Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA KITAB

MAFAHIM HT
OLEH
SAMRI SONE
Kitab Mafahim ini pada dasarnya ingin menjawab
3 (tiga) pertanyaan strategis menyangkut HT dan
ide-idenya.

Pertama, apa latar belakang munculnya HT


di tengah kancah berbagai gerakan Islam
di Dunia Islam?
Kedua, mengapa HT perlu mengadopsi
berbagai pemahaman (mafahim)
keislaman yang khas baginya?
Ketiga, apa saja pemahaman-pemahaman
Islam yang telah diadopsi HT guna
membangkitkan umat Islam?
. Latar Belakang Eksistensi HT

 Bagian awal kitab Mafahim (hal. 1-13)


menjelaskan latar belakang lahirnya HT.
HT muncul dalam realitas dimaksudkan
untuk menjadi gerakan alternatif setelah
gagalnya berbagai gerakan Islam untuk
membangkitkan umat dari
kemerosotannya
 Pertama, adanya ketidakjelasan fikrah
(pemikiran) Islami di benak para aktivisnya.
Misalnya, fikrah mereka campur aduk antara
pemikiran Islami dan filsafat Yunani
 Kedua, adanya ketidakjelasan thariqah
(metode) Islami untuk menerapkan fikrahnya.
Misalnya, ingin menegakkan syariah dalam
kehidupan masyarakat tapi thariqahnya non-
politis (tanpa Daulah Islamiyah) seperti
mendirikan pesantren, sekolah, dan
sebagainya.
 Ketiga, tidak adanya ikatan solid antara fikrah
dan thariqahnya sebagai satu kesatuan yang
tak terpisahkan. Misalnya, mengkaji hukum
fikrah seperti hukum nikah, tapi melalaikan
hukum thariqah untuk menerapkan hukum
nikah itu, yaitu hukum-hukum Khilafah. Ingat,
wali hakim dalam nikah itu seharusnya adalah
khalifah atau yang mewakilinya.
. Mengapa HT Adopsi Mafahim
 Sebab kemerosotan itu tiada lain terjadi karena
benak umat mengalami kelemahan yang luar
biasa (al-dha’f asy-syadid) dalam memahami
Islam (hal. 3). Padahal, sebagaimana sudah
dimaklumi, perilaku manusia (suluk al-insan) itu
dipengaruhi oleh pemahamannya. Kelemahan
dalam memahami Islam, dengan sendirinya, akan
membuat sikap dan perilaku umat menjadi lemah
pula dalam menjalani kehidupan, yaitu merosot
dari kondisinya yang seharusnya. Umat Islam
akhirnya hidup terjajah oleh negara-negara
penjajah yang kafir dalam sistem kehidupan
sekuler.
Kelemahan pemahaman itu terjadi sejak lama, yaitu sejak
abad ke-2 H hingga detik ini, baik karena faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor-faktor ini yang menonjol
adalah :

 (1) Transfer filsafat India, Persia, dan


Yunani pada abad ke-2 H ke tubuh umat
Islam dan adanya upaya untuk mencari
titik temunya dengan Islam, padahal
sebenarnya terdapat kontradiksi tajam
antara Islam dan filsafat;
 (2) Adanya manipulasi berbagai pemikiran dan
hukum Islam oleh orang-orang yang dengki
terhadap Islam;
 (3) Adanya pengabaian bahasa Arab yang
sesungguhnya mutlak perlunya untuk
memahami dan mengamalkan Islam, termasuk
untuk berijtihad guna mengatasi masalah-
masalah baru. Ini terjadi pada abad ke-7 H.
 (4) Adanya invasi misionaris, kemudian invasi
budaya dan politik dari negara-negara Barat
yang kafir sejak abad ke-17 M (Abdul Qadim
Zallum, Hizbut Tahrir, hal. 13).
Dampak berbagai faktor yang
mengaburkan di atas, membuat
benak kaum muslimin bagaikan
bejana yang penuh dengan aneka
macam air yang campur aduk, antara
yang suci dan najis. Dengan
pemahaman yang amburadul dan
kacau balau seperti ini, wajar jika
umat Islam mengalami kemunduran
yang drastis
 Maka dari itu, HT melihat adanya
keharusan untuk memperbarui
pemahaman umat Islam itu guna
membangkitkan kembali umat dari
kemerosotannya. Caranya ialah dengan
mengadopsi sejumlah pemahaman Islam
yang murni, yang bebas dari unsur-unsur
yang mengaburkan atau mengotorinya.
Pemahaman Islam yang murni ini
bagaikan air yang suci lagi menyucikan.
 Menyifati berbagai pemahaman mengenai
hukum dan pemikiran Islam yang diadopsi HT
itu, Taqiyuddin an-Nabhani berkata,"Ini adalah
berbagai pendapat, pemikiran, dan hukum yang
Islami, bukan yang lain. Tidak ada di dalamnya
sesuatu pun yang tidak Islami dan tidak
terpengaruh pula oleh segala sesuatu yang tidak
Islami. Sebaliknya ia adalah Islami semata, tidak
bersandar kecuali kepada pokok-pokok ajaran
Islam dan nash-nashnya." (Taqiyuddin An-
Nabhani, Mafahim, hal. 14).
 Adapun pemahaman-pemahaman Islami
yang dijelaskan HT dalam kitab Mafahim
ini, berfokus pada 3 (tiga) pemahaman,
yaitu pemahaman yang terkait dengan :
(1) Aqidah Islam, (2) Syariah Islam, (3)
Dakwah Islam. Berikut sekilas uraiannya
masing-masing.
Aqidah Islam
 Pembahasan Aqidah Islam nampak ketika HT
meletakkan Aqidah Islam sebagai jawaban terhadap Al-
‘Uqdatul Kubra (Masalah-Masalah Besar Manusia) yang
menyangkut manusia, alam semesta, dan kehidupan.
Aqidah Islam menjelaskan bahwa sebelum adanya
manusia, alam semesta, dan kehidupan, telah ada lebih
dulu Allh SWT sebagai al-Khaliq bagi ketiganya. Aqidah
Islam juga menjelaskan bahwa setelah tiadanya
manusia, alam semesta, dan kehidupan nanti, akan ada
Hari Kiamat yang sekaligus juga Hari Perhitungan
(Yaumul Hisab). Karena itu, manusia wajib menjalani
kehidupan dunia ini sesuai perintah-perintah Allah dan
larangan-larangan-Nya. Sebab Allah sajalah yang
menciptakannya dan memberinya sejumlah perintah
Allah dan larangan; dan pada Hari Kiamat nanti manusia
akan dihisab mengenai keterikatannya dengan segala
perintah dan larangan Allah itu (hal. 14-15).
 Namun, sebagaimana kitab Nizham al-
Islam, Aqidah Islam yang diterangkan HT
ini lalu dikaitkan dengan pemikiran
kontemporer, tidak diasingkan atau
dijauhkan darinya. Maka, pembahasan
Aqidah Islam ini segera saja dilanjutkan
dengan pembahasan integrasi aspek
material dan spiritual (mazjul maadah bi
ar-ruh) (hal. 16-23).
 Nampak jelas HT di sini berusaha keras
memerangi aqidah ideologi Kapitalisme,
yakni sekularisme, atau fashlul maadah
‘an ar-ruh. Artinya, memisahkan aspek
material (perbuatan manusia) dengan
aspek spiritual (kesadaran manusia dalam
beragama). Dalam realitasnya, aqidah
sekularisme lalu menghasilkan pemisahan
agama dari negara, seperti yang terjadi
saat ini.
 Pembahasan ini kemudian dilanjutkan
dengan bahasan Qadha`-Qadar (hal. 24-
26) dan bahasan sifat perbuatan manusia
(konsep khair-syar dan hasan-qabih)
(hal.26-30), serta bahasan nilai (qimah)
perbuatan manusia sebagai tujuan
perbuatan manusia yang mencakup nilai
akhlaq, kemanusiaan, materi, dan spiritual
(hal. 30-34).
Syariah Islam
 Pembahasan Syariah Islam dalam kitab
Mafahim ini intinya, syariah itu ada untuk
diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat, bukan untuk kenikmatan
berpikir seperti filsafat. Maka harus ada
formalisasi syariah dalam wadah Darul
Islam (hal. 35-36; 52-56).
 Selain itu, kitab Mafahim ini juga
menjelaskan pemahaman HT seputar
syariah. Misalnya bahwa hukum-hukum
mengenai ibadah, makanan, minuman,
dan akhlaq tidak didasarkan pada illat
(alasan hukum), tapi didasarkan pada
nash semata. (hal. 36 dst). Contoh lainnya
adalah bahasan dalil-dalil syar’i, ijtihad
dan taqlid yang penting untuk dipahami
(hal. 46-49).
 HT juga meluruskan banyak
kesalahpahaman umat mengenai syariah.
Misalnya, kesalahpahaman mengenai
prinsip kelayakan syariah untuk setiap
waktu dan tempat. Maknanya bukanlah
syariah itu dapat berubah dan
menyesuaikan diri pada segala waktu dan
tempat, melainkan syariah dapat
memberikan jawaban masalah manusia di
setiap waktu dan tempat (hal. 43).
 HT juga meluruskan kesalahpahaman
umat yang memisahkan hukum fikrah dan
thariqah sebagaimana sudah dicontohkan
di atas (hal. 52-60).
Dakwah Islam

 Pembahasan dakwah Islam di sini


dimaksudkan untuk menjelaskan
metode mencapai kekuasaan
untuk melanjutkan kehidupan
Islam dan mengemban dakwah
Islam ke seluruh dunia. (hal. 62-
68).
 Dijelaskan juga perbedaan dakwah kepada
Islam dan dakwah untuk melanjutkan
kehidupan Islam. Yang pertama,
dijalankan oleh Daulah Islamiyah melalui
penerapan Islam secara nyata, mengacu
kepada dakwah Rasulullah SAW di
Madinah.. Sedang yang kedua, dijalankan
oleh kelompok dakwah melalui jalan
dakwah mengacu kepada aktivitas
Rasulullah SAW di Makkah (hal. 72-76).
 Pada bagian akhir (hal. 79-83) dijelaskan
bahwa masyarakat di Dunia Islam sebenarnya
masih terjajah oleh negara-negara kafir baik
dalam aspek politik, ekonomi, budaya, maupun
militer. Karena itu, HT berjuang untuk
membebaskan negeri-negeri Islam dari
penjajahan dalam segala bentuknya, hingga
berhasil melanjutkan kehidupan Islam dengan
mendirikan Khilafah yang akan mengemban
risalah Islam ke seluruh dunia dengan jalan
jihad fi sabilillah. [ ]

Anda mungkin juga menyukai