TEKNIK DIGITAL
JUDUL PRATIKUM :
DECORDER 2 TO 4
DECORDER 3 TO 8
DECORDER 4 TO 16
ENCODER 8 TO 3
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama.
Nama.: Mhd.Sukri Habibi Dly S.T,M.T
Fitria Nova Hulu S.T. M.T
NIP
NIP. 198711242019032021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan praktikum tentang
"DECORDER&ENCORDER".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan laporan praktikum ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam laporan praktikum ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki laporan praktikum ini.
Kami berharap semoga laporan praktikum yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................................
LEMBAR PENGASAHAN.........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan…………………………………………………................................................5
1.2 Dasar teori......................................................................................................................6
1.3 Peralatan & komponen...................................................................................................7
1.4 Langkah kerja.................................................................................................................8
1.5 Diagram rangkaian.........................................................................................................9
BAB II. DATA HASIL PERCOBAAN
2.1 Data hasil percobaan....................................................................................................10
2.2 Analisa pembahasan....................................................................................................11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................12
4.1 daftar pustaka...............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
1. Mengetahui keluaran yang tersedia dari decoder 2 to 4 berdasarkan sinyal kembali masukan.
2. Menganalisa hasil keluaran dari decoder 2 to 4 berdasarkan sinyal masukan.
Pada dasarnya prinsip kerja decoder 2 to 4 sama halnya dengan decoder 3 to 8. Bedanya hanya
pada sinyal masukannya.Pada decoder 2 to 4 sinyal masukan hanya terdiri atas 3 masukannya,
yaituAdan B serta enable E. Dimana masukannya terdiri atas masukan biner 3 bit dari 000
sampai 011.
Mode operasi keluaran pada decoder 2 to 4 adalah mode operasi keluaran aktif tinggi dan aktif
rendah tidak terdapat perbedaan prinsip.Perbedaannya hanyalah keadaannya aktifnya saja, jika
aktif tinggi, saat keluaran aktif mana keadaannya akan tinggi atau “1”. Demikian pula sebaliknya
untuk aktif rendah.
Input decoder 2 to 4 terdiridari 2 yaituAdan B serta enable E. semua indicator untuk
menggunakan LED dan outputnya menggunakan LED juga. Jika LED menyala berarti logika “1”
dan bila padam berarti “0”.
Oleh karena setiap masukan dapat berupa logika “0” atau “1” maka ada 2N kombinasi masukan
yang dapat dibuat.Keluaran suatu decoder dapat dibuat untuk menghasilkan aktif RENDAH dan
TINGGI.Tabel kebenaran suatu decoder biner ke octal dengan keluaran aktif TINGGI
ditunjukkan berikut ini. Dari table terlihat bahwa decoder tersebut mempunyai 4 keadaan
kombinasi.Berdasarkan table pengamatan dimengerti bahwa gate yang digunakan adalah gate
NAND. Keluarannya akan berlogika “1” atau TINGGI apabila salah satu dari 4 kemungkinan
masukan terjadi. Sebagai contoh apabila dibuat masukannya“ 1 0 0 “, maka keluaran yang
berlogika “1” adalah keluaran 05, sedamgkan keluaran yang lain tetap berlogika “0” atau
RENDAH. Untuk mendapatkan keluaran aktif RENDAH dapat digunakan gate NAND sehingga
dalam keadaan normal keluarannya berlogika “0”.Jika dapat dimengerti bahwa kedua type
decoder ini digunakan sesuai dengan kebutuhan.
1. Buka aplikasi proteus gambarkan rangkaian gambar diagram rangkaian kemudian jalankan
simulasinya
2. Kemudian isi table hasil pengamatan, dan mengatur saklar input E, A dan B.
V. DIAGRAM RANGKAIAN
BAB II
DATA HASIL PERCOBAAN
INPUT OUTPUT
E B A YO Y1 Y2 Y3
1 0 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1
0 0 1 1 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 1 0
I. TUJUAN
1. Membuat rangkaian decoder keluaran aktif RENDAH dan TINGGI.
2. Untuk mempelajari prinsip kerja dari decoder 3 to 8.
3. Menganalisa keluaran dari 3 to 8 berdasarkan sinyal masukan.
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang mengubah suatu kode masukan biner N-bit menjadi
M-bit len-len keluaran sedemikian rupa sehingga tiap-tiap len keluaran hanya akan diaktifkan
oleh salah satu dari kemungkinan kombinasi masukan tersebut. Simbol umum suatu decoder
diperlihatkan pada gambar- 1.Sebagaimana biasanya dalam rangkaian logika dalam hal ini juga
terdapat aktif RENDAH dan TINGGI.
Oleh karena setiap masukan dapat berupa logika “0” atau “1” maka ada 2N kombinasi
masukan yang dapat dibuat.Keluaran suatu decoder dapat dibuat untuk menghasilkan aktif
RENDAH dan TINGGI.Tabel kebenaran suatu decoder biner ke octal dengan keluaran aktif
TINGGI ditunjukkan berikut ini.Dari table terlihat bahwa decoder tersebut mempunyai 8
keadaan kombinasi. Berdasarkan table pengamatan dimengerti bahwa gate yang digunakan
adalah gate NAND. Keluarannya akan berlogika “1” atau TINGGI apabila salahsatu dari 8
kemungkinan masukan terjadi. Sebagai contoh apabila dibuat masukannya“ 1 0 1 “, maka
keluaran yang berlogika “1” adalah keluaran 05, sedangkan keluaran yang lain tetaap berlogika
“0” atau RENDAH. Untuk mendapatkan keluaran aktif RENDAH dapat digunakan gate NAND
sehingga dalam keadaan normal keluarannya berlogika “0”.Jika dapat dimengerti bahwa kedua
type decoder ini digunakan sesuai dengan kebutuhan.
III. PERALATAN & KOMPONEN
V. DIAGRAM RANGKAIAN
BAB II
DECODER 3 TO 8
BAB I
PENDAHULUAN
I.TUJUAN
Decoder 4 to 16 adalah sebuah decoder yang bekerja dengan mengaktifkan 1 keluaran dari 16
keluaran lainnya. Keluaran yang akan diaktifkan dapat dipilih dengan mengendalikan masukan D
C B A.
Prinsip kerjanya secara praktis yaitu menerima masukan biner 4 bit (0000 sampai 1111),
menguraikan sandinya dan memilih sebuah keluaran ( dengan mode operasi aktif rendah ) dari
16 keluaran yang tersedia.
Decoder 4 to 16 pada board digital memiliki 2 masukan sinyal kendali STR dan INH yang
bekerja dengan mode aktif rendah. Sinyal kendali STR dan INH berfungsi untuk mengaktifkan
atau melumpuhkan ( mematikan ) gerbang-gerbang logika. Jika peranti decoder diinginkan
bekerja maka kedua sinyal kendali harus dalam keadaan low atau rendah. Jika salah satu sinyal
kendali, entah itu STR atau INH dalam keadaan rendah maka masukan D sampai A menjadi
tidak aktif dan peranti decoder akan lumpuh ( padam ).
Semua indicator untuk input menggunakan LED dan output menggunakan LED juga. Jika LED
menyala berarti logika 1 dan bila padam berarti logika 0.
IV. PERALATAN & KOMPONEN
1. Buka aplikasi proteus gambarkan rangkaian gambar diagram rangkaian kemudian jalankan
simulasinya
2. Kemudian mengisi tabel hasil pengamatan.
VII.DIAGRAM RANGKAIAN
BAB II
DATA HASIL PERCOBAAN
DECODER 4 to 16
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
1. Mengamati cara kerja rangkaian Encoder yang dibangun dengan gate logika.
2. Membandingkan hasil pengamatan dengan teoritis.
Encoder adalah suatu rangkaian digital yang mempunyai N-len, dimana pada saat tertentu hanya
satu len yang diaktifkan, sehingga dihasilkan suatu kode tertentu pada keluaran M-bit. Besar M
ditentukan oleh jumlah N yang dirumuskan dengan : N = 2M. Kode yang dihasilkan bergantung
kepada masukan yang diaktifkan. Simbol umum dari Encoder dengan N masukan dan M
keluaran diperlihatkan pada gambar berikut.
A0 O0
A1 O1
A2 ENCODER 02
AN-1
0N-1
IV.LANGKAH KERJA
1. Buka aplikasi proteus gambarkan rangkaian gambar diagram rangkaian kemudian jalankan
simulasinya
2. Kemudian mengisi table hasil pengamatan, dan mengatur saklar input E1. E2, E3, A, B dan C.
V. DIAGRAM RANGKAIA
BAB II
DATA HASIL PERCOBAAN
ENCORDER 8 TO 3
BAB III
PENUTUP
1. ANALISA
2. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA