan Diklat, Kemenag RI yang berjudul
keagamaan yang berjudul “Wacana Radikalisme di “Menakar Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi”. Pada
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar; penelitian tersebut, menjelaskan tentang perkembangan paham
Kontestasi dan Pertarungan Gagasan di Ruang Publik radikalisme yang bersarang di Perguruan Tinggi baik PTN maupun
Kmapus”. Artikel tersebut membahas proses sirkulasi PTKIN. Permasalahan seriusnya adalah lahirnya sikap eksklusifme
mahasiswa yang muncul dari dunia kampus, sikap eksklusif akan
dan diseminasi ide radikalisme di UIN Alauddin
melahirkan sikap egoistik yangmengabaikan kebersamaan, lebih
Makassar dan mencoba membongkar bagaimana pola
parah jika sikap eksklusif tersebut disebabkan oleh paham
disrtribusi ideologi radikalisme di kampus mampu
keagamaan. Oleh karena itu, konsep moderasi beragama yang
diterima oleh kalangan akademik dan bagaimana diusung oleh Kementerian Agama yang bertujuan untuk
gagasan radikalisme tersebut dengan segala bentuk membimbing sikap inklusif .Sedangkan dalam penelitian ini, ingin
kamuflase rasionalitasnya dapat lolos dari sensor melihat bahwa apakah dengan penerapan konsep moderasi
intelektual dunia kampus. Sedangkan dalam penelitian beragama tersebut, seperti yang terjadi di UIN Alauddin Makassar
ini mencoba membahas bagaimana berbahayanya benar-benar dapat menekan sikap eksklusif dan mengembangkan
ideologi radikalisme tersebut jika dibiarkan bersarang di sikap inklusif pada mahasiswa UIN Alauddin Makassar dan juga
lingkup kampus serta Langkah apa yang perlu ingin mengevaluasi Kembali terkait cara sosialisai dan penerapan
ditempuh pihak kampus untuk menanganinya. moderasi beragama di UIN Alauddin Makassar.
03
Metode Penelitian
Observasi Partisipatif Analisis Dokumen
04
Hasil & Pembahasan
A. Ekstrimisme Yang Terdapat Di UIN Alauddin Makassar
Berdasarkan data penelusuran dari Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT), pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa beberapa
Universitas ternama di Indonesia terpapar Radikalisme. Kementerian Riset,
Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti), bahkan mengakui adanya
wabah radikalisme di kehidupan kampus. Gagasan yang ditengarai sebagai
ekspansi dan perpanjangan dari ide radikalisme juga menjadi konsumsi publik
yang sering diakses dan dibuka oleh para pengguna internet di Indonesia
termasuk mahasiswa. Kekuatan kampus terletak pada kapital yang dimiliki oleh
para civitas akademik, intelektual organik, agen perubahan yang bertanggung
jawab untuk menjaga keseimbangan sosial (social balance) di masyarakat. Posisi
strategis inilah yang menjadikan kampus sebagai target utama untuk
memperebutkan dominasi dan hegemoni wacana.
Strategi sirkulasi ide radikalisme memiliki bentuk baru yang mampu
mengelabui tradisi rasionalitas yang selama ini erat dengan citra kampus.
Gagasan radikal diolah dengan semangat emansipatoris, sarat dengan retorika
kritis serta argumen yang mendapatkan legitimasi keagamaan. Proses produksi
ideologi ini tidak lagi menggunakan strategi lama, dengan menyembunyikan
kebenaran dengan bungkus dogma dan doktrin, akan tetapi proses produksi ide ini
menggunakan logika kontestasi gagasan. Dalam studi ideologi yang dikaji Slavoj
Žižek, ideologi tersbut dikenal sebagai Ideologi in-and-for itself.
A. Ekstrimisme Yang Terdapat Di UIN Alauddin Makassar
1. Maksimalkan Kerja
2. Lakukan Follow Up
05
Kesimpulan
Kesimpulan
Kampus UIN Alauddin Makassar adalah salah satu kampus Islam yang rentan dan
menjadi sasaran empuk bagi para agen penyebar paham radikalisme untuk menyebarkan idologinya,
Proses produksi ideologi ini tidak lagi menggunakan strategi lama, dengan menyembunyikan
kebenaran dengan bungkus dogma dan doktrin, akan tetapi proses produksi ide ini menggunakan
logika kontestasi gagasan untuk menghegemoni cara pandang dan dikap para mahasiswa.
Hegemoni yang mendominasi di kampus akan sangat menentukan arah dan masa
depan kampus, jika yang mendominasi adalah paham ektrimisme, radikalisme, atau eksklusifisme
maka masa depan kampus akan dipenuhi konflik yang tak berujung akibat kurangnya sikap saling
mengerti dan menghargai satu sama lain, tapi jika yang mendominasi adalah konsep Moderasi
Beragama dengan 4 pilarnya sebagai landasan berpikir dan bertindak, maka akan membuka peluang
tercapainya visi dan misi moderasi beragama Kemenag RI untuk membuat bangsa ini berkontribusi
positif bagi dunia.
Perlu ada tindakan perbaikan dengan memaksimalkan apa yang menjadi rencana
kampus dalam menghegemonikan konsep ini. Selain perbaikan dalam sosialisasinya juga diperlukan
tindak lanjut dalam penerapannya terhadap seluruh elemen dengan sungguh-sungguh sehingga
kampus UIN Alauddin Makassar dapat benar-benar menjadi rumah Moderasi Beragama
sebagaimana yang diharapkan untuk menjadi kampus yang maju demi kejayaan bangsa.
TERIMA KASIH