Anda di halaman 1dari 4

1. Bagaimanakah yang anda ketahui tentang administrasi dalam kajian keislaman ?

Penyelesaian :

Dalam islam administrasi dikenal dengan istilah al-idarah, kata “idarah” atau istilah
admnistrasi dalam pandangan islam merupakan kata yang baru digunakan di era modern. Oleh
sebab itu, para pakar administrasi modern mendifinisikan (idarah) dengan ungkapan:
“Administrasi adalah sejumlah aktivitas praktis dengan tujuan merealisasikan politik umum”.
Atau proses penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang Islan
di mana kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan syari’at Allah dan Rasul-Nya untuk
mencapai tujuan yang diridhai Allah. Konsep-konsep yang dirumuskan dalam administrasi
Islam merujuk pada sumber autentik yaitu Al-Qur’an, Hadits kemudian mengkaji dan meneliti
kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dapat kita dapati sebuah keteraturan sistem.
Para administrator menjadikan prinsip-prinsip dasar administrasi yang ada dalam al-Qur’an
sebagai panduannya. Prinsip-prinsip administrasi Islam dimuat dalam surat 24 ayat 55, surat
35 ayat 39, surat 38 ayat 26, surat 42 ayat 38, dan sebagainya. Dengan demikian Administrasi
Islam merupakan kajian teoritik yang sumber-sumbernya berasal dari wahyu. sistem
administrasi islam,

Sumber :

 Al-karmi, Hafidz Ahmad ‘Ajjaj. 2012. Al-idarah fi’Ashari ar-Rasul. Diterjemahkan oleh
Utsman Zahid as-Sidany. Cet. I. (Bogor :Pustaka Thariqul Izzah)
 Wahyu, Ramdani, M. Ag., Administrasi Islam Di Indonesia, Bandung: Insan Mandiri,
2003.

2. Bagaimanakah yang anda ketahui tentang Islam adalah rahmatan lila lamin ?
Penyelesaian :

Islam rahmatan lil ‘alamin. Artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan
kesejahteraan bagi semua/seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi
sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang
terjemahannya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”.
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah. Lihat saja sabda
Rasulullah Saw. sebagaimana yang terdapat dalam hadits riwayat Imam al-Hakim, “Siapa
yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya,
maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya”. Islam tidak mentolerir segala
bentuk kekerasan. Atas nama apa pun dan untuk tujuan apa pun, kekerasan tidak ada
tempatnya di dalam Islam. Allah SWT menegas kan di dalam Alquran: La ikraha fi al-din
(Tidak ada paksaan dalam kehidupan beragama/QS al-Baqarah/2:256). Maka jelaslah bahwa
islam bersifat universal (rahmatan lil alamin), bukan hanya mengurusi masalah ritual
keagamaan saja, namun jauh lebih dari itu juga telah mengatur semua tatanan kehidupan
manusia sebagai bekal mereka hidup baik di dunia ataupun di akhirat.

Sumber :

 Tutur Habib Ali Zainal Abidin al-Jufri di Balai Pertemuan Yasmin Darul Aitam, Tanah
Abang Jakarta, 12 April 2018. (Alhabib Quraisy Baharun/Syaroni As-Samfuriy).
 Berdasarkan QS al-Baqarah/2:256 dan Surat al-Anbiya ayat 107.
 Penalaran pribadi.

3. Sebutkan dua macam pembantu kepala Negara dalam kajian keislaman ?


Peyelesaian :
a. Wazir
Wazir bertugas melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan oleh khilafah kepadanya,
menjadi perantara antara khalifah dan rakyat.
b. Khatib (sekretaris)
Khatib atau sekretaris bertugas dibidang kesekretariatan atau masalah surat-
menyuratpemerintahan
Sumber :
 By Supriyadi, 9 Pembantu Kepala Negara Islam Lengkap Tugasnya Pro Thursday, July
20, 2017
 Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Delfi Suganda, S.H.I., L.L.M (berdasarkan
penyampaian materi kuliah Kelembagaan Negara Dalam Pemerintahan Islam)
4. Islam sangat menghargai perbedaan dan keberagaman, bagaimanakah yang di maksud dengan
Demokrasi daklam Islam ?
Penyelesaian :
Rasulullah saw bersabda:

‫ َي ا َر ُسوَل‬: ‫ َفِقيَل‬،» ‫ ِش ْبًر ا ِبِش ْب ٍر َو ِذَر اًع ا ِبِذَر اٍع‬،‫َال َت ُقوُم الَّساَع ُة َح َّت ى َت ْأُخ َذ ُأَّمِتي ِبَأْخ ِذ الُقُروِن َقْب َلَه ا‬
‫ َو َم ِن الَّن اُس ِإاَّل ُأوَلِئَك‬: ‫ َكَفاِر َس َو الُّر وِم ؟ َفَقاَل‬،‫ِهَّللا‬
“Hari kiamat tak bakalan terjadi hingga umatku meniru generasi-generasi sebelumnya,
sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, seperti
Persia dan Romawi?” Nabi menjawab: “Manusia mana lagi selain mereka itu?” (HR.
Bukhory no. 7319 dari Abu Hurairah r.a)
Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani (w. 852 H) dalam kitabnya, Fathul
Bariy (13/301), menerangkan bahwa hadist ini berkaitan dengan tergelincirnya umat Islam
mengikuti umat lain dalam masalah pemerintahan dan pengaturan urusan rakyat.
Demokrasi bukan berasal dari Bahasa Arab. Tapi berasal dari Bahasa Yunani. Yaitu
terdiri dari dua kata; Pertama: Demos, artinya, khalayak manusia, atau rakyat. Kedua; Kratia,
artinya hukum. Maka maknanya menjadi hukum rakyat. Dalam konsep Demokrasi kedaulatan
berpihak pada hak rakyat, yang mana penetapan hukum berada di tangan rakyat, kemudian
dilakukan oleh wakil rakyat seperti DPR. Sedangkan Demokrasi dalam pandangan Islam,
kedaulatan mengacu pada syari’at, bukan dipegang oleh rakyat. Jika syari’at mengharamkan
sesuatu, maka hal tersebut tataplah haram, walaupun idealisme rakyat memperbolehkannya.
Hal tersebut berkaitan dengan hadits yang membahasa tentang suatu hukum kesepakatan
manusia jika lebih baik daripada hukum Allah.SWT, maka bisa menjatuhkan manusia kepada
kekufuran dan kemusyrikan.
Berdasarkan pandangan Islam Demokrasi merupakan system yang bertentangan dengan
Islam. Karena system ini meletakkan rakyat sebagai sumber hukum atau orang-orang yang
mewakilinya (seperti anggota parlemen). Maka dengan demikian landasan hukumnya tidak
merujuk kepada Allah Ta’ala, tapi kepada rakyat dan para wakilnya. Patokannya tidak harus
kesepakatan semua mereka, tapi suara terbanyak. Kesepakatan mayoritas akan menjadi UU
yang wajib dipegang masyarakat walaupun bertentangan dengan fitrah, agama dan akal.
Demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam.
Prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah keikutsertaan rakyat dalam
mengontrol, mengangkat, dan menurunkan pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah
kebijakan lewat wakilnya.
Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat diberikan kebebasan secara mutlak
sehingga bisa mengarah kepada sikap, tindakan, dan kebijakan yang keluar dari rambu-rambu
ilahi. Karena itu, maka perlu dirumuskan sebuah sistem demokrasi yang sesuai dengan ajaran
Islam. Yaitu pertama, demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama. Kedua,
rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya. Ketiga pengambilan keputusan
senantiasa dilakukan dengan musyawarah. Keempat, suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak
meskipun tetap menjadi pertimbangan utama dalam musyawarah. Contohnya kasus Abu
Bakar ketika mengambil suara minoritas yang menghendaki untuk memerangi kaum yang
tidak mau membayar zakat. Kelima, musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan
ijtihadi; bukan pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan
Sunah. Keenam produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai
agama. Ketujuh hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.
Sumber :
 Islam Question and Answer, General supervisor shikh : Mohammad Al Munajjed, Mon
10 DhQ 1439 - 23 July 2018
 pembahasan empat pilar Khilafah dalam Mahmud Abdul Majid Al Khalidi, Qawa’id
Nizham Al Hukm fi Al Islam, Hizbut Tahrir, Ajhizah Daulah Al Khilafah

Anda mungkin juga menyukai