Anda di halaman 1dari 2

F.

ASPEK-ASPEK KEHIDUPAN MAYARAKAT PRAAKSARA


1. Aspek Soaial
Masyarakat prasaksara di nusantara pada mulanya hidup sebagai masyarakat Nomaden yaitu mereka
hidup berpindah dari suatu tempat ke yang lain untuk berburu dan mencari makanan. Cara hidup
masyarakat praaksara yang disebut food gathering yaitu sumber makanannya tergantung pada alam.
Pada saat makanan habis mereka akan pindah mencari tempat yang subur. Pada mulanya makann an
yang ditemukan langsung dimakan tapi setelah mengenal api makanan sudah mulai dibakar sebelum
dimakan bersama anggota kelonpoknya.

2. Bidang kepeminpinan
Masyarakat Praaksara di nusantara juga sudah mengenal hidup berkelompok, karena adanya saling
membutuhkan diantara mereka. Kepandaian mengumpukan makanan atau berburu binatang adalah
suatu hal yang memungkinkan untuk diterima dalam suatu kelompok. Mereka yang kuat dan pandai
berburu akan diangkat menjadi pemimpin sedang yang lemah hanya sebagai pengikut saja.
Pemimpin kelompok juga berperan menjaga kelompoknya dari serangan binatang liar atau gamguan
alam lainnya.

3. Bidang Teknologi
Untuk mendapatkan makanan dan hasil buruan yang banyak Masyarakat prakasara memerlukan
peralatan berburu dari batu atau tulang binatang. Peralatan mereka masih sederhana seperti
penggunaaan kapak gengggam dan alat-alat panah. Ketika zaman Plestosen banyak kelompok
Nomaden dari daratan asia masuk dikepulauan nusantara membawa alat-alat peradaban budayanya.
Pusat-pusat kebudayaan di dataran asia yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri itu turut pula
mempengaruh teknologi peralatan hidup masyarakat Praakasara di indonesia. Kebudayaan-
kebudayaan yang masuk diwilayah nusantara. Seperti :
• Kebudayaan peralatan batu (Bacson – Hoabinh) berasal dari lembah sungai mekong
(Vietnam) yang menghasikan kapak sumatra (pebble).•Kebudayaan Logam (Dongsong) berasal juga dari
lembah sungai mekong (Vietnam) yang menghasilkan peralatan logam dari zaman praaksara
•Kebudayaan pembuatan gerabah (Sa-Huynh) berasal dari daerah pantai Vietnam yang memiliki ciri khas
tersendiri.

4. Kehidupan Ekonomi

Pada mulanya kehidupan ekonomi Masyarakat Nomaden Praaksara dimulai dengan Food gatering .
Pada masa selanjutnya berkembanglah tradisi Food Producing yaitu tradisi mengolah makanannya
dengan cara bercocok tanam atau beternak. Pada Masa Food Producing masyarakat praaksara sudah
mulai hidup menetap di goa-goa dan mengenal api. Seiring dengan masa Food Producing masyarakat
praaksara menciptakan alat-alat yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti alat-alat
rumah tangga, alat-alat pertanian, alat-alat berburu serta alat-alat ritual kepercayaan. Mereka juga
sudah mengenal adanya pembagian tugas dalam suatu kelompok, mengenal pemimpin dan mengenal
gotong royong untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang berat dalam kelompoknya .

5. Sistem kepercayaan

Pada saat menghadapi gejala alam masyarakat Praaksara sering kali tidak mengerti dan tidak bisa
menjelaskan sehingga mereka mengembangkan menurut kemampuan daya pikir mereka. Sistem
kepercayaan masyarakat praaksara ditandai adanya lukisan cap tangan di dinding-dinding goa.
Pada perkembangan selanjutnya Lahirlah sistem kepercayaan Animisme, Dinamisme, dan
Totemisme untuk menjawab pertanyaan tentang fenomena alam yang mereka tidak mengerti.
Kepercayaan Animisme yaitu kepercayaan roh-roh orang meninggal yang turut mempengaruhi
kehidupan manusia. Terutama Roh-roh keluarga yang sudah meninggal atau roh-roh kepala
suku/kelompok mereka. menghormati roh orang-orang penting dalam kehidupan mereka dengan
cara menyajikan sesajen dalam suatu upacara ritual. Sedangkan Dinamisme adalah kepercayaan
bahwa setiap benda-benda di alam seperti batu besar atau benda-benda pusaka, memiliki Roh dan
kekuatan yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Dan Totemisme adalah kepercayaan
kepada suatu binatang atau Tumbuhan yang dikeramatkan. Seperti sapi, kera atau pohon beringin.

6. Perubahan sistem pengolahan makanan

Dilihat dari kondisi masyarakat praaksara maka dapat dikatakan bahwa masyarakat Food Producing
lebih maju dalam hal pengolahan makanan dari pada masyarakat food gatering . Masyarakat food
producing memiliki perkembangan peradaban yang lebih maju seiring waktu yang panjang,
perubahan dan kemampuan pola pikirnya senantiasa lebih maju diberbagai tantangan alam yang
dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai