Oleh
DAFTAR ISI......................................................................................................i
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................2
1. Penyediaan Pangan........................................................................................2
2. Pengolahan Pangan........................................................................................5
3. Penyajian Makanan........................................................................................8
4. Metode Recall 24 Jam Keluarga..................................................................10
5. Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi.....................................................11
6. Macam-Macam Status Gizi..........................................................................12
7. Indeks Massa Tubuh....................................................................................12
C. HASIL SURVEY........................................................................................14
1. Data Konsumsi Makan Keluarga.................................................................14
2. Penyediaan Pangan......................................................................................18
3. Pengolahan Pangan......................................................................................19
4. Penyajian Makanan......................................................................................20
D. ANALISIS KEBUTUHAN GIZI................................................................21
1. Analisis Kecukupan Gizi Berdasarkan Kebutuhan Gizi..............................21
2. Permasalahan Gizi.......................................................................................33
3. Penyelesaian Masalah Gizi..........................................................................33
E. Simpulan dan Saran.....................................................................................35
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita masih menjadi masalah
gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara langsung disebabkan
oleh asupan yang kurang dan tingginya penyakit infeksi. Hal ini berkaitan dengan
sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai, gangguan akses
makanan, perawatan ibu yang tidak adekuat serta kurangnya pengetahuan ibu tentang
cara pemberian makanan yang baik untuk anak usia penyapihan (World Health
Organization ,1998). Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia.
Status gizi baik atau pemenuhan secara optimal terjadi apabila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien (Miharti, 2013). Gizi
baik memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan
kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Miharti, 2013). Adapun
dampak dari pemenuhan gizi yang kurang dapat berpengaruh terhadap kesehatan
manusia.
2. Penyediaan Pangan
Penyediaan pangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan
ketahanan pangan
A. Bahan Makanan
Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan makanan adalah segala sesuatu
yang dapat diolah menjadi makanan (Rojikin, 2018). Bahan makanan tersbut dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan sumbernya, yaitu:
1) Bahan makanan nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Bahan makanan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan yang banyak mengandung protein, lemak, vitamin, mineral garam dan
karbihidrat, yang dikelompokan manjadi:
a) Sayuran (vegetables), yaitu semua jenis tanaman yang dapat diolah menjadi
makanan. Sebagian sayuran dapat dimakan dalam keadaan mentah dan sebagian
lagi hanya dapat dimakan setelah dimasak.
b) Sayuran buah (fruits vegetables), adalah bagian dari tanaman sayuran yang
berasal dari bagian buah tanaman tersebut.
c) Sayuran daun (leaf vegetables), adalah sayuran yang berasal dari daun tumbuhan
yang tumbuh diatas permukaan tanah, yang termasuk dalam kelompok sayuran
daun.
d) Sayuran polong (legume vegetables)
e) Sayuran batang (stem / shoot vegetables), adalah sayuran yang di ambil dari
bagian batang sayuran yang baru tumbuh di atas permukaan tanah, ada yang
hanya batang saja, namun ada pula sayuran batang berdaun
f) Sayuran umbi (root vegetables), adalah sayuran yang berasal dari akar tanaman
yang membesar sehingga menjadi umbi.
g) Sayuran umbi lapis (bulb vegetables) adalah juga sayuran dari akar yang
membesar dengan struktur bagian dagingnya berlapis-lapis.
h) Sayuran jamur (mushrooms).
2) Bahan makanan yang berasal dari binatang atau hewan
Bahan makanan hewani adalah bahan makanan yang berasal dari hewan yang
pada umumnya dimakan sebagai bahan makanan yang banyak mengandung protein
tinggi yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan juga sangat disenangi oleh bakteri.
Bahan makanan ini tergolong bahan makanan yang cepat rusak, dengan demikian
bahan makanan hewani ini memerlukan penanganan yang seksama mulai saat
pembelian, pasca olah sampai pengolahan. Bahan makanan hewani dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu :
a) Unggas (poultry), Unggas termasuk keluarga burung yang dipelihara khusus
untuk mendapatkan dagingnya untuk di konsumsi.
b) Ikan (fish), Ikan adalah binatang laut yang mempunyai lapisan lendir pada
kulitnya dan sebagian mempunyai sisik dan mempunyai karakter daging yang
lembut.
c) Daging (meat), Daging adalah serat-serat otot tubuh hewan potong berkaki empat
yang dapat dimakan, seperti; daging anak sapi, daging sapi, daging domba, dan
daging babi untuk sebagian orang.
d) Telur (eggs), Telur adalah sumber protein hewani yang berasal dari unggas dan
umumnya dapat dikonsumsi oleh mausia, seperti; telur ayam, telur bebek, dan
telur puyuh.
3) Bahan makanan hasil olah dari hewani dan nabati
a) Sosis adalah bahan makanan yang berbentuk bulat panjang terbuat dari daging
sapi, daging anak sapi, daging ayam dan daging babi.
b) Daging asap (smoke beef)
c) Ikan asap (smoke fish)
B. Pembersihan
Bahan makanan yang dalam keadaan segar seperti sayuran dan buah,
sebelum disimpan atau dimasukan dalam lemari pendingin sebaiknya dibersihkan
atau bila perlu dicuci terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang antara bahan makanan satu dengan yang lainya, karena
ada beberapa jenis bakteri yang dapat hidup pada suhu chiller berkisar 10ºC - 15ºC
pada proses pembersihan bahan makanan dipisahkan berdasarkan jenis dan
kelompoknya untuk menghindari kerusakan fisik yang terjadi saat proses
pembersihan (Rojikin, 2018).
C. Penyimpanan sebelum diolah
Bahan makanan disimpan berdasarkan jenis dan kelompoknya sebelum
diolah, seperti Sayuran Sayuran segar, kecuali umbi, disimpan ditempat yang sejuk
dan lembab dengan suhu 10ºC - 15ºC, Sayuran umbi batang seperti kentang, umbi
jalar, dll disimpan ditempat yang kering bersuhu kamar 28ºC - 30ºC, sayuran hijau
dapat disimpan pada ruang pendingin selama 3-5 hari, dan sayuran berasal dari akar
dan buah dapat disimpan di ruang pedingin selama 5-8 hari
Penyimpanan daging dapat disimpan masih dalam keadaan utuh atau whole
dan belum dibersihkan (trimming)Suhu penyimpanan yang baik untuk daging adalah
5ºC - 10ºC untuk penyimpanan 1 sampai 3 hari. Sebaiknya daging disimpan dalam
keadaan terbungkus plastik dan di vacum. Sedangkan untuk penyimpanan telur
dapat disimpan pada tempat yang sejuk dengan suhu 0ºC - 5ºC. Saat penyimpanan
telur tidak disimpan berdekatan denan bahan-bahan lain yang mempunyai bau yang
tajam, misalnya ikan, keju dll. Sebelum disimpan, jangan dicuci untuk menghindari
terkelupasnya lapisan luar dari kulit telur. Simpan telur dalam keadaan bersih posisi
vertikal
3. Pengolahan Pangan
Pengolahan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan untuk
mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi bentuk lain
untuk konsumsi oleh manusia atau hewan di rumah atau oleh industri pengolahan
makanan (Rojikin, 2018). Cara Pengolahan bahan makanan yang telah diklarifikasi
menurut jenisnya dan setelah dipersiapkan (preparation), selanjutnya diolah berdasarkan
sifat, jenis, karakteristik bahan makanan tersebut dengan resep masakan yang tentunya
juga disesuaikan dengan kriteria tersebut diatas.
1.Sayuran
Metode memasak yang tepat untuk hidangan sayuran dari bahan makanan sayuran
selain daun selada adalah : Tumis (saute), Celup (blanching), Rebus (boil), dan Kukus
(steam). Metode memasak tersebut sangat tepat digunakan karena sayuran cenderung
mudah rusak bila terlalu panas langsung yang berlebihan dan terlalu lama dalam proses
pengolahanya, maka metode memasak china sangat tepat digunakan untuk setiap jenis
bahan sayuran.
Dalam (Rojikin, 2018) Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengolah bahan
makanan dari sayuran dengan metode tersebut diatas adalah:
a. Sayuran yang terlalu lama menjalani proses pengolahan juga akan mengakibatkan
banyaknya kandungan nutrisi seperti fitamin dan mineral banyak yang hilang atau
rusak karena proses pemasakan tersebut.
b. Sayuran yang menggunakan metode celup (blanching) sebaiknya cairanya diberi
garam atau soda kue tujuanya adalah agar dapat mempertahankan warna cerah
dan segar dari sayuran tersebut
c. Setelah sayuran diangkat segera rendam (soak) dengan air es agar tidak terjadi
tingkat kematangan yang berlebihan (over cook) sehingga sayuran dapat
dipertahankan tingkat kesegarannya
1) Unggas
Metode memasak yang tepat untuk dihidangkan unggas adalah : Tumis
(saute), Menggoreng dengan minyak sedikit pada pan dadar (pan frying),
Menggoreng dengan minyak banyak (deep frying), Memanggang dengan oven
(roasting), Memanggang dengan bara (grilling), Memasak dengan cairan berbulu
(braising), Memasak dalam cairan berbumbu dan asam (poaching). Metode
memasak di atas sangat tepat digunakan untu bahan makanan yang berasal dari
unggas. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengolah bahan makanan dari unggas
dengan metode tersebut diatas adalah :
- Saat proses pengolahan unggas yang banyak mengandung cairan (braising)
jangan terlalu lama dimasak dan jangan terlalu sering diaduk aduk karena
daging unggas tersebut akan menjadi hancur.
- Saat pengolahan dengan metode deep frying tehnik yang tepat untuk unggas
adalah dilapisi (coating) dengan tepung hal itu dilakukan untuk melindugi
kandungan protein yang terdapat pada ayam
- Saat diolah dengan metode grill bila ayam masih dalam keadaan mentah
sebaiknya bagian persendiannya dikerat agar terjadi sirkulasi panas yang
merata masuk kedalam seluruh bagian ayam tersebut sehingga akan
menghasilkan tingkat kematangan yang merata.
2) Daging
Metode memasak yang tepat untuk hidangan daging adalah :Tumis (saute),
Menggoreng dengan minyak sedikit pada pan dadar (pan frying), Memanggang
dalam oven (roasting), Memanggang dalam oven (baking), Memanggang dengan
bara (grilling), Memanggang dengan baja panas (gridling), Memasak dengan
cairan berbumbu (braising), Memasak dengan cairan berbumbu (stewing),
Memasak dengan mengasap (smoked) Metode memasak tersebut sangat tepat
digunakan untuk bahan makanan yang berasal dari daging. Hal-hal yang harus
diperhatikan saat mengolah bahan makanan dari daging dengan metode tersebut
diatas adalah :
- Saat proses pengolahan daging yang banyak mengandung cairan (braising)
jangan terlalu lama dimasak akan mengakibatkan daging menjadi keras,
khusus untuk daging import.
- Saat diolah dengan metode grill atau griddle jangan ditekan-tekan dengan
grilled spatula karena akan banyak cairan (zat ekstaktive) yang keluar dari
daging sehingga akan mengurangi kelembutan, kelembapan, rasa dan aroma
daging tersebut.
- Sebaiknya memanggang daging jangan mengenai sumber panas langsung,
karena kurang baik untuk kesehatan.
3) Ikan dan kerang
Metode memasak yang tepat untuk hidangan dari bahan makanan ikan
dan kerang adalah :
- Tumis (saute)
- Celup (blanching)
- Rebus (boil)
- Memasak dalam cairan berbumbu dan asam (poaching)
- Menggoreng dengan minyak banyak (deep frying)
Metode memasak di atas sangat tepat digunakan untuk bahan makanan
ikan dan kerang. Hal-hal yang harus diperhatikan saat megolah bahan makanan
dari ikan dan kerang dengan metode tersebut diatas adalah :
- Khusus untuk cumi bila dimasak terlalu lama dagingnya akan menjadi keras
- Pada saat proses memasak dengan metode poaching untuk ikan kususnya
harus terkontrol keadaan airnya jangan sampai mendidih meletup-letup, karena
gelembung didih tersebut akan menghancurkan daging ikan
- Mayoritas jenis ikan dan kerang jangan dimasak terlalu lama, karena hidangan
seafood tersebut akan matang hanya beberapa menit saja (5-10 menit).
4. Penyajian Makanan
a. Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan makanan ke
tempat penyajian serta hambatan yang mungkin terjadi selama pengangkutan karena
akan mempengaruhi kondisi penyajian. Hambatan di luar dugaan sangat
mempengaruhi keterlambatan penyajian (Kemenkes, 2011).
b. Cara penyajian
Penyajian makanan jadi/siap santap banyak ragam tergantung dari pesanan
konsumen yaitu :
- Penyajian meja (table service) yaitu penyajian di meja secara bersama, umumnya
untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok dengan jumlah terbatas 10 sampai 20
orang.
- Prasmanan (buffet) yaitu penyajian terpusat untuk semua jenis makanan yang
dihidangkan dan makanan dapat dilih sendiri untuk dibawa ke tempat masing-
masing.
- Saung (ala carte) yaitu penyajian terpisah untuk setiap jenis makanan dan setiap
orang dapat mengambil makanan sesuai dengan kesukaannya.
- Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak plastik yang sudah berisi
menu makanan lengkap termasuk air minum dan buah yang biasanya untuk acara
makan siang.
- Nasi bungkus (pack/wrap) yaitu penyajian makanan dalam satu campuran menu
(mix) yang dibungkus dan siap santap.
- Layanan cepat (fast food) yaitu penyajian makanan dalam satu rak makanan (food
counter) di rumah makan dengan cara mengambil sendiri makanan yang dikehendaki
dan membayar sebelum makanan tersebut dimakan.
- Lesehan yaitu penyajian makanan dengan cara hidangan di lantai atau meja rendah
dengan duduk di lantai dengan menu lengkap.
- Prinsip penyajian
- Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah, tertutup agar
tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang masa saji makanan sesuai
dengan tingkat kerawanan makanan.
- Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan berkuah) baru
dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak
dan basi.
- Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama seperti dus atau
rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar tidak saling campur aduk.
- Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap dalam keadaan
panas dengan memperhatikan suhu makanan, sebelum ditempatkan dalam alat saji
panas (food warmer/bean merry) makanan harus berada pada suhu > 600C.
- Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak cacat atau
rusak.
- Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak
langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
- Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat dimakan, bahan
yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
- Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat sesuai dengan
seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat volume (sesuai
jumlah).
c. Sampel atau contoh
1. Setiap menu makanan harus ada satu porsi sampel (contoh) makanan yang
disimpan sebagai bank sampel untuk konfirmasi bila terjadi gangguan atau tuntutan
konsumen.
2. Penempatan sampel untuk setiap jenis makanan dengan menggunakan kantong
plasti steril dan sampel disimpan dalam suhu 100C selama 1 x24 jam.
3. Sampel yang sudah tidak diperlukan lagi tidak boleh dimakan tetapi harus dibuang.
4. Jumlah makanan yang diambil untuk sampel sebagai berikut:
- makanan kering/gorengan dan kue : 1 potong
- makanan berkuah : 1 potong + kuah 1 sendok sayur
- makanan penyedap/sambal : 2 sendok makan
- makanan cair : 1 sendok sayur
- nasi : 100 gram
- minuman : 100 cc
5. Metode Recall 24 Jam Rumah Tangga (household 24-hours recall)
Pada metode ini anggota keluarga yang bertanggung jawab untuk menyiapkan
makanan diwawancarai untuk mengetahui komposisi anggota keluarga dan total
makanan yang dikonsumsi keluarga (bahan makanan, alat makan yang digunakan,
serta jumlah penggunaannya) selama periode 24 jam (Supariasa, 2016). Konsumsi
makanan masing-masing individu anggota keluarga dapat diperkirakan dengan
menggunakan faktor yang telah ditetapkan. Total konsumsi makanan keluarga dibagi
masing-masing anggota keluarga dengan menggunakan berat badan sesuai jenis
kelamin dan umur (Supariasa,2018), sebagai berikut:
AKG Energi
Status IMT
Gizi
KEK <18,5
Normal 18,5-
25,0
Gemuk >25
Obesitas > 30