Dosen Pengampu:
Dr. Deddy Effendy, S.H., M.H.
Jejen Hendar, S.H., M.H.
Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
2022
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................................4
BAB III..............................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada jaman Yunani Kuno manusia sudah menyadari arti pentingnya negara bagi
manusia, tetapi bentuk negara yang ada dalam pandangan mereka tidak lebih luas
dari negara-negara kota (Haricahyono, 1986).
1
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum., Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 41.
2
Dr. Abdul Chalik, Islam, Negara dan Masa Depan Ideologi Politik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2017, hlm. 188.
3
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum., Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 36.
4
Adapun dalam pandangan Islam, menurut Husain Haikal, Al-Quran tidak
memberikan konsep mengenai negara. Menurut Al-Jurjani dalam kitabnya al-
Ta’rifat :
َاْلَو َطُن اَأْلْص ِلُّي ُهَو َم ْو ِلُد الَّرُج ِل َو اْلَبَلُد اَّلِذ ي ُهَو ِفيِه
Artinya : Al-wathan al-ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana
ia tinggal di dalamnya. (Ali Al-Jurjani, al-Ta’rifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi,
1405 H, halaman 327).
َِّن اَّلِذ ي َفَرَض َع َلْيَك اْلُقْر آَن َلَر اُّد َك ِإَلى َم َع اٍد
Menurut pandangan Islam suatu negara terbentuk bukan hanya adanya kontrak
sosial manusia, namun Islam memandang secara esensi mengenai fungsi manusia
sebagai khalifah Allah di bumi yang memikul kekuasaan legislatif dan kedaulatan
tertinggi sebagai amanah. Sesuai dengan Q.S. Al-Maidah (5) : 48
4
Hal 101 buku lsipk
5
َز َل ٱُهَّللۖ َو اَل َتَّتِب ْعllَو َأنَز ْلَنٓا ِإَلْيَك ٱْلِكَٰت َب ِبٱْلَح ِّق ُمَص ِّد ًقا ِّلَم ا َبْيَن َيَد ْيِه ِم َن ٱْلِكَٰت ِب َو ُمَهْيِم ًنا َع َلْي ِهۖ َف ٱْح ُك م َبْيَنُهم ِبَم ٓا َأن
َأْهَو ٓاَء ُهْم َع َّم ا َج ٓاَء َك ِم َن ٱْلَح ِّقۚ ِلُك ٍّل َجَع ْلَنا ِم نُك ْم ِش ْر َع ًة َوِم ْنَهاًجاۚ َو َلْو َش ٓاَء ٱُهَّلل َلَجَع َلُك ْم ُأَّم ًة َٰو ِح َد ًة َو َٰل ِكن ِّلَيْبُل َو ُك ْم
ِفى َم ٓا َء اَتٰى ُك ْم ۖ َفٱْسَتِبُقو۟ا ٱْلَخْيَٰر ِتۚ ِإَلى ٱِهَّلل َم ْر ِج ُع ُك ْم َجِم يًعا َفُيَنِّبُئُك م ِبَم ا ُك نُتْم ِفيِه َتْخ َتِلُفوَن
Ada beberapa tokoh intelektual Islam yang membahas konsep negara Islam,
seperti :
1. Al-Mawardi
Menurut Al-Farabi manusia tidak sama antara satu dengan yang lain
karena beberapa faktor. Sehingga mempengaruhi perilaku pola pikir dan
kebiasaan bernegara. Al-Farabi berpendapat bahwa negara yang berhasil
5
Hal 102 lsipk
6
menyatukan keberagaman masyarakat dalam kesatuan untuk mencapai
tujuan negara. Menurut Al-Farabi konsep negara terbagi menjadi dua :
- Al-Madinah al-Fadhilah
- Al-Madinah al-Jahilah.
3. Al-Maududi
c. Sistem politik Islam merupakan suatu sistem yang Universal dan tidak
mengenal batas-batas dan ikatan-ikatan geografi bahasa dan kebangsaan.
4. Ibnu Tamiyah
Tahir Azhary7, menjelaskan ada beberapa prinsip monokrasi dalam negara Islam,
yaitu kekuasaan sebagai amanah, prinsip musyawarah, menegakan keadilan,
perlindungan terhadap hak asasi manusia, peradilan yang bebas, perdamaian,
kesejahteraan, dan ketaatan masyarakat kepada pemerintah.
6
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum., Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 42-43.
7
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum., Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 46.
7
Negara menurut hukum Islam merupakan negara yang berada di bawah kekuasaan
pemerintah Muslim dan menggunakan hukum Islam. Beberapa cendikiawan
Muslim sepakat bahwa identitas negara Islam dapat dilihat dari beberapa segi,
antara lain: Pertama, apabila dilihat dari segi hukum yang berlaku, jika terlihat
dalam negara itu uang berlaku hukum Islam, maka negara itu negara Islam, kedua,
apabila dilihat dari segi keamanan negara, jika warganya dapat menjalankan
syariat agama Islam dengan baik, maka negara itu negara Islam, ketiga, dilihat
dari segi pemegang kekuasaan negara, jika penguasanya bertindak adil, amanah,
jujur, dan selalu menerapkan musyawarah dengan petunjuk syara’ maka negara itu
negara Islam.8 Negara menurut hukum Islam berdiri atas landasan akidah Islam.
Akidah Islam tidak boleh lepas dari negara dan tidak diperbolehkan memiliki
pikiran, konsep, atau hukum yang bukan dari akidah Islam. Negara menurut
hukum Islam tidak berbentuk monarki dan Islam tidak mengakui sistem monarki
dengan segala bentuknya, tidak berbentuk kekaisaran, tidak berbentuk negara
federasi yang membagi wilayah otonom. Melainkan sistem kesatuan yang
mencakup seluruh negeri. Menurut Muhammad Iqbal, negara Islam lebih tepat
disebut dengan nomokrasi Islam sebab kepala negara menjalankan pemerintahan
tidak berdasarkan mandat Tuhan, namun berdasarkan hukum-hukum syariat yang
diturunkan oleh Tuhan kepada manusia melalui Rasulullah SAW, sejauh
disebutkan secara tegas oleh syariat, maka penguasa tinggal melaksanakan saja
apa yang disebut dalam nash. 9
8
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum., Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 48.
9
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum., Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat, Kencana, Jakarta, 2016, hlm. 45.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan. 2016. Politik Hukum : Studi Perbandingan dalam
Praktik Ketatanegaraan Islam dan Sistem Hukum Barat. Jakarta: Kencana.
Drs. Muchtar Affandi. 1986. Ilmu-Ilmu Kenegaraan. Bandung: Lembaga
Penerbitan Fakultas Sosial Politik Universitas Padjadjaran.
Dr. Abdul Chalik. 2017. Islam, Negara dan Masa Depan Ideologi Politik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
LSIPK
Pertiwi Dian, Jamal Mirdad, Mami Nofrianti. “Mengulik Konsep Negara Menurut
Pemikir Islam Periode Klasik, Pertengahan, dan Modern”. Jurnal Pemerintahan
dan Politik Islam 2. no. 22 (2021)
10