Anda di halaman 1dari 8

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di:https://www.researchgate.net/publication/356856640

Manajemen kesehatan sapi potong: Studi kasus

Artikeldi dalamJurnal Ilmu-Ilmu Peternakan · Agustus 2021


DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02

KUTIPAN BACA
0 549

3 penulis:

Tyagita Hartady Rini Widyastuti


Universitas Padjajaran Universitas Padjajaran
28PUBLIKASI73KUTIPAN 63PUBLIKASI74KUTIPAN

LIHAT PROFIL LIHAT PROFIL

Andi Hiroyuki
Universitas Padjajaran
8PUBLIKASI2KUTIPAN

LIHAT PROFIL

Semua konten setelah halaman ini diunggah olehTyagita Hartadypada tanggal 15 Maret 2022.

Pengguna telah meminta penyempurnaan file yang diunduh.


ISSN: 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 31(2): 102 – 108
E-ISSN : 2443-0765 Tersedia online di http://jiip.ub.ac.id

Manajemen kesehatan sapi potong: Studi kasus

Tyagita Hartady*1,2), Rini Widyastuti1,3)dan Andi Hiroyuki1,2)

1)Program
Studi Kedokteran Hewan
2)Departemen Ilmu Biomedis, Fakultas Kedokteran
3)Laboratorium Reproduksi Hewan dan Inseminasi Buatan Fakultas Peternakan
Peternakan

Universitas Padjajaran
Jl. Raya Bandung Sumedang No.KM 21, Hegarmanah, Kec. Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat 45363. Indonesia.

Dikirim: 19 April 2020, Diterima: 03 Juni 2021

ABSTRAK:Laporan mengenai bagaimana peternak dapat mencegah, mengidentifikasi dan mengobati penyakit
hewan agar tidak bertambah parah selama produksi tetap terjaga, masih terbatas. Penerapan standar praktik
pertanian yang baik juga tidak terdokumentasi dengan baik. Oleh karena itu, untuk memberikan informasi yang
memadai tentang manajemen kesehatan sapi potong pada peternak rakyat khususnya di Indonesia; Penelitian
ini dilakukan di Kelompok Sapi Potong “Putra Nusa” yang berlokasi di Dusun Kalensari, Desa Kondangjajar,
Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Penelitian dilakukan dengan cara survei dan observasi untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peternak tentang kesehatan, perawatan dan pengobatan sapi potong. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peternak tidak memiliki latar belakang kesehatan hewan sehingga berdampak
pada kurangnya pengetahuan tentang manajemen kesehatan sapi potong. Kebanyakan peternak mengandalkan
bahan-bahan alami untuk mengobati hewan yang sakit. Kekhawatiran petani terhadap vaksinasi dan pemberian
obat cacing yang rutin masing-masing hanya berkisar 15% dan 22% berkontribusi terhadap peningkatan kasus
kecacingan (45%). Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit ternak yang didukung dengan mudahnya akses
ke dokter hewan akan meminimalkan kerugian bagi peternak.

Kata kunci:Sapi potong; Petani; penyakit sapi potong; kesehatan sapi potong; Sapi potong
pengelolaan

* Penulis Koresponden: tyagita@unpad.ac.id

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 102


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2021, 31(2): 102 – 108

PERKENALAN penyakit dan kematian ternak. Namun


Menjadi peternakan berstandar baik, baik permasalahan ini juga terkait dengan konsep
petani maupun peternak memperoleh pengetahuan kebijakan yang lebih tinggi, seperti; kapasitas
bagaimana mencegah, mengendalikan dan kelembagaan dan kebijakan yang tidak efektif.
mengobati penyakit hewan. Seorang petani harus Selain itu, kajian terhadap inovasi dan transfer
menerapkan kebersihan peternakan melalui praktik teknologi masih lemah serta produk olahan
biosekuriti dan meminimalkan penularan penyakit dan pasar belum berkembang (Rischkowsky,
menular. Ketika hewan sakit, peternak atau peternak 2017). Namun belum sepenuhnya dipahami
harus memperhatikan dan segera melakukan bagaimana peternak dapat mencegah,
pengobatan dengan benar. Alternatifnya, hubungi mengidentifikasi dan mengobati penyakit
dokter hewan terdekat untuk membantu mengatasi hewan tersebut agar tidak bertambah parah
masalah tersebut tanpa ragu-ragu. Pemerintah selama produksi tetap terjaga. Penerapan
Indonesia telah mengatur Peternakan dan standar praktik pertanian yang baik juga belum
Kesehatan Hewan yang berkaitan dengan perawatan terdokumentasi dengan baik. Oleh karena itu,
hewan, kedokteran hewan, pelayanan kesehatan tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan
hewan, pengendalian dan pencegahan penyakit informasi yang memadai mengenai
hewan, penolakan penyakit, pengobatan reproduksi, manajemen kesehatan sapi potong di
pengobatan konservasi, kedokteran hewan dan alat peternakan rakyat khususnya di Indonesia.
kesehatan hewan, serta keamanan pangan dalam
Peraturan tersebut. Nomor 18 Tahun 2009 BAHAN DAN METODE
(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Kelompok Sapi Potong “Putra Nusa”
Hewan, 2009). berlokasi di Dusun Kalensari, Desa Kondangjajar,
Perawatan hewan yang sakit harus sesuai Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
dengan aturan yang ditetapkan oleh pihak yang Kelompok tersebut beranggotakan 27 orang dan
berwenang sampai hewan tersebut sembuh, serta 61 ekor sapi potong dengan jenis antara lain: sapi
penurunan produksi sebelum kematian dapat jenis Ongole (PO), Simental Limousine dan sapi
dihindari. Melalui pelatihan atau seminar dari Pasundan. Pakan yang diberikan berupa hijauan
para ahli, peternak dapat memperoleh segar, diberikan pada pagi dan sore hari. Pasokan
pengetahuan dan pengalaman dalam memahami air selalu berada di bawah kendali para peternak.
cara mengobati penyakit hewan yang benar. Penelitian dilakukan dengan cara survei dan
Harapannya, tidak ada pihak yang dirugikan, observasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan
seperti obat-obatan yang tidak efektif, kesalahan peternak tentang kesehatan, perawatan dan
pemberian obat yang meningkatkan biaya dan pengobatan sapi potong.
membahayakan keselamatan hewan,
menurunkan produksi hewan, atau bahkan
kerugian ekonomi akibat kematian hewan. HASIL DAN DISKUSI
Di Indonesia, masih banyak kendala yang Dari observasi di lapangan diperoleh
dihadapi petani dalam menerapkan standar beberapa informasi mengenai latar belakang
praktik bertani yang baik. Permasalahan yang ada petani. Mayoritas petani adalah laki-laki
mayoritas adalah kurangnya pengetahuan dengan usia produktif, berkisar antara 17
tentang prinsip beternak yang meliputi; hingga 59 tahun dan dominan berpendidikan
kurangnya dukungan pakan dan faktor pakan SMA. Rata-rata peternak telah fokus pada
yang tepat, buruknya pengetahuan dan peternakan selama 6-10 tahun dengan
manajemen usaha, buruknya akses terhadap berbagai metode kepemilikan, aset pribadi,
informasi dan pasar, tingginya kejadian penyakit dan bagi hasil (Tabel 1).

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 103


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2021, 31(2): 102 – 108

Tabel 1.Latar belakang umum petani Putra Nusa


Parameter Persentase (%)
Usia (tahun)
17-59 75
> 60 25
Pendidikan
Sekolah dasar 20
Sekolah Menengah Pertama 25
SMA 55
Jenis kelamin

Pria 85
Perempuan 15
Kepemilikan
Aset pribadi 55
Bagi hasil 45
Durasi bertani (tahun)
1-5 15
6-10 60
> 10 25

Observasi pada sapi potong menunjukkan obat komersil manusia dari warung terdekat.
bahwa sebagian besar sapi potong menderita Baru bila hewannya tidak kunjung membaik,
penyakit kecacingan (45%), disusul diare (30%) maka peternak akan menghubungi dokter
dan kembung (25%) dengan gejala tersering hewan terdekat dan akan dilayani setelah
adalah demam, kehilangan nafsu makan dan mengantri.
lumpuh selama kurang lebih 10 hari. 3 hari (Gbr. Sayangnya, langkah pengobatan yang
1). mereka lakukan belum ditunjang dengan
Ketika hewannya sakit, para peternak jarang pengetahuan yang memadai tentang obat dan
sekali yang langsung berkonsultasi ke dokter hewan cara pemberian yang tepat, serta teknik
untuk mengobati sapi potongnya. Awalnya sebagian penanganan sapi potong yang benar. Sehingga
besar petani akan membuat ramuan tradisional, obat terbuang sia-sia dan berdampak buruk pada
dilanjutkan dengan pemberian penyembuhan hewan (Gambar 2).

1.A. Penyakit yang diamati pada sapi potong

6; 30%
9; 45%

5; 25%

Diare Mengasapi Infestasi cacing

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 104


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2021, 31(2): 102 – 108

1.B. Pengamatan tanda-tanda klinis

2; 10%

8; 40%

10; 50%

Ketidakmampuan Demam Lumpuh selama 3 hari

Gambar 1.Kasus penyakit yang sering ditemukan di peternakan (A) Gejala umum penyakit tersebut
penyakit yang sering ditemukan petani (B)

2.A. Upaya penyembuhan sapi potong yang sakit

3; 15%

3; 15%

14; 70%

Formula tradisional sebagai pertolongan pertama Konsultasikan ke dokter hewan

Pengobatan komersial manusia

2.B. Kesulitan dalam mengobati daging sapi yang sakit

ternak
3; 15%

7; 35%

10; 50%

Pengetahuan yang terbatas mengenai penyakit sapi potong

Dokter hewan tidak dapat dihubungi

Pemberian obat merupakan suatu tantangan

Gambar 2.Tindakan pertama yang dilakukan peternak jika sapinya sakit (A), Kendala yang dialami
peternak ketika sapinya sakit (B)

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 105


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2021, 31(2): 102 – 108

Para peternak percaya bahwa asam jawa Daun Cebreng (Gliricidia sepium). Beberapa
merupakan bahan alami terbaik untuk mengatasi obat disediakan secara komersial oleh
masalah kesehatan sapi potong mereka. Para paramedis setempat (55%), petugas
petani juga memanfaatkan air kelapa dan daun Pemerintahan Peternakan (25%), warung
Sembung (Blumea balsamifera), gula aren, obat terdekat (10%) dan sisanya berasal dari
cacing, vitamin, minyak kelapa dan sumber yang tidak diketahui (Gambar 3).

3.A. Jenis obat untuk menyembuhkan sapi potong yang sakit

3; 8%
6; 17%

5; 14%

4; 11%

7; 19% 3; 8%

2; 6% 6; 17%

Air kelapa Obat cacing


Vitamin Daun Sembung (Blumea balsamifera)
Daun Cebreng (Gliricidia sepium) Tamarin
Gula jawa Minyak kelapa

3.B. Sumber untuk menjangkau obat-obatan bagi sapi potong yang sakit

5; 25%

2; 10% 11; 55%

2; 10%

Paramedis Toko obat hewan Dokter hewan pemerintah Sumber tidak diketahui

Gambar 3.(A). Jenis pengobatan yang diberikan sebagai pertolongan pertama (B). Tempat untuk mendapatkan obat yang diberikan

untuk pertolongan pertama.

Bahan-bahan tradisional yang praktis efektif mengatasi hilangnya nafsu makan hingga
terdapat di alam dan harganya relatif murah mengatasi gangguan pencernaan (Herliyanto, 2018).
dapat segera diberikan kepada hewan yang Air kelapa sangat bermanfaat untuk memulihkan
sakit dan berkhasiat sebagai pertolongan tenaga, menurunkan tekanan darah, menurunkan
pertama. Pengetahuan tentang khasiat bahan resiko penyakit kardiovaskular, menghilangkan stres
alami diperoleh secara turun temurun. Petani dan otot kaku (Jamaluddin, 2018). Air kelapa memiliki
Indonesia percaya bahwa campuran asam jawa kandungan nutrisi yang banyak, karena dalam 100 gr
dan gula jawa sangat baik air kelapa terdapat kandungan air

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 106


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2021, 31(2): 102 – 108

(94.180 g), protein (0,120 g), lipid (0,073 g) dan gula hadir dalam jumlah sedang, sebagian
(5,230 g). Air kelapa juga mengandung ion kalsium, protein daun dapat keluar melalui
zat besi, magnesium, fosfor, kalium, natrium, Zn, Cu fermentasi rumen dan memasok asam
dan Mn. Berbagai vitamin diantaranya A, D, E, K, B1, amino langsung ke usus (Preston, 1992).
B2, B3, B5, B6, B12, C, folat, kolin, betaine dan asam Kekhawatiran peternak terhadap
amino banyak terdapat pada air kelapa muda. pencegahan penyakit cacingan pada sapinya
Sedangkan daun sembung dipercaya sebagai anti relatif rendah. Hal ini terlihat dari data yang
diare, menambah nafsu makan dan menurunkan diperoleh yang menunjukkan bahwa sekitar 45%
demam karena kaya akan borneol, cineole, limonene, kasus cacingan ditemukan di lapangan dan hanya
dimethyl ether chloroacetophenone (Pemerintah 11% petani yang melakukan pemberian obat
Kota Medan, 2015). Kembung pada hewan cacing. Sebagian besar peternak masih enggan
ruminansia berpotensi dikurangi dengan minyak memberikan obat cacing secara rutin pada hewan
kelapa dan telah digunakan selama puluhan tahun. tersebut. Mereka meragukan pernyataan bahwa
Petani memberikan 250 ml minyak kelapa secara oral banyak telur cacing yang menempel pada rumput
untuk menghilangkan gas yang keluar dari rumen atau jerami pakan ternak, dan bila berkembang
(Cybext, 2019). Daun Cebreng (Gliricidia sepium) menjadi cacing akan mengurangi nutrisi yang
merupakan pakan sumber protein tinggi yang dikonsumsi sapi (Saryono, 2018). Pelayanan dari
mudah dicerna oleh hewan ruminansia. Mereka dokter hewan di lapangan cukup berat. Akibatnya,
meningkatkan aktivitas mikroba dengan peternak lebih memilih untuk mengkonsultasikan
menyediakan ekosistem yang lebih baik di rumen, permasalahan kesehatan ternaknya kepada
sehingga laju pencernaan makanan basal berserat paramedis karena lebih mudah didekati. Namun
meningkat. Ketika tanin ada paramedis diperbolehkan memberikan
pengobatan kecuali operasi.

Pencegahan penyakit yang diterapkan oleh petani

Vaksinasi

18% 15% Bersihkan peternakan secara rutin

Pemberian obat cacing


17% secara rutin
28%
Pisahkan hewan yang baru datang

22%
Pisahkan hewan yang sakit dari
hewan yang sehat

Gambar 4.Tindakan yang dilakukan petani untuk mencegah penyakit

Sejauh ini, para peternak telah berupaya sapi yang sehat. Pemisahan juga dilakukan
semaksimal mungkin untuk menjamin kesehatan terhadap penghuni kandang baru. Hal terakhir
hewannya. Membersihkan kandang secara rutin merupakan yang paling penting adalah vaksinasi, namun
hal yang paling mudah dilakukan oleh petani (Gbr. 4). Meski hanya 15% petani yang melakukannya karena
belum banyak petani yang rutin memberikan obat cacing, biayanya terlalu tinggi bagi petani lain. Alasan
namun mereka mengetahui bahwa hal tersebut merupakan lainnya karena peternak khususnya
salah satu upaya pencegahan penyakit cacingan. Untuk penggemukan tidak mau karena masa pemberian
mencegah penularan penyakit, sapi yang sakit dipisahkan pakan yang relatif singkat (Kusmargana, 2017).

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 107


J. Ilmu-Ilmu Peternakan, Agustus 2021, 31(2): 102 – 108

KESIMPULAN Kerbau di Sarolangun Resah. Di


Berdasarkan uraian sebelumnya mengenai dalamBeri Air Gula Asam Jawa.
peternakan sapi potong di Pangandaran, Jamaluddin, ZA (2018).Mengatasi
sebaiknya peternak meningkatkan pengetahuan Keracunan pada Ternak Ruminansia
tentang penyakit sapi potong didukung dengan dengan Air Kelapa Muda dan Daun
kemudahan dalam memperoleh pelayanan Bambu.
kesehatan hewan sehingga penyakit sapi potong Kusmargana, JH (2017).Banyak Peternak
berhasil dikurangi dan kerugian yang dialami di Bantul Enggan Memvaksin
peternak dapat diminimalkan. Ternaknya.
Machmüller, & Kreuzer. (1998).di Milkman
REFERENSI Perawatan Co.
Cybext. (2019).Penanganan Kembung Pemerintah Kota Medan. (2015).Manfaat
pada Ternak Sapi Secara Tradisional. Daun Sembung untuk Obat
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/ar Tradisional.
tikel/89757/PENANGANAN- Preston, TR (1992).Peran multi-
KEMBUNG-PADA-TERNAK- pohon tujuan dalam sistem pertanian
SAPI-SECARA-TRADISIONAL/ terpadu untuk daerah tropis basah.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Rischkowsky, B., Intano, FT, & Madarisa,
Kesehatan Hewan. (2019). Tentang F.(2018). Identifikasi permasalahan
Peternakan Dan Kesehatan Hewan yang terjadi pada forum persahabatan
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha peternak kambing di provinsi sumatera
Esa. Di dalamUndang-Undang barat. Jurnal Peternakan
Republik Indonesia Nomor 18. Indonesia,20(3), 181–192.
Presiden Republik Indonesia. Saryono, S. (2018).Banyak Peternak
Herliyanto, W. (2018). Peternak Sapi dan Enggan Memberikan Obat Cacing.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.02.02 108

Lihat statistik publikasi

Anda mungkin juga menyukai