Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN

PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR


DI UPTD PUSKESMAS KALIWATES
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga pedoman Program
Penyakit Menular di UPTD Puskesmas Kaliwates ini dapat diselesaikan.
Penyakit Tidak Menular ( PTM ) menjadi masalah kesehatan yang cukup memprihatinkan
dengan angka kesakitan dan angka kematian yang semakin meningkat. Penderita PTM maupun
kegawatdaruratan PTM, umumnya terlambat datang ke pelayanan kesehatan dan sudah pada tahap
lanjut atau sudah disertai komplikasi penyakit.
Buku panduan ini digunakan sebagai acuan bagi seluruh staf maupun pihak yang
berkepentingan agar mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang efisien, efektif, merata,
bermutu, terjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kaliwates.
Semoga panduan ini bermanfaat bagi pengguna layanan UPTD Puskesmas Kaliwates dan
pihak lain yang berkepentingan.

Wassalam
Jember, Maret 2019

Ellya Mulyaningsih,A.Md.Kep
NIP. 19840909 200604 2 007

ii
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN............................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................2
B. TUJUAN...........................................................................................................................................2
C. SASARAN.......................................................................................................................................3
D. RUANG LINGKUP.........................................................................................................................3
E. BATASAN OPERASIONAL.............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................................................5
STANDAR KETENAGAAN..........................................................................................................................5
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA................................................................................5
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN........................................................................................................5
C. JADWAL KEGIATAN....................................................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................................................6
STANDAR FASILITAS..................................................................................................................................6
A. DENAH RUANG PTM DALAM GEDUNG PUSKESMAS........................................................6
B. STANDAR FASILITAS ( Sesuai Permenkes 45 Tahun 2019)..............................................6
BAB IV.............................................................................................................................................................8
TATALAKSANA PELAYANAN...................................................................................................................8
A. LINGKUP KEGIATAN...................................................................................................................8
B. METODE..........................................................................................................................................8
C. LANGKAH KEGIATAN.................................................................................................................8
BAB V............................................................................................................................................................12
LOGISTIK......................................................................................................................................................12
BAB VI...........................................................................................................................................................13
KESELAMATAN SASARAN......................................................................................................................13
BAB VII..........................................................................................................................................................14
KESELAMATAN KERJA............................................................................................................................14
BAB VIII.........................................................................................................................................................15
PENGENDALIAN MUTU.............................................................................................................................15
BAB IX...........................................................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80
persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah.
73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35% diantaranya
karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit kanker, 6% oleh
penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15% disebabkan oleh PTM
lainnya (data WHO, 2018). Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah
mendorong lahirnya kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan
pengendalian PTM, khususnya di negara berkembang. PTM telah menjadi isu strategis
dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi prioritas pembangunan di setiap
negara.
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada indikator-
indikator kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut : l
Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas meningkat dari
25,8% menjadi 34,1%; l Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas
meningkat dari 14,8 % menjadi 21,8%; l Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun
meningkat dari 7,2%. menjadi 9,1%.
Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban
pembiayaan kesehatan yang harus di tanggung negara dan masyarakat. Penyandang
PTM memerlukan biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya berkembang
semakin lama dan terjadi komplikasi.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol.
Mencegah dan mengendalikan faktor resiko relative lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya pengobatan PTM.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdaayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberi fasilitas
dan bimbingan untuk berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dan dibekali
pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan deteksi dini, pemantauan faktor resiko
PTM serta tindak lanjutnya.

2
B. TUJUAN
1. Tersedianya acuan untuk dapat menyelenggarakan program PTM di UPTD
Puskesmas Kaliwates secara optimal.
2. Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.

C. SASARAN
Sasaran dari program ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sasaran utama,
sasaran antara, dan sasaran penunjang. Pendekatan terhadap ketiga sasaran tersebut
tidak dilakukan satu per satu berurutan namun harus dilakukan secara terintegrasi atau
bersama - sama.
 Sasaran Utama
Merupakan sasaran penerima langsung manfaat pelayanan yang diberikan yaitu
masyarakat sehat, masyarakat beresiko dan masyarakat dengan PTM berusia mulai
dari usia 15 tahun ke atas.
 Sasaran Antara
Merupakan sasaran individu atau kelompok masyarakat yang dapat berperan
sebagai agen mengubah faktor resiko PTM, dan lingkungan yang lebih kondusif
untuk penerapan gaya hidup sehat. Sasaran antara tersebut adalah petugas
kesehatan, tokoh panutan masyarakat, anggota organisasi masyarakat yang peduli
PTM.
 Sasaran Penunjang
Merupakan sasaran individu, kelompok atau organisasi atau lembaga
masyarakat dan profesi, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah yang
berperan memberi dukungan baik dukungan kebijakan, teknologi dan ilmu
pengetahuan, material maupun dana.

D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, terkait pengendalian PTM di UPTD
Puskesmas Kaliwates.

E. BATASAN OPERASIONAL
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non
instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan
melakukan pencegahannya dengan memanfaatkan potensi setempat.
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah pemberian informasi

3
kepada individu, keluarga atau kelompok secara terus menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien serta proses membantu klien agar
klien tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek pengetahuan),
dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
yang diperkenalkan (aspek tindakan).
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan suatu proses aktif,
dimana sasaran / klien dan masyarakat yang harus diberdayakan harus berperan serta
aktif dalam kegiatan dan program yang dilaksanakan.
Proses pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan
eksternal yang saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis.
salah satu faktor eksternal dalam pemberdayaan masyarakat adalah pendampingan
oleh fasilitator pemberdayaan masyarakat.

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat mulai dari kepala puskesmas, penanggung jawab program
PTM dan seluruh karyawan. Penanggung jawab program PTM merupakan koordinator
dalam penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kaliwates.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan program PTM di koordinir oleh Koordinator
program PTM sesuai dengan kesepakatan.

C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat disepakat dan
disusun bersama dengan sektor terkait.

5
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG PTM DALAM GEDUNG PUSKESMAS


Pelaksanaan kegiatan dari program PTM yang ada dalam gedung UPTD
Puskesmas Kaliwates berupa Pandu PTM yang dilaksanakan di setiap poli pelayanan,
pelayanan deteksi dini kanker mulut rahim (test IVA) maupun SADANIS dilakukan
diruang KIA & KB, pelayanan UBM dilakukan di ruang Promkes, dan untuk
pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dilaksanakan di Ruang Laboratorium dan
ECG dilaksanakan di UGD.

B. STANDAR FASILITAS ( Sesuai Permenkes 45 Tahun 2019)


A. Alat Kesehatan
1. Tensimeter : 1 buah
2. Timbangan : 1 buah
3. Alat ophtalmologi (E tumbling,occlude pinhole,tali pengukur 6m dgn penanda) :
1 set
4. Stetoskop : 1 buah
5. Termometer : 1 buah
6. Alat Test Darah (HB,Gula Darah,Asam urat,Kolesterol) : 1 unit
7. Pinset anatomi : 1 buah
8. Pinset bengkok : 1 buah
9. Kaca Mulut : 1 buah
B. Pembekalan Kesehatan
1. Alat ukur tinggi badan : 1 buah
2. Penlight : 1 buah
3. Metline : 1 buah
C. Bahan Habis Pakai
1. Kapas alcohol : sesuai kebutuhan
2. Jarum lancet : sesuai kebutuhan
3. Strip tes gula darah : sesuai kebutuhan
4. Strip tes kolesterol total : sesuai kebutuhan
5. Strip asam urat : sesuai kebutuhan
6. Sarung tangan : sesuai kebutuhan
7. Masker : sesuai kebutuhan
D. Perlengkapan
6
1. Kit posbindu PTM : 1 buah
2. Kotak penyimpanan jarum bekas : 1 buah
3. Media KIE KB dan Kesehatan reproduksi : 1 buah
4. Media KIE P2PTM : sesuai kebutuhan
E. Pencatatan dan Pelaporan
1. Buku saku monitoring FR PTM : sesuai kebutuhan

7
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup pelayanan PTM di UPTD Puskesmas Kaliwates meliputi :
1. Posbindu PTM
2. Pelayanan Terpadu PTM
3. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher Rahim
4. Upaya Berhenti merokok
5. Pencegahan dan Pengendalian Gangguan Indera

B. METODE
Penyelenggaraan program PTM meliputi kegiatan wawancara, pengukuran,
pemeriksaan dan tindak lanjut dini. Wawancara dilakukan untuk menelusuri factor resiko
perilaku seperti merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, konsumsi alcohol, dan
stress. Pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut
dan tekanan darah. Pemeriksaan factor resiko PTM seperti GDS, kolesterol, asam urat.
Sedangkan tindak lanjut dilakukan apabila memerlukan penanganan lebih lanjut / rujukan
ke FKTP maupun ke FKRTL.

C. LANGKAH KEGIATAN
Penyelenggaraan penyakit tidak menular di dahului dengan identifikasi kelompok
potensial yang ada di masyarakat, sosialisasi dan advokasi, pelatihan petugas pelaksana
program PTM, serta pembiayaannya.
Secara substansi kegiatan program PTM mengacu pada kegiatan bukan terhadap
tempat. Hal ini yang membedakan program PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatannya
berupa deteksi dini, pemantauan faktor resiko PTM serta tindak lanjut dini faktor resiko
PTM. Kegiatan ini dapat berlangsung secara integrasi dengan kegiatan masyarakat lain
yang sudah aktif seperti majelis taklim, kelompok masyarakat maupun kegiatan
puskesmas keliling.
Penyelenggaraan program PTM meliputi kegiatan wawancara, pengukuran,
pemeriksaan tindak lanjut dini. Wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor resiko
perilaku seperti merokok, konsumsi sayur dan buah, konsumsi alkohol dan stress.
Pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT), lingkar perut dan
tekanan darah. Pemeriksaan faktor resiko PTM seperti GDS, kolesterol, asam urat.
Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dilakukan tindak lanjut
8
dini berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat tentang cara mengendalikan faktor resiko PTM melalui penyuluhan masal atau
dialog interaktif dan atau konseling faktor resiko secara terintegrasi pada individu dengan
faktor resiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistemis dalam
sistem pelayanan kesehatan paripurna.
Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan kesehatan berkelanjutan dari
masyarakat hingga ke fasilitas kesehatan dasar termasuk rujukan balik ke masyarakat
untuk pemantauannya.
Adapun pasien yang telah terdeteksi penyakit tidak menular misalnya penyakit
hipertensi dan diabetes melitus, akan dipantau tiap bulan melalui kegiatan prolanis di
Puskesmas. Pemerikasaan tekanan darah dan gula darah dipantau tiap bulan, diberikan
obat tiap bulan dan melakukan senam dan edukasi tiap minggu pertama dan ketiga tiap
bulan.
Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan program PTM dilakukan secara manual
dan online melalui Portal PTM. Petugas Puskesmas mengambil data hasil pencatatan
deteksi dini untuk di analisis dan digunakan dalam pembinaan, sekaligus melaporkan ke
instansi terkait secara berjenjang.
Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan merupakan sumber data yang penting
untuk pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan program PTM. Pemantauan
bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah dilaksanakan sesuai denngan
perencanaan, apakah hasil kegiatan sudah sesuai dengan target yang diharapkan dan
mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi, serta menentukan alternatif
pemecahan masalah.
Penilaian dilakukan secaara menyeluruh terhadap aspek masukan, proses,
keluaran atau output termasuk kontribusinya terhadap tujuan kegiatan. tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan kegiaatan program PTM
dalam penyelenggaraannya, sehingga dapat dilakukan pembinaan.
Pemantauan dilakukan dengan cara :
a. Analisis hasil program PTM
b. Kunjungan lapangan pelaksanaan program PTM
c. Sistem informasi managemen PTM
d. Survailens faktor resiko PTM
Pemantauan dan penilaian program PTM dilakukan sebagai berikut :
1. Pelaksana pemantauan dan penilaian adalah petugas puskesmas
2. Sasaran pemantauan dan penilaian adalah para petugas pelaksana program PTM
3. Pemantauan kegiatan dilakukan setiap 1 bulan sekali dan penilaian indikator
dilakukan setiap 1 tahun sekali
4. Hasil pemantuaun dan penilaian ini dipergunakan sebagai bahan penilaian kegiatan

9
yang lalu dan sebagai bahan informasi besaran faktor resiko PTM di masyarakat
serta tingkat perkembangan kinerja program PTM disamping untuk bahan
menyusun perencanaan pengendalian PTM pada tahun berikutnya
5. Hasil pemantauan dan penilaian program PTM disosialisasikan kepada lintas
program, lintas sektor terkait dan masyarakat untuk mengambil langkah - langkah
upaya untuk tindak lanjut.
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan program PTM dengan
memperhatikan prinsip - prinsip sebagai berikut :
1. Obyektif dan Profesional
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara profesional berdasarkan
analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif
dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan pengendalian PTM.
2. Terbuka / Transparan
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara terbuka / transparan dan
dilaporkan secaara luas melalui berbagai media yang ada agar masyarakat dapat
mengakses dengan mudah tentang informasi dan hasil kegiatan dan penilaian program
PTM.
3. Partisipatif
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara aktif dan interaktif para
pelaku program PTM.

4. Akuntabel
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dapat dipertanggungjawabkan
secara internal dan eksternal.
5. Tepat Waktu
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dilakukan sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
6. Berkesinambungan
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara berkesinambungan agar
dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi penyempurnaan kebijakan.
7. Berbasis Indikator Kerja
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan berdasarakan kriteria kinerja,
baik indikator masukan, proses, luaran, manfaat maupun dampak.

Pemantauan dan penilaian keberhasilan dari penyelenggaraan program PTM harus


dilakukan dengan membandingkan indikator yang telah ditetapkan sejak awal dan
dibandingkan dengan hasil pencapaiannya.
Beberapa target hasil deteksi dini faktor resiko menjadi indikator untuk perkekmbangan

10
program PTM, yaitu merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, IMT, lingkar perut,
tekanan darah, gula darah, kolesterol total. Biaya penyelenggaraan kegiatan program PTM
dapat berasal dari berbagai sumber. Secara bertahap, diharapkan masyarakat mampu
membiayai penyelenggaraan kegiatan secara mandiri. Selain itu juga dapat memanfaatkan
sumber - sumber pembiayaan yang potensial untuk mendukung dan memfasilitasi
penyelenggaraan kegiatan pembinaan program PTM. Selain itu anggaran kegiatan PTM
juga bekerjasama dengan BPJS Kesehatan ( Prolanis )

11
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan


masyarakat direncakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan melalui RUK ( Rencana Usulan Kegiatan ). Dan untuk pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan anggaran yang disetujui oleh Dinas Kesehatan ( RPK ).
Adapun kebutuhan logistik dalam hal ini juga melalui pengusulan ke Dinas
Kesehatan dan juga bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

12
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana Puskesmas


membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan penerapan keslamatan pasien adalah terciptanya budaya keselamatan
pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program-
program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

13
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam peerencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan


keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan
kegiatan. Adapun indikator Keselamatan Kerja Program PTM di UPTD Puskesmas
Kaliwates adalah sebagai berikut :
1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien : 100%
Meliputi Nama, Tempat tanggal lahir, Nomer Register, Alamat
2. Tidak Terjadinya Kesalahan Pemberian Obat Kepada Pasien : 100%
Bertujuan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pada saat pemberian obat kepada
pasien ( Kolaborasi dengan Posyandu Lansia )
3. TidakTerjadinya Kesalahan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan : 100%
Semua petugas melakukan tindakan sesuai dengan pedoman dan prosedur yang
ditetapkan, sehingga tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas : 100%
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas UPTD Puskesmas Kaliwates
wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan menggunakan hand scrub. Tujuh
langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan,
yaitu:
 Sebelum kontak dengan pasien
 Setelah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan aseptik
 Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
 Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh : 100%
Dengan mengidentifikasi kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh
pada saat pelaksanaan kegiatan.

14
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pelaksanaan kegiatan di monitor dan di evaluasi dengan menggunakan indikator


sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Ketepatan Pelaporan Ke Dinas Kesehatan dan Portal PTM sebelum tanggal 5.
Indikator tersebut dibahas dalam tiap pertemuan lokakarya mini.

15
BAB IX

PENUTUP

Program PTM mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan penyakit
tidak menular untuk melindungi masyarakat sehat tetap sehat, dan bagi mereka yang
menyandang PTM tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Kegiatan ini dilakukan melalui
edukasi, deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM. Upaya ini
dimaksudkan untuk mambangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap adanya
faktor resiko PTM yang akan menimbulkan ancaman peningkatan kasus PTM, kecacatan,
kematian dini di masyarakat pada masa mendatang.
Dengan diketahuinya faktor resiko PTM secara dini, maka faktor resiko PTM dapat
dikendalikan sehingga tindak lanjut dan pengobatan akan lebih efektif. Hal ini mengurangi
beban pembiayaan kesehatan yang ditimbulkan akibat PTM sehingga ancaman hambatan
pertumbuhan ekonomi negara dapat dihindari.
Pelaksanaan program PTM sangat memerlukan dorongan dan pembinaan dari
tenaga kesehatan, serta dukungan lintas sektor seperti pimpinan masyarakat, kelompok
organisasi, serta petugas pelaksana PTM. Efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan
program PTM juga memerlukan keterlibatan dan peran aktif dari berbagai pihak, serta
dukungan fasilitas dan pembinaan berkesinambungan.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai