Anda di halaman 1dari 30

OBJEK II

ANALISIS ANION GOLONGAN 1, 2, 3, 4, dan 5

I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan memahami cara analisa pemisahan anion pada suatu
sampel
2. Untuk mengetahui anion apa saja yang terkandung dalam suatu sampel
II. TEORI DASAR
Anion adalah atom negatif bila kelebihan elektron. Anion atau ion negatif
terletak pada golongan utama dan tergantung pada kelarutan garam-garamnya, baik
itu garam perak, garam kalsium, garam barium, ataupun garam zink nya. Dalam
kimia analisis kuantitatif di kenal suatu cara untuk menentukan ion (kation atau
anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi yang memberikan reaksi tertentu
untuk satu jenis kation atau anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi
ini mungkin terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadi perubahan warna, bau dan timbulnya gas.
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana di kenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang
hasilnya adalah endapan coklat merah bata. Dalam suatu anion, istilah yang perlu
di pakai adalah gugus lain yang terikat pada ion logam, yang dikelompokkan
sebagai berikut:
1. Anion sederhana seperti O2 , F2 , CN
2. Anion okso diskret seperti NO3 dan SO4
3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi.
Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat
misalnya (CO (C2 O4 )3 ) dan anion oksa dari oksigen. Kimia analisis dapat di bagi
dalam dua bidang yaitu analisis kualiatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas tentang identifikasi zat-zat. Sedangkan analisis kuantitatitif berurusan
dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada di dalam sampel.
Untuk memudahkan dalam menganalisa anion, terlebih dahulu senyawa di
bentuk sehingga mudah larut di dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah
larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sehingga sukar larut dalam air,
sehingga apabila zat yang akan di analisa berupa zat yang sukar larut atau memberi
endapan dengan Na2 CO3 , maka terlebih dahulu di buat ekstrak soda, kemudian di
pisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut. Metode dalam mendeteksi anion
tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Pemisahan anion
ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam
kalsium, garam barium dan garam zink ini hanya boleh di anggap berguna untuk
memberi identifikasi dari keterbatasan metode ini.
Proses yang di pakai yaitu:
a. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang
di peroleh pada pengolahan dengan asam, di bagi dalam sub kelas yaitu :
1. Gas-gas yang di lepaskan dengan asam klorida atau asam sulfat encer.
2. Gas atau uap yang di lepaskan dengan asam sulfat panas.
b. Proses yang berganung pada reaksi-reaksi dalam larutan di bagi dalam :
1. Reakasi pengendapan.
2. Oksidasi reduksi dalam larutan.
Apabila bahan padat untuk analisa kation harus di larutkan (dalam air atau
HCL) maka untuk penentuan anionnya, bahan tidak perlu di larutkan terlebih
dahulu. Penentuan anion tidak berlaku untuk dua bagian. Untuk penentuan ini CO3
dan HCO3 , dan untuk penentuan anion-anion yang lain. Untuk penentuan anion-
anion yang lain, bahan di beri larutan Na2 CO3 lalu di masak. Bila terjadi endapan,
campuran ini di gunakan bila terbentuk endapan, di saring dan di cuci filtrat yang
digunakan. Untuk setiap anion di ambil sebagian dari cairan tersebut dan di lakukan
reaksi yang membedakan anion yang sedang di cuci dari anion yang lain. Senyawa
ion dalam pelarut akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan senyawa kovalen tidak.
Oleh karena itu, dengan mudah kita dapat membedakan antara senyawa ion dan
senyawa kovalen. Adanya penguraian dalam larutan dapat di amati apabila di
berikan pereaksi yang khas untuk ion-ion yang di duga hasil reaksi.
Anion dapat berfungsi sebagai ligan apabila memiliki minimal satu pasang ion
pusat yang disebut bilangan koordinasi. Ikatan kovalen koordinat. Pada ikatan ini
logam sebagai pasangan elektron. Ion kompleks di tinjau dari jenis ligan yang di
ikat dapat di golongkan menjadi dua yaitu kaion kompleks dan anion kompleks.
Ada pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi
pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian dilanjutkan
dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang termasuk dalam
kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai dengan uji lanjutannya.
Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah bereaksi. Banyak
sekali reaksi yang di gunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan
pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase padat
keluar dari larutan endapan, mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan
dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan
menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan ke larutan (S) satu endapan,
menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi
bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya.
Berikut merupakan Anion yang digolongkan berdasarkan reaksi redoks, yaitu:
1. Anion Pengoksidasi
Anion dalam kelompok ini adalah ClO4− -, ClO3 − -, NO3 , SO42− Cr2 O7 2−, IO3 ,
dan lain-lain Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan Na2 CO3
(jenuh), lalu dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan dengan
HCl pekat dan MnCI2 . Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau coklat
berarti sampel tersebut mengandung anion pengoksidasi.
2. Anion Preduksi
Anion dalam kelompok ini adalah S2 − , S2 O32− , SO3− , Cl− , CNS − , CN,
[Fe(CN)6 )4] Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan
Na2 CO3 (jenuh), lalu dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan
dengan HCl pekat dan MnCl2 . Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau
coklat berarti sampel tersebut mengandung anion pengoksidasi. Anion lainnya tidak
memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi nitrat
bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan,
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat dan Bahan
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Pipet Tetes
4. Cawan porselen
5. Bunsen
6. Larutan Asam Klorida
7. Larutan Perak Nitrat
8. Larutan Barium Klorida
9. Larutan Kalium Permanganate
10. Larutan Asam Nitrat
11. Larutan Asam Sulfat
12. Larutan Feri Klorida
13. Larutan Magnesium Sulfat
14. Larutan Amonium Klorida
15. Larutan Iodium
16. Larutan Raksa (II) Klorida
17. Larutan Kalsium Klorida
18. Larutan Asam Asetat
19. Larutan Kalium Klorida
20. Larutan Timbal Asetat
21. Larutan Natrium Nitrit
22. Larutan Jenuh Fero Sulfat
3.2 Cara Kerja
3.2.1 ANALISIS ANION GOLONGAN 1
Penentuan Golongan Anion
1. Ambil satu tetes larutan sampel, tambahkan satu tetes larutan HCl
encer. Perhatikan apakah terbentuk endapan, gas atau perubahan
warna?
Ya ………………. Golongan 1
Tidak …………….2
2. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes lauran perak
nitrat. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Golongan 2
Tidak …………….3
3. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Golongan 3
Tidak …………….4
4. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat dan setets larutan kalium permanganate encer. Perhatikan
apakah warna kalium permanganate (ungu) hilang?
Ya ………………. Golongan 4
Tidak …………… Golongan 5

Pemisahan Anion Golongan 1


1. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan hcl encer
atau larutan 𝐻2 𝑆𝑂4 encer. Perhatikan apakah terbentuk gas?
Ya ………………. 5
Tidak …………… 2
2. Perhatikan apakah pada percobaan 1 di atas terbentuk endapan
berwarna kuning?
Ya ………………. 𝑆2 𝑂3 2−
Tidak …………… 3
3. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida. Perhatikan apakah terbentuk larutan berwarna ungu?
Ya ………………. Salisilat
Tidak …………… 4
4. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Perhatikan apakah terbentuk endapan berwarna kuning?
Ya ………………. Silikat
Tidak ……………Benzoate
5. Ambil setetes larutan sampel, tarbahkan setetes larutan asam sulfat
encer. Perhatikan apakah terbentuk gas berwarna coklat
kemerahan?
Ya ………………. NO2−
Tidak …………… 6
6. Panaskan campuran reaksi pada percobaan 5. Amati, apakah timbul
bau belerang terbakar?
Ya ………………. SO32−
Tidak …………… 7
7. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan
magnesium sulfat. Perhatikan apakah terbentuk endapan dalam
keadaan dingin?
Ya ………………. CO32−
Tidak……………HCO3−

Penegasan Anion Golongan 1


1. Anion Benzoat,𝐂𝟔 𝐇𝟓 𝐂𝐎𝐎−
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat encer. Terbentuknya endapan kristalin putih menunjukkan
adanya anion benzoat
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan berwama putih yang dapat larut
dalam asam nitrat encer menunjukkan adanya anion benzoat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida Terbentuknya endapan berwama jingga kekuningan
menunjukkan adanya anion benzoat.
2. Anion Silikat, Si𝐎𝟑𝟐−
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
encer, Terbentuknya endapan seperti gelatin menunjukkan
adanya anion silikat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan
amonium klorida atau amonium karbonat. Terbentuknya
endapan berwarna putih seperti gelatin menunjukkan adanya
anion silikat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan berwara kuning menunjukkan
adanya anion silikat.
3. Anion Salisilat, 𝐂𝟔 𝐇𝟒 (𝐎𝐇)𝐂𝐎𝐎−
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
klorida encer. Terbentuknya endapan kristalin puth
menunjukkan adanya anion salisilat.
b. Ambil setetes laratam sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbemtuknya endapum kristalin berwama putih
menunjukkam adanya Asam salisilat.
c. Ambil setetes larutam sampel, cambahkan sctetes Iarutan feri
klorida terbentuknya larutan berwarna unga memunjukkan
adanya anion salisilat.
4. Anion Tiosulfat, 𝐒𝟐 𝐎𝟑𝟐−
a. Ambil setetes larutam sumpel, tambahkan seteres larutan asam
klorida encer. Terbemtuknya kekerwhan berwara kuning
memunjukkan adanya anion tiosulfat.
b. Ambil setetes larutan sempel, tambahkan seictes larnutan
iodium. Hilangnya warna larutan iodium menunjukkan adanya
anion tiosulfat
c. Ambil setetes larutam sampel, tambahkan sereres larutan
benium korida Terbentuknya endapan berwama putih
menunjukkan adanya anion tiosulfat
d. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes lsrutan perak
nitrat Terbentuknya endapan berwama putih menunjukkan
adanya anion tiosulfat
e. Ambil setefes larutan sampel, tambahkan setetes larutan fen
klonida Terbentuknya larutan benwama lembayung tua yang
hilang segera, menunjukhan adanya anion tiosulfat.
5. Anion Bikarbonat, HCO3−
a. Ambil setetes larutam sampel, tambahkan setetes larutan asam
klorida encer. Terbentuknya gelembung gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau menunjukkan adanya anion
bikarbonat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan
magnesium sulfat. Tidak terbentuknya endapan pada keadaan
dingin, menunjukkan adanya anion bikarbonat.
c. Ambil setefes larutan sampel, tambahkan setetes larutan raksa
(II) klorida. Tidak terbentuknya endapan menunjukkan adanya
anion bikarbonat.
6. Anion Karbonat, 𝐂𝐎𝟑 𝟐−
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
klorida encer. Terbentuknya gelembung gas yang tidak
berwarna dan tidak berbau menunjukkan adanya anion
karbonat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan sctetes larutan
magnesium sulfat. Terbentuknya endapan pada keadaan dingin,
menunjukkan adanya anion karbonat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan
raksa(II) klorida. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya
anion karbonat.
d. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Terbentuknya endapan berwara putih menunjukkan
adanya anion karbonat.
e. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan berwama putih menunjukkan
adanya anion karbonat.
7. Anion Sulfit, 𝐒𝐎𝟑𝟐−
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
klorida encer. Terbentuknya gelembung gas yang berbau
belerang terbakar menunjukkan adanya anion sulfit.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Terbentuknya endapan berwarna putih menunjukkan
adanya anion sulfit.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambabkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan kristalin berwama putih pada
penambahan pereaksi berlebihan, menunjukkan
adanya anion sulfit.
8. Anion Nitrit, 𝐍𝐎𝟐−
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
klorida. Terbentuknya gelembung gas yang berwama coklat
menunjukkan adanya anion nitrit.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Tidak terbentuknya endapan menunjukkan adanya
anion nitrit.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat encer dan setetes larutan kalium permanganat encer.
Hilangnya wama larutan kalium permanganat menunjukkan
adanya anion nitrit.

3.2.2 ANALISIS ANION GOLONGAN 2


Penentuan Golongan Anion
1. Ambil satu tetes larutan sampel, tambahkan satu tetes larutan HCl
encer. Perhatikan apakah terbentuk endapan, gas atau perubahan
warna?
Ya ………………. Golongan 1
Tidak …………….2
2. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes lauran perak
nitrat. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Golongan 2
Tidak …………….3
3. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Golongan 3
Tidak …………….4
4. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat dan setets larutan kalium permanganate encer. Perhatikan
apakah warna kalium permanganate (ungu) hilang?
Ya ………………. Golongan 4
Tidak …………… Golongan 5
Pemisahan Anion Golongan 2
1. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
nitrat encer. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. 7
Tidak …………….2
2. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan kalsium
klorida. Perhatikan apakah terbentuk endapan berwarna putih?
Ya ………………. 4
Tidak …………….3
3. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida. Perhatikan apakah terbentuk larutan berwarna merah tua?
Ya ………………. Asetat
Tidak …………….Nitrat
4. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. 6
Tidak …………….5
5. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
asetat dan setetes larutan kalium klorida. Perhatikan apakah
terbentuk endapan?
Ya ………………Tartrat
Tidak …………...Oksalat
6. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Perhatikan apakah terbentuk endapan berwarna kuning?
Ya ………………. Fosfat
Tidak ……………Borat
7. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida. Perhatikan apakah terbentuk larutan berwarna merah?
Ya ………………. Tiosianat
Tidak …………….8
8. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan timbal
asetat. Perhatikan apakah terbentuk endapan berwarna kuning?
Ya ………………. Iodida
Tidak …………….9
9. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
nitrat dan setetes larutan perak nitrat. Perhatikan apakah terbentuk
endapan berwarna kuning muda?
Ya ………………Bromida
Tidak …………...Klorida

Penegasan Anion Golongan 2


1. Anion Oksalat, (COO)₂²⁻
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan putih seperti dadih menunjukkan
adanya anion oksalat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan kalsium
klorida. Terbentuknya endapan kristalin berwarna putih
menunjukkan adanya anion oksalat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat dan setetes larutan kalium permanganate encer, kemudian
panaskan. Hilangnya warna larutan larutan kalium permanganat
menunjukkan adanya anion oksalat.
2. Anion Tartrat, C₄H₄O₆²⁻
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan putih seperti dadih menunjukkan
adanya anion tartrat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan kalsium
klorida. Terbentuknya endapan kristalin berwarna putih
menunjukkan adanya anion tartrat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan kalium
klorida dan setetes larutan asam asetat, kocok kuat-kuat atau
gores dinding tabung reaksi dengan batang kaca. Terbentuknya
endapan kristalin berwarna putih menunjukkan adanya anion
tartrat.
3. Anion Borat, BO₃³⁻ atau B₄O₇²⁻
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya anion
borat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya
anion borat.
c. Ambil setetes larutan sampel ke dalam cawan porselen,
tambahkan setetes asam sulfat pekat dan beberapa tetes metanol
atau etanol, kemudian nyalakan dengan api. Terbentuknya nyala
dengan pinggiran hijau adanya anion borat.
4. Anion Fosfat, PO₄³⁻
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan kuning menunjukkan adanya
anion fosfat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya
anion fosfat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida. Terbentuknya endapan putih-kekuningan menunjukkan
adanya anion fosfat.
5. Anion Sitrat, C₆H₅O₇³‾
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan putih seperti dadih menunjukkan
adanya anion sitrat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan kalsium
klorida. Tidak terbentuknya endapan kristalin berwarna putih,
menunjukkan adanya anion sitrat. Reaksi ini digunakan untuk
membedakan anion sitrat dari anion tartrat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat encer dan setetes larutan kalium permanganate encer,
kemudian panaskan. Hilangnya warna larutan larutan kalium
permanganat menunjukkan adanya anion sitrat.
6. Anion Asetat, CH₃COO‾
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan kristalin berwarna putih
menunjukkan adanya anion asetat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan kalsium
klorida atau larutan barium klorida, atau larutan raksa (II)
klorida. Tidak terbentuknya endapan, menunjukkan adanya
anion asetat. Reaksi ini digunakan untuk membedakan anion
asetat dari anion oksalat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan feri
klorida. Terbentuknya larutan berwarna merah tua menunjukkan
adanya anion asetat.
7. Anion Klorida, Cl‾
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan putih seperti dadih yang tidak larut
dalam asam nitrat encer, menunjukkan adanya anion klorida.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan timbal
asetat. Terbentuknya endapan berwarna putih menunjukkan
adanya anion klorida.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes laruran raksa
(II) klorida. Tidak terbentuknya endapan menunjukkan adanya
anion klorida.
8. Anion Bromida, Br‾
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan kuning pucat seperti dadih yang
tidak larut dalam asam nitrat encer, menunjukkan adanya anion
bromida.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan timbal
asetat. Terbentuknya endapan kristalin berwarna putih
menunjukkan adanya anion bromida.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes laruran raksa
(II) klorida. Tidak terbentuknya endapan menunjukkan adanya
anion bromida.
9. Anion Iodida, I‾
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Terbentuknya endapan kuning seperti dadih yang tidak
larut dalam asam nitrat encer, menunjukkan adanya anion
iodida.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan timbal
asetat. Terbentuknya endapan kristalin berwarna kuning emas
menunjukkan adanya anion iodida.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes laruran raksa
(II) klorida. Terbentuknya endapan berwarna merah terang yang
larut kembali bila ditambahkan larutan kalium iodide
berlebihan, menunjukkan adanya anion iodida.
3.2.3 ANALISIS ANION GOLONGAN 3, 4 DAN 5
Penentuan Golongan Anion
1. Ambil satu tetes larutan sampel, tambahkan satu tetes larutan HCl
encer. Perhatikan apakah terbentuk endapan, gas atau perubahan
warna?
Ya ………………. Golongan 1
Tidak …………….2
2. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes lauran perak
nitrat. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Golongan 2
Tidak …………….3
3. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Golongan 3
Tidak …………….4
4. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat dan setets larutan kalium permanganate encer. Perhatikan
apakah warna kalium permanganate (ungu) hilang?
Ya………………. Golongan 4
Tidak…………… Golongan 5
Penegasan Anion Golongan 3
1. Anion Sulfat, SO₄²⁻
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan barium
klorida. Terbentuknya endapan kristalin berwarna putih
menunjukkan adanya anion sulfat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan timbal
asetat. Terbentuknya endapan berwarna putih menunjukkan
adanya anion sulfat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan raksa
(II) klorida. Terbentuknya endapan berwarna kuning,
menunjukkan adanya anion sulfat.
Penegasan Anion Golongan 4
1. Anion Laktat, CH₃CHOHCOO‾
a. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat encer dan setetes larutan kalium permangganat encer,
panaskan hati-hati. Hilangnya warna larutan kalium
permangganat dan terciumnya bau asetaldehida menunjukkan
adanya anion laktat.
b. Masukkan setetes larutan sampel ke dalam cawan porselen,
tambahkan setetes asam sulfat pekat kemudian panaskan.
Terjadinya pengarangan dan timbulnya gas yang dapat terbakar
dengan nyala biru, menunjukkan adanya anion laktat.
Pemisahan Anion Golongan 5
1. Amati warna larutan sampel. Apakah larutan berwarna ungu?
Ya ………………. Permanganat
Tidak …………….2
2. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes natrium nitrit dan
setetes larutan perak nitrat. Perhatikan apakah terbentuk endapan?
Ya ………………. Klorat
Tidak …………….Nitrat
Penegasan Anion Golongan 5
1. Anion Permanganat, MnO₄⁻
a. Amati larutan sampel, larutan berwarna merah muda atau ungu
menunjukkan adanya anion permanganat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat encer dan setetes larutan asam oksalat, panaskan hati-hati.
Hilangnya warna larutan, menunjukkan adanya anion
permanganat.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan asam
sulfat encer dan setetes larutan natrium nitrit. Hilangnya warna
larutan, menunjukkan adanya anion permanganat.
2. Anion Nitrat, NO₃⁻
a. Amati larutan sampel, larutan sampel yang tidak berwarna
menunjukkan adanya anion nitrit.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan dengan hati-hati
setetes larutan difenilamina. Terbentuknya warna biru pada
daerah persentuhan kedua larutan itu, menunjukkan adanya
anion nitrit.
c. Uji cincin coklat: masukkan setetes larutan sampel ke dalam
sebuah tabung reaksi, tambahkan 5 setetes larutan jenuh fero
sulfat yang baru dibuat, kemudian teteskan dengan hati-hati
melalui dinding tabung reaksi beberapa tetes asam sulfat pekat.
Terbentuknya cincin coklat pada persentuhan kedua cairan itu,
menunjukkan adanya anion nitrat.
3. Anion Klorat, ClO₃⁻
a. Amati larutan sampel, larutan sampel yang tidak berwarna
menunjukkan adanya anion klorat.
b. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan perak
nitrat. Tidak terbentuknya endapan menunjukkan adanya anion
klorat. Reaksi ini digunakan untuk membedakan anion klorat
dan anion klorida.
c. Ambil setetes larutan sampel, tambahkan setetes larutan natrium
nitrit, lalu panaskan. Setelah dingin, tambahkan setetes larutan
asam nitrit encer dan setetes larutan perak nitrat. Terbentuknya
endapan berwarna putih menunjukkan adanya anion klorat.
IV. HASIL PENGAMATAN
LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : No BP :

Objek : Analisis Anion Golongan 1 Tanggal :

I. PENENTUAN GOLONGAN ANION


Hasil
NO Pengujian Keterangan / reaksi
pengamatan
1. Reaksi dengan HCl Terbentuk gas Golongan 1
2. Reaksi dengan AgN𝑂3
3. Reaksi dengan BaC𝑙2
4. Raksi dengan 𝐻2 𝑆𝑂4+ KM𝑛𝑂4

Kesimpulan sementara: Sampel 2 tergolong Anion golongan 1

II. PEMISAHAN ANION GOLONGAN 1


NO Pengujian Hasil pengamatan Keterangan / reaksi
1. Sampel + HCl encer/𝐻2 𝑆𝑂4 terbentuk gas Anion nitrit, N𝑂2-
2. Sampel + Setetes larutan asam gas berwarna coklat Anion nitrit, N𝑂2-
sulfat encer
3.
4.

Kesimpulan sementara: sampel 2 golongan 1 yaitu anion nitrit, N𝑂2 -


III. PENEGASAN ANION
NO Pengujian Hasil pengamatan Keterangan /reaksi
1. Sampel+setetes larutan asam terbentuk Anion nitrit, N𝑂2-
klorida encer gelembung gas
berwarna coklat
2. Sampel+setetes larutan barium Terbentuk endapan Anion nitrit, N𝑂2-
klorida

Kesimpulan akhir : Sampel 2 golongan 1 yaitu anion nitrit, N𝑂2-


LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : No BP :

Objek : Analisis Anion Golongan 2 Tanggal :

I. PENENTUAN GOLONGAN ANION


Hasil Keterangan /
NO Pengujian
pengamatan reaksi
1. Reaksi dengan HCl Tidak ada endapan Golongan 2
2. Reaksi dengan AgN𝑂3 endapan putih Golongan 2
3. Reaksi dengan BaC𝑙2
4. Raksi dengan + 𝐾𝑀𝑛𝑂4

Kesimpulan sementara: Sampel 3 termasuk golongan 2

II. PEMISAHAN ANION GOLONGAN 2


Keterangan /
NO Pengujian Hasil pengamatan
reaksi
1. Sampel + setetes larutan feri Tidak ada endapan Anion oksalat
klorida
2. Sampel + setetes larutan asam Tidakt ada endapan Anion oksalat
asetat + kalium klorida

Kesimpulan sementara : sampel 3 golongan 2 yaitu oksalat

III. PENEGASAN ANION


NO Pengujian Hasil pengamatan Keterangan
/reaksi
1. Sampel+Setetes larutan perak endapan putih Anion oksalat
nitrat
2. Sampel+setetes larutan kalsium Endapan kristalin Anion oksalat
klorida berwarna putih
3. Sampel+larutan asam sulfat Hilang warna Anion oksalat
encer+kalium permanganat larutan kalium
encer permanganat

Kesimpulan akhir : Sampel 3 golongan 2 yaitu anion oksalat


LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : No BP :

Objek : Analisis Anion Golongan 3 Tanggal :

I. PENENTUAN GOLONGAN ANION


Hasil Keterangan /
NO Pengujian
pengamatan reaksi
1. Reaksi dengan HCl
2. Reaksi dengan AgN𝑂3
3. Reaksi dengan BaC𝑙2 Endapan putih Golongan 3
4. Raksi dengan + 𝐾𝑀𝑛𝑂4

Kesimpulan sementara: Sampel 3 golongan 3

II. PEMISAHAN ANION GOLONGAN 3


Keterangan /
NO Pengujian Hasil pengamatan
reaksi
1. - - -

Kesimpulan sementara : Sampel 3 golongan 3 tidak dilakukan karena tidak ada


pengujian pemisahan anion golongan 3

III. PENEGASAN ANION


NO Pengujian Hasil pengamatan Keterangan
/reaksi
1. Sampel + Barium Clorida Tidak terbentuk Anion sulfat
Endapan kristal putih
2. Sampel+ timbal 2 asetat Endapan berwarna Anion Sulfat
putih

Kesimpulan akhir : Sampel 3 golongan 3


LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : No BP :

Objek : Analisis Anion Golongan 4 Tanggal :

II. PENENTUAN GOLONGAN ANION


Hasil Keterangan /
NO Pengujian
pengamatan reaksi
1. Reaksi dengan HCl Tidak Bereaksi Tidak terbentuk
2. Reaksi dengan AgN𝑂3
3. Reaksi dengan BaC𝑙2
4. Reaksi dengan + Bereaksi Warna kalium
𝐾𝑀𝑛𝑂4 permanganat
hilang

Kesimpulan sementara: Sampel 4 Anion golongan 4

II. PEMISAHAN ANION GOLONGAN 1


Keterangan /
NO Pengujian Hasil pengamatan
reaksi
1. Reaksi dengan asam sulfat encer Bereaksi Hilang warna
dan kalium permanganat encer, larutan kalium
panaskan permanganat
dan tercium bau
asetil dehid

Kesimpulan sementara : Sampel 4 golongan 5 yaitu anion klorin dioksida

III. PENEGASAN ANION


Keterangan
NO Pengujian Hasil pengamatan
/reaksi
1. Sampel + AgN𝑂3 Tidak Terbentuk Anion Klorin
endapan dioksida

Kesimpulan akhir : Sampel 4 golongan 4 yaitu anion Laktat


LAPORAN PRAKTIKUM

Nama : No BP :

Objek : Analisis Anion Golongan 5 Tanggal :

II. PENENTUAN GOLONGAN ANION SAMPEL 5


Hasil Keterangan /
NO Pengujian
pengamatan reaksi
1. Reaksi dengan HCl
2. Reaksi dengan AgN𝑂3
3. Reaksi dengan 𝐵𝑎𝐶𝑙 2 Tidak terbentuk Anion Klorin
endapan dioksida
4. Raksi dengan + 𝐾𝑀𝑛𝑂4 Tidak ada Anion Klorin
perubahan warna dioksida

Kesimpulan sementara: Sampel 5 Anion golongan 5

II. PEMISAHAN ANION GOLONGAN 1


Keterangan /
NO Pengujian Hasil pengamatan
reaksi
1. Sampel 5 + (AgN𝑂3 + NaCl) Tidak ada bau Anion Klorin
balerang dioksida

Kesimpulan sementara :Sampel 5 golongan 5 yaitu anion klorin dioksida

III. PENEGASAN ANION


Keterangan
NO Pengujian Hasil pengamatan
/reaksi
1. Sampel + AgN𝑂3 Tidak Terbentuk Anion Klorin
endapan dioksida

Kesimpulan akhir : sampel 5 golongan 5 yaitu anion klorin dioksida


V. PEMBAHASAN
Anion adalah atom yang bermuatan negatif bila kelebihan elektron. Analisis
anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya
anion tertentu atau kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji spesifik dari anion
tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak penting, karena uji
spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak peka untuk anion
lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan alam suatu analisis anion
oleh anion lain, maka diperlukan langkah awal proses pemisahan.
Dalam menentukan jenis suatu sampel maka terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan pendahuluan yaitu uji organoleptic dengan kasat mata seperti melihat
bentuk, warna, kelarutan dalam air dan lain lain. Kemudian dilakukan lagi reaksi
penggolongan, pemisahan dan penetapan suatu zat.
Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap, diawali dengan
pendahuluan untuk mengetahui adanya ion pereduksi, pengoksidasi, deteksi dari
kelompok anion dan sifat anion terhadap asam sulfat pekat. Kemudian tes khusus
anion berdasarkan perubahan perubahannya pada senyawa senyawa tertentu. Pada
proses identifikasi anion terdapat proses yang melibatkan identifikasi produk-
produk yang mudah menguap yang diperoleh pada pengolahan dengan asam-
asam, misalnya anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau
H2SO4 encer dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4
pekat.
Sampel HR33 yang diuji organoleptic berwarna putih, bentuknya serbuk atau
hablur, dan tidak berbau. Sampel HR33 larut sempurna pada air. Setelah
melakukan uji organoleptic kemudian dilakukan uji penentuan kelompok anion
dimana sampel HR33 direaksikan dengan AgNO3. Namun larutan tersebut tidak
bereaksi dan ditambahkan lagi dengan HNO3 dan larutan tersebut tidak bereaksi.
Lalu larutan stok direaksikan dengan Ba(NO3)2 dan ditambahkan dengan HNO3,
namun tidak bereaksi. Berdasarkan pengujian tersebut maka sampel HR33
merupakan kelompok anion MNO4- atau NO3.
Untuk menentukan jenis anion, maka dilakukan uji spesifik. Yaitu sampel
HR33 direaksikan dengan FeCl3, HCl, dan H2SO4, namun tidak terjadi perubahan
atau tidak bereaksi.
Selanjutnya direaksikan dengan FeSO4 dan ditambahkan dengan H2SO4,
perubahan yang terjadi adalah pada sampel tersebut terdapat cincin coklat tipis.
Jenis anion yang dicurigai adalah NO3-.
Untuk lebih menyakinkan, maka sampel HR33 direaksikan kembali dengan
H2SO4 dan ditambahkan dengan KMnO4. Perubahan yang terjadi adalah terbentuk
warna KMnO4. Hal ini menunjukkan bahwa sampel HR33 merupakan anion
golongan II yaitu NO3-. Namun telah terjadi kesalahan sampel tersebut merupakan
anion golongan II yaitu SO4.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation.
Pengujian dilakukan dengan cara meneliti atau mengamati sampel yang telah
ditambahkan reagen akan mengalami pengendapan atau tidak. Selanjutnya
kita akan mengamati perbedaan penambahan reagen yang berlebih dan
dilakukan pemanasan pada pengujian reagen yang berlebih. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis pada saat
pengujian atau praktikum.
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation.
Pengujian dilakukan dengan cara meneliti atau mengamati sampel yang telah
ditambahkan reagen akan mengalami pengendapan atau tidak. Selanjutnya kita
akan mengamati perbedaan penambahan reagen yang berlebih dan dilakukan
pemanasan pada pengujian reagen yang berlebih. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis pada saat pengujian atau
praktikum.
Anion yang membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer
meliputi karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida, nitrit,
hipoklorit, sianida dan sianat, anion yang membentuk gas atau uap bila diolah
dengan H2SO4 pekat meliputi sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,
arsenat, arsenit, kromat, dikromat silikat,salisilat, benzoat, suksinat, fluoride.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Anion golongan 1: Anion golongan 1 terdiri dari anion yang biasanya
mudah terlarut dalam air dan tidak mengendap sebagai garam-garam yang
sulit larut. Anion golongan 2: Anion golongan 2 mencakup anion yang
cenderung membentuk garam yang kurang larut dalam air dan dapat
mengendap. Penting untuk dicatat bahwa penentuan anion golongan 1 dan
2 sering melibatkan penggunaan reagen tertentu dan reaksi khas yang
menghasilkan perubahan warna atau endapan yang dapat diamati secara
visual. Anion golongan 3: Anion golongan 3 terdiri dari anion yang
biasanya menghasilkan endapan yang berwarna ketika bereaksi dengan
reagen tertentu. Anion golongan 4: Anion golongan 4 biasanya tidak
membentuk endapan yang khas dengan reagen tertentu. Anion golongan 5:
Anion golongan 5 mencakup anion yang cenderung membentuk endapan
dengan reagen khusus.
6.2 Saran
1. Rencanakan praktikum dengan baik: Tentukan tujuan praktikum,
sasaran yang ingin dicapai, dan rencanakan langkah-langkah
eksperimen yang akan dilakukan. Pastikan Anda memahami metode
dan prosedur yang diperlukan untuk menganalisis anion tertentu.
2. Persiapkan bahan dan peralatan dengan baik: Pastikan Anda
memiliki semua bahan dan peralatan yang diperlukan sebelum
memulai praktikum. Periksa ketersediaan reagen, larutan standar, alat
ukur, dan peralatan lainnya yang diperlukan.
3. Amati keamanan dan etika: Selalu perhatikan aturan keamanan dan
etika laboratorium. Kenakan peralatan pelindung diri yang sesuai,
seperti jas lab, sarung tangan, kacamata pelindung, dan perlengkapan
lainnya. Juga, pastikan Anda memahami cara penanganan bahan
kimia dengan aman.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.
Jakarta: PT Kalman Medika Pustaka.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro.
Jakarta: PT Kalman Medika Pustaka.
Underwood A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
GAMBAR KETERANGAN

Hasil sampel 1+Nh42Co3

Hasil sampel 1+KI

Hasil sampel 2+(Nh4)CO3

Hasil sampel 3+Nh42CO3


Hasil sampel 4+Nh3C03

Sampel dibakar

Hasil sampel 2+amonium karbonat

Hasil sampel 1+kalium kromat


Hasil sampel 1+sulfat encer

Hasil sampel 1+amonium karbonat

Hasil sampel 3+larutan perak nitrat


(mengendap)

Hasil sampel 5+HCL encer


(terdapat gas)

Anda mungkin juga menyukai