Anda di halaman 1dari 20

RESUME BBLR ASFIKSIA NEONATORUM DAN IKTERUS NEONATORUM

MATA KULIAH BAYI BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

Dosen Pembimbing :

Gina Muthia, S.Si.T., M.Keb

Disusun Oleh :

Guesta Beatrix Dwyke (21221103)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN


PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
1. Berat badan lahir rendah
Berat badan lahir rendah adalah kondisi bayi yang lahir dengan berat kurang dari
2500 gram atau 2,5 kg. Kondisi ini kerap dialami oleh bayi kembar atau bayi yang
lahir secara prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu). Bayi dengan berat
badan lahir rendah tetap
bisa tumbuh sehat. Namun, tak menutup kemungkinan juga mengalami beberapa
masalah kesehatan, seperti sulit menaikkan berat badan, sulit menyusu, dan rentan
terkena infeksi.
Penyebab BBLR Salah satu penyebab utama BBLR adalah kelahiran prematur. Jika
dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan, bayi prematur memiliki waktu lebih
singkat untuk tumbuh dan berkembang di rahim ibu. Selain kelahiran prematur,
kondisi BBLR juga bisa disebabkan oleh kondisi ibu ketika hamil, di antaranya
sebagai berikut.

1. Menderita infeksi selama kehamilan.


2. Pernah melahirkan bayi dengan kondisi serupa pada kehamilan sebelumnya.
3. Mengandung bayi kembar sehingga ruang di dalam rahim tidak optimal
untuk tumbuh kembang bayi.
4. Mengalami komplikasi kehamilan, terlebih yang berpengaruh terhadap
plasenta
5. Mengalami malnutrisi.
6. Mengonsumsi NAPZA atau minuman beralkohol.
7. Menderita masalah kesehatan seperti gangguan cemas atau depresi
8. Merokok ketika hamil atau ber lingkungan yang banyak asap rokok

Faktor Risiko Berat Badan Rendah Lahir

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi berat badan lahir rendah adalah sebagai
berikut:
1. Kondisi kesehatan ibu.
2. Status gizi ibu sebelum hamil.
3. Berat badan ibu saat hamil.
4. Usia ibu saat hamil

Gejala Berat Badan Lahir Rendah

Normalnya, berat badan bayi saat lahir antara 2,5-4,0 kg. Bayi dinyatakan
mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kg. Gejala utama BBLR adalah
berat badan yang rendah, di mana bayi akan terlihat lebih kecil karena lemak
tubuhnya sedikit. Selain itu, kepalanya juga tampak lebih besar dari tubuhnya.
Terdapat beberapa kelompok berat badan bayi yang dikatakan sebagai BBLR.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut adalah pengelompokan bayi
berdasarkan berat badan di bawah normal:

1. Berat badan bayi 1500-2499 gram disebut sebagai berat badan lahir rendah
(BBLR).
2. Berat badan bayi antara 1000-1499 gram disebut sebagai berat badan lahir
sangat rendah (BBLSR).
3. Berat badan bayi kurang dari 1000 gram disebut sebagai berat badan lahir
amat sangat rendah (BBLASR).

Diagnosis Berat Badan Lahir Rendah

Diagnosis terhadap kondisi berat badan lahir rendah dapat dilakukan selama
kehamilan atau setelah bayi lahir. Masa Selama Kehamilan Diagnosis berat badan
bayi selama kehamilan dapat dilakukan dengan:

1. Pertambahan Berat Badan Ibu


Pertambahan berat yang ideal pada ibu hamil merupakan salah satu cara untuk
menilai atau memperkirakan pertumbuhan bayi.

2. Mengukur Tinggi Fundus


Metode lain untuk memperkirakan berat janin adalah dengan mengukur ketinggian
fundus (bagian atas tulang kemaluan hingga rahim). Umumnya, tinggi fundus sama
dengan usia kehamilan. Apabila tinggi fundus tidak sesuai dengan usia kehamilan,
maka dapat menandakan bahwa pertumbuhan janin terlambat.

3. USG
Dokter biasanya juga memeriksa pertumbuhan dan perkembangan janin
menggunakan USG. Prosedur ini lebih akurat daripada memeriksa tinggi fundus.
Setelah Melahirkan Dokter akan menimbang berat badan bayi setelah dilahirkan.
Apabila berat badan tidak sesuai dengan usia kehamilan atau kurang dari 2500
gram, maka bayi disebut mengalami kondisi BBLR.

Perawatan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Sebagian besar bayi dengan BBLR memerlukan perawatan di rumah sakit. Di mana,
penanganan yang diberikan akan disesuaikan dengan gejala, usia kehamilan, tingkat
keparahan, dan kondisi bayi secara menyeluruh. Apabila mengalami komplikasi,
seperti paru-paru yang belum sempurna atau gangguan di usus, bayi akan
dipindahkan ke ruang intensif neonatal (NICU).Bayi diperbolehkan pulang ketika
berat badannya sudah bertambah sesuai target atau komplikasi yang dialami sudah
bisa diatasi, ibu juga sudah bisa memberikan ASI eksklusif secara secara normal.
Pemberian ASI optimal dapat membantu pertumbuhan, daya tahan tubuh, serta
peningkatan berat badan bayi. Setelah diperbolehkan pulang, dokter akan
menyarankan orang tua bayi untuk melakukan pemeriksaan rutin pada bayinya.

Cara Mencegah Berat Badan Lahir Rendah


Berat badan lahir rendah dapat dicegah dengan menjaga kondisi kesehatan ibu dan
janin selama masa kehamilan, seperti:
a. Mengelola stres.
b. Mengonsumsi makanan sehat untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
c. Menjaga kebersihan organ intim selama hamil.
d. Menghindari beralkohol, menggunakan narkoba.konsumsi
merokok,minuman hingga

Selain itu, ibu juga disarankan melakukan pemeriksaan secara rutin selama masa
kehamilan. Anda dapat menggunakan paket Medical Check Up Siloam Pregnant
Female Package di Siloam Hospitals terdekat untuk melakukan pemeriksaan
mendasar bagi ibu hamil.
Selain itu, ibu juga disarankan melakukan pemeriksaan secara rutin selama masa
kehamilan. Anda dapat menggunakan paket Medical Check Up Siloam Pregnant
Female Package di Siloam Hospitals terdekat untuk melakukan pemeriksaan
mendasar bagi ibu hamil.

A. Kemungkinan berat badan rendah menurut umur dan masalah pemberian


asi
Cara pemeriksaan :
• Tanyakan :
- Berapa kali bayi diberi asi sepanjang pagi, siang dan malam?
- Apakah bayi diberi makanan / minuman selain asi? Jika iya, berap
kali dalam 24 jam ?
- Alat apa yang di gunakan ?
• Lihat :
- Tentukan berat badan menurut umur
- Adakah bercak putih (thrush) di mulut ?
- Adakah celah bibir / langit-langit ?
Klasifikasi :
Klasifikasi Tanda / Gejala Tindakan / Pengobatan
Berat badan sangat rendah Berat badan < 2 kg pada 1. Rujuk ke RS dengan
menurut umur bayi umur <7 hari metode kanguru
2. Cegah gula darah
tidak turun
3. Nasihati cara
menjaga bayi tetap
hangat selama
perjalanan
Berat badan rendah menurut Terdapat satu atau lebih 1. Lakukan Langkah
umur dan atau masalah tanda berikut : dasar bayi muda
pemberian asi 1. Berat badan menurut 2. Jika menyusu <8x
umur rendah dalam 24 jam,
2. Asi kurang dari nasihati ibu untuk
8x/hari menyusui lebih
3. Mendapatkan sering, sesuai
makanan atau kainginan bayi, baikk
minuman lain selain siang maupun malam
asi 3. Jika memberikan si
4. Posisi bayi salah melalui botol,
5. Tidak melekat ajarkan cara
dengan baik atau penggunaan cangkir
tidak melekat sama 4. Jika mendapatkan
sekali makanan/minuman
6. Tidak menghisap selain asi, nasihati
dengan efektif ibu untuk relaktasi
7. Terdapat bercak 5. Jika cara menyusui
putih (thrush) di ibu ada masalah,
mulut ajari ibu
8. Terdapat celah posisi/perlekatan
bibir/Langi-langit 6. Jika ada bercak putih
dimulut (trush),
nasihati ibu untuk
mengobati di rumah
dengan suspense
nystatin
7. Jika ada celah
bibir/langit-langit,
nasihati tentang
alternatif pemberian
minum
8. Kunjungan ulang2
hari untuk masalah
pemberian asi dan
trush
9. Kunjungan ulang 7
hari untuk masalah
berat badan rendah
menurut umur
10. Nasihati kapan harus
Kembali segera
Berat badan tidak rendah Tidak terdapat tanda/gejala 1. Pujilah ibu karena
menurut umur dan tidak ada seperti disebutkan di atas telah memberikan asi
masalah pemberian asi kepada bayinya
dengan benar
2. Nasihati kapan harus
Kembali segera

Jika bayi tidak ada indikasi dirujuk, lakukan penilaian tentang cara menyusui :

Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir?

• Jika Tidak, minta ibu untuk menyusui


• Jika Ya, minta ibu menunggu dan memberitahu jika bayi sudah mau menyusu lagi
• Amati pemberian ASI dengan seksama
• Bersihkan hidung yang tersumbat jika menghalangi bayi untuk menyusu

Lihat apakah bayi menyusu dengan baik:

• Lihat apakah posisi bayi benar : Seluruh badan bayi tersangga dengan posisi
kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibu, badan bayi
dekat ke ibu
• Lihat apakah bayi melekat dengan baik : Dagu bayi menempel payudara,
mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih
banyak di bagian atas daripada di bawah mulut
• Lihat dan dengar apakah bayi mengisap dengan efektif Bayi mengisap
dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan

Jika ibu HIV positif dan bercampur pemberian ASInya dengan makanan lain,
RUJUK kebagian gizi

B. Kemungkinan berat badan rendah menurut umur dan masalah pemberian


minum

Cara pemeriksaan :

• Tanyakan :

- Susu apa yang diberikan?


- Berapa kali pemberian selama 24 jam?
- Berapa jumlah yang diberikan setiap pemberian minum?
- Bagaimana cara ibu menyiapkan dan memberikan susu kepada bayi?
- Alat apa yang digunakan untuk memberi susu bayi? Cangkir atau botol?
- Bagaimana cara ibu membersihkan alat minum?
- Apa minuman yang diberikan sebagai tambahan minuman pengganti?

• Periksa :

- Tentukan berat badan menurut umur:

1.Berat badan < 2 kg?

2. Berat badan menurut umur < -2 SD?

3. Berat badan menurut umur ≥ -2 SD?

- Adakah bercak putih (thrush) di mulut?


- Adakah celah bibir/langit- langit?

Klasifikasi

Klasifikasi Tanda / Gejala Tindakan / Pengobatan


Berat badan sangat BB < 2 kg pada bayi umur 1. RUJUK ke RS
rendah menurut umur < 7 hari dengan Metode
dan atau masalah Kanguru
pemberian asi 2. Cegah agar gula
darah tidak turun
3. Nasihati cara
menjaga bayi tetap
hangat selama
perjalanan

Berat badan rendah 1. Berat badan (BB) 1. Ajarkan ibu untuk


menurut umur dan menurut umur < -2 memberikan
atau masalah SD minum dengan
pemberian minum 2. Pemberian benar
minuman pengganti 2. Jelaskan tata cara
yang tidak sesuai pemberian
3. Pemberian minuman
minuman pengganti pengganti yang
dengan jumlah aman
tidak adekuat 3. Identifikasi
4. Pemberian susu masalah pada ibu
yang disiapkan dan keluarga
dengan tidak benar mengenai
atau tidak higienis pemberian minum
5. Menggunakan botol 4. Jika ibu masih
6. Ibu dengan HIV menggunakan
positif yang mem- botol, ajarkan
berikan ASI dan penggunaan
minuman lain sebe- cangkir
lum bayi berumur 6 5. Jika ada bercak
bulan putih di mulut
7. Terdapat bercak (thrush), nasihati
putih (thrush) di ibu untuk
mulut mengobati di
8. Terdapat celah rumah
bibir/langit-langit 6. Jika ada celah
bibir/langit-langit,
nasihati tentang
alternatif
pemberian minum
7. Kunjungan ulang
2 hari untuk
masalah
pemberian
ASI/minum atau
thrush
8. Kunjungan ulang
7 hari untuk
masalah berat
badan rendah
menurut umur
9. Nasihati kapan
harus kembali
segera

Berat badan tidak 1. Berat badan (BB) 1. Nasihati ibu untuk


rendah menurut umur menurut umur ≥ -2 melanjutkan
dan tidak ada SD pemberian minum
masalah pemberian 2. Tidak terdapat dan pastikan
minum tanda/gejala di atas hygiene yang baik
2. Pujilah ibu karena
telah memberikan
minum kepada
bayi dengan benar
3. Nasihati kapan
harus kembali
segera

CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI

Bayi dengan SUHU BADAN <36,5 , harus segera dihangatkan sebelum dirujuk. Caranya
sebagai berikut:

• Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk/kain kering. Ganti pakaian,
selimut/kain basah dengan yang kering
• Hangatkan tubuh bayi dengan METODE KANGURU atau menggunakan cahaya
lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm sampai suhu normal dan pertahankan
suhu tubuh bayi
• Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala. Jaga bayi tetap
hangat. Hindari ruangan yang banyak angin, jauhkan bayi dari jendela atau pintu
Jika setelah dihangatkan dalam 1 jam SUHU BADAN tetap <36,5 , RUJUK
SEGERA dengan METODE KANGURU

MENASIHATI IBU CARA MENJAGA BAYI TETAP HANGAT SELAMA


PERJALANAN

• Keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air atau air kencing dan tinja
bayi
• Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala
• Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan METODE KANGURU

METODE KANGURU

• Bayi telanjang dada (hanya memakai popok, topi, kaus tangan, kaus kaki),
diletakkan telungkup di dada ibu dengan posisi tegak atau diagonal. Tubuh bayi
menempel/kontak langsung dengan ibu
• Atur posisi kepala, leher dan badan dengan baik untuk menghindari terhalangnya
jalan napas. Kepala menoleh ke samping di bawah dagu ibu (ekstensi ringan)
• Tangan dan kaki dalam keadaan fleksi seperti posisi “katak” kemudian “fiksasi”
dengan selendang
• Ibu mengenakan pakaian/blus longgar, sehingga bayi dapat berada dalam 1 pakaian
dengan ibu. Jika perlu, gunakan selimut
• Selain ibu, ayah, dan anggota keluarga lain bisa melakukan metode kanguru

2. Asfiksia Neonatorum

Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir, seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan
mengalami Asfiksia sesudah persalinan. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan
keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan. Asfiksia
Neonatorum merupakan salah satu sindrom distres pernapasan dimana terjadi kegagalan
napas pada bayi baru lahir. Asfiksia terjadi karena kurangnya aliran darah ataupun
pertukaran gas dari atau ke janin pada bayi baru lahir. Jika keadaan ini tidak ditangani
secara cepat dan tepat maka dapat menyebakan kerusakan organ vital (otot, hati,
jantung, dan paling parah otak).

Penyebab

1. Faktor ibu

a) Preeklampsia dan eklampsia


b) Perdarahan abnormal (Plasenta Previa, Solutio Plasenta)
c) Partus lama
d) Demam selama persalinan
e) Mengalami infeksi berat kahamilan post matur
f) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
g) Gravida empat atau lebih
2. Faktor bayi

a) Bayi prematur
b) Persalinan sulit
c) Kelainan kongenital
d) Air ketuban bercampur mekonium

3. Faktor tali pusat

a. Lilitan tali pusat


b. Tali pusat pendek
c. Simpul tali pusat
d. Prolapsus tali pusat

Faktor Risiko

a. Preeklampsia
b. Cairan ketuban terdapat mekonium
c. Persalinan lama lebih dari 24 jam
d. Gawat janin
e. Perdarahan selama kehamilan
f. Berat badan lahir rendah
g. Kelahiran prematur
h. Persalinan secara operasi caesar
i. Persalinan menggunakan alat bantu
j. Diabetes Mellitus Gestasional

Klasifikasi

1. Asfiksia ringan
2. Asfiksia sedang
3. Asfiksia berat
Tanda dan Gejala

1. Asfiksia ringan

a. Takipnea dengan nafas lebih dari 60 kali per menit


b. Bayi tampak Sianosis
c. Adanya retraksi sela iga
d. Bayi merintih
e. Bayi kurang aktivitas

2. Asfiksia sedang

a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60- 80 kali per menit


b. Usaha nafas lambat
c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
e. Bayi tampak Sianosis
f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan

3. Asfiksia berat

a. Frekuensi jantung kecil yaitu kurang 40 kali per menit


b. Tidak ada usaha nafas
c. Tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada
d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan
Penanganan Asfiksia

a. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi bayinya yang tidak menangis
spontan saat lahir.
b. Melakukan tindakan penanganan Asfiksia yaitu resusitasi.
c. Melakukan asuhan pasca resusitasi.
d. Memberikan injeksi vit K.
e. Menghangatkan bayi, memakaikan pakaian bayi, bedong bayi, serta topi
kemudian memasukkan bayi ke dalam incubator.
f. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya dalam kondisi baik
namun belum bisa di rawat gabung karena bayi perlu dipantau lebih lanjut.
g. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi setiap 1 jam.
h. Mengganti pakaian, popok bayi setiap kali kotor dan basah.

Pencegahan

Tidak semua kejadian Asfiksia Neonatorum dapat dicegah. Ibu hamil disarankan
untuk melakukan kontrol secara teratur ke dokter kandungan. Kontrol teratur bisa
membantu memastikan kondisi kehamilan dan kesehatan janin dalam kondisi baik.
Dengan demikian risiko bayi mengalami Asfiksia Neonatorum dapat menurun.

3. Ikterus Neonatorum
Ikterus neonatorum fisiologis adalah penyakit kuning yang ditunjukkan dengan
perubahan warna kekuningan pada kulit, konjungtiva, dan sklera akibat peningkatan
bilirubin plasma pada bayi baru lahir. Kondisi ini biasanya terjadi setelah hari kedua
atau ketiga setelah bayi lahir, puncaknya antara hari ke 4 sampai hari ke 5 pada
neonatus aterm dan hari ke 7 pada neonatus preterm, dan hilang dalam 2 minggu.
Ikterus neonatorum fisiologis tidak pernah terjadi dalam 24 jam pertama dan lebih dari
2 minggu. Ikterik pada kondisi ini meluas secara sefalokaudal ke arah dada, perut dan
ekstremitas. Ikterus neonatorum seringkali tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi
baru lahir umumnya sulit membuka kelopak mata. Ikterus fisiologis biasanya terjadi
setelah Ikterus neonatorum fisiologis terjadi akibat peningkatan produksi bilirubin
indirek/tak terkonjugasi, sekunder akibat kerusakan eritrosit yang dipercepat, penurunan
kapasitas ekskresi hati akibat rendahnya kadar ligandin dalam hepatosit, dan rendahnya
aktivitas enzim konjugasi bilirubin uridine diphosphate glucuronyl transferase.

Penegakan diagnosis ikterus neonatorum fisiologis dengan cara memeriksa kadar


bilirubin. Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak/tak terkonjugasi) tidak melewati
12 mg/dl pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dl pada neonatus kurang bulan,
kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl per hari. Kadar bilirubin
direk/terkonjugasi kurang dari 1 mg/dl serta tidak terbukti mempunyai hubungan
dengan keadaan patologis tertentu seperti inkompatibilitas ABO, defisiensi enzim
G6PD, atau penyakit metabolik seperti Crigler-Najjar syndrome.
Penggunaan kriteria Kremer berkorelasi dengan kadar bilirubin total secara kasar, yaitu:

• Kremer I yakni bagian tubuh yang nampak kuning dari bagian kepala hingga leher,
serum bilirubin pada level 4–8 mg/dl
• Kremer II meliputi bagian kepala hingga upper trunk, serum bilirubin pada level 5–
12 mg/dl
• Kremer III meliputi bagian kepala hingga lower trunk dan paha bawah, serum
bilirubin pada level 8–16 mg/dl
• Kremer IV meliputi bagian kepala hingga tangan dan tungkai bawah, serum
bilirubin mencapai level 11-18 mg/dl
• Kremer V meliputi seluruh badan yakni kepala hingga telapak tangan dan telapak
kaki, serum bilirubin levelnya >15 mg/dl

Penatalaksanaan ikterus neonatorum fisiologis meliputi paparan sinar matahari,


fototerapi, dan asupan nutrisi yang mencukupi. Kondisi ini akan sembuh sendiri dan
bayi tidak perlu dirawat. Paparan sinar matahari dapat menurunkan kadar bilirubin
indirek/tak terkonjugasi. Jika kadar bilirubin indirek/tak terkonjugasi tetap tinggi atau
meningkat, bayi mungkin memerlukan pengobatan lebih lanjut untuk menurunkan
kadar bilirubin. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian air susu ibu
(ASI) yang adekuat dan fototerapi.

Cara pemeriksaan ikterus neonatorum :


• Tanyakan : apakah bayi kuning ? jika iya, pada umur berapa pertama kali
timbul kuning
• Lihat : - Lihat terjadinya icterus pada bayi (lihat pada mata atau kulit)
- Lihat telapak tangan dan telapak kaki bayi apakah kuning

Klasifikasi ikterus
Klasifikasi Gejala / Tanda Tindakan / Pengobatan
Ikterus Berat 1. Timbul kuning pada hari 1. Pertahankan
pertama (<24 jam) setelah lahir asupan asi agar
2. Kuning ditemukan pada umur > tidak kekurangan
14 hari cairan
3. Kuning seluruh tubuh mulai dari 2. Jaga tubuh tetap
kepala, bada sampai telapak hangat
tangan atau telapak kaki 3. Rujuk segera
Ikterus 1. Timbul kuning pada umur >24 1. Lakukan asuhan
jam sampai dengan umur 14 hari dasar bayi muda
2. Kuning tidak sampai telapak 2. Menyusu lebih
tangan atau kaki sering
3. Jika
memungkinkan
rujuk untuk
penentuan kadar
bilirubin dan tata
laksana yang sesuai
4. Nasihati untuk
menginformasikan
hasil pemeriksaan
bilirubin
5. Kunjungan ulang 1
hari
6. Nasihati kapan
harus Kembali
segera
Tidak ada Tidak kuning 1. Lakukan asuhan
ikterus dasar bayi muda
2. Nasihati kapan
harus segera
Kembali

Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER


• Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher

• Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar keatas)

• Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku

• Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki

• Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki


DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatric and American Heart Association Guidelines fo


Neonatal Resuscitation, 2015, NRP Pocket Card -7th Edition

WHO, 2014, Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant, and Young


Child Nutrition, Geneva, Switzerland

WHO, 2013, Pocket of Hospital Care for Children: Guidelines for The Management of
Common Childhood Illnesses 2nd ed, Malta

Permenkes RI No. 70 tahun 2013, Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis


Masyarakat

WHO, Guidelines on MATERNAL, NEWBORN, CHILD AND ADOLESCENT


HEALTH: Recomendations on Newborn He
Betty Ansong-Assoku; Pratibha A. Ankola. Neonatal Jaundice. 2020.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532930/

Rulina Suradi dan Debby Letupeirissa. Air Susu Ibu dan Ikterus. 2013.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus

Anda mungkin juga menyukai