DISUSUN OLEH :
MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Tafsir Hamka
Q.S AL-BAQARAH Ayat 282
Menurut penafsiran Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan bahwa
ayat ini memerintahkan supaya perjanjian-perjanjian yang diperbuat dengan
persetujuan kedua belah pihak itu dituliskan dengan terang oleh penulis yang
pandai dan bertanggungjawab. Dan inilah kita uraikan bunyi ayat satu demi
satu.
2) Sebab itu tidaklah layak, karena berbaik hati kedua belah pihak, lalu
berkata tidak perlu dituliskan, karena kita sudah percaya mempercayai.
2. Misalnya tidak boleh ada riba, tetapi sangat dianjurkan ada Qardhan
Hasanan, yaitu ganti kerugian yang layak.
2) jangan sampai ada yang dikurangi, artinya yang di kemudian hari bisa
jadi pangkal selisih. Misalnya karena salah penafsiran karena memang
disengaja hendak mencari jalan membebaskan diri dengan cara yang
tidak jujur
2) Dia boleh hanya enggan kalau menurut pengetahuannya ada lagi orang
lain yang lebih tahu duduk soal daripada dirinya sendiri.
“Yang demikian itulah yeng lebih adil di sisi Allah SWT, dan lebih
teguh untuk kesaksian, dan yang lebih dekat untuk tidak ada keragu-
raguan.”
1) Dengan begini, maka keadilan di sisi Allah SWT terpelihara baik,
sehingga tercapai yang benar-benar “karena Allah SWT”, dan apabila
di belakang hari perlu dipersaksikan lagi, sudah ada hitam di atas putih
tempat berpegang, dan keragu-raguan hilang, sebab sampai yang
sekecil-kecilnyapun dituliskan.
2) bahwa transaksi gadai masih belum jadi kecuali bila barang jaminan
telah dipegang, seperti yang dikatakan oleh mazhab Syafii dan jumhur
ulama.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sifat pertanggungjawaban profesi notaris yang
berkaitan dengan kegiatan seperti laporan, administrasi, dan pembukuan. Serta
tanggung jawab untuk mematuhi hukum,tanggung jawab melaksanakan
prosedur hingga pada tanggung jawab atas hasil. Hail ini sejalan denga nilai
yang terkadung pada Q.S Al-Baqarah ayat 282,
2. Responsibilitas
Responsilitas adalah sifat wajib atas memberikan pelayanan. Bagi
seorang notaris maka harus mendengarkan dan memberi pelayanan sesuai
dengan prosedur dan kewenangannya. Seorang notaris merupakan pelayan
public, yang memiliki tanggung jawab dalam melakukan pelayanan sesuai
dengan kewenangan dan ilmu yang dimiliki.Nilai ini dapat dilihat dari
potongan ayat Q.S Al-Baqarah Ayat 282,
3. Transaparansi.
Transparasi adalah keterbukaan dalam melaksanakan suatu proses
kegiatan. Di bidang hukum, transparansi merupakan pintu menuju keadilan dan
kebenaran. Tanpa transparansi, besar kemungkinan akan muncul
penyimpangan dalam proses penegakan hukumnya. Karena notaris
menjalankan fungsi pelayanan public dari segi buatana akta otentik, maka
notaris harus memperhatikan hak-hak para pihak yang menghadap dengan tidak
memihak pada salah satunya. Transaparansi juga berhubungan dengan
prosedur pelayanan yang dilakukan oleh notaris
Maka dalam prosesnya akan dikenal transaksi Tunai dan Non Tunai
serta dapat dilakukan dimana saja. Jika dilihat dari hal tersebut, maka bentuk
transaksi yang disepakati merupakan bentuk perjanjiaan/kesepakatan antar
pihak. dalam kesepakatan tentu antar pihak sudah tau konsekuensi apa saja
yang akan ditimbulkan untuk jenis transaksi yang dipilih dan bidang
perusahaan . Maka dari itu penulis menarik dari Q.S Al-BAQARAH Ayat 283.
Transaksi Tunai, hal ini sangat umum di masyarakat, dimana setiap
kegiatan jual-beli masyarakatn akab melakukan transaksi (pembayaran) secara
real, yakni dengan memberi jumlah/nominal pada setiap Barang/Jasa yang
diterima dari penyedia/penjual. Dalam hal ini pun tidak sesederhana yang
dipikirkan, bahwa setelah terjadi atau sebelum terjadi transaksi baiknya ada
pencatatan yang dapat menjadi bukti pegangan bagi yang terlibat dalam
transaksi tersebut, masyarkat biasa mengatakan NOTA/KWITANSI, hal yang
telah putus saja terkadang masih dibuatkan bukti pencatatan agar menjadi
penolong/petunjuk jika tak diharapkan ada perselisihan. Namun jikan
dihubungkan dengan Q.S AL-BAQARAH Ayat 283
DOKUMENTASI