Anda di halaman 1dari 11

e-ISSN 2720-9199

p-ISSN 2541-0148

JURNAL TEKNIK SIPIL

Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan


Gardu Induk Bengo PT PLN
Zainal Arifin Halim1, Musdalifah2, Suci Fatmawati3
1,2,3)Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Makassar,
Jl. Perintis Kemerdekaan km.9 No. 29 Makassar, Indonesia 90245
1)zainalarifinhalim.dty@uim-makassar.ac.id, 2)musdalifah.s.dty@uim-makassar.ac.id,
3)sucifatmawai.dty@uim-makassar.ac.id,

ABSTRAK

Salah satu tujuan dibangunnya Gardu Induk yaitu untuk menyalurkan aliran listrik dari gardu
induk lainnya ataupun dari pembangkit listrik melalui konduktor dan ditopang oleh Tower
transmisi, sehingga pembanguanan suatu gardu induk diperlukan perhitungan yang tepat
sesuai dengan kebutuhan. Proyek pembangunan Gardu Induk ini berada pada Desa selli
Kecamatan Bengo Kab Bone yang dihubungkan oleh Transmisi Line Saluran Udara
Tegangan Tinggi dari Gardu Induk Soppeng, yang berada pada Kabupaten Soppeng, dan
melalui 113 tower. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan penilaian pada saat
pembangunan terhadap berbagai macam risiko, melakukan tindakan mitigasi terhadap
risiko-risiko dominan, dan melakukan pengalokasian kepemilikan risiko terhadap risiko-
risiko dominan. Risiko yang teridentifikasi adalah 4 (empat) risiko politik berupa penolakan
sebagian masyarakat demi kepentingan kelompoknya, 4 (empat) risiko ekonomi berupa
tuntutan kenaikan upah pekerja yang tidak sesuai standar upah, 2 (dua ) Risiko keuangan,
meliputi pengeluaran biaya pelaksanaan dan pengeluaran yang tak terduga yang tinggi
kemudian pngaturan keuangan kontraktor yang tidak proporsional, 3 (tiga) risiko proyek,
meliputi terhambatnya pengiriman material proyek dari luar Sulawesi, 4 (empat) risiko
manusia, meliputi aksi unjuk rasa pekerja saat pekerjaan sementara berlangsung, 1 (satu)
resiko yang berhubungan dengan penegak hukum seperti kehilangan material.

Kata Kunci: Proyek pembangunan, gardu induk, kelistrikan, dampak risiko

ABSTRACT
One of the objectives of building a substation is to distribute electricity from other substations
or from power plants through conductors and supported by a transmission tower, so the
construction of a substation requires precise calculations in accordance with need. The
substation construction project is located in Selli Village, Bengo District, Bone Regency,
which is connected by a High Voltage Air Line Transmission Line from the Soppeng
Substation, which is in Soppeng Regency, and through 113 towers. This study aims to identify
and evaluate various risks at the time of development, carry out mitigation measures for
dominant risks, and allocate risk ownership to dominant risks. The identified risks are 4
(four) political risks in the form of rejection by some members of society for the sake of their
group's interests, 4 (four) economic risks in the form of demands for increases in workers'
wages that are not in accordance with wage standards, 2 (two) financial risks, including
expenses for implementation costs and expenses that are not unexpectedly high then
disproportionate contractor financial arrangements, 3 (three) project risks, including delays
in the delivery of project materials from outside Sulawesi, 4 (four) human risks, including
workers' demonstrations during temporary work, 1 (one) risk that related to law enforcement
such as loss of material.

Keywords: Construction projects, substations, electricity, impact risks

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 187


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

1. PENDAHULUAN karena rencana dibuat atau pelatihan


Salah satu tujuan dibangunnya Gardu tentang proyek berlangsung sebelum
Induk yaitu untuk mensalurkan aliran proyek berakhir. Dalam manajemen
listrik dari gardu induk lainnya ataupun risiko, hal ini harus diidentifikasi.
dari pembangkit listrik melalui Deteksi dini biasanya memperbesar
konduktor dan ditopang oleh Tower peluang kurangnya atau hilangnya risiko
transmisi, sehingga pembangunan gardu atau dampak pada tujuan suatu proyek.
induk memerlukan perhitungan tepat Jika risiko diidentifikasi dan dinilai
yang sesuai kebutuhan. Gardu Induk sebelum diproses atau disubkontrakkan,
harus didesain aman, baik di lingkungan hal tersebut dapat berguna dalam
area sendiri maupun lingkungan sekitar penugasan dan pembagian tugas dalam
area Gardu Induk. Sehingga proyek suatu konteks yang lebih seimbang dalam
gardu induk diperlukan penerapan kontrak kerja atau meningkatkan
manajemen proyek maupun teknisnya kesadaran dalam keputusan perencanaan
yang tepat sesuai fungsinya. Karena (Asmarantaka, 2014).
Gardu Induk dialiri arus listrik yang Penelitian ini bertujuan untuk
bertegangan tinggi, desain rencana mengidentifikasi dan memberi penilaian
diwajibkan pada bangunan tersebut harus pada saat pembangunan terhadap
aman (Dewi & Nurcahyo, 2013). berbagai macam risiko, melakukan
Pada proyek pembanguna Gardu Induk tindakan mitigasi terhadap risiko
ini berada pada Desa Selli, Kecamatan dominan, dan menerapkan alokasi
Bengo Kab Bone, yang dihubungkan kepemilikan risiko terhadap risiko-risiko
oleh Transmisi Line Saluran Udara yang dominan.
Tegangan Tinggi dari Gardu Induk
Soppeng, yang berada pada Kabupaten
Soppeng. Penghubungan dari gardu 2. METODE PENELITIAN
Induk Soppeng ke Gadu Induk Bengo ini Penelitian dilakukan di Proyek
direncanakan dengan melalui 113 Tower. Pembangunan Gardu Induk Bengo PT
PLN di Desa Selli Kecamatan Bengo
Secara umum, risiko proyek
Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
didefinisikan sebagai kegiatan, peristiwa,
atau kegiatan yang diharapkan Penelitian ini menggunakan metode
berdampak buruk pada jadwal, kualitas, penelitian deskriptif kualitatif, berupa
kinerja, ketepatan waktu, atau biaya penelitian langsung di lapangan
proyek (Wayangkau et al., 2021). berdasarkan tinjauan pustaka dan data
pendukung dari penelitian sebelumnya.
Demikian pula, pekerjaan proyek
Pada survey dilakukan metode
memiliki risiko yang sama, karena yang
wawancara untuk mengumpulkan
terlibat pada proyek mengantisipasi agar
tanggapan responden dan ahli tentang
proyek tepat waktu sesuai jadwal,
kemungkinan risiko yang timbul.
kesesuaian kualitas, serta anggaran yang
akan digunakan (Situmorang et al., 2018)
Beberapa masalah lain dapat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mempengaruhi kelancaran suatu proyek. 3.1 Identifikasi Risiko pada
Sebagai contoh, hampir semua peristiwa Pelaksanaan Pembangunan
menarik dalam sebuah proyek cenderung Gardu Induk PT. PLN
menunda penyelesaian proyek (Iribaram
& Huda, 2018) Identifikasi risiko yang timbul selama
pelaksanaan pembangunan gardu induk
Keterlambatan akibat antrian seperti itu Bengo PT. PLN dilaksanakan dengan
dapat mengurangi kelancaran dalam melakukan gagasan atau ide dengan
menyelesaikan proyek. Faktanya, pihak-pihak yang berkompeten untuk
pengguna seringkali sangat terpengaruh

188 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

memberi saran atas risiko yang dihadapi 1. Adanya perbedaan antara


dalam pelaksanaan proyek. Volume Rencana dengan
Volume di lapangan
2. Kontraktor terbatas pada
Identifikasi risiko berdasarkan
Kekurangan alat berat
penelitian sebelumnya/sejenis
Identifikasi Risiko pada Pelaksanaan
A. Sumber Politis
Pembangunan Gardu Induk PT. PLN
1. Pemberitaan di media social dan
Identifikasi risiko yang timbul selama
media cetak elektronik yang tdk
pelaksanaan pembangunan gardu induk
sesuai pelaksanaan
Bengo PT. PLN dilaksanakan dengan
pembangunan Gardu Induk
melakukan gagasan atau ide dengan
2. Kurangnya Komunikasi antar pihak-pihak yang memiliki kompetensi
instansi lembaga terkait muali untuk memberi masukan atas risiko yang
dari tahap perencanaan sampai dihadapi dalam pelaksanaan proyek.
dengantahap pengoperasian Risiko berdasarkan brainstorming dan
konstruksi tersebut hasil identifikasi langsung di lapangan
3. Adanya usulan dari Lembaga adalah sebagai berikut:
atau instansi lain mengenai A. Sumber Politis
perencanaan awal proyek
1. Banyaknya info yang tidak jelas
tersebut yang mempengaruhi
mengenai pembebasan lahan
desain awal proyek
pembangunan gardu induk ini B. Sumber Keuangan
B. Sumber Ekonomi 1. Adanya miskomunikasi antara
supplier dan kontraktor tentang
1. Adanya pandemi Covid 19
pembayaran pembelian bahan
2. Kenaikan harga bahan bakar
2. Kontraktor terkendala dana yang
minyak (BBM) berefek harga
berefek pada progress pekerjaan
material juga ikut naik
C. Sumber Proyek
3. Para pekerja menuntut agar upah
yang mereka trima sesuai dengan 1. Adanya permasalahan pada
upah standar (sesuai dengan mobilisasi peralatan elektrical
ketentuan pemerintah)
2. Data perencanaan kurang
4. Terlambatnya pembayaran dari lengkap, mengakibatkan
owner kepada kontraktor banyaknya perubahan volume
rencana dan realisasi
C. Sumber Proyek
D. Sumber Manusia
1. Bergesernya Titik Lokasi/tidak
sesuai dengan Titik rencana awal 1. Pemahaman pekerja tentang
SOP sangat kurang
D. Sumber Manusia
2. Kualitas hasil pekerjaan di
1. Produktivitas yang dihasilkan
bawah standar
para tenaga kerja yang minim
yang berpengaruh pada progress E. Sumber Teknis
pekerjaan di lapangan
1. Pemanfaatan alat berat kurang
2. Adanya Aksi mogok tenaga efektif
kerja pada saat proyek sedang
2. Penggunaan metode kerja yang
berjalan
kurang tepat
E. Sumber Teknis

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 189


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

3. Peenggunaan material yang 2. Pekerja yang mengalami sakit


kurang efisien berdampak pada atau mengalami kecelakaan
finansial kontraktor sangat berpengaruh pada
progress pekerjaan di lapangan
F. Sumber Kriminal
Berdasarkan identifikasi di atas,
1. Adanya Korupsi antara para
teridentifikasi risiko pada pelaksanaan
pekerja di lingkungan proyek
proyek pembangunan Gardu Induk
G. Sumber Keselamatan Bengo PT. PLN sebanyak 23 (dua
1. Kurangnya kesadaran para puluh tiga) risiko. Menurut hasil
pekerja diproyek mengenai identifikasi yaitu sumber risiko paling
penerapan keselamatan dan besar adalah risiko teknis, yaitu sebanyak
keamanan dilingkup atau area 5 (lima) risiko atau dari keseluruhan
pekerjaan risiko yang diketahui. Persentase jumlah
risiko disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Persentase risiko dari sumber risiko
No Risiko Jumlah (%)
1 Politis 4 16
2 Ekonomi 4 16
3 Keuangan 2 8
4 Proyek 3 12
5 Manusia 4 16
6 Teknis 5 20
7 Kriminal 1 4
18 Keselamatan 2 8
Total 25 100

Dari Tabel 1 dapat kita lihat bahwa risiko 3.2 Analisis Jawaban Responden
terknis mempunyai persentase paling Terhadap Kemungkinan
tinggi. Hal ini dikarenakan identifikasi (Likehood)
risiko terjadi pada tahap pelaksanaan
Mengenai Representasi tanggapan
proyek, sehingga sebagian besar risiko
responden direpresentasikan dengan nilai
teknis terjadi pada proyek tersebut, oleh
modus. Kemudian dibuat tabel distribusi
karena itu, segala yang masuk pada
tanggapan responden terhadap
kategori risiko teknis yang pada proyek
kemungkinan tersebut (Probabilitas)
ini harus berikan perhatian khusus tanpa
risiko. Sehingga muncul hal-hal sebagai
mngurangi perhatian kepada pekerjaan
berikut:
lainnya. Kemudian datang risiko politik,
ekonomi dan manusia dengan skor 16%, 1. Skala frekuensi 1 (sangat jarang): 9
Risiko ini terbesar kedua. Risiko ini ada 2. Skala frekuensi 2 (jarang): 18
dikarenakan isu-isu politik yang beredar 3. Skala Frekuensi 3 (kadang-kadang):
mulai dari tahap perencanaan sampai 2
dengan pelaksanaan proyek 4. Skala Frekuensi 4 (sering): 12
pembangunan gardu induk ini. 5. Skala Frekuensi 5 (sangat sering): 13
Dari data tersebut, terlihat bahwa
frekuensi terjadinya risiko paling sering
terjadi pada skala 2 (jarang).

190 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

Tanggapan para Responden 4. Dapat diabaikan: 1 risiko


mengenai Pengaruh atau
Konsekuensi
Uji Keandalan
Hasil tanggapan responden terhadap
Uji keandalan ini berdasarkan pada nilai
akibat risiko menurut rating scale dapat
Crobach's alpha dengan hasil dari nilai
dijelaskan pada Lampiran 5.
signifikansi 0,05. Berdasarkan SPSS
Representasi tanggapan responden
untuk Windows Ver. 21 dapat dilihat dari
direpresentasikan dengan nilai modus.
soal bahwa nilai Crobach's alpha adalah
Oleh karena itu, dibuat tabel distribusi
0,95. Keandalan pertanyaan dalam
tanggapan responden terhadap akibat
kuesioner dapat disimpulkan dari nilai
risiko.
Crobach's alpha.
Dari data yang didapatkan mengenai sifat
Uji Validity
tanggapan responden terhadap akibat
risiko, muncul hal-hal sebagai berikut: Terdapat dua cara pengujian, yaitu
dengan hubungan antara pearson bivariat
1. Konsekuensi skala 1 (sangat kecil): 1
(produk Pearson moment) dan hubungan
2. Konsekuensi skala 2 (kecil): 3
item total terkoreksi. Cara pengujian item
3. Konsekuensi skala 3 (sedang): 5
validity hubungan Pearson adalah
4. Ikuti skala 4 (besar): 14
dengan menghubungkan skor tiap item
6. Konsekuensi skala 5 (sangat besar):
dengan total skor item, kemudian
2
dilakukan uji signifikansi menggunakan
Data yang didapatkan menunjukkan kriteria r-table pada taraf 0,05
semua resiko memiliki dampak atau menggunakan uji dua sisi. Jika nilainya
konsekuensi terhadap kegiatan positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item
pembangunan Gardu Induk Bengo di tersebut bids divalidasi dan sebaliknya.
Kecamatan Bengo. Nilai r-tabel untuk 20 orang responden
adalah 0,45.
Uji validity menggunakan SPSS for
Tanggapan Responden pada
Windows Ver. 21 dengan teknik produk
Pelaksanaan Pembagunan Gardu
Pearson moment didapatkan koefisien
Induk di Kec Bengo
berhubungan dengan setiap item
Tingkat penerimaan risiko dalam pertanyaan di atas 0,444 (nilai r-tabel, 2-
pelaksanaan proyek di Kabupaten sisi dengan signifikansi 0,05), maka
Jayapura Selatan dapat digambarkan dapat dikatakan bahwa bahwa item-item
sebagai berikut: yang ditanyakan kepada responden
1. Tidak dapat diterima memiliki konektifitas signifikan dengan
2. Tidak diinginkan skor total sehingga dapat dikatakan
3. Dapat diterima bahwa hal tersebut valid.
4. Dapat diabaikan
Penilaian risiko bisa didapatkan dengan 3.3 Proses Identifikasi Asal Risiko
mengalikan probabilitas dan
Jenis Asal risiko berdasarkan pada tiap
konsekuensi. Berdasarkan hasil
kegiatan meliputi Politik, tahap desain
tersebut, didapatkanlah nilai risiko agar
Proyek, tahap pelaksanaan, Lingkungan
nantinya bisa digunakan dalam
sekitar, Keamanan, Ekonomi, Kejahatan,
penentuan tingkat penerimaan risiko.
Manusia, dan Keuangan. Pada tahap
Hasil risk acceptance adalah sebagai
pelaksanaan pembangunan Gardu Induk
berikut:
di Kecamatan Bengo, Hasil identifikasi
1. Tidak dapat diterima: 10 risiko sumber risiko bisa dilihat pada gambar di
2. Tidak dapat diharapkan: 11 risiko bawah ini.
3. Dapat diterima: 3 risiko

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 191


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

25

20

15

10

Jumlah %

Gambar 1 Risiko berdasarkan sumber risiko

Analisis Penilaian Responden Sulawesi Selatan dilakukan melalui


mengenai Risiko Pelaksanaan analisisa statistik yang bersumber pada
Pembangunan Gardu Induk Bengo probabilitas dan konsekuensi yang telah
didapatkan dari penilaian hasil dari
Pengelolaan data tersebut untuk
wawancara melalui pengisian kuesioner
menentukan risiko yang signifikan
yang diberikan. Frekuensi responden
terhadap pembangunan Gardu Induk di
menilai probabilitas timbulnya risiko
Kecamatan Bengo Kabupaten Bone
ditunjukkan pada Gambar 2.

16
14
12
10
8
6
4
2
0
Skl 1 Skl 2 Skl 3 Skl 4 Skl 5 Jumlah

Gambar 2 Frekuensi pengaruh (consequences) risiko

Dari cara respon responden seperti 4. Akibat skala 4 (besar): 14


terlihat pada di atas dapat disimpulkan
5. Akibat skala 5 (sangat besar): 2
bahwa:
Dari hasil data yang didapatkan tersebut,
1. Akibat skala 1 (sangat kecil): 1
tanggapan responden terhadap terhadap
2. Akibat skala 2 (kecil): 3 akibat risiko terjadi pada skala frekuensi
paling banyak adalah skala 4. Dari data
3. Akibat skala 3 (sedang): 5
yang dihasilkan tersebut bahwa risiko

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 192


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

yang telah diketahui sangat berpengaruh dengan penerimaan risiko kali


pada kegiatan pembangunan gardu induk probabilitas dan konsekuensi minimal 5
tersebut. Untuk risiko yang efeknya (lima). Adanya risiko yang dominan
sangat kecil / Skala 1, terdapat 1 risiko (risiko besar) adalah
yang efeknya sangat kecil terhadap
berdampak besar terhadap pelaksanaan
pembangunan Gardu Induk GI Bengo,
pembangunan gardu induk di Kecamatan
yaitu isu yang diangkat dari media cetak
Bengo Kabupaten Bone. Tingkat
maupun elektronik yang tidak sesuai
penerimaan risiko menunjukkan risiko
dengan realita pada proses pelaksanaan
yang dominan sebesar 79%. Persentase
pembangunan Gardu Induk. Hal ini
risiko ini yang relatif tinggi diasumsikan
dianggap sangat rendah, karena volume
bahwa setiap risiko yang tidak dapat
pesan yang kontraproduktif bagi proyek
diterima pada proyek pembangunan
tidak memberikan efek yang signifikan
gardu induk ini yang berakibat negativ
terhadap proses pembangunan Gardu
pada pelaksanaan proyek baik terhadap
Induk ini.
cost ataupun pada waktu pelaksanaan.
Hal ini sekiranya mendapatkan perhatian
yang lebih dari pihak yang betul betul
Risiko Dominan (Major Risk)
mempunyai kompetensi terhadap
Risiko dominan (major risk) merupakan dibidang ini dan bertanggung jawab atas
risiko yang tergabung dalam kelompok terjadinya risiko, sehingga dapat diambil
“tidak dapat diterima” (unacceptable langkah mitigasi untuk menanggulangi
risk) dan risiko juga termasuk dalam dampak negativ yang kemungkinan
kategori “tidak diinginkan” (unexpected terjadi.
risk). Risiko tersebut merupakan risiko

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Jumlah

Gambar 3 Tingkat penerimaan risiko (risk acceptability)


Dengan menggunakan diagram di atas, 2. Tidak diinginkan (tidak diharapkan):
dapat diketahui bahwa proporsi tingkat 11 risiko (44%)
penerimaan risiko adalah sebagai 3. Dapat diterima (acceptable): 3 risiko
berikut: (12%)
4. Dapat diabaikan (dapat diabaikan): 1
1. Tidak dapat diterima: 10 risiko
risiko (4%)
(40%)

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 193


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

Dari 25 risiko yang teridentifikasi, hasil Proyek


penelitian menunjukkan bahwa 11 risiko
- Keterlambatan pengiriman material
tersebut (84%) bersifat gross. Dapat juga
proyek dari luar Sulawesi. Penilaian
dikatakan bahwa pelaksanaan
risiko 20
pembangunan jalan gardu induk
merupakan proyek pembangunan dengan - Informasi yang diberikan pemilik
risiko tinggi, disebabkan oleh lebih dari tidak lengkap sehingga terjadi
separuh risiko yang didapatkan perubahan desain yang berdampak
merupakan risiko dominan, yang pada besarnya volume pekerjaan non
seharusnya mendapat perhatian lebih. kontrak. Penilaian risiko 20
Berdasarkan data dan persentase Manusia
tersebut, risiko-risiko dominan (major - Kelelahan karena lembur yang lama
risk) yang teridentifikasi, yaitu risiko sehingga tidak memenuhi target
kategori Unacceptable dan Undesirable waktu. Nilai risiko 15
(tidak terduga), kemudian dimitigasi oleh
pihak yang bertanggung jawab atas Teknis
keberadaan risiko tersebut. - Keterlambatan karena penggunaan
Risiko Unacceptable metode yang tidak tepat. Nilai risiko
16
Risiko yang didapatkan sebagai risiko
Unacceptable pada saat proses - Adanya Perbedaan antara volume
pembangunan gardu induk ini mencakup pekerjaan dalam kontrak (BOQ) dan
hingga 10 risiko (40%), yaitu: volume realisasi lapangan. Nilai
risiko 16
Politis
- Penyimpangan dalam hal kondisi dan
- Ada kontribusi dari Lembaga lain data geoteknik disediakan oleh
yang menyebabkan perubahan dalam pemilik untuk memungkinkan
desain awal dan pelaksanaan teknis. pekerjaan perakitan dilakukan. Nilai
Nilai risiko 15 risiko 16
- Terdapat perubahan - Penggunaan material yang kurang
struktur/tanggung jawab lembaga efisien atas biaya kontraktor.
negara dalam pengelolaan proyek Penilaian risiko 25
yang sedang berlangsung. Nilai risiko
16 - Dilakukannya pengujian Sampel
material yang digunakan tidak
Lingkungan memenuhi spesifikasi kualitas yang
- Pembatasan pembebasan lahan, telah ditetntukan sebelumnya. Nilai
melewati bangunan. Penilaian risiko risiko 16
25 - Dilakukannya re-routing jalur Tower
- Akses alat berat yang akan dilalui sehingga berdampak pada biaya.
adalah milik masyarakat (bukan Jalan Nilai risiko 16.
Nasional) dll. Penilaian risiko 25 Kriminal
Keuangan - Kehilangan Bahan material maupun
- Manajemen keuangan kontraktor peralatan selama pelaksanaan
proyek. Nilai risiko 16
- tidak profesional. Penilaian risiko 25
- Terjadinya praktik korupsi ringan
- Keterlambatan pengerjaan karena
oleh staf proyek. Penilaian risiko 20
pihak kontraktor kesulitan dana
untuk menutup biaya operasional Berdasarkan pengamatan ini,
proyek. Penilaian risiko 20 menunjukkan bahwa risiko yang tidak

194 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

dapat diterima berdasarkan dengan Pencegahan Risiko Undesirable


urutkan menurut tingkat skor risikonya,
Pencegahan risiko yang berada dalam
adalah risiko dengan skor 25, 20, 16, dan
kategori “tidak diinginkan”.
15. Pada tingkat risiko dengan skor
tertinggi diharuskan untuk dilakukan Dari kategori sumbernya, risiko yang
perhatian yang lebih. Dari jawaban yang masuk dalam kelompok Undesirable
didapatkan bisa dikatakan bahwa dikategorikan sebagai risiko:
responden berpendapat tentang risiko 1. Politik: 4 risiko
yang telah diketahui mempunyai 2. Lingkungan: 3 risiko
frekuensi kemungkinan lebih besar 3. Ekonomi: 4 risiko
terjadi pada pada pembangunan gardu 4. Keuangan: 1 risiko
induk ini dan dampak ditimbulkan juga 5. Proyek: 1 risiko
sangat besar. Maka dari itu, risiko-risiko 6. Manusia: 4 risiko
tersebut harus dikelola sepenuhnya agar 7. Teknis: 5 risiko
tidak menjadi hambatan dalam proses 8. Keamanan: 1 risiko
pembangunan proyek ini.
Data tersebut bisa dikatakan bahwa
Dari kategori sumbernya, risiko yang paling banyak terjadi pada risiko teknis
masuk dalam kelompok Unacceptable yaitu sampai dengan 5 (lima) risiko. Pada
dikategorikan sebagai risiko: proses pembangunan proyek gardu
1. Politik: 2 risiko induk, risiko ini di lokasi kerja menjadi
perhatian karena mempengaruhi
2. Lingkungan: 2 risiko
kelancaran proyek. Oleh karena itu,
3. Keuangan: 2 risiko diperlukan penanganan khusus yang hati-
hati terhadap risiko teknis yang tidak
4. Proyek: 2 risiko
terduga ini. Dari enam risiko teknis yang
5. Manusia: 1 risiko ada, terlihat bahwa pekerjaan rerout
6. Teknis: 6 risiko Tower/ pemindahan lokasi memiliki
tingkat risiko yang paling tinggi. Hal ini
7. Kriminal: 2 risiko karena berdampak atau berefek negativ
Dari data tersebut terlihat bahwa ditimbulkan dari risiko tersebut jika tidak
sebagian besar risiko yang tidak dapat dilakukan dengan perhatian yang lebih
diterima adalah risiko teknis. Oleh karena seperti meningkatnya cost akibat dari
itu bahwa technical risk memiliki pekerjaan tersebut diluar dari jadwal
dampak atau efek yang tidak kita proyek.
inginkan jika tidak ditangani dengan Dari sini dapat disimpulkan bahwa
dengan penanggulangan yang lebih kategori risiko yang tidak terduga
ekstra. Salah satunya adalah risiko dikelompokkan menjadi 4 kelompok
ketidak efisienan penggunaan material sesuai dengan nilai risiko itu sendiri
yang berdampak pada hasil dari kinerja dengan level 6, 8, 10 dan 12. Kategori
penyedia jasa, pada risiko ini inilai yang risiko pada level tertinggi yaitu
dimiliki paling tinggi yaitu 25 (dua puluh berdasarkan pada pemangku kepentingan
lima), dikarenakan hasil dari jawaban Pembangunan.
responden kemungkinan terjadinya risiko
tersebut pada proyek sangat umum
terjadi dan akibatnya bagi penyedia jasa Ownership of Risk
sangat tinggi, maka dari itu bisa
Pada proses penetapannya bahwa yang
dikatakan atau dikategorikan dalam
masuk dalam kategori predominan
tingkat penerimaan risiko tidak dapat
diserahkan tanggung jawab risikonya
diterima (unacceptable).
kepada masing-masing pihak yang
mempunyai kepentingan proses
pembangunan gardu induk, yaitu owner

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 195


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

proyek (UPP PT PLN), penyedia jasa, 25 (dua puluh lima) risiko berdasarkan
konsultan perencana, dan supervise kegiatan proses pembangunan Gardu
pengawas lapangan ( PUSMANPRO). induk ini. Risiko yang telah diketahui
Unsur tersebut adalah pihak yang adalah 4 (empat) risiko politik berupa
berkepentingan dalam proses penolakan oleh masyarakat tertentu demi
pembangunan gardu induk ini, dan kepentingan kelompoknya, 4 (empat)
bertanggung jawab beserta dapat risiko ekonomi berupa tuntutan kenaikan
menangani setiap kemungkinan risiko upah pekerja yang tidak sesuai dengan
yang timbul. Peran dari unsur terkait kesepakatan pengupahan bersama, 2
tersebut pengendalian pada risiko dan (dua) Risiko keuangan meliputi biaya
bertanggung jawab dari akibat atau efek pelasanaan dan biaya yang tak terduga
yang ditimbulkan. yang tinggi dan pengelolaan manajemen
biaya kurang tepat oleh kontraktor, 3
Kepemilikan risiko ini masuk dalam
(tiga) risiko proyek seperti kendala dalam
kelompok tidak dapat diterima dalam
mobilisasi peralatan dan bahan proyek
pelaksanaan pembangunan
yang didatangkan dari luar pulau, 4
Berdasarkan data tersebut dapat (empat) risiko man power seperti adanya
disimpulkan bahwa pertanggungjawaban aksi unjuk rasa pekerja diwaktu kegiatan
risiko atas major risk ini, yaitu masuk pembangunan proyek , 1 (satu) risiko
dalam kelompok “tidak dapat diterima” keamanan berupa kehilangan bahan dan
dalam pelaksanaan pembangunan, alat dilingkup/ area pada saat proses
adalah: kegiaatan pembangunan, dan 2 (dua)
a. Owner: 5 risiko risiko tentang K3 berupapara pekerja
kurang menerapkan pentingnya
b. Penyedia Jasa: 14 risiko implementasi K3. Dari risiko yang telah
c. Konsultan Perencana: 1 risiko didapatkan, kemudian dianalisis tentang
penerimaan risiko. dan didapatkan bahwa
Sementara itu, tanggung jawab risiko 20 (dua puluh) risiko dikategorikan
untuk risiko dalam kategori yang tidak “tidak dapat diterima”, 23 (dua puluh
diinginkan adalah: tiga) risiko dikategorikan “tidak
1. Owner: 5 risiko diinginkan” dan 9 (sembilan)) risiko
2. Pusmanpro: 1 risiko dikategorikan “acceptable” (dapat
3. Penyedia Jasa: 17 risiko diterima) dan 2 (dua) risiko yang
termasuk kategori negligible.
Tanggung jawab risiko yang dominan
(risiko besar) dalam proyek ini, bisa Langkah mitigasi risiko kemudian untuk
dilihat bahwa tanggung jawab risiko meminimalisir efek negatif dari
terbesar terletak pada kontraktor kelompok risiko dominan (major risk).
pelaksana sebagai pelaksana proyek, Kemudian sebanyak 26 (dua puluh enam)
dengan 14 risiko yang tidak dapat langkah pencegahan, diantaranya adalah
diterima dan 17 risiko yang tidak langkah pencegahan risiko inflasi dalam
diinginkan. Risiko terbesar ini akan proses pembangunan konstruksi yang
menjadi tanggung jawab kontraktor berdampak pada cost Pihak/ unsur yang
pelaksa disebabkan separuh dari risiko berkepentingan, atau yang bertanggung
yang teridentifikasi merupakan risiko jawab dalam pelaksanaan pembangunan
yang terjadi pada proses kegiatan mulai dari owner/pemilik, kemudaian
pembangunan sementara berjalan. konsultan perencana, dan supervisi
(PUSMANPRO). Akuntabilitas risiko
dilakukan agar risiko yang telah
4. PENUTUP diketahui dapat bisa dilakukan
pengendalian kemudian dilakukan
Dalam Pelaksanakan pembangunan PT.
pengelolaan dengan baik bagi unsur
PLN di Kecamatan Bengo, Kabupaten
unsur yang terkait. Hasil penelitian ini
Bone, Sulawesi Selatan mengidentifikasi

196 JURNAL TEKNIK SIPIL - MACCA


Analisis Dampak Risiko pada Proyek Pembangunan Gardu Induk Bengo PT PLN
(Zainal Arifin Halim, Musdalifah, Suci Fatmawati)

juga didapatkan risiko dengan kategori


“tidak dapat diterima” terdapat 5 risiko
sebagai tanggung jawab dari owner, 14
risiko yang menjadi tanggung jawab
penyedia jasa, dalam hal ini Kontraktor,
dan 1 risiko tanggung jawab dari pihak
perencana. Adapun risiko tidak
diinginkan, terdapat 5 risiko tanggung
jawab owner, 1 risiko tanggung jawab
dari Pusmanpro, dan 17 risiko tanggung
jawab penyedia jasa. Pemilikan risiko
yang tidak diinginkan terbanyak adalah
beban penyedia jasa karena sebagian
besar teridentifikasi adalah risiko
ditengah proses pembangunan Gardu
induk.

DAFTAR PUSTAKA
Asmarantaka, N. S. (2014). Analisis
Resiko Yang Berpengaruh
Terhadap Kinerja Proyek Pada
Pembangunan Hotel Batiqa
Palembang. Teknik Sipil Dan
Lingkungan, 2(3), 483–491.
Dewi, A., & Nurcahyo, C. (2013).
Analisa Risiko pada Proyek
Pembangunan. Jurnal Teknik POM
ITS, 2(2).
Iribaram, F. W., & Huda, M. (2018).
Analisa resiko biaya dan waktu
konstruksi pada proyek
pembangunan apartemen biz square
rungkut surabaya. Rekayasa Dan
Manajemen Konstruksi, 6(3), 141–
154.
Situmorang, B. E., Arsjad, T. T., &
Tjakra, J. (2018). Analisis Risiko
Pelaksanaan Pembangunan Proyek
Konstruksi Bangunan Gedung.
Tekno, 16(69), 31–36.
Wayangkau, H. G., Suripin, & Admojo,
P. S. (2021). Analisis Manajemen
Risiko Pada Proyek Pembangunan
Bendungan (Studi Kasus :
Bendungan Titab. Journal of Civil
Engineering Project, 4(1), 18–23.

VOL.7 NO.3, OKTOBER 2022 197

Anda mungkin juga menyukai