Anda di halaman 1dari 3

6.

Sejarah Musik Kontemporer

Sejarah musik kontemporer sebenarnya sudah dikenal dalam dunia permusikan sejak abad ke-19.
Menurut catatan Suhertin dalam Seni Budaya (2020, hlm. 40), kelahiran musik kontemporer pertama kali
terjadi di daratan barat, Eropa. Akan tetapi, ia juga mencatat terkait nilai kebaruan kontemporer yang
sudah digunakan sejak masa Johann Sebastian Bach (1685-1750). Pada abad ke-19, mulai muncul
beberapa pelopor istilah kontemporer di Prancis. Mereka adalah para pelukis penganut aliran
impresionisme. Tokoh-tokoh yang disebutkan mempengaruhi kontemporer ini meliputi Monet, Renoir,
Degas, dan sejmulah pelukis impresionis lainnya. Sedangkan pelopor musik kontemporer, dikenal dengan
nama Arnold Schoenberg. Berdasarkan susunan katanya, kontemporer mencakup “co” yang berarti
“bersama” dan “tempo” yang berarti “waktu”. Dengan begitu, penciptaannya akan selalu baru lantaran
waktu terus berjalan. Masih sejalan dengan pendapat di atas, Nindyo Subroto dalam Musik Kontemporer
(2018, hlm. 10) menerangkan bahwa musik kontemporer punya kaitan erat dengan waktu. Bukan hanya
berjalan bersama waktu, tapi yang dimaksud adalah mendahului waktu dengan penciptaan-penciptaan
karya barunya.

7. Tokoh-tokoh musik kontemporer Indonesia

Beberapa Tokoh Musik Kontemporer Indonesia diantaranya :

 Harry Roesli

Harry Roesli Profesor psikologi ini bukanlah musisi biasa. Dia melahirkan fenomena budaya musik
kontemporer yang berbeda, komunikatif, dan konsisten memancarkan kritik sosial. Dia mampu secara
kreatif melahirkan dan menyajikan kesenian secara komunikatif. Karya-karyanya konsisten memunculkan
kritik sosial secara lugas dalam watak musik teater lenong. Beberapa karya musiknya yang terkenal di
antaranya : “Musik Rumah Sakit” ( 1979 dan 1980 di Jakarta), “Parenthese”, “Musik Sikat Gigi” (1982 di
Jakarta), Opera Ikan Asin, dan Opera Kecoa. Harry Roesli bukan musisi biasa. Kehidupan yang
sesungguhnya baginya adalah seni musik. Kehidupannya adalah kegiatan musik. Alat yang digunakan
untuk musik kontemporernya yakni perkusi, band, rekaman musik, dan lain-lain2. Slamet Abdul Sjukur
Slamet Slamet berpendapat kalau ada penonton yang bingung mendengarkan musik kontemperer , ya
lumrah saja. Hal ini disebabkan oleh jarak tafsir antara pemusik dengan penonton yang ada. Slamet
mengaitkan karya musik kontemporer dengan zaman sekarang. Salah satu ciri khasnya yaitu adanya sifat
mendrobrak. Tetapi saat berbicara mengenai perlunya suatu pembaruan, Slamet tidak terbatas pada
permasalahan sosial atau politik. Di dalam musik itu sendiri banyak hal-hal yang perlu dikembangkan.
Misalnya5 yang mempunyai suara uwek-uwek, yang belum pernah ada sebelumnya dalam dunia musik.
Hal seperti itu tentu merupakan tanda kreatifitas yang bisa mengembangkan seni musik itu sendiri.
Dalam pertunjukannya, ada pula tari yang ditampilkan sendirian dan musik yang ditampilkan sendirian.

 Djaduk Ferianto

Djaduk Ferianto memadukan antara elemen musik tradisional dan modern. Dalam karya musiknya, alat
musik yang digunakan sudah sering kita lihat, hanya saja perpaduan yang belum pernah ada
sebelumnya. Misalnya kendang dipadu dengan flute. Djaduk banyak bereksperimen bersama grup
musiknya yang berbasis di Yogya, Sinten Remen.

 Nyoman Winda
Musik tradisional Bali selama ini didominasi alat-alat pukul (perkusi) sehingga karakteristik musiknya
cendrung keras, bersemangat dan lincah. Inilah yang sering dianggap sebagai ciri khas musik Bali. I
Nyoman Winda Mengarap musik kontemporer dengan komposisi baru, yaitu simfoni bambu yang dipadu
dengan musik vokal.

 Al Suwardi

Gamelan Genta sudah lama dianggap ‘mati’ di Kerajaan Solo. Suara yang indah itu, tampak tampaknya
terus terngiang di telinga dan menggugat pikiran dan perasaan Al Suwardi yang akhirnya bersusah payah
membuat peralatan gamelan genta baru, yang orientasi baru dan tangga nada baru pula. Swara Genta,
begitulah judul yang akan menggema dari musik kontemporer Al Suwardi.

 Royke (Media Perkusi)

Royke merupakan seorang musisi yang secara khusus mengeksplorasikan musik-musik kontemprorer
Royke jauh dari nuansa futuristik. Dia menampilkan komposisi dengan kendang, kemudian drum akustik
serta petikan gitar dengan komposisi yang terkesan klasikal. Menurut Royke, musik itu sebenarnya tidak
ada yang jelek. Semua musik lahir dari pengolahan ide atau gagasan, apabila di eksplorasi tidak akan
habis, khususnya untuk mendapatkan bentuk baru dan taste yang lain. Musik adalah suatu yang
universal khususnya untuk menyampaikan pesan dari pembuat musik kepada masyarakat. Yang penting,
bermusik haruslah kreatif, karena kreativitas adalah suatu awal yang tidak akan pernah terputus. Royke
mengungkapkan, kehadiran musik kontemporer bukan untuk menyaingi musik konvensional saat ini,
melainkan lebih ditujukan pada balancing position.

 Jomped

Musik kontemporer Jomped, secara khusus menampilkan komposisi musik dari proses kreatifitasnya,
dan proses pencariannya dalam mengeksplorasi media komputer. Musik yang terkesan tidak lazim ini,
lebih mengarah pada bentukan musik elektronis dengan perpaduan efek cahaya yang menimbulkan
suasana futuristik. Untuk menghidupkan musiknya, Jomped menambahkan beberapa perangkat
software yang sacara khusus dibuat denagn menggabungkan berbagai elemen yang dianggap bisa
menciptakan bunyi sesuai dengan keinginan. Menurutnya, musik komputer memang terkesan susah
dicerna, tetapi sebenarnya di dalam musik ini terkandung sebuah nilai rasa bunyi yang bisa dikatakan
berbeda. Musik ini memang terkesan meleneh, tapi kalau mau dirasakan, terdapat muatan rasa yang
lain.

8. Ciri khas musik kontemporer

Musik kontemporer memiliki ciri khas, yaitu:

 Memiliki warna bunyi sejenis atau berbagai macam jenis.Memiliki notasi yang hanya bisa
dimengerti oleh pemusik karena notasinya ditulis dengan tanda atau simbol.
 Mempunyai improvisasi yang beragam sesuai keinginan si pembuat musik (komposer).
 Suara yang dihasilkan berasal dari berbagai macam sumber bukan hanya dari alat musik saja.
 Jenis tangga nada pada musik kontemporer beragam.
 Jenis irama yang digunakan tidak terpaku pada satu jenis irama.
 Tempo dan dinamikanya bervariasi.
 Melodi liriknya mempunyai jumlah yang sedikit.
 Memiliki ritme yang kompleks.
 Lebih banyak menggunakan instrumen perkusi.
 Alat musik yang digunakan merupakan perpaduan suara dari alat musik sintesis dan elektronik.
 Tidak terikat akan adanya aturan permainan pada zaman dahulu dan zaman sekarang

Anda mungkin juga menyukai