Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama : Jamaludin
Kelas : SKI 3-2-2

A. Judul Modul : Pengembangan Profesi Guru


B. Kegiatan Belajar : Pengembangan Profesionalisme Guru (KB 4)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


Karakter Guru
1. Guru sebagai sosok pendidik professional hendaknya
memiliki karakter atau berakhlak mulia. Agar dapat
membantu pembentukan karakter para peserta didik, para
guru hendaknya, terlebih dahulu memiliki karakter yang
akan ditargetkannya :
- Untuk membentuk anak memiliki karakter moderat, guru
hendaknya memiliki pemikiran, bersikap, dan
berperilaku moderat;
- Untuk menanamkan sikap disiplin, maka guru
hendaknya sudah menunjukkan sikap dan perbuatan
disiplin;
- Untuk menghadapi perubahan zaman dengan dampak
yang semakin kompleks, maka hendaknya guru
bersikap dan berperilaku pantang menyerah dalam
menghadapi beragam masalah, kreatif, kritis, inovatif,
Konsep (Beberapa istilah dan berkolaborasi; dan berpikir kritis.
1 2. Al-Ghazali juga menuntut guru selaku pendidik untuk selalu
dan definisi) di KB
berperilaku profesional dan senantiasa menjaga diri dari
hal-hal yang dilarang Allah Swt, karena guru menjadi
teladan bagi anak didiknya.
3. Karakter professional Guru dituangkan dalam rumusan CPL
Prodi PPG, bahwa guru sebagai pendidik profesional yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik dengan kompetensi
diantaranya mampu melaksanakan tugas keprofesian
sebagai pendidik yang memesona, yang dilandasi sikap
cinta tanah air, berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan
jiwa, samapta, disertai dengan jiwa kesepenuhhatian dan
kemurahhatian.
4. Mohammad Hashim Kamali (2015) menjelaskan bahwa
prinsip keseimbangan (balance) dan adil (justice) dalam
konsep moderasi (wasathiyah) berarti bahwa dalam
beragama, seseorang tidak boleh ekstrem pada
pandangannya, melainkan harus selalu mencari titik temu.
5. moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku
yang selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu
bertindak adil, dan tidak ekstrim dalam beragama.
6. Abdul Azis, A. Khoirul Anam, 2021 : Sembilan nilai utama
dalam moderasi beragama yang hendaknya dipraktikkan
guru. Yakni:
- At-tawassuth (tengah-tengah) : nilai-nilai Islam yang
dibangun atas dasar pola pikir dan praktik yang lurus
dan pertengahan, tidak berlebihan dalam hal tertentu.
- I’tidal (tegak lurus dan bersikap proporsional), :
berperilaku proporsional dan adil serta dengan penuh
tanggung jawab.
- Tasamuh (toleransi), : sikap menyadari akan adanya
perbedaan dan menghormati, baik itu dari keagamaan,
suku, ras, golongan dan berbagai aspek kehidupan
lainnya, atau sikap untuk memberi ruang bagi orang lain
dalam menjalankan keyakinan agamanya,
mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan
pendapatnya, meskipun hal tersebut berbeda dengan
apa yang diyakini
- asy-syura (musyarawah), : mengeluarkan pendapat
dengan mengem_balikan sebagiannya pada sebagian
yang lain, yakni menimbang satu pendapat dengan
pendapat yang lain untuk mendapat satu pendapat yang
disepakati,
- al-ishlah (perbaikan),: suatu perbuatan yang hendak
membawa perubahan dari kegelapan menuju jalan yang
terang benderang.
- alqudwah (kepeloporan), : memberi contoh, teladan,
merepresentasikan seorang model, dan peran yang
baik dalam kehidupan
- al-muwathanah (cinta tanah air), : pemahaman dan
sikap penerimaan eksistensi negara-bangsa (nation-
state) dan pada akhirnya men_ciptakan cinta tanah air
(nasionalisme) di mana pun berada.
- al-la‘unf (anti kekerasan), : menolak ekstremisme yang
mengajak pada perusakan dan kekerasan, baik
terhadap dirinya sendiri ataupun terhadap tatanan
sosial.
- i’tiraf al-’urf (ramah budaya) : keseluruhan sistem,
gagasan, tindakan, dan hasil kerja manusia dalam
rangka menjalankan kehidupan masyarakat.

Model Pengembangan Profesionalitas Guru


1. Pengembangan profesionalitas guru dilakukan berdasarkan
kebutuhan institusi, kelompok guru, maupun individu guru
sendiri. Menurut Danim (Sukaningtyas, 2005) dari
perspektif institusi, pengembangan profesionalitas guru
dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan
meningkatkan kualitas staf dalam memecahkan masalah-
masalah keorganisasian.
2. Mohammad Surya (2010) dengan merujuk pada pendapat
Hermawan Kertajaya mengemukakan model
pengembangan profesionalitas dengan pola “growth with
character”, yaitu pengembangan profesionalitas yang
berbasis karakter. Dengan menggunakan model tersebut,
profesionalitas dapat dikembangkan dengan
mendinamiskan tiga pilar utama karakter yaitu:
- Keunggulan (excellence), : guru harus memiliki
keunggulan tertentu dalam bidang dan dunianya,
- Kemauan kuat (passion) pada profesionalisme, :
kemauan kuat yang secara intrinsik menjiwai
keseluruhan pola-pola profesionalitas,
- Etika (ethical) yang terwujud dalam watak yang
sekaligus sebagai fondasi utama bagi terwujudnya
profesionalitas paripurna, yaitu : kejujuran atau
dipercaya dalam keseluruhan kepribadian dan
perilakunya; tanggung jawab terhadap dirinya, tugas
profesinya, keluarga, lembaga, bangsa, dan Allah Swt;
sikap untuk menghormati siapapun yang terkait
langsung atau tidak langsung dalam profesi;
melaksanakan tugas secara konsekuen sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku; penuh kepedulian
terhadap berbagai hal yang terkait dengan tugas
profesi; dan menjadi warga negara yang memahami
seluruh hak dan kewajibannya serta mewujudkannya
dalam perilaku profesinya.
- Model Kompetensi adalah representasi dari kompetensi
guru dan kompetensi kepemimpinan pendidikan
menjadi kompetensi yang terintegrasi, yang meliputi : a.
pengetahuan profesional; b. praktik pembelajaran
professional; dan c. pengembangan profesi.

Strategi Pengembangan Profesionalitas Guru


- In-house training (IHT), yaitu pelatihan yang dilaksanakan
secara internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat
lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
- Program magang. Program magang adalah pelatihan yang
dilaksanakan di dunia kerja atau industri yang relevan
dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
- Kemitraan sekolah. Pelatihan melalui kemitraan sekolah
dapat dilaksanakan antara sekolah yang baik dengan yang
kurang baik, antara sekolah negeri dengan sekolah swasta,
dan sebagainya.
- Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat
dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta
pelatihan dalam satu tempat tertentu, melainkan dengan
sistem pelatihan melalui internet dan sejenisnya.
- Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis
ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pelatihan yang diberi
wewenang, di mana program disusun secara berjenjang
mulai dari jenjang dasar, menengah, lanjut dan tinggi.
- Kursus singkat di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
lainnya. Kursus singkat dimaksudkan untuk melatih
meningkatkan kemampuan guru dalam beberapa
kemampuan seperti kemampuan melakukan penelitian
tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain-
lain sebagainya.
- Pembinaan internal oleh sekolah. Pembinaan internal ini
dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang
memiliki kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi
tugas mengajar, pemberian tugas-tugas internal tambahan,
diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.
- Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui
pendidikan lanjut juga merupakan alternatif bagi
peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru.
Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat
dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di
dalam maupun di luar negeri bagi guru yang berprestasi.
- Diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini
diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi
sesuai dengan masalah yang di alami di sekolah.
- Seminar, Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar
dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model
pembinaan berkelanjutan bagi peingkatan keprofesian
guru.
- Workshop. Workshop dilakukan untuk menghasilkan
produk yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan
kompetensi maupun pengembangan karirnya. Workshop
dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP,
analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP,
dan sebagainya.
- Penelitian. Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk
penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun
jenis yang lain dalam rangka peningkatan mutu
pembelajaran.
- Penulisan buku/bahan ajar. Bahan ajar yang ditulis guru
dapat berbentuk diktat, buku pelajaran ataupun buku dalam
bidang pendidikan.
- Pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran
yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat
praktikum sederhana, maupun bahan ajar elektronik atau
animasi pembelajaran.
- Pembuatan karya teknologi/karya seni. Karya teknologi/
seni yang dibuat guru dapat berupa karya yang bermanfaat
untuk masyarakat atau kegiatan pendidikan serta karya seni
yang memiliki nilai estetika yang diakui oleh masyarakat.

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru di


Kemenag RI
1. Berdasarkan PMA No. 38 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang
diinisiasi direktorat GTK Ditjen Pendis Kemenag RI
merupakan PMA yang melahirkan konsep pengembangan
profesianalisme gur berbasis KKG/ MGMP.
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru yang
selanjutnya disebut PKB Guru adalah pengembangan
kompetensi bagi guru yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan. PKB Guru
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap profesional guru dalam mengemban tugas
sebagai pendidik.

- Unsur-unsur pengembangan profesionalisme guru dalam


Daftar materi pada KB kegiatan Pembelajaran
2
yang sulit dipahami - Mengaplikasikan kedalam keadaan dan kondisi
Lingkungan Madrasah

Daftar materi yang sering


3 mengalami miskonsepsi Realisasi Guru Profesionalisme di lingkungan Madrasah
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai