Laporan KKN-P Fix Revisi Banget
Laporan KKN-P Fix Revisi Banget
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Kuliah Kerja Nyata di PT Solusi Bangun Indonesia Tuban Plant ini dengan
baik.
Penyusuanan laporan kuliah kerja nyata praktik ini didasarkan pada
serangkaian kegiatan yang berlangsung selama kerja praktik di PT Mitsubishi
Chemical Indonesia. Atas terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan ini, diantaranya adalah :
1. Bapak Dr. Purnami, ST., MT. selaku Ketua Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.
2. Bapak Winarto, ST., M.T., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin
Universitas Brawijaya
3. Bapak Teguh Dwi Widodo, ST., M.Engg.Ph.D. selaku Ketua Program Studi S1
Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
4. Bapak Rudianto Raharjo, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing dalam pelaksanaan
KKN-P.
5. Bapak Eko selaku Mechanical Maintenace Area Manager PT Mitsubishi Chemical
Indonesia
6. Bapak Dwi selaku Pembimbing Lapangan saya di PT Mitsubishi Chemical
Indonesia
7. Seluruh Staf, karyawan, dan para pekerja PT Mitsubishi Chemical Indonesia yang
telah membantu dan memberikan ilmu dalam penyusunan laporan.
Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan untuk
perbaikan pada laporan laporan berikutnya. Atas saran dan kritiknya, penulis
mengucapkan terima kasih.
Bogor,30 Juli 2023
i
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................vi
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang KKN-P ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Batasan Masalah ..............................................................................................2
1.4 Tujuan dan Manfaat KKN-P ...........................................................................2
1.4.1 Tujuan KKN-P ..........................................................................................2
1.4.2 Manfaat KKN-P .......................................................................................2
1.5 Metode Penyusunan Laporan..........................................................................3
1.6 Waktu Pelaksanaa dan Tempat Pelaksanaan KKN-P ...................................4
BAB II PROFIL ............................................................................................................... 5
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA .............................................................. 5
2.1 PT. Mitsubishi Chemical Indonesia ................................................................5
2.1.1 Profil PT. Mitsubishi Chemical Indonesia .............................................5
2.1.2 Visi dan Misi PT. Mitsubishi Chemical Indonesia .................................6
2.2 Lokasi dan Wilayah Perusahaan .....................................................................6
2.3 Kebijakan K3 di PT. Mitsubishi Chemical Indonesia....................................7
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan.....................................................................9
2.5 Unit Utilitas .......................................................................................................9
2.5.1 Unit Penyediaan Air .................................................................................9
2.5.2 Unit Penyediaan Udara ..........................................................................10
2.5.3 Unit Pengolahan Uap .............................................................................10
2.5.4 Unit Pengolahan Limbah Cair ..............................................................10
2.5.5 Unit Penyediaan Listrik .........................................................................10
2.6 Produk dan Pendistribusian .......................................................................... 11
BAB III ........................................................................................................................... 12
LANDASAN TEORI...................................................................................................... 12
3.1 Bahan Baku .................................................................................................... 12
ii
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
iii
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
DAFTAR GAMBAR
iv
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
DAFTAR TABEL
v
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
DAFTAR LAMPIRAN
vi
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
2
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
3
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait langusng untuk
memperoleh informasi dan data yang berhubungan dengan proses produksi.
3. Studi Pustaka
Dilakukan untuk memperoleh referensi dan pembuktian ilmiah untuk
membahas dan menganalisis berbagai macam masalah yang dihadapi di
lapangan sesuai dengan teori- teori yang telah dipelajar dan dapat diperoleh
solusi yang tepat terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan.
4
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
BAB II PROFIL
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
5
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
pemangku kepentingan internal (komunikasi yang baik, kerja tim, dan semangat
peningkatan di antara karyawan, memberikan nilai kepada pemegang saham),
harmoni dengan alam, pemerintah dan masyarakat (Lembut terhadap lingkungan,
melampaui kepatuhan, dan pengembangan masyarakat) dan harmoni dengan pasar
(tumbuh bersama dengan pemasok, pelanggan, dan industri).
Mitsubishi Chemical Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan Responsible
Care® (RC), yang merupakan kegiatan yang dimulai sendiri oleh industri kimia
untuk memastikan masalah konservasi lingkungan, kesehatan, dan keselamatan.
Responsible Care diluncurkan di Kanada pada tahun 1985, yang segera diikuti oleh
pendirian di negara lain, termasuk pendirian Japan Responsible Care Council pada
tahun 1995. Lima kegiatan utama adalah keselamatan proses dan pencegahan
bencana, keselamatan dan kesehatan kerja, pelestarian lingkungan, kualitas jaminan
dan keamanan kimia. Dengan melakukan kegiatan yang sesuai dengan Kebijakan
Promosi RC Mitsubishi Chemical Group, kami bertujuan untuk membangun
hubungan berdasarkan kepercayaan dengan publik dan membantu dalam
mengembangkan masyarakat yang berkelanjutan. Kami juga anggota aktif dari
Komite Nasional Responsible Care Indonesia (KN-RCI).
Mitsubishi Chemical Indonesia telah melaksanakan inisiatif Responsible Care
dengan upaya untuk mencapai keselarasan dengan lingkungan global. Kami telah
berupaya untuk mengamankan pelestarian lingkungan, keamanan fasilitas,
keselamatan dan kesehatan karyawan dan keamanan produk dengan
menghilangkan, mengurangi dan mengelola risiko. Komitmen ini dijelaskan dalam
Kebijakan Kesehatan dan Lingkungan Keselamatan Mutu.
6
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
Pabrik yang terletak di Jalan Raya Merak Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol,
Kota Cilegon, Banten 42438. Pada Pabrik sendiri memiliki area seluas 16,8 ha serta
memiliki kapasitas 900 ribu ton Purified Terephthalic Acid atau PTA . Produksi PTA
pertama kali yaitu pada 4 Maret 1991. Berikut adalah desain kapasitas pabrik:
7
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
dan memonitor seluruh operasi di pabrik yang berpotensi memberi dampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja. PT. Mitsubishi Chemical Indonesia berkomitmen
untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk seluruh
karyawan dan kontraktornya. Misi dari PT. Mitsubishi Chemical Indonesia adalah
agar seluruh karyawan dan kontraktor dapat pulang dengan aman dan selamat.
Sejak tahun 1999 PT. Mitsubishi Chemical Indonesia telah menerapkan
Environmental Management System ISO 14001 sebagai komitmen untuk
bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan di sekitar pabrik. Environmental
Management dari PT. Mitsubishi Chemical Indonesia membantu mengidentifikasi,
mengontrol, dan memonitor seluruh operasi di pabrik yang berpotensi memberi
dampak pada kondisi di lingkungan sekitar. Sistem manajemen ini membantu PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia menetapkan tujuan untuk perbaikan lingkungan dan
membentuk suatu program dan menerapkannya. PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia berkomitmen penuh untuk mencegah adanya dampak negatif yang
diberikan dari pabrik ke lingkungan sekitar. Misi dari pelestarian lingkungan yang
dilakukan oleh PT. Mitsubishi Chemical Indonesia adalah untuk mencegah adanya
kontaminan, polusi, dan limbah dari pabrik. Menurut PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia, menjaga kelestarian lingkungan merupakan tantangan yang cukup besar
bagi semua perusahaan di era sekarang. Sehingga, PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia berusaha melakukan pelestarian lingkungan guna menciptakan
lingkungan yang bersih dan nyaman.
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia berkomitmen untuk menjaga keamanan dan
kenyamanan karyawan dan masyarakat sekitar dari bahaya dan mencegah adanya
kecelakaan kerja. PT. Mitsubishi Chemical Indonesia menjunjung tinggi moto
“Safety First”. Memastikan karyawan berada di lingkungan kerja yang aman
merupakan tanggung jawab mendasar dari semua perusahaan. Tujuan PT.
Mitsubishi Chemical Indonesia adalah untuk memastikan seluruh karyawan dan
kontraktor pulang dengan sehat dan selamat setiap hari. PT. Mitsubishi Chemical
Indonesia mengatur keamanan karyawan, kesehatan, lingkungan, dan energi
melalui QSHE-En Management System.
PT. Mitsubishi Chemical Indonesia telah mengimplementasikan Energy
Management System, ISO 50001 sejak tahun 2013. Pabrik ini terus berkomitmen
8
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
9
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
10
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
11
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1.1.1 Paraxylene
Paraxylene adalah senyawa kimia yang termasuk hidrokarbon aromatik. Ini
adalah salah satu dari tiga isomer dimetilbenzena yang dikenal secara kolektif
sebagai xilena. Senyawa ini tidak berwarna dan sangat mudah terbakar dengan
rumus kimia yaitu C6H4(CH3)2. Ambang batas aroma p-xylene adalah 0.62 bagian
per juta (ppm).
Paraxylene ini termasuk bahan baku utama untuk memproduksi PTA (purified
terephthalic acid) yang dihasilkan dari produksi kilang petrokimia yang diproduksi
dari bahan kondensat atau nafta. Pada proses produksi Terephthalic Acid di PT.
12
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
MCCI, paraxylene didapat dengan mengimpornya dari luar negri dan dikirim
melalui kapal ke pabrik PT. MCCI Cilegon, Serang, Banten.
3.1.1.2 Oksigen
Oksigen adalah senyawa dengan rumus kimia 𝑂2 yang tidak berwarna, tidak
berasa, tidak berbau. Senyawa ini memiliki titik didih 90.18K dan termasuk senyawa
non-flammable namun dapat membantu terjadinya pembakaran.
Pada proses produksi Terephthalic Acid, oksigen sangat berfungsi pada reaksi
oksidasi untuk mengoksidasi paraxylene menjadi terephthalic acid. Pada pabrik PT.
MCCI, oksigen diperoleh dengan 2 cara yaitu membeli dari third party PT. Alindo
yang sudah berbentuk oksigen murni dan memfiltrasinya secara mandiri
menggunakan kompresor untuk menangkap udara karena pada dasarnya udara
mengandung 21% oksigen dan 79% nitrogen.
3.1.1.3 Hidrogen
Hidrogen merupakan senyawa gas yang mudah terbakar, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa dengan rumus kimianya adalah 𝐻2. Pada
proses produksi Terephthalic Acid, hidrogen berfungsi untuk proses hidrogenasi
Crude Terephthalic Acid menjadi Purified Terephthalic Acid (pemurnian dari
pengotor-pengotor yang masih terkandung dalam Crude Terepthalic Acid).
Pada pabrik PT. MCCI, hidrogen yang digunakan disupply dari third party yaitu
PT. Alindo sama seperti oksigen. Produk hidrogen yang diberikan dari PT. Alindo
pun sudah berbentuk hidrogen murni siap pakai.
13
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
3.1.1.5 Katalis
Katalis adalah zat/unsur yang berfungsi untuk membantu jalannya sebuah
reaksi, umumnya katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi. Jenis katalis
sangat beragam dan digunakan sesuai fungsi dan kebutuhan sebuah reaksi agar lebih
efisien.
• Katalis Mn/Kobalt Asetat
Mangan Asetat dengan rumus kimia (Mn(CH3COO))2 adalah
katalis homogen yang berfasa cair berwarna merah kecoklatan pada suhu
ruang dan larut didalam pelarut asam. Sedangkan, Kobalt Asetat dengan
rumus kimia Co(CH3COO)2.4H2O adalah senyawa kristal berwarna merah
keunguan yang berfasa cair atau padatan dan memiliki sifat higroskopis.
Pada proses produksi Terephthalic Acid di PT. MCCI, katalis ini
befungsi untuk mempercepat laju reaksi pada oksidasi paraxylene di reaktor
pada proses produksi Crude Terephthalic Acid. Katalis ini dicampur pada
proses pencampuran bersama bahan baku lainnya seperti paraxylene, asam
asetat, HBr, dan bahan pendukung lainnya.
• Katalis Paladium Carbon (Pd/C)
Katalis (Pd/C) adalah bentuk palladium dalam karbon yang
digunakan sebagai katalis umumnya dalam reaksi hidrogenasi. Pada proses
produksi Terephthalic Acid, katalis ini berfungsi pada unit produksi Purified
Terephthalic Acid khususnya bagian reaksi hidrogenasi dalam reaktor. Pada
hidrogenasi, tujuan dari proses ini adalah menghilangkan pengotor pada
Crude Terephthalic Acid agar lebih murni, salah satunya adalah 4- CBA.
Cara menghilangkannya adalah dengan memundurkan reaksi agar 4-CBA
berubah menjadi p-Toluena yang kemudian dapat larut bersama air. Agar
senyawa terephtalic yang sudah terbentuk tidak kembali mundur, digunakan
katalis palladium carbon ini untuk menahan terephtalic acid agar tidak
kembali mundur ke reaksi sebelumnya.
14
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
3.1.2.3 Air
Seperti reaksi dan proses pada umumnya, air sangat dibutuhkan dalam setiap
tahapannya maupun utilitasnya. Air pada proses produksi di PT. MCCI dibagi
menjadi beberapa aplikasi, yaitu air pendingin (cooling water), air untuk keperluan
proses (process water), air untuk keperluan sehari-hari (daily water), air laut (sea
water), dan air untuk penghasil uap air/steam (boiling water). Pada awalnya, semua
air yang digunakan oleh PT. MCCI bersumber dari air laut yang kemudian diolah
sampai memenuhi standar. Namun karena beberapa pertimbangan, saat ini PT.
MCCI sudah mengurangi penggunaan air laut dan menerimanya dari PT. Krakatau
Tirta Industri yang tidak memerlukan pengolahan khusus lagi.
15
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
16
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
3.1.2.7 Nitrogen
Nitrogen (N2) adalah gas diatomik yang bersifat inert atau sukar bereaksi
dengan zat lain. Karena hal tersebut, PT. MCCI memanfaatkan hidrogen sebagai
Inert Gas Dry (IGD). IGD pada proses produksi terephthalic acid berfungsi sebagai
media pembawa Terephthalic Acid (TA) melalui pneumatic conveyor. Selain itu,
nitrogen juga digunakan untuk mengisi pressure vessel yang masih kosong pada
saat start-up alat tersebut agar meningkatkan tekanan vessel dapat mencapai
tekanan operasi yang ditentukan. Selain itu, nitrogen juga digunakan dalam flushing
pipa atau vessel untuk membersihkan alat dan mencegah terjadinya scaling.
17
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
3.2.1 Reactor
Reaktor merupakan tempat dimana reaksi kimia terjadi, dimana hasil feed
mixing yang berupa paraxylene dan katalis dicampur dengan oksigen sehingga
terjadi reaksi oksidasi menghasilkan produk berupa Terephthalic acid dan 4-CBA
(pengotor). Reaksi yang terjadi di dalam reactor merupakan reaksi eksotermis
(menghasilkan panas) dengan temperatur kurang lebih 195oC dan tekanan 14.7
kg/𝑐𝑚2G. Reaktor yang digunakan dilengkapi satu agitator dan dua blade yang
berfungsi untuk membantu menyempurnakan reaksi, serta slinger disk pada bagian
atas berfungsi untuk menyemprotkan Asam asetat sehingga mencegah scalling pada
dinding reaktor. Pada pabrik CTA digunakan 2 reaktor agar reaksi berjalan lebih
sempurna. Sedangkan pada pabrik PTA hanya menggunakan 1 reaktor saja.
3.2.2 Crystallizer
18
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
3.2.3 Decanter
19
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
putaran / sebuah efek semu yang timbul saat benda melakukan gerak melingkar
menjauhi pusat). Alat bagian dalam decanter berputar lebih lambat (2000 rpm)
dimana zat yang memiliki densitas lebih rendah akan berputar kebagian dalam dan
terbawa keatas untuk dipisahkan, sedangkan pada bagian luar alat decanter
bergerak lebih cepat (3000 rpm) menyebabkan zat yang memiliki densitas lebih
tinggi akan berputar dan menempel di dinding decanter lalu akan didorong
kebawah oleh screw conveyor untuk dipisahakan.
Alat rotary tube dryer ini digunakan untuk memastikan bahwa Terepthalic Acid
yang nanti akan di hasiilkan benar benar kering dan tidak menggandung air sama
sekali dengan menggunakan prinsip kerja sebagai berikut, dilakukan pemanasan
dengan tube pada bagian dalam dryer sebagai aliran steam yang mana merupakan
media pemanasnya dengan tekanan 6 kg/𝑐𝑚2G. Temperatur di sepanjang dryer ini
dijaga agar berada pada 130-145oC karena ketika temperaturnya tinggi, dapat
membentuk gumpalan pada produk PTA yang mengakibatkan ia akan lengket pada
F/C bag yang bermaterial plastik. Air yang keluar dari dyer ini akan dikeluarkan
untuk menguap dengan gas kering yang kemudian disirkulasikan menuju dryer gas
scrubber. Pada dryer gas scrubber, ia berfungsi untuk memisahkan TA yang
terbawa oleh gas kering dan bersirkulasi di unit rotary tube dryer. Gas kering yang
masuk dari bawah scrubber akan disemprot dengan process water. Pada produk
bawah scrubber, air dengan kandungan TA bertemperatur 96oC akan disirkulasikan
kembali ke unit first decanter untuk dipisahkan kembali. Gas bersih yang keluar
20
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
dari bagian atas scrubber dengan temperatur 52oC akan disirkulasikan kembali ke
rotary tube dryer.
Metode PDCA atau Plant Due Check Action harus di terapkan pada divisi
maintance pada PT. Mitsubishi Chemical Indonesia. Metode PDCA atau plant due
check action ini merupakan aktivitas perbaikan berulang untuk mencari solusi dari
suatu permasalahan. Metode PDCA ini juga digunakan untuk mengetahui dan
menentukan akar dari masalah yang sebenarnya sehingga solusi dari suatu masalah
tersebut dapat tepat dalam penanggulangannya.
21
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
22
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
Kerusakan yang terjadi pada pompa ini terletak pada keyway dimana karena
pompa ini hidup dan mati secara otomatis tergantung dengan bagaimana kebutuhan
air yang dibutuhkan oleh karena itu kerusakan yang terjadi dikarenakan keyway
pada penghubung shaft dengan kopling tidak kuat menahan torsi yang besar secara
tiba-tiba yang menyebabkan keyway serta shaftnya termakan walaupun shaftnya
sudah dipasangkan shaft sleeve
23
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
24
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
Jika dari hasil pendeteksian ini menunjukan bahwa terjadi abnormal atau
shaft tidak berjalan dengan baik maka harus segera di ganti.
• Periksa keselarasan (allignment), harus dipastikan juga bahwa shaft serta
komponen lainnya dalam pompa terpasang dengan benar dan sejajar karena
jika tidak sesuai ataupun tidak sejajar makan akan mengakibatkan beban
berlebih pada salah satu sisi shaft yang dapat merusak shaft itu sendiri.
• Periksa kondisi impeller, jika impeller yang tidak seimbang pasti akan
menyebabkan getaran dan tekanan berlebih pada shaft hal yang harus
dilakukan adalah jika tekanan pada pressure gauge sudah menunjukan
angka yang tidak standar maka harus di cek apakah impellernya mengalami
kerusakan apa tidak.
• Perhatikan suhu dan pelumasan, suhu yang berlebih ataupun pelumasan
yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan pada shaft. Pastikan
suhu pompa tetap dalam batas normal jika melewati batas normal maka
pompa harus segera di matikan dan di cek apakah ada kerusakan di dalam
pompa serta perhatikan sistem pelumasan di dalam pompa
• Pastikan kebersihan lingkungan, kontaminan seperti debu, kotoran, atau
benda asing lainnya dapat merusak komponen pompa termasuk shaft jadi
harus dipastikan lingkungan sekitar pompa bersih dan bebas dari potensi
pencemaran
• Lakukan pemeliharan preventif secara teratur, lakukan pemeliharaan rutin
pada pompa, termasuk pemeriksaan berkala dan perawatan untuk
menghindari kerusakan lebih lanjut
25
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk kerusakan shaft yang terjadi disini setelah dianalisi terjadi dikarenakan
oleh sistem kerja pompa nya, untuk sistem kerja pompa disini karena pada pompa
G-1891A/B merupakan pompa penting oleh karena itu sistem pompa ini adalah satu
pompa selalu running atau menyala sedangkan satu pompa lagi standby atau bersiap
siap jadi ketika tekanan yang di hasilkan oleh pompa yang sedang running ini turun
maka pompa yang stand by akan secara otomatis mendeteksi bwah tekanannya
turun dan akan secara otomatis menyala.
Karena otomatis menyala ini yang mengakibatkan shaft termakan karena ada
gesekan secara mendadak yang terjadi karena ada sistem otomatis pada pompa yang
standby gesekan ini terjadi pada kopling pompa yang standby dengan shaft yang
sudah bekerja melalui pompa yang sedang berjalan, karena terjadi gesekan dengan
gaya yang besar hal tersebut dibuktikan dengan perhitungan seperti ini:
Tabel 4.1
Torsi ∆𝑊 𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛
𝑘𝑔 310 rad/s² 7667 N 132,76 𝑁
24,7
𝑚
Sumber : PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (2023)
26
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
Torsi Inersia:
(𝑚 × 𝑟 2 )
T= 2
Dengan :
m: Masa dari sistem putar
T: Torsi
r: Jarak dari sumbu rotasi
Setelah mendapatkan nilai dari torsi inersia maka dapat menghitung perubahan
kecepatan angular yang terjadi dengan menggunakan:
2. 𝜋. Rpm
∆𝑊 =
60
2 .𝜋 . 2965 m/s
∆𝑊 = 60
∆𝑊 = 310 rad/s²
Karena permasalahan yang terjadi pada shaft yang sering terkikis ataupun
termakan ini disebabkan oleh ada nya putaran pompa otomatis secara mendadak
yang tentu saja ketika pompa itu menyala akan ada torsi yang disalurkan oleh
karena itu kita harus mengetahui nilai torsi tiba tiba yang terjadi, nilai tersebut dapat
dilihat pada:
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 𝑇 𝑥 ∆𝑊 (𝑛. 𝑚)
𝑘𝑔 𝑟𝑎𝑑
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 24,7 𝑥 310 2
𝑚 𝑠
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 7667 N
Karena nilai torsi tiba tiba sudah didapatkan maka kita dapat mencari tahu nilai
beban tiba tiba yang terjadi pada shaft karena pengaruh beban yang terjadi secara
tiba tiba ini yang sangatlah penting untuk diketahui karena jika sudah mendapatkan
nilai dari nilai beban tiba-tiba atau load sudden ini maka dapat menentukan bahan
shaft seperti apa yang cocok dan mampu menahan shaft maupun kopling dengan
jenis apa yang sesuai agar tidak merusak shaft. Untuk menghitung load sudden ini
dapat menggunakan rumus:
27
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
𝑟
7667 𝑁
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
57,75
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 132,76 𝑁
Tabel 4.2
Perbandingan Kekuatan Rencana Kopling
Jenis Kopling Torsi ∆𝑊 𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛
Quadra Flex 523,1 Nm 471 25123,14 435,03
Gear 90 Nm 889,6 8157,6 141,25
Flexible Jaw 64,1 Nm 942 6123 106
Sumber : Martin Flex (2023)
2. 𝜋. Rpm
∆𝑊 =
60
2 .𝜋 . 4500 m/s
∆𝑊 = 60
28
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
2. 𝜋. Rpm
∆𝑊 =
60
2 .𝜋 . 8500 m/s
∆𝑊 = 60
2. 𝜋. Rpm
∆𝑊 =
60
2 .𝜋 . 8500 m/s
∆𝑊 = 60
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 𝑇 𝑥 ∆𝑊 (𝑛. 𝑚)
𝑘𝑔 𝑟𝑎𝑑
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 9,1 𝑥 889,6 2
𝑚 𝑠
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 8157,6 N (Gear Coupling)
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 𝑇 𝑥 ∆𝑊 (𝑛. 𝑚)
𝑘𝑔 𝑟𝑎𝑑
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 6,53 𝑥 942 2
𝑚 𝑠
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 6123 N (Flexible Jaw)
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
𝑟
25123,14 𝑁
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
57,75
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 435,03 𝑁 (Quadra Flex)
29
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
𝑟
8157 𝑁
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
57,75
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 141,25 𝑁 (Gear Coupling)
𝑇𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
𝑟
6123 𝑁
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 =
57,75
𝐹𝑠𝑢𝑑𝑑𝑒𝑛 = 106 𝑁 (Flexible Jaw)
500
400
300
200
100
0
Kopling Standar Quadra Flex Gear Coupling Flexible Jaw
Torsi
Pada grafik di atas menunjukan perbandingan torsi yang dapat ditahan oleh
masing masing jenis kopling baik pada kopling standar ataupun kopling pengganti
dengan nilai pada kopling standar bernilai 242,2 Nm dan kopling pengganti yang
nilainya paling tinggi adalah jenis quadra flex dengan nilai 523,1 Nm yang dapat
menjadi nilai tambah untuk penggantian kopling standar karena kedua kopling
pengganti yang lain nilainya di bawah nilai kekuatan kopling standar yaitu 90 Nm
untuk gear coupling dan 64,1 Nm untuk flexible jaw coupling.
30
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
∆W
Pada grafik di atas menunjukan nilai kecepatan angular yang terjadi pada
masing-masing kopling dengan nilai pada kopling standar sebesar 310 rad/s² dan
nilai kecepatan angular tertinggi didapatkan pada kopling jenis flexible jaw
coupling dengan nilai 942 rad/s² namun kedua kopling pengganti lainnya pun
memiliki nilai kecepatan angular yang lebih tinggi dibandingkan dengan kopling
standar nya yaitu pada quadra flex memiliki nilai 471 rad/s² dan pada gear kopling
sendiri memiliki nilai 889,6 rad/s²
Tsudden (N)
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
Kopling Standar Quadra Flex Gear Coupling Flexible Jaw
Tsudden
31
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
Pada nilai Tsudden atau torsi secara tiba tiba pada kopling standar didapatkan
nilai sebesar 7667 N lalu untuk kopling pengganti didapatkan nilai paling besar
pada kopling quadra flex sebear 25123,14 N lalu untuk gear coupling juga memiliki
8157,6 N namun pada flexible jaw coupling memiliki nilai yang lebih rendah
dibanding kopling standar yaitu sebesar 6123 N
Fsudden (N)
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Kopling Standar Quadra Flex Gear Coupling Flexible Jaw
Fsudden
Pada nilai Fsudden kopling standar didapatkan nilai sebesar 132,76 N untuk
kopling pengganti ada dua jenis kopling yang nilainya lebih tinggi yaitu quadra flex
dengan nilai 435,05 N lalu nilai Fsudden sebesar 734,134 N namun pada flexible
jaw coupling memiliki nilai yang lebih rendah dari kopling standar yaitu 106 N
Karena nilai beban tiba-tiba atau load sudden yang besar maka dibutuhkan
kopling yang mampu menahan beban tersebut tanpa merusak shaft oleh karena itu
saya menyarankan untuk menggunakan jenis kopling tipe quadra-flex karena jenis
kopling ini mampu untuk menahan misalignment secara parallel tanpa membuat
keausan dan kehilangan energi yang sangat minimal serta jumlah offset parallel
yang mampu di atasi oleh kopling ini berkisar antara dari 0,4mm untuk ukuran 5
sampai 1,6mm untuk ukuran 16
Kelebihan lain dari kopling jenis ini juga mampu menahan torsi dan sangat
cocok untuk meredam guncangan dan meredam getaran yang akan ditransmisikan
di atara peralatan seperti yang diketahui nilai load sudden yang dimiliki oleh pomp
aini sebesar 132,76 N oleh karena itu membutuhkan kopling yang flexible namun
32
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
kuat seperti quadra-flex kopling ini yang mampu menahan torsi serta meredam
guncangan yang sangat baik.
Untuk mengetahui ukuran kopling yang sesuai dengan pompa yang digunakan
maka harus menghitung terlebih dahulu dikarenakan, perhitungan ini menggunakan
standar atau rekomendasi cara penghitungan yang sudah dibuat oleh pabrik
produsen kopling jenis quadra flex ini.
Untuk langkah langkah perhitungannya yang pertama kita harus lakukan
adalah mencari service factor simbol yang sudah disediakan pada tabel yang sudah
di sediakan oleh produsen kopling ini. Untuk jenis pompa axial yang di gunakan
maka service factor simbolnya merupakan L seperti yang ditunjukan gambar
dibawah ini
33
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
Setelah diketahui bahwa service factor symbol yang digunakan adalah L lalu
untuk nilai service factor symbol L untuk electric motor high torque merupakan 1,5
maka kita harus menghitung kW pada 100 RPM dengan menggunakan rumus yang
sudah disediakan oleh produsen yaitu:
Didapatkan nilai kW pada 100 RPM sebesar 3,79 kW/100 RPM karena sudah
mendapatkan nilai yang dibutuhkan untuk menentukan ukuran coupling berapa
yang seharusnya digunakan melihat pada tabel yang ada untuk ukuran 3,79 kW/100
RPM dapat menggunakan coupling quadra-flex dengan material Hytel berukuran 8
dan mampu menahan torsi sampai 523,1 dan maksimum RPM pada 4500.
Kekurangan dari kopling jenis ini adalah kopling ini sangat besar kemungkinan
mengalami kehilangan energi dan menyebabkan efisiensinya menurun lalu untuk
memakai kopling ini juga relatif mahal biaya serta maintancenya. Serta untuk
memakaian jenis kopling ini harus menggunakan sleeve.
34
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
35
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
36
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
solusikan dengan memilih kopling jenis ini yang sesuai dengan ukuran pada
standarnya. Lalu kopling jenis ini juga sensitif terhadap kotoran ataupun keausan
karena jika ada partikel kotoran ataupun keausan yang masuk kedalam sela-sela
kopling maka akan mempengaruhi kinerja dan mengurangi umur kopling.
37
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. PT. Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) adalah perusahaan asal jepang yang
berfokus pada pembuatan Purified Terephthalic Acid yang mana terdapat dua
plant yang masing-masing plant tersebut dapat menghasilakn 350.000 Ton PTA
pertahun atau satu perusahaan dapat menghasilkan 700.000 Ton PTA
pertahunnya
2. Dalam proses produksi PTA terdapat beberapa langkah-langkah yang harus di
lakukan seperti harus melakukan pembuatan CTA terlebih dahulu atau Crude
Terephthalic Acid dimana proses pembuatan CTA terdiri dari pencampuran
Paraxylene dengan HBr pada Reaktor pertama setelah bahan tercampur
dilanjutkan pada Reaktor kedua untuk ditambahkan katalis yang mempercepat
reaksi sehingga dipastikan bahwa semua bahan sudah menjadi satu. Lalu masuk
pada Crystallizer pertama untuk proses kristalisasi selanjutnya masuk pada
Crystallizer kedua untuk memastikan bahwa proses kristalisasi terjadi lebih
sempurna. Selanjutnya proses separasi pada separator untuk proses
memisahkan bahan antara bubuk dan air lalu proses berikutnya dikeringan
menggunakan dryer. Lalu produk CTA telah jadi dan akan di salurkan untuk
pembuatan PTA.
3. Setelah CTA jadi maka akan dilakukan pencampuran kembali dengan air yang
disebut dengan Slurry Preparation setelah itu dipanaskan menggunakan pre-
heater sebelum masuk pada reactor lalu setelah masuk dari reactor akan menuju
pada crystallizer dimana terdapat 5 crystallizer pada proses ini pada setiap
crystallizer bahan baku ada di kristalisasi dan dipastikan sudah tidak ada yang
berbentuk cairan lagi jika sudah mengalami proses kristalisasi sebanyak 5 kali
maka akan masuk pada separator untuk dipisahkan antara bubuk dengan air
yang tersisa lalu akan masuk kedalam dryer untuk dipastikan benar benar kering
setelah benar-benar kering maka produk ini sudah bisa disebut sebagai PTA dan
akan disimpan ke dalam silo melalui pipa.
38
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
4. Pada proses pembuatan CTA ataupun PTA rata-rata menggunakan pompa untuk
menjalankan mesin tersebut serta pompa juga berfungsi untuk menyalurkan air
dari satu titik ke titik lain. Pompa-pompa ini sudah menggunakan sistem
otomatis yang dapat menyala serta dimatiikan sesuai dengan kebutuhan oleh
karena itu tidak jarang shaft-shaft pada pompa ini rusak akibat torsi dan beban
yang terjadi telalu besar dan secara tiba-tiba.
5. Dalam analisa kerusakan yang terjadi didalam pompa ini menyatakan bahwa
kerusakan yang terjadi di dalam pompa ini terjadi pada shaft yang rusak terkikis
karena termakan oleh bagian kopling pada pompa yang bekerja secara otomatis
dan shaft tidak kuat untuk menahan beban dan torsi secara tiba tiba ketika
pompa dinyalakan atau dimatikan.
6. Kopling adalah komponen yang menghubungan dan memisahkan dua bagian
penting dalam pompa dan fungsi utama dari kopling sendiri adalah untuk
mentransmisikan daya dari mesin penggerak dan pompa sehingga
memungkinan untuk pengoperasian pompa untuk memindahkan cairan atau
fluida.
7. Kopling jenis Quadra Flex memiliki kelebihan yaitu mampu menahan
misalignment secara parallel tanpa membuat keausan serta kopling jenis ini juga
mampu menahan torsi dan sangat cocok untuk meredam guncangan dan
meredam getaran yang akan ditransmisikan namun memiliki kekurangan
kemungkinan kehilangan energi cukup besar dan dapat menyebabkan
efisiennya turun dan pemasangan serta perawatan kopling jenis ini cenderung
mahal.
8. Kelebihan dari kopling gear adalah memiliki design yang ringkas serta praktis
namun tetap mampu menahan torsi dari 37 kW hingga 450kW dan menahan
suhu hingga 82°C namun memiliki kekurangan bahwa sangat sensitif jika
terkena beban secara tiba-tiba dan sangat tidak cocok di implementasikan pada
pompa ini.
9. Kelebihan dari flexible jaw coupling ini adalah dapat menerima torsi tinggi
sehingga mampu menahan beban yang terjadi pada pompa ini serta tidak
memerlukan pelumasan sehinggan biaya maintance dan pemasangan dapat
murah. Kekurangan kopling ini adalah dapat terdeformasi karena beban jika
39
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
beban yang diberikan berlebihan sehingga harus lebih teliti untuk membeli
ukuran kopling yang sesuai agak tidak terjadi kesalahan.
5.2 Saran
1. Untuk PT Mitsubishi Chemical Indonesia sudah sangat baik dalam
memfasilitasi kami sebagai mahasiswa yang sedang melaksanakan kegiatan
KKN-P
2. Untuk Universitas Brawijaya sebaiknya lebih meningkatkan respon pelayanan
adminitrasi dalam mengurus persyaratan KKN-P serta meningkatkan layanan
informasi terkait perusahaan yang membuka kesempatan KKN-P
3. Untuk Mahasiswa sebaiknya lebih aktif pada saat pelaksanaan KKN-P agar
tidak terdapat kebinggungan serta mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi.
40
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
DAFTAR PUSTAKA
41
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA-PRAKTIK (KKN-P)
PT. MITSUBISHI CHEMICAL INDONESIA
CILEGON - BANTEN
LAMPIRAN
42