Anda di halaman 1dari 21

Mengenal Musik Kontemporer,

Fungsi, dan Karakteristiknya


Apa Itu Musik Kontemporer
Musik kontemporer muncul sebagai ekspresi individual
seniman musik. Musik ini jadi wadah seniman musik
mengaransemen sajian yang berbeda dari yang pernah
ada. Pada buku Kreasi Musik Kontemporer oleh MA
Nugroho disebutkan bahwa musik pada abad ke-20
memiliki kecenderungan terpengaruh sastra dan seni
dalam persembahannya. Inilah yang membuat musik
kontemporer dirasa lebih bervariasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan


artian dari kontemporer adalah pada waktu yang sama,
semasa. sewaktu, pada masa kini, atau dewasa ini.
Sementara dilansir dari e-Modul Seni Budaya XII SMA
terbitan Kemdikbud, musik kontemporer lazim disebut
new musik atau musik baru, sehingga musik sepatutnya
menghadirkan sesuatu yang baru.
Musik kontemporer sering juga disebut Musik Garda
Depan (avantgarde), karena dianggap memiliki aliran
musik yang terdepan di sebuah era. Musik kontemporer
sering dianggap sebagai produk dari modernisasi.

Disitat dari buku Modul Pembelajaran SMA Seni Budaya


Kelas XII terbitan Kemdikbud, dijelaskan istilah
kontemporer memiliki arti bersamaan atau sezaman.
Musik kontemporer adalah musik baru di Indonesia yang
tidak berkaitan dengan tradisi sama sekali, sehingga
punya kesan bebas dan tak biasa.

Musik kontemporer menyajikan konsep musik yang


benar benar baru, dengan menggunakan beragam
sumber bunyi sebagai media ekspresi yang kreatif. Musik
kontemporer menyajikan hal hal baru yang tidak
terpikirkan sebelumnya, namun meskipun bebas tetap
harus didasari konsep yang kuat dan tidak asal bunyi dan
asal jadi.
Musik kontemporer dipelopori oleh Arnold Schoenberg
dengan tangga nada duodekatonik atau 12 nada. Tangga
nada yang umum dikenal adalah diatonik, terdiri dari 7
nada: do re mi fa so la ti. Ini merupakan sebuah genre
musik yang mandiri, keberadaannya mulai marak setelah
berakhirnya perang dunia II.

Secara spesifik, musik kontemporer lebih banyak


berkaitan dengan perkembangan sejarah musik barat di
Eropa dan Amerika. Seni kontemporer juga tidak bersifat
normatif

Fungsi Musik Kontemporer


- Pengembangan Musik
Merupakan pengembangan dari musik jenis baru,
sehingga terpengaruh dengan tradisi ataupun diluar
tradisi. Segala jenis bunyi bisa dikaitkan dengan musik
kontemporer.

- Sarana Beribadah
Dalam penelitian berjudul Musik Kristen Kontemporer
pada Peribadatan Revival City Church Yogyakarta oleh
Hizkia Ayabel, dijelaskan bahwa musik kontemporer
memiliki fungsi sebagai sarana ekspresi bagi jemaat
untuk berkomunikasi dengan Tuhan, nampak dari
keterlibatan musik dalam dalam aktivitas peribadatan.

- Memelihara Kebudayaan Lokal


Salah satu seniman musik kontemporer yang terkenal
yakni mendiang Djaduk Ferianto yang terkenal melalui
karya-karyanya seperti Orkes Sumpeg Nang Ning Nong,
Ritus Swara, dan masih banyak lagi. karya nya mampu
memadukan elemen musik tradisional dan modern,
seperti kendang dan flute. Bersama grup musiknya,
Sinten Remen, ia mampu bereksperimen dengan
kebudayaan lokal dan menjadikannya seniman yang
kental dengan budaya Jawa.

- Bukti Sumber Bunyi dapat Diolah


Menjadi Musik
Bunyi dengan media apapun baik menggunakan media
konvensional maupun media lain dengan alat di sekitar
kita pun, dapat menghasilkan sumber bunyi yang
menarik sebagai musik.

Karakteristik Musik Kontemporer


Setiap karya musik memiliki ciri
karakteristik yang berbeda. Meskipun
musik kontemporer bersifat bebas dan
tidak memiliki patokan dalam karyanya,
ada beberapa ciri yang jadi pembeda
antara karya musik kontemporer dengan
karya musik lainnya. Berikut karakteristik
musik kontemporer yang bisa jadi
pedoman ketika akan membuat karya:

Judul yang tak lazim atau asing.


Tema yang tak biasa, seperti contohnya
"Tetabuhan Sungut" karya Slamet Abdul
Syukur yang mengusung tema eksplorasi
kemampuan bunyi mulut manusia.
Penggunaan tanda sukat yang tidak
lazim dan sering berubah ubah misalnya
5 / 8, 16 / 8 , 12/4 dan lainnya.
Penggunaan harmoni vertikal dan
komposisi paralel yang tidak terikat.
Penggunaan konsep musik modal, tonal
dan atonal dengan bebas.
Penggunaan sumber bunyi yang tidak
lazim digunakan dalam komposisi musik.
Menyajikan hal baru yang tidak biasa.
Memiliki kebebasan dari kaidah
bermusik yang berlaku.
Menggunakan notasi auditif dan notasi,
sebab notasi balok/angka dalam musik
tidak cukup untuk menuliskan notasi
musik kontemporer yang unik

Unsur-Unsur Musik
Kontemporer
1. Unsur-Unsur Musik Kontemporer

Berikut ini unsur-unsur musik


kontemporer yang terbagi menjadi
beberapa jenis, di antaranya:

- Warna nada (tone color)


Dalam musik kontemporer, terdapat
sedikit penekanan pada campuran suara.
Selain itu, perkusi juga memainkan
peran utama. Warna nada yang
dimainkan secara individu akan
terdengar jelas pada musik ini.

- Harmoni

Dalam musik kontemporer, dikenal


istilah 'polychord', di mana dua kunci
nada terdengar pada waktu yang
bersamaan. Dalam harmoni musik
kontemporer juga menggunakan empat
kunci nada.
Selain itu, musik kontemporer
menggunakan tone cluster yang
dihasilkan dari suara piano. Dalam musik
kontemporer dikenal istilah
'polytonality', yaitu penggunaan dua
atau lebih kunci nada pada waktu yang
bersamaan.

- Ritme

Ritme merupakan satu di antara unsur


musik kontemporer yang paling
mencolok. Kebanyakan ritme yang
digunakan merupakan ritme yang
membangkitkan semangat, dorongan,
dan kegembiraan.

Selain itu, terdapat kelompok ketukan


yang tak beraturan. Dalam ritme musik
kontemporer, dikenal istilah
'polyrhrthm', yaitu penggunaan dua
ritme yang kontras dalam waktu yang
bersamaan.

- Melodi

Melodi adalah tingkatan tinggi rendah


dan panjang pendek nada dalam musik.
Melodi dalam musik kontemporer
dikenal memiliki range yang sangat lebar
atau besar dan menggunakan 12 nada
kromatik tanpa tonel center.

Ciri Khas dan Karakteristik


Musik Kontemporer
2. Ciri Khas Musik Kontemporer

Musik kontemporer memiliki ciri khas, yaitu:

Memiliki warna bunyi sejenis atau berbagai macam jenis.


Memiliki notasi yang hanya bisa dimengerti oleh pemusik
karena notasinya ditulis dengan tanda atau simbol.
Mempunyai improvisasi yang beragam sesuai keinginan si
pembuat musik (komposer).
Suara yang dihasilkan berasal dari berbagai macam sumber
bukan hanya dari alat musik saja.
Jenis tangga nada pada musik kontemporer beragam.
Jenis irama yang digunakan tidak terpaku pada satu jenis irama.
Tempo dan dinamikanya bervariasi.
Melodi liriknya mempunyai jumlah yang sedikit.
Memiliki ritme yang kompleks.
Lebih banyak menggunakan instrumen perkusi.
Alat musik yang digunakan merupakan perpaduan suara dari
alat musik sintesis dan elektronik.
Tidak terikat akan adanya aturan permainan pada zaman
dahulu dan zaman sekarang.
3. Karakteristik Musik Kontemporer

Berikut karakteristik umum pada musik kontemporer:

Melodi liriknya tak sebanyak periode sebelumnya.


Adanya harmoni yang disonan.
Ritme yang kompleks.
Terdapat banyak suara perkusi.
Suara dari alat musik tiup wood wind and brass, serta suara
perkusi lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
Penggunaan suara sintetis dan elektronik.

Fungsi Musik Kontemporer


4. Fungsi Musik Kontemporer

Berikut beberapa fungsi musik kontemporer secara


umum:

Fungsi religi atau keagamaan, memiliki fungsi untuk


menyebarkan nilai-nilai keagamaan.
Fungsi komunikasi, yaitu menggunakan musik untuk
mengomunikasikan gagasannya kepada masyarakat. Baik
itu berupa ide, kritik sosial, dan lain sebagainya.
Fungsi pendidikan, setiap cabang seni memiliki fungsi
pendidikannya sendiri. Dalam musik grup atau sebut saja
ansambel, diperlukan kerja sama tim agar musik yang
tercipta harmonis.
Fungsi artistik adalah fungsi yang ditujukan sebagai
media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya.
Fungsi rekreasi atau hiburan merupakan fungsi yang
tidak lepas dari sebuah karya seni pertunjukan.
Sedangkan, untuk fungsi seni musik kontemporer secara
khusus adalah:

Aktualisasi gaya bermusik para komponis.


Sebagai bentuk ditemukan dan berkembangnya
gramatika musik.
Mengembangkan jenis musik baru baik yang berakar
pada tradisi maupun tidak.

Sejarah
Musik klasik kontemporer dapat dipahami sebagai bagian
dari periode yang dimulai pada pertengahan 1970-an
hingga awal 1990-an, yang meliputi musik modernis,
postmodern, neoromantis, dan pluralis. Namun, istilah
tersebut juga dapat digunakan dalam arti yang lebih luas
untuk merujuk pada semua bentuk musik pasca tahun
1945.

Umumnya, “musik klasik kontemporer” mencakup


bentuk seni musik modern seperti musik post-tonal
setelah kematian Anton Webern, termasuk musik serial,
musik elektroakustik, musique concrète, musik
eksperimental, musik atonal, musik minimalis, dan
lainnya, dan musik pasca tahun 1975 seperti musik
Spectral, pasca-minimalis, seni suara, dan lainnya.
Komposer terkenal termasuk Philip Glass, John Adams,
Steve Reich, Thomas Adès, Olivier Messiaen, Pierre
Boulez, Arvo Pärt, Terry Riley dan Charles Ives.

Kapan periode musik kontemporer dalam musik klasik?


Istilah musik klasik kontemporer dan musik klasik
modern dapat digunakan secara bergantian untuk
menyebut musik klasik yang ditulis saat ini.
Bergantung pada konteksnya, permulaan periode
kontemporer dalam musik klasik dapat berkisar dari
musik yang ditulis dalam dua puluh tahun terakhir hingga
musik klasik apa pun yang ditulis sejak tahun 1900!

Bagaimana bisa ada jangkauan seperti itu dalam definisi


musik klasik modern?

Dimulai pada awal 1900-an, komposer klasik mulai


menulis musik yang membuang banyak tradisi harmonik,
melodi, dan formal yang ditetapkan pada era musik
Klasik dan Romantis.

Jadi, beberapa sarjana musik menyatukan semua musik


klasik sejak saat itu sebagai musik klasik modern.

Karakteristik
Saat mendengarkan musik dari periode Klasik atau
Romantis, kita akan melihat lagu memiliki melodi yang
mudah dikenali.
Instrumen
Musik klasik kontemporer cenderung menggunakan
instrumen yang terkait dengan orkestra simfoni
daripada gitar elektrik, drum, dan penyintesis,
seperti dalam musik pop dan rock.

Instrumen umum dalam musik klasik kontemporer


adalah string, piano, alat tiup kayu, kuningan, dan
instrumen perkusi orkestra.

Namun, ada banyak contoh gitar elektrik serta


penyintesis dalam musik klasik kontemporer,
khususnya musik film yang dipengaruhi musik
klasik.

Dalam konteks klasik kontemporer, instrumen ini


biasanya diiringi oleh orkestra atau ansambel
instrumen orkestra yang lebih kecil.
Contoh karya klasik kontemporer yang
menggunakan orkestra dan bass elektrik adalah
konser bass Victor Wooten, La Lección Tres.

Gaya Musik Kontemporer


Musik kontemporer tidak memiliki gaya musik
tertentu. Itu adalah istilah yang mengacu pada
periode daripada gaya musik yang digunakan.
Akibatnya, kita tidak bisa langsung mengatakan itu
dipolakan dengan cara tertentu.

Namun, ada sesuatu yang nyata di sebagian besar


bentuk musik kontemporer. Pertama,
memungkinkan sinergi lebih dari satu gaya musik
orisinal. Banyak gaya musik Afro-Amerika termasuk
dalam kategori ini.
Kedua, penggunaan disonansi menjadi urutan saat
ini untuk beberapa genre musik kontemporer.
Misalnya, penggunaan nada biru yang dulunya tidak
biasa muncul.
Terakhir, musik kontemporer memungkinkan
artisnya melanggar hukum musik yang sudah ada
sejak lama. Banyak dari pendekatan baru ini
ditentang terutama oleh musik klasik.

Ada banyak gaya musik kontemporer lainnya.


Faktanya, istilah musik kontemporer dapat
digunakan terutama untuk merujuk pada genre
modern lainnya selain klasik.

Musik Jazz Kontemporer


Jazz berasal dari Amerika Selatan pada awal abad
ke-20. Musik blues muncul sedikit sebelum jazz,
tetapi keduanya terkait.
Sejak awal jazz, berbagai sub-genre telah terbentuk
seperti big band, bebop, free jazz, smooth jazz, dan
jazz fusion. Dalam beberapa hal, semua musik jazz
dapat dianggap sebagai musik kontemporer. Oleh
karena itu, jika melihat istilah ‘Jazz Kontemporer’
yang digunakan, kemungkinan besar mengacu pada
musik jazz sejak tahun 90-an.

Anda mungkin juga menyukai